Anda di halaman 1dari 6

05 Mei 2021

CATATAN RENCANA STRUKTUR RUANG,


RENCANA POLA RUANG,
KETENTUAN UMUM ZONASI, DAN KONDISI FAKTUAL

SUBDIT PERENCAAAN TATA RUANG KABUPATEN


DIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG KABUPATEN WILAYAH II
RENCANA STRUKTUR RUANG (SISTEM PERKOTAAN)
CASE: RENCANA PENGEMBANGAN PKL LANGARA, KAB. KONAWE KEPULAUAN

CONTOH MUATAN KETENTUAN UMUM ZONASI UNTUK RENCANA STRUKTUR


RUANG (SARPRAS MINIMUM)
Standar pelayanan minimal sistem perkotaan sebagai PKL, berupa sarana dan prasarana perkotaan sesuai dengan
kegiatan berskala kabupaten atau beberapa kecamatan terdiri atas:
a. Sarana Pelayanan Umum Skala Kabupaten;
b. terminal penumpang tipe B;
c. rumah sakit kelas B;
d. fasilitas jenjang pendidikan tinggipasar induk kabupatenPedagangan dan Jasa Skala Kabupaten;
e. fasilitas pelayanan umum pemerintahan kabupaten antara lain kantor pelayanan kependudukan dan catatan sipil,
kantor pelayanan perizinan, kantor pelayanan administrasi pemerintahan kabupaten, dan kantor kepolisian;
f. fasilitas ketenagalistrikan;
g. fasilitas sistem penyediaan air minum (SPAM);
h. fasilitas Sistem pengolahan air limbah (SPAL);
i. fasilitas persampahan;
j. fasilitas telekomunikasi;
k. drainase perkotaan; dan
l. jalur dan ruang evakuasi bencana.

INDIKASI PROGRAM
Legenda SUMBER INSTANSI WAKTU
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA PELAKSANAAN
Rencana Sistem Perkotaan
Pengembangan fasilitas Kemendik &/ Dinas
( Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
k pendidikan hingga perguruan
Langara
APBN &/ APBD Pendidikan 2020-2025
*
# Pusat Kegiatan KawasanPKL
(PPK) LANGARA tinggi (RENCANA BARU) &/Swasta
Pengembangan fasilitas Dinas Koperasi,UKM
*
# Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
l
perekonomian, Perbankan dan Langara
APBD &/ Swasta
&/ Dinas
2020-2025
jasa keuangan lainnya Perdagangan &/
Legenda Rencana Sistem Infrastruktur Transportasi (PENGEMBANGAN EKSISTING) Perbankan

!
( Peningkatan dan pembangunan
o

Rencana Sistem Perkotaan Bandar Udara Pengumpan


m baru jalan By Pass Langara – Langara APBD Dinas PU 2022-2031
( Pusat Kegiatan Lokal (PKL) À
Y Jembatan Timbang Tumbu-tumbu
Peningkatan, rehabilitasi dan
*
# Pusat Kegiatan Kawasan (PPK) h Pelabuhan Pengumpan Lokal
! n pemeliharaan serta pembangunan
Langara
APBD Dinas PU 2020-2025

* Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)


# h Pelabuhan Pengumpan Regional
baru jaringan jalan
! o
Pengembangan lintas
Langara APBD &/ APBN
Dishub &/
2020-2025
h Pelabuhan Pengumpul
!
Rencana Sistem Infrastruktur Transportasi penyeberangan
Pengembangan alur pelayaran dan
Kemenhub
Dishub &/
p Langara APBD &/ APBN 2020-2025
( Bandar Udara Pengumpan
! "
0 Pelabuhan Penyeberangan Kelas II
)
o

II
sarana navigasi pelayaran Kemenhub

À
Y Jembatan Timbang h Terminal Khusus
!
À
C

h
! Pelabuhan Pengumpan Lokal " Terminal Penumpang Tipe B

h À
C

! Pelabuhan Pengumpan Regional " Terminal Penumpang Tipe C

h
! Pelabuhan Pengumpul Rencana Sistem Jaringan Transportasi
II Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan
RENCANA STRUKTUR RUANG (SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI)
CASE: RENCANA PENGEMBANGAN JALAN KOLEKTOR PRIMER DI KAB. KONAWE KEPULAUAN
CONTOH MUATAN KETENTUAN UMUM ZONASI UNTUK RENCANA STRUKTUR RUANG
(STANDAR TEKNIS)

Standar teknis jalan kolektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa jalan kolektor primer terdiri atas:

a. Jalan kolektor primer didesain dengan berdasarkan kecepatan rencana dengan lebar badan jalan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;

b. Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata;

c. Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga persyaratan teknis pada ayat (3) huruf a dan huruf b
masih tetap terpenuhi;

d. Persimpangan sebidang dengan pengaturan tertentu harus tetap memenuhi persyaratan teknis pada ayat (3) huruf
Legenda a, huruf b dan huruf c;
Rencana Sistem Perkotaan
e. Jalan kolektor primer yang berada dikawasan perkotaaan dan/atau pengembangan perkotaan tidak boleh terputus;
( Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

