Anda di halaman 1dari 63

Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Kabupaten Padang Pariaman

Bagian ini akan menjelaskan mengenai Tinjauan Kebijakan Umum kegiatan Perencanaan
Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Kumuh Kabupaten Padang Pariaman.

2.1. RTRW KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang


wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada jangka panjang (20 tahun kedepan). Tujuan
menjadi dasar penyusunan konsep dan strategi pemanfaatan ruang wilayah, yang
selanjutnya akan diwujudkan dalam alokasi ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW). Rumusan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Padang Pariaman Tahun
2010-2030 yaitu: “Terwujudnya Penataan Ruang Kabupaten Padang Pariaman yang
Berimbang dan Ramah Bencana didukung Kegiatan Agribisnis dan Ekowisata”.

2.1.1 Kebijakan dan Strategi Penetapan Ruang Wilayah Kabupaten Padang


Pariaman

2.1.1.1 Sistem Perkotaan Kabupaten Padang Pariaman


Sistem perkotaan di Kabupaten Padang Pariaman yaitu sebagai berikut:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 1
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

1. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai (Pusat Kegiatan Nasional) PKN berada
di Lubuk Alung (Kecamatan Lubuk Alung).

2. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai (Pusat Kegiatan Lokal) PKL berada di
Parit Malintang (Kecamatan Enam Lingkung).

3. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai (Pusat Kegiatan Kawasan) PPK berada
di :

a. Sungai Geringging (Kecamatan Sungai Geringging).

b. Sungai Limau (Kecamatan Sungai Limau).

c. Sicincin (Kecamatan 2x11 Enam Lingkung).

4. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai (Pusat Kegiatan Lingkungan) PPL


meliputi daerah:

a. Sintuk (ibukota Kecamatan Sintuk Toboh Gadang).

b. Ulakan (ibukota Kecamatan Ulakan Tapakis).

c. Pauh Kambar (ibukota Kecamatan Nan Sabaris).

d. Sicincin (ibukota Kecamatan 2x11 Enam Lingkung).

e. Kayu Tanam (ibukota Kecamatan 2x11 Kayu Tanam).

f. Tandikek (ibukota Kecamatan Patamuan).

g. Padang Sago (ibukota Kecamatan Padang Sago).

h. Kampung Dalam (ibukota Kecamatan V Kota Kampung Dalam).

i. Kudu Ganting (ibukota Kecamatan V Koto Timur).

j. Gasan Gadang (ibukota Kecamatan Batang Gasan).

k. Pasar Usang (ibukota Kecamatan Batang Anai).

l. Sungai Sarik (ibu Kota Kecamatan VII Koto).

m. Batu Basa (ibukota Kecamatan IV Koto Aur Malintang)

LAPORAN ANTARA

Bab II - 2
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Tabel II.1. Rencana Pusat Kegiatan di Wilayah Kabupaten Padang Pariaman


Rencana Pusat
No Lokasi Kawasan Fungsi
Kegiatan

1. Pusat Kegiatan  Lubuk Alung  Pusat kegiatan perdagangan kabupaten dan


Nasional (PKN) pusat pelayanan (kota satelit) wilayah
Metropolitan PALAPA
Pusat Kegiatan  Parit Malintang  Pusat kegiatan pemerintahan kabupaten
Lokal (PKL)  Pusat kegiatan sosial (pendidikan dan
kesehatan) kabupaten.
2. Pusat Pelayanan  Sungai Geringging  Pusat kegiatan perdagangan dan jasa bagian
Kawasan (PPK)  Sungai Limau wilayah kabupaten.
 Sicincin  Pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian
 Pusat kegiatan sosial bagian wilayah
kabupaten
4 Pusat Pelayanan  Sintuk (ibukota Kecamatan  Perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi;
Lingkungan (PPL) Sintuk Toboh Gadang)  Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur;
 Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor
primer; dan
 Pembangunan perangkat keras dan lunak
mitigasi gempa (early warning system, jalur
evakuasi/escape road dan bangunan
penyelamat).
 Ulakan (ibukota Kecamatan  Revitalisasi pasar tradisional;
Ulakan Tapakis)  Revitalisasi dan pegnembangan kawasan
wisata tradisional makam Syeikh
Burhanudin;
 Perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi;
 Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor
primer; dan
 Pembangunan perangkat keras dan lunak
mitigasi gempa (early warning system, jalur
evakuasi/escape road dan bangunan
penyelamat).
 Pauh Kambar (ibukota  Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi;
Kecamatan Nan Sabaris)  Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur;
 Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor
primer; dan
 Pembangunan perangkat keras dan lunak
mitigasi gempa (early warning system, jalur
evakuasi/escape road dan bangunan
penyelamat)
 Kayu Tanam (ibukota  Peningkatan fasilitas dan utilitas penunjang
Kecamatan 2x11 Kayu kawasan wisata Malibou Resort dan
Tanam) sekitarnya;
 Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor
primer;
 Peningkatan pelayanan Perguruan Tinggi
Kayu Tanam;
 Pembangunan rest area dan rumah kuliner;
 Pembangunan rumah hortikultura; dan
 Pengembangan (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH)
 Tandikek (ibukota  Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi;
Kecamatan Patamuan)  Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur;

LAPORAN ANTARA

Bab II - 3
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Rencana Pusat
No Lokasi Kawasan Fungsi
Kegiatan

 Pengembangan PLTMH; dan


 Pembangunan dan Pemantapan jalan
alternatif Express Way.
 Padang Sago (ibukota  Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan
Kecamatan Padang Sago) produksi perkebunan
 Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur dan
perkebunan
 Kampung Dalam (ibukota  Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan
Kecamatan V Koto produksiperkebunan dan hortikultura;
Kampung Dalam)  Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur;
 Pengembangan PLTMH.
 Kudu Ganting (ibukota  Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan
Kecamatan V Koto Timur) produksi perkebunan dan hortikultura;
 Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur;
 Pengembangan PLTMH.
 Gasan Gadang (ibukota  Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi;
Kecamatan Batang Gasan)  Pembangunan fasilitas penunjang
pengolahan hasil pertanian hortikultur;
 Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor
primer; dan pembangunan perangkat keras
dan lunak mitigasi gempa (early warning
system, jalur evakuasi/escape road dan
bangunan penyelamat).
 Pasar Usang (ibukota  Pembangunan kawasan industri;
Batang Anai)  Peningkatan kapasitas jalan nasional arteri
primer;
 Peningkatan pelayanan kapasitas instansi
pengelola air minum.
 Sungai Sarik (ibukota  Pembangunan fasilitas
Kecamatan VII Koto Sungai  Pembangunan jalan produksi
Sarik)  Pembangunan Infrastruktur pemeliharaaan
ternak besar.
 Batu Basa (ibukota  Pembangunan fasilitas penunjang
Kecamatan IV Koto Aur pengolahan hasil pertanian hortikultur;
Malintang)  Peningkatan kapasitas jalan lokal primer
 Pengembangan PLTMH.
Sumber: RTRW Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010 – 2030

2.1.1.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi


Jaringan transportasi yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten
Padang Pariaman.
a. Transportasi Darat
a) Jaringan Jalan
Rencana pengembangan jalan untuk Kabupaten Padang Pariaman
adalah sebagai berikut :

LAPORAN ANTARA

Bab II - 4
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

(1) Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan penghubung Provinsi


Sumatera Barat dengan Provinsi Riau melewati Kabupaten Padang
Pariaman.
(2) Pengembangan jaringan jalan arteri primer meliputi ruas jalan yang
menghubungkan:

a. Batas kota Padang-Batas kabupaten Tanah Datar.

b. Simpang Duku (Batang Anai) – Bandar Udara Internasional


Minangkabau (BIM).

(3) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer meliputi ruas jalan


yang menghubungkan simpul-simpul sebagai berikut:

a. Batas Kota Padang – Batas Kota Pariaman.

b. Batas Kota Pariaman – Batas Kabupaten Agam.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Sungai Geringging – Pusat


Pelayanan Lingungan (PKL) Sicincin.

d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Sungai Geringging – Pusat


Pelayanan Lingungan (PKL) Lubuk Basung.

(4) Pengembangan jaringan jalan Lokal Primer meliputi ruas jalan yang
menghubungkan antar Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan antar Pusat
Pelayanan Lingungan (PPL) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu
menghubungkan simpul-simpul sebagai berikut :

a. PPK Sungai Limau- PPK Sungai Geringging.

b. Batas kota Pariaman – PPL Sungai Sariak – PPK Sicincin.

c. Jalan penghubungibukota Kabupaten Parit Malintang dengan


jalan arteri primer dan jalan lingkar timur kabupaten.

d. Jalan lingkar timur kabupaten yang menghubungkan Kec.


Batang Anai dengan Kec. 2x11 Kayu Tanam.

(5) Pengembangan jaringan jalan lokal adalah jalan lainnya yang


meliputi ruas jalan penghubung antar Pusat Pelayanan Lingkungan
dan jalan penghubung di kawasan strategis.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 5
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

b) Kereta Api
Rencana pengembangan jaringan yang terkait dengan wilayah
Padang Pariaman adalah sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.2. Jalan Rel Lintas Utama dan Lintas Cabang di Padang Pariaman
No Nama Lintas Panjang Keterangan
(Km)
A. Lintas Utama
1 Teluk Bayur - Lubuk Alung 39,70 Revitalisasi 2016 - 2018
2 Lubuk Alung - Padang Panjang 35,66 Revitalisasi 2019 - 2020
B. Lintas Cabang
1. Lubuk Alung - Pariaman 27,84 Revitalisasi 2019 - 2020
2. Pariaman – Naras 6,00 Revitalisasi 2018
3. Naras - Sungai Limau 7,46 Revitalisasi 2019 - 2020
5. Duku – Bandara BIM 2,00 Pembangunan 2016 - 2017
Sumber: RTRW Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010 – 2030

2.1.1.3 Rencana Sistem Jaringan Energi


Rencana sistem jaringan energi di Kabupaten Padang Pariaman bagian dari
terwujudnya Sumatera yang terkoneksi dimana daerah yang kekurangan listrik akan
dapat dipasok oleh wilayah yang kelebihan listrik. Dengan adanya fasilitas ini pasokan
listrik akan dijamin oleh daerah pembangkit yaitu Sumatera Bagian Selatan dan
Sumatera Bagian Utara yang masing-masing berpusat di Palembang dan Medan.
Khusus untuk Kabupaten Padang Pariaman daya terpakai belum optimal dimanfaatkan,
artinya bahwa permasalahan pasokan listrik dengan adanya Sumatera Interkoneksi dapat
diatasi.
Di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 2 Gardu induk (GI) yaitu di Kecamatan
Batang Anai dan Kecamatan Enam Lingkung. Dimasa depan direncanakan penambahan
GI di Kecamatan Sungai Limau. Untuk masa mendatang potensi sumber energi listrik
dapat dikembangkan dengan tenaga air (mikro dan mini hidro), tenaga surya, tenaga
angin (wind power) terutama untuk kawasan pesisir, dan gelombang laut (Pembangkit
Listrik Tenaga Gelombang Laut/PLTGL).

2.1.1.4 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi


Secara umum pengembangan sistem jaringan telekomunikasi untuk Padang
Pariaman adalah sebagai berikut :

LAPORAN ANTARA

Bab II - 6
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

 Pengembangan sistem terestrial yang terdiri dari sistem kabel, sistem seluler;
dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat kegiatan dan atau dengan
pusat pelayanan.
 Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke kawasan
perdesaan yang belum terjangkau prasarana dan sarana telekomunikasi.
 Pengembangan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan sosial
dan ekonomi wilayah seperti kegiatan pemerintahan, pariwisata, industri,
agropolitan, minapolitan, kawasan pesisir, dan kawasan wisata.

2.1.1.5 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air


a) Air Minum
Rencana program pengembangan air minum adalah :

1. Penyusunan Data Base Air Baku untuk pengembangan sistem air minum.

2. Pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) Lintas


Kabupaten/Kota (regional) dengan memanfaatkan mata air Lubuk Bonta
dan air permukaan di Kawasan Anduring Kecamatan 2x11 Kayu Tanam.

3. Peningkatan dan pengebangan sistem air minum pada sumber air baku
eksisting.

4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan serta peningkatan kesadaran


masyarakat dalam penyediaan air minum secara mandiri.

b) Air Limbah Domestik


Rencana program pengembangan air limbah domestik adalah :

1. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dengan skala Regional


dan Kabupaten.

2. Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik sistem setempat


berupa tangki septik dan cubluk disetiap rumah tangga di Kawasan
Perdesaan.

3. Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik sistem terpusat


dengan membanguna Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
Kawasan Perkotaan.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 7
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan serta peningkatan kesadaran


masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik secara mandiri.

2.1.1.6 Rencana Sistem Jaringan Persampahan

Rencana program pembangunan persampahan yaitu :

1. Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah skala Regional dan


Kabupaten.

2. Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) 3R berbasis


Institusi.

3. Penambahan peralatan pengumpulan dan pengangkutan sampah.

4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan serta peningkatan kesadaran


masyarakat dalam pengelolaan persampahan secara sendiri.

2.1.1.7 Rencana Sistem Jaringan Drainase Perkotaan


Rencana program pengembangan drainase adalah :

1. Pembangunan baru sistem drainase.

2. Pemeliharaan periodik dan rutin jaringan drainase pada kawasan yang


terjadi genangan dan banjir.

3. Melakukan sosialisasi dan pembinaan serta peningkatan kesadaran


masyarakat dalam memelihara sistem jaringan drinase.

2.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Padang Pariaman


2.1.2.1 Peruntukan Kawasan Lindung
a) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.
SK.305/Menhut-II/2013 meliputi lahan seluas 12.600 Ha atau 9,05% dari
luas wilayah Kabupaten Padang Pariaman yang tersebar di Kecamatan
Batang Anai, Lubuk Alung, 2X11 Kayu Tanam, Patamuan, V Koto Timur,
V Koto Kampung Dalam.
b) Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam

LAPORAN ANTARA

Bab II - 8
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Kawasan Suaka Alam atau Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) di


Kabupaten Padang Pariaman seluas 17.188 Ha (12,34% dari luas wilayah
kabupaten) yang terdapatdi Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Lubuk
Alung, Kecamatan 2X11 Enam Lingkung, Kecamatan Patamuan,
Kecamatan V Koto Timur, Kecamatan Sungai Geringging, dan Kecamatan
IV Koto Aur Malintang.
c) Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan sungai yang perlu dilindungi di Kabupaten Padang
Pariaman seluas 384 Ha (0,28% dari luas kabupaten). Sungai terbesar yang
melewati Kabupaten Padang Pariaman hanya memiliki luas DAS 382,8 km2
sehingga sempadan sungai di Kabupaten Padang Pariaman ditetapkan 50 m
dari tepi sungai.

2.1.2.2 Peruntukan Kawasan Budidaya


a) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Alokasi peruntukkan kawasan hutan rakyat yaitu pada kawasan dengan
kelerengan lebih dari 40% diluar kawasan hutan dan kawasan yang
berdasarkan karakteristik lahannya berada pada lahan perbukitan yang
rawan longsor kalau vegetasi hutannya tidak dipertahankan. Kawasan hutan
rakyat dialokasikan di Kecamatan V Koto Timur, 2x11 Enam Lingkung,
2x11 Kayu Tanam, Lubuk Alung dan Batang Anai, VII Koto, Patamuan.
Peruntukkan kawasan hutan rakyat di Kabupaten Padang Pariaman seluas
3.273 Ha atau 2,35% dari luas wilayah kabupaten.
b) Kawasan Peruntukan Pertanian
- Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah
Lahan yang diperuntukan untuk pertanian tanaman pangan lahan
basah yaitu lahan pertanian sawah eksisting tetap dipertahankan seluas
23.600 Ha (16,94% dari luas kabupaten). Pengembangan pertanian
tanaman pangan lahan basah secara ekstensifikasi masih dimungkinkan
untuk ditingkatkan. Zona agroekologi lahan basah yang terdapat di
Kecamatan Batang Anai, Ulakan Tapakis, dan Nan Sabaris.
- Kawasan Peruntukan Zona Agroekologi Pertanian Tanaman
Pangan Lahan Kering

LAPORAN ANTARA

Bab II - 9
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan kering seluas


11.827 Ha atau 8,49% dari total luas wilayah Kabupaten Padang
Pariaman. Budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering berkembang
dihampir seluruh kecamatan.
- Kawasan Peruntukan Zona Agroekologi Pertanian Campuran
Tanaman Pangan Lahan Kering dan Hortikultura
Kawasan peruntukan pertanian campuran tanaman pangan lahan
kering dan hortikultura diarahkan pada hampir seluruh kecamatan
dengan luas lahan 11.827 Ha atau 11,68% dari luas wilayah kabupaten.
- Kawasan Peruntukan Zona Agroekologi Perkebunan
Peruntukkan perkebunan tersebar di beberapa kecamatan yaitu
Kecamatan Sungai Geringging, V Koto Kampung Dalam, V Koto Timur,
Padang Sago, Patamuan, 2X11 Kayu Tanam, 2X11 Enam Lingkung,
Lubuk Alung dan Batang Anai.
c) Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi pertambangan yang dapat dikembangkan di wilayah kabupaten
berupa pertambangan mineral meliputi:
a) Tanah uruk berbatu yang terdapat di Kecamatan Batang Anai, Lubuk
Alung, Sintuk Toboh Gadang, Enam Lingkung, 2x11 Kayu Tanam, VII
Koto Sungai Sarik, Patamuan, V Koto Kampung Dalam, V Koto Timur,
Sungai Limau, Sungai Geringging, dan IV Koto Aur Malintang.
b) Obsidian atau batu bintang yang terdapat di Kecamatan IV Koto Aur
Malintang dan Kecamatan Sungai Garingging.
c) Perlit terdapat di Kecamatan IV Koto Aur Malintang.
d) Sirtukil yang terdapat di Kecamatan Batang Anai, Lubuk Alung, Sintuk
Toboh Gadang, Nan Sabaris, 2x11 Enam Lingkung, 2x11 Kayu Tanam,
VII Koto Sungai Sariak, Patamuan, Padang Sago, V Koto Kampung
Dalam, Sungai Limau dan tersebar di sepanjang sungai-sungai di
Kabupaten Padang Pariaman.
e) Andesit yang terdapat di Kecamatan Lubuk Alung, 2x11 Enam
Lingkung, 2x11 Kayu Tanam, Patamuan, dan VII Koto Sungai Sariak.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 10
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

f) Pasir besi tersebar disepanjang pantai di Kabupaten Padang Pariaman


yaitu Kecamatan Sungai Limau, Nan Sabaris, Ulakan Tapakis, Batang
Anai dan Batang Gasan.
g) Potensi batu kapur dan granit di bagian perbukitan timur kabupaten.
d) Kawasan Industri
Pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Padang
Pariaman yaitu:
a. Kawasan Padang Industrial Park (PIP) dengan jenis industri besar.

b. Kawasan Industri Padang Pariaman dengan lokasi berdekatan dengan


PIP dengan jenis industri kecil dan menengah.

Sentra industri kecil dan menengah (IKM) yang diarahkan


pengembangannya di Kabupaten Padang Pariaman seperti:

a. Kawasan sentra industri coklat di 2x11 Kayu Tanam.

b. Sentra IKM Alsinta, alat industri pertanian di VII Koto.

c. Sentra IKM Makanan ringan di Sungai Garingging, 2x11 Kayu Tanam,


2x11 Enam Lingkung.

d. Sentra IKM Alas kaki di Sintuak Toboh Gadang.

e. Sentra IKM industri border dan sulam di Kawasan strategis Padang


Lubuk Alung Pariaman (PALAPA).

f. Sentra IKM Kakao produktif di Sungai Geringging, Padang Sago,


Kampuang Dalam.

g. Kawasan peruntukan industri sedang berupa industri pengolahan hasil


laut dikembangkan di Kecamatan Batang Gasan, Sungai Limau dan
Ulakan Tapakis, Batang Anai dan Nan Sabaris.

h. Pengembangan industri rumah tangga diarahkan sebagai industri


penunjang industri besar, industri sedang dan kegiatan pariwisata
tersebar pada kawasan permukiman.

e) Kawasan Peruntukan Pariwisata


Rencana pengembangan jenis wisata yang dikembangkan di Kabupaten
Padang Pariaman terdiri atas :

LAPORAN ANTARA

Bab II - 11
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. Jenis Wisata Budaya dan Sejarah terutama wisata religi di


Kecamatan Lubuk Alung, Sintoga, Ulakan Tapakis, Nan Sabaris,
2x11 Enam Lingkung, Enam Lingkung, VII Koto Sungai Sarik,
Padang Sago, V Koto Timur, Sungai Limau, Sungai Geringging, dan
IV Koto Aur Malintang serta pengembangan wisata budaya lainnya
di seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
b. Jenis Wisata Alam berupa wisata bahari, wisata minat khusus dan
wisata lansekap alam perbukitan dan pegunungan tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten.
c. Jenis Wisata Buatan meliputi pemandian Tirta Alami, Malibou Anai,
gelanggang pacu kuda di Kecamatan Sungai Sariak, 2x11 Kayu
Tanam dan VII Koto Sungai Sarik.

Kawasan peruntukan pariwisata Kabupaten Padang Pariaman terbagi atas


empat Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) daerah.
1. KSPD (Kawasan Strategis Pariwisata Daerah) Ulakan Tapakis, Nan
Sabaris dan sekitarnya sebagai kawasan wisata religi, kuliner, dan
bahari, dengan program utama:
 Pemantapan Kawasan Makam Syech Burhanuddin sebagai
Kawasan Wisata Religi dan Edukasi Islam di Sumatera Barat.
 Pemantapan Pantai Tiram sebagai Kawasan Rekreasi Pantai
Keluarga dan Kuliner.
 Mengembangkan Kawasan Pulau Pieh sebagai Daerah Tujuan
Wisata Bahari Kabupaten Padang Pariaman.
 Pengembangan Kawasan Ulakan Tapakis, Nan Sabaris sebagai
Kawasan Wisata Ziarah dan Sejarah.

2. KSPD (Kawasan Strategis Pariwisata Daerah) Batang Anai Lubuk


Alung dan sekitarnya sebagai pintu gerbang Sumatera Barat, rekreasi
alam dan water-front resort, dengan program utama:

 Pemantapan Citra Kabupaten Padang Pariaman sebagai Gerbang


Pintu Masuk Sumatera Barat
 Pengembangan Adventure Tourism dan Rekreasi Wisata Alam
Perbukitan Lubuk Alung dan Sekitarnya
LAPORAN ANTARA

Bab II - 12
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

 Pencanangan Kawasan Pantai Gosong dan muara anai sebagai


Kawasan Investasi Water-Front Resort berbasis Eco-lodge.
 Dibangunannya Dermaga Wisata di Muara anai.
3. KSPD (Kawasan Strategis Pariwisata Daerah) Kayu Tanam,
Patamuan dan sekitarnya sebagai kawsan rekreasi alam, tirta dan
Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), dengan
program utama:
 Pengembangan Kawasan Malibou Anai Resort.
 sebagai Kawasan Rekreasi Alam dan Tirta Alami.
 Pembangunan Rest Area dan Sentra Kuliner di Sekitar Kawasan
Malibou Anai Resort.
 Pencanangan Kawasan Malibou Anai Resort sebagai Kawasan
MICE.
 Mempersiapkan Kawasan Malibou Anai Resort sebagai Jalur
Distribusi Cable Car yang menghubungkan Padang Pariaman-
Padang Panjang-Bukittinggi.
 Mengembangkan desa-desa di Kawasan Gunung Tigo sebagai
Kawasan Rantai Desa Wisata
4. KSPD (Kawasan Strategis Pariwisata Daerah) Enam Lingkung dan
sekitarnya sebagai kawasan wisata sejarah, pendidikan dan budaya
Pengembangan Jalur Wisata Sejarah Enam Lingkung dan Sekitarnya,
dengan program utama:
 Pengembangan Sarana dan Fasilitas Umum, Utilitas dan
Infrstruktur di Enam Lingkung yang mampu menunjang
kebutuhan wisatawan selama melakukan kunjungan di Padang
Pariaman
 Pengembangan Kawasan Enam Lingkung dan Sekitarnya sebagai
Kawasan Pendidikan, Budaya dan Sejarah.
 Pengembangan Taman Wisata Kota di Enam Lingkung sebagai
Ruang Terbuka Hijau Masyarakat
Selain itu terdapat tiga Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP)
daerah di Kabupaten Padang Pariaman, yaitu:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 13
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

1. KPPD (Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah) Sungai Limau,


Batang Gasan dan sekitarnya sebagai kawasan wisata pesisir berbasis
relaksasi keluarga, dengan program utama:
 Pengembangan Pantai Arta Indah dan Pantai Arta Permai sebagai
Pantai Rekreasi Keluarga dan Outbound.

 Pengembangan Pantai Baselona sebagai Kawasan Wisata Pantai


berbasis Rekreasi.

