BAB IV
Kondisi fisik jaringan irigasi sangat mempengaruhi kinerja sistem irigasi, kondisi fisik
tersebut meliputi : kondisi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, bangunan
pelengkap (terjunan, bangunan silang, jembatan dan lain-lainnya), bangunan bagi,
bangunan bagi-sadap, bangunan sadap dan bangunan pengukur debit. Berdasarkan
survei inventarisasi secara umum kondisi fisik telah mengalami penurunan sejak awal
dibangun sampai sekarang.
Perbaikan sering dilaksanakan, tetapi dalam tingkat skala kecil dan parsial (setempat),
sehingga tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara tuntas yaitu tingginya
kehilangan air di saluran/efisensi jaringan irigasi. Keandalan prasarana jaringan
merupakan inti dari kegiatan irigasi. Keandalan prasarana jaringan irigasi dicirikan
dengan proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian ke daerah layanan
dapat efektif dan efisien tanpa mengenal cara dan waktu. Cara dan waktu pemberian
air tergantung kepada pengelola jaringan berdasar pola dan tata tanam.
Hirarki pemberian air irigasi ke daerah layanan dimulai dari bangunan sadap utama
(bendung), saluran, bangunan bagi/sadap/bagi sadap dan bangunan pengatur dan
pengukur debit. Nilai total Kerusakan jaringan irigasi (100%) merupakan
penjumlahan kerusakan masing-masing bangunan dengan prosentase, dimana
prosentase nilai kerusakan tersebut berturut-turut sebesar 50%, 20%, 10% 15% dan
LAPORAN AKHIR IV - 1
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
5% untuk bendung, saluran, bangunan, tanggul dan jalan inspeksi, dan bangunan ukur
debit.
1. Bangunan Utama
D.I Rias terdapat 4 lokasi bangunan pengambilan, yaitu:
- Bendung Metukul (2.307 Ha)
- Bendung Pumpung (500 Ha)
- Free intake Kolong Yamin (186 Ha)
- Free intake Temayang (40 Ha)
Bendung Metukul terletak di Desa Rias Kecamatan Toboali yang berjarak sekitar 11
km dari Kota Toboali. Bendung ini dibangun tahun 2017. Adapun data teknis
Bendung ini adalah sebagai berikut.
Bendung Metukul berada dalam DAS Bikang mempunyai wilayah tangkapan air
(catchment area) seluas 65 km2 dengan luas genangan 2, 4 km 2. Bendung ini dapat
menampung 1,88 juta m3 dengan debit inflow 100th sebesar 208,52 m3/det serta debit
outflow sebesar 26,4 m3/det.
LAPORAN AKHIR IV - 2
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Adapun data saluran D.I. Rias (3.035 ha) adalah sebagai berikut.
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Metukul sebagai
berikut.
a. Bendung Metukul
LAPORAN AKHIR IV - 3
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LAPORAN AKHIR IV - 4
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LAPORAN AKHIR IV - 5
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LAPORAN AKHIR IV - 6
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Pada umumnya, kondisi saluran pembawa tidak diplester dan ditumbuhi semak liar.
Sehingga diperlukan penanganan berupa perawatan plester dan pembersihan saluran
dari semak liar. Untuk kapasitas saluran membawa debit kebutuhan masih bekerja
dengan baik.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Saluran Pembawa Sistem Irigasi Utama
D.I. Rias
LAPORAN AKHIR IV - 7
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan tabel di atas, saluran pembawa D.I. Rias dengan kondisi saluran
pembawa sistem irigasi utama sebesar 80,53%. Yang artinya kondisi saluran
pembawa saat ini dalam keadaan baik, hanya perlu perawatan secara rutin seperti
pembersihan semak liar, plesteran, dan pengecatan pada tanggul.
3. Bangunan Pada Saluran Pembawa
Berdasarkan hasil penelusuran, terdapat bangunan yang memiliki kondisi baik. Hal ini
disebabkan kurangnya pemeliharaan secara rutin maupun berkala. Adapun beberapa
contoh kondisi bangunan berdasarkan hasil survei inventarisasi sebagai berikut.
Tabel 4.4. Inventarisasi Bangunan Pada Saluran Pembawa D.I. Rias
LAPORAN AKHIR IV - 8
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LAPORAN AKHIR IV - 9
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Tabel 4.5. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Bangunan Pada Saluran Pembawa Sistem
Irigasi Utama
LAPORAN AKHIR IV - 10
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan tabel di atas, saluran pembuang dan bangunannya pada D.I. Rias masih
berfungsi dengan baik dengan indeks kondisi 74,94%. Namun tetap dilakukan
pemeliharaan rutin dan berkala seperti perbaikan yang berlubang dan plesteran pada
bangunan yang retak.