*
# Pusat Kegiatan Kawasan (PPK)
f. Memiliki bagian-bagian jalan lengkap meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan;
*
# Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
dan
Rencana Sistem Infrastruktur Transportasi
g. Standar teknis jalan kolektor primer lainnya mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
!
(
o

Bandar Udara Pengumpan

À
Y Jembatan Timbang

h
! Pelabuhan Pengumpan Lokal

h
! Pelabuhan Pengumpan Regional INDIKASI PROGRAM
h
! Pelabuhan Pengumpul
SUMBER INSTANSI WAKTU
KAB. KONAWE KEPULAUAN "
0
) II
Pelabuhan Penyeberangan Kelas II
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA PELAKSANAAN
h
! Terminal Khusus
Ruas
À
C

" Terminal Penumpang Tipe B


menghubungkan
À
C
Legenda
Legenda " Terminal Penumpang Tipe C
Penetapan rencana jalan strategis Pelabuhan sawaea APBN Dinas PU &/ Dinas
a 2020-2023
Rencana Sistem Perkotaan Rencana Sistem Jaringan Transportasi nasional dengan APBD Provinsi Bina Marga
Rencana Sistem Perkotaan
Pelabuhan
(
(
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan
langgara
#
*
*
#
Pusat Kegiatan Kawasan (PPK)
Pusat Kegiatan Kawasan (PPK)
Jalan Kolektor Primer
Peningkatan, rehabilitasi dan
*
#
*
#
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Jalan Lingkungan Sekunder
pemeliharaan jalan kolektor Dinas PU &/ Dinas
Rencana Sistem Infrastruktur Transportasi Jalan Strategis b APBD Prov 2020-2022
Rencana Sistem Infrastruktur Transportasi primer dua (PENGEMBANGAN Bina Marga
!
( Lintas Penyeberangan Antarkabupaten/Kota dalam Provinsi
oo

Bandar Udara Pengumpan EKSISTING) Setiap Kecamatan


(
! Bandar Udara Pengumpan
Peningkatan, rehabilitasi dan
À
Y
À
Y
Jembatan Timbang
Rencana Sistem Infrastruktur Energi

h
!
Jembatan Timbang
¾
8 Gardu Induk c pemeliharaan jalan kolektor APBD Dinas PU 2020-2022
h
Pelabuhan Pengumpan Lokal
! Pelabuhan Pengumpan Lokal
d primer empat
h
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
!
h
Pelabuhan Pengumpan Regional
! Perencanaan dan pembangunan
Pelabuhan Pengumpan Regional d Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Kecamatan
h
!
h
!
Pelabuhan Pengumpul
Pelabuhan Pengumpul d Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) d
jalan By Pass dan Jalan Lingkar
Wawonii Barat & APBD Dinas PU 2020-2025
"
0
) II
Pelabuhan Penyeberangan Kelas II (Ring Road) Kota Langara
"
0
) II
Pelabuhan Penyeberangan Kelas II Rencana Sistem Jaringan Energi Wawonii Tengah
(RENCANA BARU)
h
!
h
!
Terminal Khusus
Terminal Khusus D D Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Pengembangan dan peningkatan Kecamatan
À e APBD Dinas PU &/ Dishub 2020-2021
C

" Terminal Penumpang Tipe B


À Terminal Langara Wawonii Barat
C

" Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)