2. KPPD (Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah) Sungai


Geringging, V Koto Kampung Dalam sebagai kawasan agrowisata
dan ziarah, dengan program utama:
 Pengembangan IV Koto Aur Malintang sebagai Kawasan
Agrowisata.
 Pengembangan Jalur Wisata Ziarah dan Sejarah Sungai
Geringging
3. KPPD (Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah) V Koto Timur -
Sungai Sarik dan sekitarnya, dengan program utama:
 Pengembangan Kawasan Wisata Budaya V Koto Timur - Sungai
Sariak
 Pengembangan Kawasan Wisata Agro-Culture
f) Kawasan Peruntukan Permukiman
a) Pengembangan Sarana Permukiman
Pengembangan sarana permukiman pendidikan, kesehatan, olah raga
dan rekreasi di Kabupaten Padang Pariaman dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan sosial penduduk.
1. Rencana Pengembangan Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Padang Pariaman untuk
tingkat pendidikan dasardan menengah pada kondisi sekarang
sudah mencukupi. Sampai pada tahun 2030 berdasarkan analisis
pertambahan penduduk maka dibutuhkan 2 unit SMA untuk
wilayah timur daerah potensial membutuhkan yaitu di Kecamatan
Batang Gasan dan Sungai Geringging dan di bagian selatan yaitu
di Kecamatan Lubuk Alung atau Batang Anai yang menjadi pusat

LAPORAN ANTARA

Bab II - 14
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

perkembangan kawasan strategis PALAPA (Padang, Lubuk


Alung, dan Pariaman).
2. Rencana Pengembangan Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Padang Pariaman terdapat satu Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) yang terdapat di Kecamatan Enam
Lingkung dan 25 Puskesmas. Pelayanan kesehatan kalau dilihat
dari jumlah sudah memadai. Rencana pengembangan adalah
peningkatan puskesmas tipe non perawatan menjadi tipe
perawatan terutama pada kecamatan yang belum memiliki
puskesma tipe perawatan seperti di Kecamatan Batang Gasan, V
Koto Timur, Nan Sabaris, Ulakan Tapakis dan Sintuk Toboh
Gadang.
3. Rencana Pengembangan Sarana Olahraga Dan Rekreasi
Di Kawasan Strategis PALAPA (Padang, Lubuk Alung,
dan Pariaman) telah dibangun kawasan stadion utama Sumatera
Barat. Kawasan ini bisa ditingkatkan lebih lanjut menjadi Sport
Center untuk wilayah Sumatera Barat.
Dalam skala pelayanan kabupaten, perlu dikembangkan
pusat kegiatan olahraga untuk pelayanan bagian wilayah
kabupaten dengan fasilitas stadion mini dan dilengkapi sarana
olah raga lainnya untuk basket, voli dan bulu tangkis. Lokasi
pengembangannya diarahkan pada pusat pelayanan bagian
wilayah kabupaten yaitu di Ibu Kota Kecamatan seperti : (IKK)
Sungai Geringging, IKK Sungai Limau dan IKK Sungai Sariak.
4. Rencana Pengembangan Sarana Perekonomian
Di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 24 unit Pasar
permanen dan 11 unit pasar semi permanen. Pengembangan pasar
disesuaikan dengan fungsi pusat kegiatan.
1) Peningkatan pasar pelayanan kabupaten menjadi pasar
modern dengan pelayanan kabupaten di Kota Lubuk Alung
sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
2) Peningkatan pasar pelayanan kawasan yang meliputi lebih
dari satu kecamatan di Ibukota Kecamatan Sungai

LAPORAN ANTARA

Bab II - 15
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Geringging, Sungai Limau dan Sicincin sebagai Pusat


Pelayanan Kecamatan (PPK). Pasar Sungai Geringging
sekaligus berfungsi sebagai pasar agropolitan.
3) Peningkatan pasar pusat pelayanan lingkungan kecamatan
yang meliputi pasar yang terdapat di Pusat Ibu Kota
Kecamatan: Sintuk Toboh Gadang; Ulakan Tapakis; Nan
Sabaris; 2x11 Kayu Tanam; VII Koto Sungai Sarik;
Patamuan; Padang Sago; V Koto Kampung Dalam; V Koto
Timur; Batang Gasan; dan IV Koto Aur Malintang.
4) Pasar VII Koto Sungai Sariak diarahkan pengembangannya
sebagai pasar agropolitan.
5. Rencana Pengembangan Sarana Pemerintahan dan
Pelayanan Umum
Pusat pemerintahan kabupaten diarahkan di Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) Parit Malintang. Area pengembangan
fasilitas perkantoran perlu memperhatikan daya dukung lahan
selain kedekatan fasilitas. Pengembangan pusat pemerintahan
dilakukan dengan peningkatan kapasitas jalan di kawasan;
pembangunan fasilitas perkantoran sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung lahan kawasan; dan mitigasi gerakan tanah
pada kawasan perkantoran Bupati.

2.2. KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA PANJANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2005 - 2025
Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Padang
Pariaman 2025 unggul dibidang Agribisnis dan perdagangan berdasarkan sumberdaya
manusia yang berkualitas.
Rencana dan program yang penting sebagai pertimbangan yaitu:
1. Mewujudkan system agribisnis dan agroindustri yang tangguh berbasiskan
nagari, ditunjang oleh system teknologi dan informasi mutakhir, dalam
rangka pengembangan ekonomi kawasan.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 16
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. Mewujudkan perekonomian wilayah yang kokoh melalui system


agribisnis berbasiskan nagari.
b. Mewujudkan agroindustri yang tangguh yang didukung oleh teknologi
dan informasi mutakhir.
c. Mewujudkan Padang Pariaman sebagai daerah tujuan wisata
Pariwisata.
2. Mewujudkan sistim perdagangan yang tangguh berorientasi ekspor.
a. Mewujudkan jiwa entrepreneurship.
b. Penataan sistim perdagangan yang tangguh.
c. Perdagangan Hasil produk agribisnis dan agroindustri baik nasional
maupun ekspor.
3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas, dan berdaya saing
tinggi.
a. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui
pendidikan yang dilandasi akhlak mulia.
b. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui
peningkatan derajat dan pelayanan kesehatan.
c. Mewujudkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.
4. Mewujudkan kehidupan beragama yang baik dan berkualitas, berlandaskan
“Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.
a. Mewujudkan kehidupan beragama yang baik dan berkualitas.
b. Mewujudkan masyarakat berbudi luhur dan berakhlak mulia serta
memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang jujur dan bertanggung jawab
a. Mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
b. Mewujudkan kerjasama yang baik antar pelaku pembangunan.
c. Mewujudkan pelayanan publik yang baik.
6. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan kaidah-kaidah
kelestarian lingkungan.
a. Mewujudkan lingkungan hidup yang berkualitas.
b. Mewujudkan masyarakat yang sadar lingkungan.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 17
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

2.3. KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH (RPJMD) KABUPATEN PADANG
PARIAMAN TAHUN 2016 - 2021
VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2016-2021 adalah: “Terwujudnya Kabupaten Padang Pariaman yang
Baru, Religius, Cerdas dan Sejahtera” Visi di atas memiliki lima kata kunci penting
yang akan diwujudkan melalui RPJMD Kabupaten Padang Pariaman ke depan. Adapun
pengertian empat kunci tersebut adalah:
1. Baru memiliki arti suatu perubahan wajah, ruang dan suasana Kabupaten
Padang Pariaman.
2. Religius memiliki makna masyarakat yang menjunjung tinggi norma-norma
agama, berpegang teguh kepada ajaran agama dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari–hari.
3. Sejahtera memiliki arti sebuah kondisi tercapainya taraf kehidupan yang
layak dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.
4. Cerdas memiliki arti sebagai suatu kondisi masyarakat yang berkualitas dan
berilmu pengetahuan.

Keterkaitan antara misi dengan prioritas pembangunan, strategi, arah kebijakan


dan program pembangunan :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama berdasarkan falsafah “Adat
Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK)“ dengan strategi :
a. Meningkatkan kualitas pengelolaan rumah ibadah.
b. Mengoptimalkan peran masyarakat, alim ulama, cadiak pandai dan
tungku tigo sajarangan dalam melaksanakan syariat Islam.
c. Membina tata kehidupan masyarakat sehari-hari melalui dakwah dan
syiar Islam dengan menggunakan media masa.
d. Meningkatkan pemahaman terhadap Al-Quran dan Hadist.
e. Meningkatkan pengawasan secara transparansi dan akuntabel dalam
pengelolaan infak, zakat dan sedekah.
f. Meningkatkan peranan pemangku adat dalam pendidikan adat
g. Meningkatkan kepemahaman masyarakat dan penurunan korban
penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat dan remaja.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 18
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Adapun arah kebijakan sesuai dengan startegi yang telah dikemukan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan fungsi rumah ibadah.
2. Peningkatan wawasan keilmuan agama Islam melalui pendidikan,
didikan subuh dan pesantren ramadhan.
3. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dari orang tua, tenaga
pendidik, alim ulama, cadiak pandai dan tungku tigo sajarangan kepada
anak-anak dan remaja.
4. Peningkatan pemahaman tentang keagamaan.
5. Peningkatan hapalan Al-Qur'an dan Hadist.
6. Optimalisasi pengumpulan infak, zakat dan sedekah.
7. Peningkatan pemahaman nilai-nilai moral adat setempat.
8. Peningkatan komunikasi pemangku adat dengan masyarakat.
9. Peningkatan kepemahaman masyarakat dan penurunan korban
penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat dan remaja.

Meningkatnya perekonomian Kabupaten Padang Pariaman melalui daya dukung


sektor primer dan jasa, dengan strategi :
1. Meningkatkan prasarana dan sarana produksi pertanian dan peternakan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dan peternakan.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk unggulan daerah.
4. Mengembangkan Industri pengolahan berbasis komoditi unggulan.
5. Meningkatkan keragaman pangan
6. Mengembangkan produk pertanian dan peternakan agro wisata
7. Mengembangkan kawasan pesisir dan sentra perikanan melalui
peningkatan kapasitas dan akses terhadap sarana produksi, infrastruktur,
teknologi dan pasar Perikanan.
8. Mengembangkan penerapan teknologi bidang perikanan.
9. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia petani perikanan.
10. Meningkatkan pelaku ekonomi kreatif.
11. Meningkatkan peran koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dalam penguatan sistim bisnis pertanian dan perikanan dan
sentra industri kecil.
12. Meningkatkan produktifitas UMKM dan diversifikasi produk.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 19
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

13. Mempromosikan peluang dan potensi investasi daerah.


14. Memberikan kemudahan, kepastian dan transparansi proses perizinan.

Adapun arah kebijakan sesuai dengan strategi yang telah dikemukakan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana pertanian dan
peternakan.
2. Pengembangan dan pengelolaan sistim irigasi partisipatif/berbasis
masyarakat.
3. Peningkatan pembinaan sumber daya manusia pertanian dan peternakan.
4. Peningkatan produksi unggulan daerah yang sesuai dengan standar
jaminan mutu produk dan yang disertifikasikan.
5. Penguatan kelembagaan sentra perkebunan kakao dan kelapa sebagai
pusat pertumbuhan di Nagari.
6. Pengembangan produk olahan, pemasaran, dan keamanan hasil pertanian,
peternakan dan perikanan.
7. Pengembangan sentra industri komoditi dan produk unggulan daerah.
8. Peningkatan industri pengolahan hasil pertanian/perkebunan (agro-
industri).
9. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna.
10. Peningkatan kemitraan IKM/ UMKM.
11. Peningkatan ketersediaan pangan utama.
12. Penguatan cadangan pangan.
13. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan.
14. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan untuk mewujudkan pola
konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang.
15. Optimalisasi sumber daya ketahanan pangan daerah.
16. Pengembangan produk pertanian dan peternakan agro wisata.
17. Peningkatan dan penguatan kelompok petani dan peternakan.
18. Peningkatan dan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dan
peternakan.
19. Pemanfaatan teknologi dalam pengolahan limbah pertanian dan
peternakan.
20. Pengembangan wilayah pemasaran produk pertanian.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 20
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

21. Peningkatan sentra produksi komoditi perikanan, dan penanganan pasca


panen komoditi unggulan perikanan.
22. Peningkatan penerapan teknologi dalam bidang perikanan.
23. Revitalisasi sistem kelembagaan perikanan.
24. Penguatan kelembagaan dalam menjamin pemasaran produksi perikanan.
25. Peningkatan sumber daya pelaku ekonomi kreatif.
26. Peningkatan akses pelayanan dan sumber pendanaan Koperasi dan
UMKM.
27. Peningkatan pemberdayaan dan kualitas koperasi pada berbagai sektor
usaha.
28. Peningkatan dan diversifikasi produk UMKM.
29. Peningkatan kerjasama dengan investor.
30. Peningkatan Promosi Komoditi dan Produk Unggulan Daerah.
31. Peningkatan kualitas pelayanan terpadu satu pintu.
32. Optimalisasi standar pelayanan minimal dalam pengurusan perizinan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan terampil melalui
peningkatan kesehatan, prasarana sarana dan kualitas tenaga pendidik” dengan strategi:
Dalam rangka mewujudkan misi untuk Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang cerdas dan terampil melalui peningkatan kesehatan, prasarana sarana dan kualitas
tenaga pendidik, maka strategi yang dilakukan adalah :
1. Meningkatkan akses pendidikan usia dini dan wajib belajar pendidikan
dasar.
2. Keberpihakan pada siswa/mahasiswa berprestasi yang kurang mampu.
3. Meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan.
4. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
5. Meningkatnya prestasi olahraga.
6. Meningkatnya peran serta pemuda dan organisasi kepemudaan.
7. Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pelayanan
kesehatan.
8. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit menular dan tidak menular.
9. Menurunkan prevalensi gizi buruk.
10. Meningkatkan upaya pelayanan dan pemulihan kesehatan masyarakat.
11. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 21
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