5. Jalan Masuk/Inspeksi
Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh menggunakan jalan-
jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.
Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka tidak
diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi
terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling
menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau untuk
menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.
Adapun penilaian kinerja jalan masuk/inspeksi D.I. Rias dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi
Hasil penilaian kinerja pada jalan masuk D.I. Rias diperoleh indeks kondisi 74,94%
dengan bobot final sebesar 2,88. Artinya kondisi jalan masuk/inspeksi pada D.I Rias
baik.
6. Kantor, Perumahan, dan Gudang
Instansi atau Unit Pengelola yang bertanggungjawab dalam kegiatan operasi dan
pemeliharaan bangunan utama dan bangunan pengatur Bendung Metukul secara
langsung adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA BBWS Sumatera VIII
melalui pengamat pengairan, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. Secara fisik
bangunan kantor tersebut masih dalam kondisi baik dan layak untuk ditempati.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan, dan Gudang
LAPORAN AKHIR IV - 11
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan hasil penilaian dan skor kinerja di atas, Kantor Pengamat/UPTD D.I.
Rias masih berfungsi dengan baik. Pada D.I. Rias tidak terdapat gudang. Untuk skor
kantor, perumahan dan gudang diperoleh indeks kondisi 63,33% dengan bobot final
2,85.
LAPORAN AKHIR IV - 12
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Adapun penilaian kinerja pada ketersediaan air dan indeks pertanaman pada Daerah
Irigasi Rias sebagai berikut.
Tabel 4.9. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja produktivitas Tanam Sistem Irigasi Utama
LAPORAN AKHIR IV - 13
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
peralatan baru dan disimpan dalam gudang agar tidak mudah rusak. Alat-alat kantor
pelaksana operasional seperti: meja, bangku, map folder, lemari berangkas, madding
dalam kondisi rusak ringan namun masih layak digunakan. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu penambahan alat yang kurang dan perbaikan pada alat – alat kantor
yang rusak agar dapat digunakan dengan baik oleh para pelaksana operasional.
2. Transportasi
Dalam menjalankan tugasnya Mantri/Juru Pengairan perlu diberi fasilitas kendaraan
bermotor. Untuk keperluan sebagai berikut :
a. Penelusuran jaringan irigasi. melihat kondisi/Kerusakan Jaringan irigasi;
b. Monitoring pembagian dan pemberian air ke petak tersier;
c. Mengikuti kegiatan di tingkat Kecamatan (rapat koordinasi).
d. Penyuluhan P3A/GP3A/IP3A di lapangan.
Hasil inventarisasi di lapangan pengamat saat ini belum memiliki alat transportasi
sepeda motor, selama ini pengamat menggunakan sepeda motor milik pribadi dalam
kegiatan di lapangan sehingga perlu pengadaan sepeda motor dinas.
Tabel 4.10. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Sarana Penunjang Sistem Irigasi Utama
LAPORAN AKHIR IV - 14
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan hasil analisa, kondisi sarana penunjang pada D.I Rias jelek, dengan
indeks kondisi 58,41%. Alat komunikasi pada UPTD tidak memadai, Petugas OP
menggunakan peralatan dan jaringan komunikasi seadanya yaitu menggunakan ponsel
pribadi dan jaringan komunikasi pribadi.
LAPORAN AKHIR IV - 15
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan hasil analisa pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa Tenaga OP D.I
Rias yang berstatus PNS sangat kurang, hanya terdiri dari 1 orang saja. Bahkan
Tenaga OP non PNS juga masih kurang, sehingga dibutuhkan tenaga OP pada D.I.
Rias agar pekerjaan OP di D.I Rias terpenuhi.
LAPORAN AKHIR IV - 16
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam petak tersier dan jaringan
utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sebaik-baiknya. Tanpa adanya
usaha secara menyeluruh maka manfaat dari bangunan saluran dan jaringan utama
tidak akan tercapai.
Adapun penilaian dan skor kinerja GP3A dan IP3A sistem irigasi utama D.I Rias yang
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja GP3A/IP3A D.I Rias
LAPORAN AKHIR IV - 17
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan hasil analisa dan penilaian di atas, indeks kinerja prasarana fisik sistem
irigasi tersier D.I. Rias mencapai 63,75% dengan bobot final 8,96. Artinya kondisi
prasarana fisik sistem irigasi tersier buruk dan perlu perawatan.