12. Meningkatkan kesehatan keluarga dan reproduksi.

Meningkatkan Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender


(IPG). Meningkatkan kapasitas perempuan dalam ranah publik. Adapun arah kebijakan
sesuai dengan startegi yang telah dikemukan di atas adalah sebagai berikut :
1. Peningkatkan akses dan kualitas pendidikan usia dini dan wajib belajar 9
tahun.
2. Pemberian bantuan bagi siswa/mahasiswa berprestasi yang kurang
mampu.
3. Peningkatan jumlah dan mutu prasarana dan sarana pendidikan.
4. Peningkatan kompetensi tenaga pendidikan.
5. Pembinaan atlit dan pelaku olahraga.
6. Peningkatan prasarana dan sarana olah raga.
7. Penguatan organisasi dan manajemen pengelolaan olahraga.
8. Meningkatnya persentase pencapaian prestasi olahraga.
9. Fasilitasi dan partisipasi event-event olahraga.
10. Peningkatan kualitas kegiatan kepemudaan.
11. Fasilitasi penguatan lembaga kepemudaan.
12. Pengembangan jiwa kepeloporan dan kemandirian pemuda.
13. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pelayanan
kesehatan.
14. Pemerataan dan keterjangkauan obat serta alat kesehatan.
15. Akreditasi mutu instansi pelayanan kesehatan.
16. Peningkatan kualitas tenaga kesehatan.
17. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin.
18. Standarisasi pengobatan alternatif.
19. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
20. Pembinaan dan pengawasan terhadap klinik kesehatan dan peredaran
obat dan makanan.
21. Penurunan prevalensi angka kesakitan masyarakat.
22. Peningkatan sistem surveilance penyakit menular dan tidak menular.
23. Peningkatan kualitas gizi masyrakat.
24. Peningkatan kualitas penyehatan lingkungan.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 22
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

25. Peningkatan pemberdayaan dan penyuluhan kesehatan lingkungan


Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis di nagari dan
puskesmas.
26. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.
27. Peningkatan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
28. Peningkatan kesadaran reproduksi sehat KB pada PUS (Pasangan Usia
Subur) Prasejahtera dan Keluarga sejahtera I.
29. Peningkatan kesadaran keluarga akan pentingnya tumbuh kembang anak
dan balita.
30. Peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dalam gender,
pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak di
berbagai bidang pembangunan.
31. Peningkatan pemahaman masyarakat dalam penurunan korban
penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat dan remaja.
32. Peningkatan pemahanan masayarakat tentang Kekerasan Dalam Rumah
Tangga dan Penyakit masyarakat.
33. Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan.

Meningkatkan Potensi daya saing daerah melalui pengembangan Pariwisata,


Tranportasi, Perdagangan, Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan dengan
strategi:
1. Mengembangkan keunggulan dan daya tarik wisata potensial untuk
meningkatkan daya saing daerah.
2. Mengembangkan daerah tujuan dan produk wisata, usaha ekonomi
kreatif.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas koneksivitas antar wilayah.
4. Memfasilitasi pengembangan ekspor komoditi unggulan.
5. Mengembangkan prasarana dan sarana pasar tradisional dan
perlindungan konsumen.
6. Meningkatkan cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan.
7. Meningkatkan prasarana dan sarana pengelolaan limbah.
8. Meningkatnya kesesuaian rencana pembangunan dan tataruang.
9. Meningkatkan prasarana dan sarana wilayah/kawasan strategis sesuai
dengan rencana tata ruang yang berwawasan lingkungan.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 23
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

10. Meningkatkan keterkaitan wilayah produksi sektor hulu dan hilir.


11. Mencegah kerusakan lingkungan hidup.
12. Memperbaiki lingkungan hidup yang mengalami degradasi.

Adapun arah kebijakan sesuai dengan strategi yang telah dikemukan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan prasarana dan sarana objek wisata.
2. Peningkatan pengelolaan objek wisata.
3. Pelestarian budaya dan situs-situs purbakala.
4. Peningkatan Destinasi Pariwisata yang Representatif.
5. Peningkatan kerjasama jaringan promosi pariwisata.
6. Peningkatan kualitas event-event pariwisata.
7. Peningkatan SDM masyarakat sekitar objek wisata.
8. Pengembangan usaha ekonomi kreatif.
9. Pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata dengan sektor
lain.
10. Peningkatan prasarana dan sarana dasar perhubungan dan pengembangan
sistem transportasi.
11. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
12. Peningkatan dan pengembangan fasilitas keselamatan LLAJ.
13. Peningkatan promosi dan pemasaran produk.
14. Standarisasi produk dan mutu UMKM dan IKM.
15. Peningkatan diversifikasi dan nilai tambah produk ekspor.
16. Meningkatkan kelembagaan dan kerjasama perdagangan serta nilai
transaksi pasar.
17. Penataan pasar tradisional.
18. Optimalisasi perlindungan konsumen dalam transaksi perdagangan baik
barang maupun jasa.
19. Pembangunan prasarana dan sarana air bersih.
20. Pemberdayaan kelompok masyarakat dalam pengelolaan SPAM.
21. Pemberdayaan PDAM dalam mengelola air bersih.
22. Pengembangan kelembagaan dan pendanaan untuk penyelenggaraan
SPAM.
23. Pengawasan kualitas dan kuantitas air minum.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 24
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

24. Pemeliharaan sumberdaya air dan air baku.


25. Pengelolaan Lingkungan permukiman yang bersih dan sehat.
26. Peningkatan peran serta masyarakat dalam sistem pengelolaan limbah
setempat dan komunal.
27. Penginformasian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) melalui
mobilisasi tenaga promosi kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok
masyarakat, dan media massa.
28. Pembangunan saluran drainase/ gotong royong.
29. Peningkatan penanganan sistem jaringan drainase dan pengendalian
banjir.
30. Pembangunan prasarana dan sarana Pengelolaan sampah.
31. Peningkatan Kualitas Rumah layak huni.
32. Penyusunan dan Penataaan Ruang Kawasan strategis.
33. Peningkatan pembangunan kawasan Ibu Kota Kabupaten.
34. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan kawasan.
35. Penerapan dokumen pengelolaan lingkungan secara konsisten.
36. Pemulihan lingkungan hidup yang mengalami degradasi.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan kemiskinan,


dengan strategi :
1. Memberdayakan masyarakat miskin.
2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin.
3. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin.
4. Meningkatkan keberfungsian sosial penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
5. Meningkatkan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Peningktan
Masyarakat Kurang Sejahtera (PKMS).
6. Menyediakan fasilitas bagi percepatan penumbuhan wirausaha melalui
prasarana dan sarana yang dimiliki sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.
7. Meningkatkan jiwa kewirausahaan pada usia produktif.
8. Meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja dan
produktivitasnya.
9. Memperkuat hubungan industrial.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 25
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Adapun arah kebijakan sesuai dengan startegi yang telah dikemukan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas masyarakat miskin.
2. Penguatan kemitraan dengan sektor swasta.
3. Penguatan Koperasi, dan UMKM dalam rangka peningkatan ekonomi
masyarakat.
4. Peningkatan kerjasama dunia usaha dan perguruan tinggi.
4. Pemberdayaan ekonomi keluarga produktif dan pengembangan
kewirausahaan.
5. Peningkatan Sinergitas Kebijakan dan Program Penanggulangan
Kemiskinan.
6. Peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
7. Peningkatan penanganan pelayanan dan rehabilitasi PMKS, Anak
Jalanan, Anak Terlantar.
8. Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi PMKS.
9. Penyediaan prasarana dan sarana ketenagakerjaan.
10. Peningkatan informasi ketenagakerjaan.
11. Pengembangan Sistem Inovasi daerah dan pembangunan Technopark.
12. Peningkatan jumlah kelompok dan lembaga usaha.
13. Peningkatan lapangan usaha dan peluang investasi yang berbasis industri
kerakyatan.
14. Peningkatan kemitraan bisnis pada usia produktif dan angkatan kerja.
15. Peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja dan
produktivitasnya.
16. Penguatan regulasi ketenagakerjaan.

Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan,


Demokratis, melalui pembinaan aparatur dan pelayanan publik, dengan strategi :
1. Menerapkan dan mengimplementasi Pemerintahan yang baik.
2. Meningkatkan kualitas pemerintahan nagari.
3. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya dan Ketrampilan serta
Profesionalisme Aparatur.
4. Meningkatkan managemen kepegawaian.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 26
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

5. Meningkatkan prasarana dan sarana aparatur.


6. Meningkatkan kesejahteraan aparatur.
7. Meningkatkan managemen pengelolaan pengadaan barang dan jasa.
8. Meningkatnya perencanaan dan penganggaran yang partisipatif dalam
penyelenggaraan pembangunan.
9. Meningkatkan prasarana dan sarana perpustakaan dan kearsipan.
10. Meningkatkan manajemen keuangan daerah.
11. Meningkatkan pengawasan internal.
12. Reformasi Pelayanan sektor publik.
13. Meningkatkan pelayanan publik berbasis IT.
14. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan oleh legislatif.

Adapun arah kebijakan sesuai dengan strategi yang telah dikemukan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Penciptaan budaya disiplin dan tertib bagi aparatur pemerintahan.
2. Penguatan kelembagaan dan ketatalaksanaan Pemerintahan Nagari.
3. Penguatan Otonomi Pemerintahan Nagari.
4. Peningkatan pendidikan dan pelatihan aparatur.
5. Peningkatan koordinasi organisasi perangkat daerah.
6. Pengembangan sistem informasi terpadu.
7. Peningkatan kualitas rekruitmen aparatur.
8. Penempatan Pegawai sesuai dengan analisis jabatan.
9. Optimalisasi pelaksanaan analisis jabatan dan pemantapan dan
restrukturisasi kelembagaan.
10. Peningkatan prasarana dan sarana aparatur.
11. Peningkatan tunjangan kesejahteraan pegawai.
12. Peningkatan layanan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
13. Peningkatan pengelolaan aset milik daerah.
14. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran daerah yang lebih
partisipatif.
15. Peningkatan koordinasi perencanaan dan penganggaran pembangunan
daerah.
16. Peningkatan kualitas data dan informasi statistik.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 27
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

17. Pemerataan pembangunan daerah.


18. Peningkatan monitoring, pengendalian dan evaluasi perencanaan dan
penganggaran pembangunan daerah.
19. Penataan arsip daerah secara elektonik.
20. Peningkatan Pelayanan dan SDM Perpustakaan dan Arsip.
21. Intensifikasi dan ektensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah.
22. Peningkatan pengelolaan dan pelaporan Keuangan Daerah berbasis
akrual.
23. Meningkatnya effisiensi dan effektifitas dalam pelaksanaan
penganggaran pembangunan.
24. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan lembaga pemerintah daerah
25. Peningkatan kapasitas pengawasan.
26. Pengembangan sistem pengaduan masyarakat.
27. Peningkatan penerapan standar pelayanan minimal.
28. Pengembangan data dan informasi berbasis IT.
29. Peningkatan keterbukaan informasi publik.
30. Peningkatan kualitas produk hukum daerah.
31. Peningkatan kapasitas legislatif.
32. Peningkatan hubungan pemerintah dengan masyarakat dan media masa.

Mewujudkan ketahanan bencana melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan


kesiapan prasarana dan sarana yang ramah bencana, dengan strategi :
1. Meningkatkan prasarana dan sarana penanggulangan bencana.
2. Meningkatkan pelayanan informasi dan sosialisasi kebencanaan.
3. Meningkatkan kapasitas dalam mitigasi dan penanggulangan bencana.
4. Meningkatkan manajemen penanganan siaga dan tanggap darurat.
5. Meningkatkan pemulihan infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, dan
psikologi pasca bencana.

Adapun arah kebijakan sesuai dengan strategi yang telah dikemukan di atas
adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan prasarana dan sarana kebencanaan.
2. Penyediaan informasi kebencanaan.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 28
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

3. Penguatan Kelembagaan Nagari Tangguh Bencana dan Kelompok Siaga


Bencana (KSB).
4. Peningkatatan kapasitas aparatur penanggulangan bencana.
5. Penguatan regulasi dan kebijakan Penanggulangan Bencana.
6. Peningkatan Kepedulian Masyarakat dalam mitigasi dan penanggulangan
bencana.
7. Peningkatan kesiapsiagaan tanggap darurat.
8. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi tanggap darurat.
9. Pemulihan Infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya dan psikologi pasca
bencana.

2.4. STRATEGI SANITASI (SSK) KABUPATEN PADANG


PARIAMAN
Untuk mencapai misi dan visi Sanitasi Kabupaten Padang Pariaman yang telah
ditetapkan, disepakati tiga kebijakan strategis yang nantinya akan dijadikan sebagai
acuan penyusunan program dan kegiatan. Adapun visi dan misi pembangunan sanitasi
Kabupaten Padang Pariaman 2017-2021 sebagaimana di tabel berikut :
Tabel II.3. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota
Visi Sanitasi
Misi Sanitasi Kabupaten Strategi Sanitasi Kabupaten
Kabupaten
Terwujudnya 1. Misi Air Limbah Domestik: 1. Optimalisasi penanganan setempat air limbah
Kabupaten Padang Meningkatkan kualitas domestik melalui peran serta masyarakat
Pariaman Berdaya penataan ruang dan 2. Peningkatan layanan air limbah domestik oleh
Saing Melalui pengelolaan air limbah rumah pemda secara penanganan setempat dan komunal
Pengembangan tangga terintegrasi dengan 3. Memaksimalkan pendanaan sanitasi melalui
Penataan Ruang Dan pengelolaan sarana serta alokasi pendapatan daerah tahunan sektor sanitasi
Pengelolaan prasarana lingkungan yang 4. Manfaatkan Pembaharuan OPD untuk membentuk
Lingkungan sehat dinas teknis yang khusus mengelola air limbah
Berkualitas 5. Perkuatan peran serta swasta dan masyarakat
melalui Perda pengelolaan limbah
2. Misi Persampahan 1. Peningkatan layanan sampah domestik oleh pemda
Meningkatkan kualitas secara penanganan di sumber
penataan ruang dan 2. Memaksimalkan pendanaan sanitasi melalui
pengelolaan persampahan alokasi pendapatan daerah tahunan sektor sanitasi
rumah tangga terintegrasi 3. Manfaatkan Pembaharuan OPD untuk membentuk
dengan pengelolaan sarana dinas teknis yang khusus mengelola sampah
serta prasarana lingkungan domestik
yang sehat 4. Perkuatan peran serta swasta dan masyarakat
melalui Perda pengelolaan persampahan
1. Maksimalkan peran OPD Teknis yang telah
terbentuk untuk pembangunan infrastruktur
drainase
2. Maksimalkan peluang pendanaan yang berasal
dari APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten untuk sektor drainase

LAPORAN ANTARA

Bab II - 29
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

3. Mengembangkan sistem drainase yang


berwawasan lingkungan (konservasi air)
4. Melakukan penghijauan/ reboisasi
5. Maksimalkan peran media informasi publik
dalam mensosialisasikan sektor drainase
Sumber : Strategi Sanitasi (SSK) Kabupaten Padang PariamanTahun 2017-2021

2.5. RENCANA AKSI DAERAH BIDANG AIR MINUM DAN


PENYEHATAN LINGKUNGAN (RAD AMPL) KABUPATEN
PADANG PARIAMAN

Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD
AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. RAD AMPL berperan sebagai rencana
pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan AMPL serta
pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat (Pamsimas). RAD AMPL akan
menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi
acuan bagi Pemda dalam pengembangan program AMPL dalam periode 5 (lima) tahun.

2.5.1 Isu Strategis


Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dan tantangan Kabupaten Padang
Pariaman dalam penyediaan air minum dan sanitasi, maka isu strategis yang akan
diprioritaskan penanganannya sampai dengan 2020 adalah :
1) Kesiapan teknis dan pengelolaan PDAM untuk memenuhi target cakupan
pelayanan
2) Rendahnya cakupan akses air minum di pedesaan
3) Terbatasnya sumber pasokan air yang sustainable (berkelanjutan) dan dapat
diandalkan
4) Rendahnya kesadaran untuk menerapkan PHBS
5) Belum optimalnya dukungan kebijakan anggaran bagi perluasan cakupan
akses air minum dan sanitasi, khususnya di pedesaan
6) Belum optimalnya fasilitasi pemerintah daerah untuk melibatkan dunia
usaha dan lembaga donor dalam pendanaan pembangunan air minum dan
sanitasi

LAPORAN ANTARA

Bab II - 30
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

2.5.2 Tujuan dan Sasaran Pelayanan AMPL


Untuk melihat tujuan dan sasarna pelayanan air minum pelayanan lingkungan
dapat dilihat sebagai berikut ini:
Tabel II.4. Tujuan, sasaran dan indikator Kinerja
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatkan cakupan Meningkatnya cakupan akses air (%) Cakupan penduduk yang
akses air minum yang minum yang layak dan mengakses air minum yang
layak dan berkelanjutan berkelanjutan dari 61% menjadi layak dan berkelanjutan
100 % Tambahan cakupan di perkotaan
Tambahan cakupan di perdesaan
2. Meningkatkan cakupan Meningkatnya cakupan akses Cakupan penduduk yang
akses sanitasi yang layak sanitasi yang layak dan mengakses sanitasi yang layak
dan berkelanjutan berkelanjutan dari 59 % menjadi dan berkelanjutan
100 % Tambahan cakupan di perkotaan
(jiwa)
Tambahan cakupan di perdesaan
3. Meningkatkan kinerja Meningkatnya kapasitas unit Unit IPA baru dengan kapasitas
teknis dan pengelolaan produksi 100 lt/detik
PDAM Pemanfaatan Idle capacity
sebesar 50 lt/detik
4 Menjamin ketersediaan Pasokan air meningkat dari Debit pasokan air (l/dtk)
sumber pasokan air yang kapasitas terpasang 100 L/detik
sustainable dan dapat menjadi 200/L/detik
diandalkan
5 Meningkatkan cakupan Meningkatnya cakupan Cakupan rumah tangga yang
penduduk yang penduduk yang menerapkan menerapkan PHBS (%)
memahami dan PHBS, dari 47,63% menjadi 100
menerapkan PHBS %
6 Mengoptimalkan kebijakan Meningkatkan peran serta Dokumen Perencanaan bidang air
anggaran penyediaan air Kelompok Kerja Sanitasi/AMPL minum dan sanitasi.
minum dan sanitasi serta dalam merumuskan kebijakan
meningkatkan peran penganggaran bidang air minum
pemerintah dalam dan sanitasi.
pelibatan dunia usaha

Sumber :Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten Padang Pariaman

2.5.3 Arah Kebijakan 2015 – 2020


Berdasarkan tujuan dan sasaran peningkatan pelayanan AMPL Kabupaten
Padang Pariaman 2015-2020, arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Memprioritaskan perluasan cakupan pelayanan PDAM pada kawasan
perkotaan dan kawasan pengembangan pelayanan PDAM (kawasan
potensial PDAM)
2. Menerapkan pendekatan berbasis masyarakat untuk perluasan cakupan
akses air minum yang layak dan berkelanjutan di kawasan per Nagari dan
kawasan yang tidak terjangkau pelayanan PDAM

LAPORAN ANTARA

Bab II - 31
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

3. Menggalang kerjasama pendanaan dengan dunia usaha bagi perluasan akses


air minum dan sanitasi pada kawasan-kawasan pariwisata.
4. Menggalakkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Nagari
dengan tingkat cakupan akses sanitasi rendah/di bawah rata-rata kabupaten
5. Menggalakkan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui
mobilisasi tenaga promosi kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok
masyarakat, dan media massa
6. Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan sumber daya air untuk
menjamin kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pasokan air baku
7. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas pelaku pembangunan air
minum dan sanitasi melalui penguatan peran Bappelitbangda
8. Meningkatkan alokasi APBD untuk memenuhi minimal 40% kebutuhan
investasi AMPL Kabupaten Padang Pariaman dalam rangka pencapaian
target Universal acses. Adapun sisanya (60%) diupayakan melalui
pendanaan APBD provinsi, APBN, CSR, dunia usaha, dan lembaga
keuangan/perbankan.

2.5.4 Strategi Pencapaian 2015 – 2020


Untuk mencapai arah kebijakan, maka strategi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
2. Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaran SPAM
3. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan
4. Peningkatan penyediaan air baku secara berkelanjutan
5. Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat

2.5.5 Program Dan Kegiatan


Berikut ini merupakan program dan kegiatan bidang kegiatan air minum dan
kegiatan bidang sanitasi adalah debagai berikut ini :
Tabel II.5. Program dan Kegiatan di Bidang Air Minum 2015 - 2020
No Program Kegiatan SKPD Pelaksana
1 Program dukungan Penyehatan lingkungan  Dinkes
manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis Kesehatan

LAPORAN ANTARA

Bab II - 32
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

No Program Kegiatan SKPD Pelaksana


2 Program Penyediaan Air dan Pembangunan prasarana Dinas PUPR
Pengelolaan Air Baku. pengambilan dan saluran pembawa.
Rehabilitasi prasarana pengambilan Dinas PUPR
dan saluran pembawa.
Pembangunan sumur-sumur air
tanah.
3 Program Pengembangan, Pembangunan embung dan Distannakhut
Pengelolaan, dan Konservasi bangunan penampung air lainnya.
Sungai, Danau, dan SDA
Pemeliharaan/rehabilitasi embung Distannakhut
Lainnya.
dan bangunan penampung air
lainnya.
4 Program Pengembangan Penyediaan Sarana dan Prasarana PDAM
Kinerja Pengelolaan Air Air Minum bagi Masyarakat
Minum dan Air Limbah. Berpenghasilan Rendah.
5 Program Perencanaan Koordinasi perencanaan air minum, Bappelitbangda
Prasarana Wilayah dan drainase, dan sanitasi perkotaan
Sumberdaya Alam.
Koordinasi pengembangan potensi Bag. Ekbang
SDA
6 Program rehabilitasi Rehabilitasi hutan dan lahan Kehutanan Provinsi
pemulihan cadangan sumber Pengembangan kelembagaan Kehutanan Provinsi
daya alam rehabilitasi hutan dan lahan
Program Pengendalian Pencemaran DLHPKPP
dan Perusakan Lingkungan Hidup
Penyusunan & Penetapan kriteria DLHPKPP
baku kerusakan lahan dan/atau
tanah kabupaten
Penyusunan & Penetapan kondisi
lahan dan/atau tanah
Pengawasan dan pengaturan DLHPKPP
pengendalian kerusakan lahan
dan/atau tanah untuk produksi
biomassa
7 Program perlindungan dan Peningkatan peran serta Distan/ DLHPKPP
konservasi sumber daya masyarakat dalam rehabilitasi dan
alam pemulihan cadangan SDA
Pengelolaan keanekaragaman DLHPKPP
hayati dan ekosistem
Koordinasi pengelolaan konservasi DLHPKPP
SDA
8 Program Pemanfaatan Pengembangan Hutan Tanaman DLHPKPP
Potensi Sumber Daya Hutan
9 Program Rehabilitasi Hutan Pembuatan bibit/benih tanaman DLHPKPP / Kehutanan
dan Lahan kehutanan Prov
Penanaman pohon pada kawasan Distan/ DLHPKPP
hutan industri dan wisata
Pemeliharaan kawasan hutan Distan / DLHPKPP /
industry dan hutan wisata Kehutanan Prov
Pembinaan, pengendalian dan Distan / DLHPKPP /
pengawasan gerakan RHL. Kehutanan Prov
Peningkatan peran serta Distan / DLHPKPP /

LAPORAN ANTARA

Bab II - 33
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

No Program Kegiatan SKPD Pelaksana


masyarakat dalam rehabilitasi Kehutanan Prov
hutan dan lahan
10 Program Perlindungan dan Penyuluhan kesadaran masyarakat Distan / DLHPKPP /
Konservasi SDH mengenai dampak perusakan hutan Kehutanan Prov
Peningkatan peran serta Distan / DLHPKPP /
masyarakat dala perlindungan dan Kehutanan Prov
konservasi SDH
11 Program Sarana dan Pembangunan/pengadaan air DPUPR/PDAM
Prasarana Air Minum minum
(PDAM)
Sumber :Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten Padang Pariaman

Tabel II.6. Program dan Kegiatan di Bidang Sanitasi 2015 - 2020


No Program Kegiatan SKPD Pelaksana
1 Program dukungan manajemen Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
dan pelaksanaan tugas teknis dan Promosi Kesehatan
Kesehatan
2 Program Promosi Kesehatan dan Pengembangan Media Promosi Dinas Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat dan Informasi Sadar Hidup
Sehat.
Monitoring, evaluasi, dan
pelaporan 
3 Program Pembangunan Saluran Pembangunan Saluran Drainase PUPR
Drainase/Gorong-gorong. dan Gorong-Gorong
4 Program Pengembangan Kinerja Rehabilitasi/ Pemeliharaan PUPR
Pengelolaan Air Minum dan Air Sarana dan Prasarana Air
Limbah. Limbah
5 Program Perencanaan Prasarana Koordinasi perencanaan air Bappelitbangda
Wilayah dan Sumberdaya Alam. minum, drainase, dan sanitasi
perkotaan
Koordinasi pengembangan Ekbang/ Bappelitbangda
potensi SDA
Koordinasi penyehatan Bappelitbangda
lingkungan
6 Program Pengembangan Kinerja Penyediaan sarana dan PUPR
Pengelolaan Persampahan prasarana pengelolaan DLHPKPP
persampahan.
Peningkatan operasi dan PUPR
pemeliharaan sarana dan DLHPKPP
prasarana persampahan.
7 Program Peningkatan Kualitas Penerapan Standarisasi DLHPKPP
Lingkungan Hidup Tekhnologi Lingkungan Hidup
Peningkatan Sarana dan DLHPKPP
Prasarana Bidang Lingkungan
Hidup
Pemantauan Kualitas DLHPKPP
Lingkungan
Koordinasi Penilaian Kota Bappelitbangda /Dinas
Sehat/Adipura Kesehatan
Pengelolaan Limbah Bahan DLHPKPP
Berbahaya dan Beracun (B3)

LAPORAN ANTARA

Bab II - 34
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

No Program Kegiatan SKPD Pelaksana


8 Pemberdayaan Masyarakat Program Peningkatan DPMD
Keberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Lembaga dan DPMD
Organisasi Masyarakat.
Penyelenggaraan Pendidikan DPMD
dan Pelatihan Tenaga Teknis
dan Masyarakat.
Peningkatan partisipasi
Masyarakat dalam membangun
(Pamsimas)
Sumber :Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) Kabupaten Padang Pariaman

2.6. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


Peraturan perundang-undangan merupakan dasar bagi pembangunan daerah.
Adapun beberapa landasan ataupun peraturan-peraturan pemerintah terkait penanganan
kawasan perumahan dan permukiman kumuh akan dijabarkan pada sub bab berikut ini.