4.2.2. Produktivitas Tanam
LAPORAN AKHIR IV - 18
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan
petani pemakai air. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga Perkumpulan Petani
Pemakai Air atau P3A.
Adapun penilaian kinerja pada ketersediaan air dan indeks pertanaman pada Daerah
Irigasi Rias sebagai berikut.
Tabel 4.15. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Produktivitas Tanam Sistem Irigasi
Tersier
Berdasarkan hasil analisa dan penilaian di atas, indeks klinerja produktivitas tanam
sistem irigasi Tersier D.I. Rias mencapai 65,00% dengan bobot final 5,85. Artinya
ketersediaan air pada sistem irigasi tersier pada petak tertentu belum terpenuhi.
LAPORAN AKHIR IV - 19
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Adapun penilaian dan skor kinerja kondisi OP pada sistem irigasi tersier berdasarkan
hasil analisa sebagai berikut.
Tabel 4.16. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Kondisi OP Sistem Irigasi Tersier
Berdasarkan hasil analisa pada tabel di atas, kondisi OP sistem irigasi tersier
mencapai 12,15 dari skala 20,00. Pada sistem irigasi tersier masih terdapat petani
yang melakukan pengambilan liar dari saluran induk, sekunder, maupun tersier.
Pembersihan saluran tersier juga masih terlihat kurang diberlakukan, dan juga
perlengkapan pendukung operasi dan pemeliharaan juga masih kurang.
LAPORAN AKHIR IV - 20
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
4.2.5. Dokumentasi
Pembangunan D.I. Rias di Kabupaten Bangka Selatan telah dimulai semenjak tahun
1996/1997 dengan membuat bangunan intake yaitu Bendung Metukul. Seiring dengan
perkembangan menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan menjadikannya
sebagai lumbung beras, pada tahun 2003 – 2014 juga telah dilakukan rehabilitasi
Bendung Metukul dan jaringan D.I. Rias.
Berdasarkan survei dan penelusuran di Kantor Pengamat Pengairan Kabupaten
Bangka Selatan, skema bangunan dan jaringan irigasi masih lengkap, peta situasi, dan
foto-foto masih lengkap. Namun, gambar purnalaksana (as built drawing) tidak
ditemukan.
Adapun skor kinerja dokumentasi dari hasil survey dan analisa oleh konsultan dan
kunjungan ke kantor Pengamat Pengairan DI Rias bahwa kinerja dokumentasi DI Rias
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.18. Rekpaitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Dokumentasi Sistem Irigasi Tersier D.I.
Rias
LAPORAN AKHIR IV - 21
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dipengaruhi oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama yang terbatas. Kinerja
kelembagaan petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan petani, dalam hal ini ialah
menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ART, program kerja. Selain itu
kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana dan keaktifan anggota.
Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai, misalnya
saja AD/ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana seperti
peralatan bertani, dan lain sebainya lengkap serta anggota turut aktif dalam kegiatan
yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani dapat dikategorikan sangat
baik.
Tabel 4.19. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja P3A Sistem Irigasi Tersier
Daeri hasil surbei dan pertemuan dengan P3A kondisi fisik jaringan irigasi D.I Rias
sudah mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pemeliharaan yang asih kurang baik,
akibat dari dana yang kurang memadai dan factor usia dari fisik jaringan itu sendiri.
Kontribusi Petani dengan P3A sistem irigasi tersier D.I Rias dari hasil survei dan
pertemuan yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait dalam
pengembalian fungsi jaringan irigasi bendung Metukul, antara lain:
LAPORAN AKHIR IV - 22
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi dan
pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung yang terdiri atas unsur
kelembagaan, SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya ditentukan atas
dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset pendukung, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
LAPORAN AKHIR IV - 23
PENYUSUNAN PAI, IKSI DAN AKNOP PADA D.I. RIAS KAB. BANGKA SELATAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jaringan Irigasi. Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah
Irigasi Rias juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa pada tabel berikut :
Secara keseluruhan kinerja sistem irigasi D.I. Rias adalah 63,23%, artinya kinerja jaringan
irigasi Bendung Metukul sistem kinerjanya KURANG (antara 55 – 70), hal ini
dikarenakan kondisi produktivitas tanam, sarana penunjang, dokumentasi, dan organisasi
personalia (P3A/GP3A/IP3A) yang masih kurang memadai. Sehingga perlu dilakukan
pemeliharaan. Adapun kondisi saluran yang masih belum terawatt dan ditumbuhi semak
liar.
LAPORAN AKHIR IV - 24