2.6.1 Undang – Undang No. 1 Tahun 2011


Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman, menerangkan bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap
bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar
masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau
didalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah
Indonesia. Sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, idealnya rumah harus dimiliki
oleh setiap keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan bagi
masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk di perkotaan. Negara juga
bertanggung jawab dalam menyediakan dan memberikan kemudahan perolehan rumah
bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman serta
keswadayaan masyarakat. Penyediaan dan kemudahan perolehan rumah tersebut
merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang, kehidupan ekonomi, dan
sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan
semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang bertumpu pada
masyarakat memberikan hak dan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut
berperan. Sejalan dengan peran masyarakat di dalam pembangunan perumahan dan

LAPORAN ANTARA

Bab II - 35
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

kawasan permukiman, Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab


untuk menjadi fasilitator, memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat,
serta melakukan penelitian dan pengembangan yang meliputi berbagai aspek yang
terkait, antara lain, tata ruang, pertanahan, prasarana lingkungan, industri bahan dan
komponen, jasa konstruksi dan rancang bangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber
daya manusia, kearifan lokal, serta peraturan perundang-undangan yang mendukung.
1. Pemerintah Provinsi dalam melaksanakan pembinaan mempunyai tugas:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat
Provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan nasional;
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan Provinsi tentang
pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi dibidang
perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada
kebijakan nasional;
c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kawasan Siap
Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) lintas
kabupaten/ kota;
d. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat
Provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman;
e. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan Provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman,
lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;
f. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman lintas kabupaten/kota;
g. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Provinsi;
h. Mengalokasikan dana atau biaya pembangunan untuk mendukung
terwujudnya perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR);
i. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR; dan
j. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat Provinsi.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 36
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

2. Pemerintah Provinsi dalam melaksanakan pembinaan mempunyai


wewenang:
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat Provinsi;
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Provinsi;
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat Provinsi;
d. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Provinsi dalam
rangka mewujudkan jaminan dan kepastian hukum dan pelindungan
hukum dalam bermukim;
e. Mengoordinasikan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang
ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang
mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal;
f. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Provinsi;
g. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat Provinsi;
h. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat Provinsi;
i. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk
pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat
Provinsi;
j. Menetapkan kebijakan dan strategi daerah Provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan nasional; dan
k. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat Provinsi antara pemerintah
Provinsi dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 37
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

3. Jenis dan Bentuk Rumah


 Jenis rumah dibedakan berdasarkan pelaku pembangunan dan
penghunian yang meliputi:
a. Rumah komersial; diselenggarakan untuk mendapatkan
keuntungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Rumah umum; diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
rumah bagi MBR. Dan mendapatkan kemudahan dan/atau
bantuan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
c. Rumah swadaya; diselenggarakan atas prakarsa dan upaya
masyarakat, baik secara sendiri maupun berkelompok. Dan dapat
memperoleh bantuan dan kemudahan dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah.
d. Rumah khusus; dan diselenggarakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan rumah untuk kebutuhan khusus. Dan disediakan oleh
pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
e. Rumah negara disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah.

 Bentuk rumah
a. Dibedakan berdasarkan hubungan atau keterikatan antar
bangunan.
b. Bentuk rumah meliputi :
a. rumah tunggal;
b. rumah deret; dan
c. rumah susun.
c. Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran
paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi.
4. Perencanaan Perumahan
a. Perencanaan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
rumah.
b. Perencanaan perumahan terdiri atas:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 38
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

 Perencanaan dan perancangan rumah; dan


 Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan.
c. Perencanaan perumahan merupakan bagian dari perencanaan
permukiman.
d. Perencanaan perumahan mencakup rumah sederhana, rumah
menengah, dan/atau rumah mewah.
5. Perencanaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
a. Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan
meliputi:
 Rencana penyediaan kaveling tanah untuk perumahan sebagai
bagian dari permukiman; dan
 Rencana kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan.
b. Rencana penyediaan kaveling tanah digunakan sebagai landasan
perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
c. Rencana penyediaan kaveling tanah dimaksudkan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah bagi kaveling siap
bangun sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan.
d. Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum harus memenuhi
persyaratan administratif, teknis, dan ekologis.
e. Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah
memenuhi persyaratan wajib mendapat pengesahan dari pemerintah
daerah.
f. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus
memenuhi persyaratan:
 Kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;
 Keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan
lingkungan hunian; dan
 Ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas
umum.
6. Pembangunan Perumahan
a. Pembangunan perumahan meliputi:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 39
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

 Pembangunan rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum;


dan/atau
 Peningkatan kualitas perumahan.
b. Pembangunan perumahan dilakukan dengan mengembangkan
teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan serta
mengembangkan industri bahan bangunan yang mengutamakan
pemanfaatan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang
aman bagi kesehatan.
c. Industri bahan bangunan sebagaimana dimaksud wajib memenuhi
Standar Nasional Indonesia.
d. Pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan perizinan bagi
badan hukum yang mengajukan rencana pembangunan perumahan
untuk MBR.
e. Pemerintah daerah berwenang mencabut izin pembangunan
perumahan terhadap badan hukum yang tidak memenuhi
kewajibannya.
f. Badan hukum yang melakukan pembangunan perumahan wajib
mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang.
g. Pembangunan perumahan skala besar yang dilakukan oleh badan
hukum wajib mewujudkan hunian berimbang dalam satu hamparan.
h. Kewajiban sebagaimana dimaksud dikecualikan untuk badan hukum
yang membangun perumahan yang seluruhnya ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan rumah umum.
i. Dalam hal pembangunan perumahan, Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada badan hukum
untuk mendorong pembangunan perumahan dengan hunian
berimbang.
j. Pembangunan perumahan skala besar dengan hunian berimbang
meliputi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah.
k. Dalam hal pembangunan perumahan dengan hunian berimbang tidak
dalam satu hamparan, pembangunan rumah umum harus
dilaksanakan dalam satu daerah kabupaten/kota.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 40
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

l. Pembangunan rumah umum harus mempunyai akses menuju pusat


pelayanan atau tempat kerja.
m. Kemudahan akses diatur dengan peraturan daerah.
n. Pembangunan perumahan dengan hunian berimbang dilakukan oleh
badan hukum yang sama.
7. Kemudahan Pembangunan dan Perolehan Rumah bagi MBR
a. Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
b. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR, Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan
perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan
perumahan secara bertahap dan berkelanjutan.
c. Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah
bagi MBR dapat berupa:
 Subsidi perolehan rumah;
 Stimulan rumah swadaya;
 Insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan Perizinan;
 Asuransi dan penjaminan;
 Penyediaan tanah;
 Sertifikasi tanah; dan/atau
 Prasarana, sarana, dan utilitas umum.
d. Pemberian kemudahan dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau
pembiayaan untuk perolehan rumah bagi MBR.
8. Perencanaan Kawasan Permukiman
a. Perencanaan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah.
b. Perencanaan kawasan permukiman dimaksudkan untuk
menghasilkan dokumen rencana kawasan permukiman sebagai
pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan
kawasan permukiman.
c. Pedoman digunakan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan hunian
dan digunakan untuk tempat kegiatan pendukung dalam jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 41
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

d. Perencanaan kawasan permukiman dapat dilakukan oleh Pemerintah,


pemerintah daerah, dan setiap orang.
e. Dokumen rencana kawasan permukiman ditetapkan oleh
bupati/walikota.
f. Perencanaan kawasan permukiman harus mencakup:
 Peningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan;
 Mitigasi bencana; dan
g. Penyediaan/ peningkatan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
h. Perencanaan kawasan permukiman terdiri atas perencanaan
lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan serta perencanaan
tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

2.6.2 Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2016

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 berisikan tentang Penyelenggaraan


Perumahan dan Kawasan Permukiman. Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan
pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

Lingkup Peraturan pemerintah ini meliputi:


a. Penyelenggaraan perumahan;
b. Penyelenggaraan kawasan permukiman;
c. Keterpaduan prasarana, Sarana, Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan
permukiman;
d. pemeliharaan dan perbaikan;
e. pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh;
f. Konsolidasi Tanah; dan
g. Sanksi administrasi.

Menurut Peraturan Pemerintah ini, penyelenggaraan perumahan dan Kawasan


permukiman bertujuan untuk:
a. mewujudkan ketertiban dalam penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
permukiman;

LAPORAN ANTARA

Bab II - 42
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

b. memberikan kepastian hukum bagi seluruh pemangku kepentingan dalam


melaksanakan tugas dan wewenang serta hak dan kewajibannya dalam
penyelenggarai Perumahan dan Kawasan permukiman; dan
c. mewujudkan keadilan bagi seluruh pemangku kepentingan terutama bagi
MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dalam penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan permukiman.

Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman merupakan satu


kesatuan sistem yang dilaksanakan secara terkoordinasi, terpadu dan berkelanjutan, dan
dilaksanakan dengan prinsip penyelenggaraan kawasan permukiman sebagai dasar
penyelenggaraan perumahan.

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dilaksanakan


berdasarkan kebijakan dan strategi nasional di bidang Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Kebijakan Perumahan dan kawasan Permukiman paling sedikit meliputi:
a. Kemudahan masyarakat untuk memperoleh hunian yang layak dan
terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan; dan
b. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan antar pemangku
kepentingan dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dalam peraturan ini salah satu bentuk penyelenggaraan perumahan adalah
dengan Perencanaan dan Perancangan Rumah yang dilakukan untuk :
a. Menciptakan Rumah layak huni untuk mewujudkan Rumah yang sehat, aman,
dan teratur.
b. Mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Rumah untuk memenuhi kebutuhan
Rumah bagi masyarakat.
c. Meningkatkan tata bangunan dan lingkungan yang terstruktur untuk
mewujudkan lingkungan yang fungsional, dan sesuai dengan tata bangunan
yang serasi dan selaras dengan lingkungan.

Pembangunan Rumah harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Hasil perencanaan dan perancangan rumah harus memenuhi persyaratan:
a. Teknis;
b. Administratif;
c. Tata ruang; dan

LAPORAN ANTARA

Bab II - 43
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

d. Ekologis.

Sedangkan untuk Pembangunan Perumahan dilakukan dengan mengembangkan


teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan serta mengembangkan industri
bahan bangunan yang mengutamakan pemanfaatan sumber daya dalam negeri dan
kearifan lokal yang aman bagi kesehatan. Pembangunan Perumahan dilakukan sesuai
dengan status penguasaan atau kepemilikan tanah dan perizinan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Dalam bentuk pengendalian dalam peraturan ini, Pengendalian Perumahan oleh


Pemerintah dilakukan melalui penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
Pengendalian Perumahan pada tahap perencanaan dalam bentuk perizinan dilakukan
melalui pemberian izin yang efektif dan efisien. Pengendalian Perumahan pada tahap
perencanaan dalam bentuk penertiban dilakukan untuk menjamin kesesuaian
perencanaan Perumahan dengan rencana tata ruang wilayah dan ketentuan peraturan
perundangundangan. Pengendalian Perumahan pada tahap perencanaan dalam bentuk
penataan dilakukan untuk menjamin kesesuaian perencanaan Perumahan dengan tata
bangunan dan lingkungan yang terstruktur.

 Penyelenggaraan Kawasan Permukiman


Dalam peraturan ini, perencanaan kawasan Permukiman menghasilkan dokumen
Perencanaan Kawasan Permukiman (RKP) untuk memenuhi kebutuhan Lingkungan
Hunian dan tempat kegiatan pendukung dalam jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang. Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman (RKP) menjadi acuan
penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan Perumahan serta rencana induk
masingmasing sektor. Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman (RKP) ditetapkan
oleh bupati/ walikota.
Dalam Penyusunan Rencana Lingkungan Hunian perkotaan sebagaimana
dilakukan dengan:
a. Menentukan sebaran Permukiman dan Perumahan perkotaan berdasarkan
RTRW kabupaten/kota, RDTR, dan/atau Peraturan Zonasi; dan
b. Merumuskan arahan pengembangan satuan Permukiman dan Perumahan
perkotaan berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk dan karakteristik
kegiatan Kawasan Perkotaan
Untuk pembangunan kawasan permukiman terdiri atas:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 44
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. Lingkungan Hunian perkotaan termasuk tempat kegiatan pendukung


perkotaan;
b. Lingkungan Hunian perdesaan termasuk tempat kegiatan pendukung
perdesaan

Pembangunan kawasan permukiman dilakukan sesuai dengan indikasi program


dalam dokumen RKP yang telah ditetapkan. Pembangunan kawasan permukiman harus
mematuhi rencana dan izin pembangunan Lingkungan Hunian dan kegiatan pendukung.
Pembangunan kawasan Permukiman dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau Badan Hukum. Pembangunan kawasan Permukiman dilakukan melalui
sinkronisasi program dan anggaran pembangunan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/ atau Badan Hukum.
Untuk pemanfaatan kawasan Permukiman dilakukan untuk menjamin kawasan
Permukiman sesuai dengan fungsinya sebagaimana ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota dan mewujudkan struktur ruang sesuai dengan perencanaan kawasan
Permukiman.
Untuk tahap pengendalian pada peraturan ini adalah :
1. Pengendalian pada tahap perencanaan, dilakukan untuk menjamin:
a. Pemenuhan kebutuhan Perumahan dan Kawasan Permukiman sesuai
dengan proyeksi pertumbuhan penduduk, daya dukung dan daya
tampung lingkungan, serta alokasi ruang yang ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota;
b. Kesesuaian peruntukan dan intensitas Perumahan dan Kawasan
Permukiman dengan rencana tata ruang dan Peraturan Zonasi; dan
c. Keterpaduan rencana penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
berdasarkan hirarkinya sesuai dengan struktur ruang dan standar
pelayanan minimal.

Pengendalian perencanaan kawasan Permukiman dilakukan dengan:


a. Mengawasi rencana penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sesuai dengan standar pelayanan minimal; dan
b. Memberikan batas zonasi Lingkungan Hunian dan tempat kegiatan

Pengendalian perencanaan kawasan Permukiman dilakukan oleh


Pemerintah Daerah dalam penyusunan RKP yang mengacu pada rencana tata
ruang wilayah.
LAPORAN ANTARA

Bab II - 45
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

2. Pengendalian pada tahap pembangunan dilakukan dengan mengawasi


pelaksanaan pembangunan kawasan Permukiman. Pengendalian ini
dilakukan untuk:
a. Menjamin kualitas fisik dan fungsional kawasan Permukiman;
b. Menjaga kesesuaian proses pembangunan kawasan Permukiman
dengan RKP; dan
c. Menjaga kesesuaian proses pembangunan kawasan Permukiman
dengan perizinan yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah.

Pengendalian pada tahap pembangunan ini dilakukan melalui kegiatan


pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

3. Pengendalian pada tahap pemanfaatan dilakukan dengan:


a. Pemberian insentif untuk mendorong pengembangan kawasan
Permukiman sesuai rencana tata ruang;
b. Pengenaan disinsentif untuk membatasi pengembangan kawasan
Permukiman sesuai rencana tata ruang; dan
c. Pengenaan sanksi terhadap setiap pelanggaran penyelenggaraan
kawasan Permukiman.

2.6.3 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 02 Tahun 2016

Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02 Tahun 2016
tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
memuat kriteria dan tipologi kawasan kumuh; penetapan lokasi dan perencanaan
penanganan; pola-pola penanganan; pengelolaan; dan pola kemitraan, peran masyarakat,
dan kearifan lokal.

Kriteria perumahan dan permukiman kumuh meliputi kriteria kekumuhan


ditinjau dari:

1. Bangunan gedung;

2. Jalan lingkungan;

3. Penyediaan air minum;

4. Drainase lingkungan;

5. Pengelolaan air limbah;

LAPORAN ANTARA

Bab II - 46
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

6. Pengelolaan persampahan; dan

7. Proteksi kebakaran.

Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung sebagaimana dimaksud


mencakup:

a. Ketidakteraturan bangunan;

Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan gedung pada


perumahan dan permukiman:

 Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata


Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
paling sedikit pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan
bangunan pada suatu zona; dan/atau

 Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan


dalam RTBL, paling sedikit pengaturan blok lingkungan, kapling,
bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas lingkungan,
konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.

b. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang dan/atau

Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan


ketentuan rencana tata ruang merupakan kondisi bangunan gedung pada
perumahan dan permukiman dengan:

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR,


dan/atau RTBL; dan/atau

 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam


RDTR, dan/atau RTBL.

c. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.

Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat merupakan kondisi


bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang tidak sesuai dengan
persyaratan teknis.

Persyaratan teknis bangunan gedung terdiri dari:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 47
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. pengendalian dampak lingkungan;

b. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas


dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum;

c. keselamatan bangunan gedung;

d. kesehatan bangunan gedung;

e. kenyamanan bangunan gedung; dan

f. kemudahan bangunan gedung.

Dalam hal kabupaten/kota belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka penilaian
ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan dengan merujuk pada
persetujuan mendirikan bangunan untuk jangka waktu sementara. Dalam hal
bangunan gedung tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
persetujuan mendirikan bangunan untuk jangka waktu sementara, maka penilaian
ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan oleh pemerintah daerah
dengan mendapatkan pertimbangan dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG).

1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan mencakup:

a. Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan


atau permukiman; dan/atau

b. kualitas permukaan jalan lingkungan buruk.

Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan


atau permukiman merupakan kondisi sebagian lingkungan perumahan atau
permukiman tidak terlayani dengan jalan lingkungan. Kualitas permukaan
jalan lingkungan buruk merupakan kondisi sebagian atau seluruh jalan
lingkungan terjadi kerusakan permukaan jalan.

2) Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum mencakup:

a. Ketidaktersediaan akses aman air minum; dan/atau

b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar


yang berlaku.

Ketidaktersediaan akses aman air minum merupakan kondisi dimana


masyarakat tidak dapat mengakses air minum yang memenuhi syarat

LAPORAN ANTARA

Bab II - 48
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

kesehatan. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu


merupakan kondisi dimana kebutuhan air minum masyarakat dalam
lingkungan perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak
60 liter/orang/hari.

3) Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan mencakup:

a. Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan


sehingga menimbulkan genangan;

b. Ketidaktersediaan drainase;

c. Tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan;

d.Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di


dalamnya; dan/atau

e. Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.

Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan


sehingga menimbulkan genangan merupakan kondisi dimana jaringan
drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air sehingga
menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2
jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun;

Ketidaktersediaan drainase merupakan kondisi dimana saluran tersier


dan/atau saluran lokal tidak tersedia. Tidak terhubung dengan sistem
drainase perkotaan merupakan kondisi dimana saluran lokal tidak
terhubung dengan saluran pada hierarki di atasnya sehingga menyebabkan
air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan.

Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di


dalamnya merupakan kondisi dimana pemeliharaan saluran drainase tidak
dilaksanakan baik berupa:

a. Pemeliharaan rutin; dan/atau

b. Pemeliharaan berkala.

Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk merupakan kondisi


dimana kualitas konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah

LAPORAN ANTARA

Bab II - 49
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

tanpa material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan. Kriteria
kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah mencakup:

a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis


yang berlaku; dan/atau

b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi


persyaratan teknis.

Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang
berlaku merupakan kondisi dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan
perumahan atau permukiman tidak memiliki sistem yang memadai, yaitu
terdiri dari kakus/kloset yang terhubung dengan tangki septik baik secara
individual/domestik, komunal maupun terpusat.

Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan


teknis merupakan kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah pada
perumahan atau permukiman dimana:

a. Kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik; atau

b. Tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat.

4) Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan mencakup:

a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan


teknis;

b. Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis;

c. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan


sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar oleh sampah, baik
sumber air bersih, tanah maupun jaringan drainase.

Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan


teknis merupakan kondisi dimana prasarana dan sarana persampahan pada
lingkungan perumahan atau permukiman tidak memadai sebagai berikut:

a. Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau


rumah tangga;

b. Tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse,


recycle) pada skala lingkungan;

LAPORAN ANTARA

Bab II - 50
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

c. Gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan; dan

d. Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan.

Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis


merupakan kondisi dimana pengelolaan persampahan pada lingkungan
perumahan atau permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Pewadahan dan pemilahan domestik;

b. Pengumpulan lingkungan;

c. Pengangkutan lingkungan; dan

d. Pengolahan lingkungan.

Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan


sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar oleh sampah, baik sumber
air bersih, tanah maupun jaringan drainase merupakan kondisi dimana
pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tidak
dilaksanakan baik berupa:

a. Pemeliharaan rutin; dan/atau

b. Pemeliharaan berkala.

5) Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran mencakup


ketidaktersediaan:

a. Prasarana proteksi kebakaran; dan

b. Sarana proteksi kebakaran.

Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran merupakan kondisi


dimana tidak tersedianya:

a. Pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun buatan;

b. Jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan


pemadam kebakaran;

c. Sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran;


dan/atau

d. Data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah


diakses.
LAPORAN ANTARA

Bab II - 51
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran lain terdiri dari:

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);

b. Kendaraan pemadam kebakaran;

c. Mobil tangga sesuai kebutuhan; dan/atau

d. Peralatan pendukung lainnya.

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan


pengelompokan perumahan kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan letak
lokasi secara geografis. Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
terdiri dari:

a. di atas air;

b. di tepi air;

c. Di dataran rendah;

d. Di perbukitan; dan

e. Di daerah rawan bencana.

Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib didahului


proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan
peran masyarakat. Proses pendataan meliputi:

a. Identifikasi lokasi; dan

b. Penilaian lokasi.

Kependudukan merupakan pertimbangan kepadatan penduduk pada lokasi


perumahan atau permukiman dengan klasifikasi:

a. Rendah yaitu kepadatan penduduk di bawah 150 jiwa/ha;

b. Sedang yaitu kepadatan penduduk antara 151–200 jiwa/ha;

c. Tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201–400 jiwa/ha;

d. Sangat padat yaitu kepadatan penduduk di atas 400 jiwa/ha.

Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya merupakan pertimbangan potensi yang


dimiliki lokasi perumahan atau permukiman berupa:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 52
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. Potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung


pembangunan;

b. Potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat


strategis bagi masyarakat setempat; dan

c. Potensi budaya yaitu adanya kegiatan atau warisan budaya tertentu yang
dimiliki masyarakat setempat.

Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap


aspek:

a. Kondisi kekumuhan;

b. Legalitas tanah; dan

c. Pertimbangan lain.

Penilaian lokasi berdasarkan aspek kondisi kekumuhan mengklasifikasikan


kondisi kekumuhan sebagai berikut:

a. Ringan;

b. Sedang; dan

c. Berat.

Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas tanah terdiri atas klasifikasi:

a. Status tanah legal; dan

b. Status tanah tidak legal.

Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:

a. Pertimbangan lain kategori rendah;

b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan

c. Pertimbangan lain kategori tinggi.

Penetapan lokasi dilengkapi dengan:

a. Tabel daftar lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh; dan

b. Peta sebaran perumahan kumuh dan permukiman kumuh.

Perencanaan penanganan kawasan kumuh dilakukan melalui tahap:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 53
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. Persiapan;

b. Survei;

c. Penyusunan data dan fakta;

d. Analisis;

e. Penyusunan konsep penanganan; dan

f. Penyusunan rencana penanganan.

Penyusunan rencana penanganan berupa rencana penanganan jangka pendek,


jangka menengah, dan/atau jangka panjang beserta pembiayaannya.

Dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman


kumuh, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menetapkan kebijakan, strategi,
serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan
ekonomis.

Pola-pola penanganan berdasarkan hasil penilaian aspek kondisi


kekumuhan dan aspek legalitas tanah. Pola-pola penanganan direncanakan
dengan mempertimbangkan tipologi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh.

Pola-pola penanganan meliputi:

a. Pemugaran;

b. Peremajaan; atau

c. Pemukiman kembali.

Pelaksanaan pemugaraan, peremajaan, dan/atau pemukiman kembali


dilakukan dengan memperhatikan antara lain:

a. Hak keperdataan masyarakat terdampak;

b. Kondisi ekologis lokasi; dan

c. Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat terdampak.

Pola-pola penanganan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah


sesuai dengan kewenangannya dengan melibatkan peran masyarakat.

Pola-pola penanganan diatur dengan ketentuan:

LAPORAN ANTARA

Bab II - 54
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

a. Dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan berat dengan status


tanah legal, maka pola penanganan yang dilakukan adalah peremajaan;

b. Dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan berat dengan status


tanah ilegal, maka pola penanganan yang dilakukan adalah pemukiman
kembali;

c. Dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan sedang dengan status


tanah legal, maka pola penanganan yang dilakukan adalah peremajaan;

d. Dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan sedang dengan status


tanah ilegal, maka pola penanganan yang dilakukan adalah pemukiman
kembali;

e. Dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan ringan dengan status


tanah legal, maka pola penanganan yang dilakukan adalah pemugaran;

f. Dalam hal lokasi memiliki klasifikasi kekumuhan ringan dengan status


tanah ilegal, maka pola penanganan yang dilakukan adalah pemukiman
kembali.

Pola-pola penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan


mempertimbangkan tipologi diatur dengan ketentuan:

a. Dalam hal lokasi termasuk dalam tipologi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh di atas air, maka penanganan yang dilakukan harus
memperhatikan karakteristik daya guna, daya dukung, daya rusak air
serta kelestarian air;

b. Dalam hal lokasi termasuk dalam tipologi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh di tepi air, maka penanganan yang dilakukan harus
memperhatikan karakteristik daya dukung tanah tepi air, pasang surut air
serta kelestarian air dan tanah;

c. Dalam hal lokasi termasuk dalam tipologi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh di dataran rendah, maka penanganan yang dilakukan
harus memperhatikan karakteristik daya dukung tanah, jenis tanah serta
kelestarian tanah;

d. Dalam hal lokasi termasuk dalam tipologi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh di perbukitan, maka penanganan yang dilakukan
LAPORAN ANTARA

Bab II - 55
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

harus memperhatikan karakteristik kelerengan, daya dukung tanah, jenis


tanah serta kelestarian tanah;

e. Dalam hal lokasi termasuk dalam tipologi perumahan kumuh dan


permukiman kumuh di kawasan rawan bencana, maka penanganan yang
dilakukan harus memperhatikan karakteristik kebencanaan, daya dukung
tanah, jenis tanah serta kelestarian tanah.

Pemugaran dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan kembali


perumahan kumuh dan permukiman kumuh menjadi perumahan dan
permukiman yang layak huni. Pemugaran merupakan kegiatan perbaikan rumah,
prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum untuk mengembalikan fungsi
sebagaimana semula.

Pemugaran dilakukan melalui tahap:

a. Pra konstruksi;

b. Konstruksi; dan

c. Pasca konstruksi.

Peremajaan dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, dan


permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan
penghuni dan masyarakat sekitar.

Peremajaan dilakukan melalui pembongkaran dan penataan secara


menyeluruh terhadap rumah, prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum.
Peremajaan harus dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal
sementara bagi masyarakat terdampak.

Peremajaan dilakukan melalui tahap:

a. Pra konstruksi;

b. Konstruksi; dan

c. Pasca konstruksi.

Pemukiman kembali dilakukan melalui tahap:

a. Pra konstruksi;

b. Konstruksi; dan

LAPORAN ANTARA

Bab II - 56
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

c. Pasca konstruksi.

Pemukiman kembali pada tahap pra konstruksi meliputi:

a. Kajian pemanfaatan ruang dan/atau kajian legalitas tanah;

b. Penghunian sementara untuk masyarakatdi perumahan dan permukiman


kumuh pada lokasi rawan bencana;

c. Sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat terdampak;

d. Pendataan masyarakat terdampak;

e. Penyusunan rencana pemukiman baru, rencana pembongkaran


pemukiman eksisting dan rencana pelaksanaan pemukiman kembali; dan

f. Musyawarah dan diskusi penyepakatan.

Pemukiman kembali pada tahap konstruksi meliputi:

a. Proses ganti rugi bagi masyarakat terdampak sesuai ketentuan peraturan


perundang-undangan;

b. Proses legalisasi tanah pada lokasi pemukiman baru;

c. Proses pelaksanaan konstruksi pembangunan perumahan dan


permukiman baru;

d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi pemukiman kembali;

e. Proses penghunian kembali masyarakat terdampak; dan

f. Proses pembongkaran pada lokasi pemukiman eksisting.

Pemukiman kembali pada tahap pasca konstruksi meliputi:

a. Pemanfaatan; dan

b. Pemeliharaan dan perbaikan.

Pasca peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman


kumuh dilakukan pengelolaan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas
perumahan dan permukiman secara berkelanjutan.

Pengelolaan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Pengelolaan dapat


difasilitasi oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan keswadayaan

LAPORAN ANTARA

Bab II - 57
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

masyarakat dalam pengelolaan perumahan dan permukiman layak huni.


Pengelolaan terdiri atas:

a. Pembentukan kelompok swadaya masyarakat; dan

b. Pemeliharaan dan perbaikan.

2.6.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik


Indonesia Nomor 14/PRT/M/2018

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia


Nomor 14/PRT/M/2018 mengatur tentang Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh;

Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya Perumahan Kumuh dan


Permukiman Kumuh dilaksanakan melalui:

a. Pengawasan dan pengendalian; dilakukan atas kesesuaian terhadap:

1). Perizinan;

2) Standar teknis; dan

3). Kelaikan fungsi.

b. Pemberdayaan masyarakat. dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau


Pemerintah Daerah melalui:

1). Pendampingan;

Pendampingan dilaksanakan dengan ketentuan tata cara sebagai


berikut:

a) Dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui organisasi


Perangkat Daerah yang bertanggung jawab dalam urusan
Perumahan dan kawasan Permukiman;

b) Dilaksanakan secara berkala untuk mencegah tumbuh dan


berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
baru,

LAPORAN ANTARA

Bab II - 58
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

c) Dilaksanakan dengan melibatkan ahli, akademisi dan/atau tokoh


masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
memadai dalam bidang Perumahan dan kawasan Permukiman;

d) Dilaksanakan dengan menentukan lokasi Perumahan dan


Permukiman yang membutuhkan pendampingan;

e) Dilaksanakan dengan terlebih dahulu mempelajari pelaporan


hasil pemantauan dan evaluasi yang telah dibuat baik secara
berkala maupun sesuai kebutuhan atau insidental; dan

f) Dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan dan alokasi


anggaran yang telah ditentukan sebelumnya

2). Pelayanan informasi.

Dapat dilakukan secara langsung dengan sosialisasi dan/atau


diseminasi maupun secara tidak langsung melalui media elektronik
dan/atau media cetak

Dalam peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman


kumuh dilakukan dengan perencanaan penangan. Perencanaan penanganan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh dilakukan melalui tahap:

1. Persiapan;

2. Survei;

3. Penyusunan data dan fakta;

4. Analisis;

5. Penyusunan konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan


kumuh dan Permukiman kumuh; dan

6. Penyusunan rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan


kumuh dan Permukiman kumuh.

Perencanaan penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh harus


melibatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan
kewenangannya.

LAPORAN ANTARA

Bab II - 59
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Penyusunan rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh


dan Permukiman Kumuh paling sedikit memuat:

a. Profil Perumahan kumuh dan Permukiman kumuh;

b. Rumusan permasalahan Perumahan kumuh dan Permukiman kumuh;

c. Rumusan konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan


kumuh dan Permukiman kumuh;

d. Rencana Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya Perumahan


kumuh dan Permukiman kumuh;

e. Rencana Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan kumuh dan


Permukiman kumuh;

f. Rumusan perencanaan penyediaaan tanah;

g. Rumusan rencana investasi dan pembiayaan; dan

h. Rumusan peran pemangku kepentingan.

Rumusan konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan kumuh dan


Permukiman kumuh memuat prinsip desain universal. Prinsip desain universal
meliputi:

a. Kesetaraan penggunaan ruang;

b. Keselamatan dan keamanan bagi semua;

c. Kemudahan akses tanpa hambatan;

d. Kemudahan akses informasi;

e. Kemandirian penggunaan ruang;

f. Efisiensi upaya pengguna; dan

g. Kesesuaian ukuran dan ruang secara ergonomis.

Prinsip desain universal mempertimbangkan prinsip kebutuhan seluruh


masyarakat termasuk penyandang disabilitas, anakanak, lanjut usia, dan ibu
hamil.

Dalam upaya Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan


Permukiman Kumuh, Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah menetapkan

LAPORAN ANTARA

Bab II - 60
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

kebijakan, strategi, serta pola penanganan yang manusiawi, berbudaya,


berkeadilan, dan ekonomis. Pola penanganan berdasarkan hasil penilaian aspek
kondisi kekumuhan dan aspek legalitas tanah. Pola penanganan direncanakan
dengan mempertimbangkan tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh. Pola penanganan meliputi:

a. Pemugaran; dilakukan untuk Perbaikan dan/atau


pembangunan kembali Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
menjadi Perumahan dan Permukiman yang layak huni

b. Peremajaan dan Pemukiman Kembali; dilakukan


untuk mewujudkan kondisi rumah, Perumahan, dan Permukiman yang
lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan
masyarakat sekitar.

Selain itu juga ada Penanganan non fisik yang diidentifikasi sesuai dengan
kebutuhan sebagai rekomendasi bagi instansi yang berwenang untuk Peningkatan
Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

Pasca Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman


Kumuh dilakukan pengelolaan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas
Perumahan dan Permukiman secara berkelanjutan. Pengelolaan dilakukan oleh
masyarakat secara swadaya. Pengelolaan dapat difasilitasi oleh Pemerintah
Daerah untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam pengelolaan
Perumahan dan Permukiman layak huni. Pengelolaan terdiri atas:

a. Pembentukan Kelompok
Swadaya Masyarakat; dan

b. Pemeliharaan dan
Perbaikan.

FORMAT PENULISAN

2.1. RTRW KABUPATEN PADANG PARIAMAN..........................................................................1

LAPORAN ANTARA

Bab II - 61
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

2.1.1 Kebijakan dan Strategi Penetapan Ruang Wilayah Kabupaten Padang Pariaman....1

2.1.1.1 Sistem Perkotaan Kabupaten Padang Pariaman...................................................1

2.1.1.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi..................................................................4

2.1.1.3 Rencana Sistem Jaringan Energi...........................................................................6

2.1.1.4 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi.............................................................6

2.1.1.5 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air...........................................................7

2.1.1.6 Rencana Sistem Jaringan Persampahan................................................................8

2.1.1.7 Rencana Sistem Jaringan Drainase Perkotaan......................................................8

2.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Padang Pariaman..................................................8

2.1.2.1 Peruntukan Kawasan Lindung...............................................................................8

2.1.2.2 Peruntukan Kawasan Budidaya............................................................................9

2.2. KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN


PADANG PARIAMAN TAHUN 2005 - 2025..................................................................................16

2.3. KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD)


KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2016 - 2021..............................................................17

2.4. STRATEGI SANITASI (SSK) KABUPATEN PADANG PARIAMAN..........................................28

2.5. RENCANA AKSI DAERAH BIDANG AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (RAD
AMPL) KABUPATEN PADANG PARIAMAN...................................................................................29

2.5.1 Isu Strategis............................................................................................................30

2.5.2 Tujuan dan Sasaran Pelayanan AMPL.....................................................................30

2.5.3 Arah Kebijakan 2015 – 2020...................................................................................31

2.5.4 Strategi Pencapaian 2015 – 2020...........................................................................32

2.5.5 Program Dan Kegiatan............................................................................................32

2.6. peraturan perundang-undangan....................................................................................34

2.6.1 Undang – Undang No. 1 Tahun 2011......................................................................34

2.6.2 Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2016.............................................................41

2.6.3 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 02 Tahun 2016....................................45

2.6.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 14/PRT/M/2018.........................................................................................................57

LAPORAN ANTARA

Bab II - 62
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kabupaten Padang Pariaman

Tabel II.1. Rencana Pusat Kegiatan di Wilayah Kabupaten Padang Pariaman...........3

Tabel II.2. Jalan Rel Lintas Utama dan Lintas Cabang di Padang Pariaman................6

Tabel II.3. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota....................................................29

Tabel II.4. Tujuan, sasaran dan indikator Kinerja.....................................................30

Tabel II.5. Program dan Kegiatan di Bidang Air Minum 2015 - 2020.......................32

Tabel II.6. Program dan Kegiatan di Bidang Sanitasi 2015 - 2020............................33

LAPORAN ANTARA

Bab II - 63

Anda mungkin juga menyukai