D D
Terminal Penumpang Tipe B
À
C

" Terminal Penumpang Tipe C Rencana Sistem Infrastruktur Telekomunikasi


À
C

"
[
Terminal Penumpang Tipe C
Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Rencana Sistem Jaringan Transportasi À
" Jaringan Bergerak Satelit
Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan
Alur-Pelayaran Umum dan Perlintasan À
i
" Jaringan Bergerak Seluler
MUATAN KETENTUAN UMUM ZONASI RENCANA POLA RUANG KUZ KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
Kawasan Peruntukan Industri 540 Ha
A.KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
RENCANA POLA RUANG 1. diizinkan:
a) bangunan peruntukan industri;
PERTIMBANGAN DALAM MENETAPKAN KETENTUAN UMUM 3 b) permukiman untuk pekerja industri; dan
c) ruang terbuka hijau.
ZONASI
KAWASAN : 1 2. kegiatan yang diizinkan dengan syarat, terdiri dari :
a) kegiatan peruntukan industri mendapatkan persetujuan lingkungan sesuai
DEFINISI : ketentuan perundang-undangan;
TUJUAN PENETAPAN : b) kegiatan usaha industri pengolahan hasil perkebunan, perikanan dan
KRITERIA PERFORMA : 2 pertambangan mengikuti ketentuan ketentuan peraturan perundang-
KRITERIA PERENCANAAN : undangan; dan
c) kegiatan lainnya yang mendukung kegiatan industri sesuai ketentuan
perundang-undangan dengan tidak mengubah fungsi utama kawasan
MUATAN KETENTUAN UMUM ZONASI peruntukan industri.
A) KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG 3. kegiatan yang dilarang di dalam kawasan peruntukan industri berupa kegiatan
I : kegiatan yang diizinkan selain usaha industri dan penunjang kegiatan industri.
B/T : kegiatan yang diizinkan terbatas dan/atau Keadaan Eksisting B. KETENTUAN SARANA DAN PRASARANA MINIMUM dalam kawasan peruntukan
bersyarat industri terdiri atas:
X : kegiatan yang dilarang 1. jaringan jalan khusus dalam kawasan peruntukan industri;
1 2 2. pengelolaan limbah industri, sanitasi, penyaluran tenaga listrik, telekomunikasi,
air bersih, dan persampahan;
B) INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
3. ruang evakuasi dan jalur evakuasi bencana; dan
Catatan: Perlu mencantumkan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang meskipun 4. sarana lainnya untuk kawasan peruntukan industri mengacu pada ketentuan
tidak sampai mendetail angkanya peraturan perundang-undangan.
C.KETENTUAN LAINNYA terkait jaringan sarana dan prasarana wilayah yang melalui
C) SARANA DAN PRASARANA MINIMUM kawasan peruntukan industri harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-
Catatan: Perlu mencantumkan sarpras minimum sesuai peraturan perundang- undangan.
undangan sektor terkait D.KETENTUAN KHUSUS dalam kawasan peruntukan industri terdiri atas:
1. kawasan yang bertampalan dengan kawasan rawan bencana kebakaran hutan
D) KETENTUAN LAIN YANG DIBUTUHKAN 3 dan lahan dilakukan pengendalian dan pencegahan terjadinya kebakaran hutan
dan/atau lahan yang terdiri atas:
Misalnya ketentuan terkait prasarana wilayah yang melalui kawasan peruntukan a) sistem deteksi peringatan dini (early warning system) untuk mengetahui
tersebut terjadinya kebakaran hutan dan lahan;
b) terdapat sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan
E) KETENTUAN KHUSUS YANG DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN dan lahan;
PEMBANGUNAN KOTA UNTUK MENGENDALIKAN PEMANFAATAN RUANG c) terdapat prosedur operasi standar dan perangkat organisasi yang bertanggung
Catatan: Ketentuan untuk kawasan pertampalan (overlay) ditambahkan pada jawab untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan
ketentuan khusus ini Ilustrasi Kawasan Industri lahan; dan
d) pelatihan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan secara berkala
2. kawasan yang bertampalan dengan kawasan rawan bencana gelombang ekstrim
DEFINISI dan abrasi harus memperhatikan:
Bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan a) tidak diperbolehkan alih fungsi kawasan peruntukan industri dan tidak
Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan diperbolehkan semua jenis bangunan kecuali infrastruktur mitigasi bencana;
perundang-undangan b) menyediakan prasarana mitigasi bencana struktural berupa tanggul pemecah
gelombang (breakwater) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) menyediakan mitigasi bencana non-struktural sesuai ketentuan peraturan
TUJUAN PENETAPAN Visualisasi Kawasan Industri KI Weda, Halmahera Tengah perundang-undangan;
1. Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri https://www.arsitag.com/article/ka https://www.beritasatu.com/eko d) menyediakan sistem deteksi peringatan dini (early warning system) bencana
2. Meningkatkan upaya pembangunan industri berwawasan lingkungan wasan-industri nomi/752915/2022-pt-iwip-siap- gelombang ekstrim.
3. Menigkatkan daya saing investasi dan daya saing industri jadi-produsen-bahan-baku- 3. Kawasan rawan bencana dalam ketentuan khusus ini digambarkan dalam peta
baterai
4. Memberikan kepastian lokasi sesuai tata ruang Referensi: PP NOMOR 142 TAHUN 2015 kawasan rawan bencana yang tercantum dalam lampiran XI dalam Peraturan
Daerah sebagai bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini
KETENTUAN UMUM ZONASI KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
RENCANA POLA RUANG
Kawasan Permukiman Perkotaan 1.431,27 Ha
A. KEGIATAN PEMANFATAAN RUANG
DEFINISI: 1. Diizinkan:
Kawasan yang mempunyai kegiatan a) kegiatan perumahan;
utama bukan pertanian dengan susunan b) kegiatan perdagangan dan jasa, dan perkantoran dan/atau kantor pertahanan dan keamanan sesuai dengan
fungsi kawasan sebagai tempat ketentuan peraturan perundang-undangan;
permukiman perkotaan, pemusatan dan c) kegiatan penyediaan sarana pelayanan umum skala kawasan permukiman perkotaan yang terpadu sesuai
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. d) penyediaan ruang terbuka hijau dan/atau ruang terbuka non hijau;
2. Diizinkan Bersyarat:
a) Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan syarat tidak mengubah fungsi utama kawasan
TUJUAN PENETAPAN: permukiman perkotaan;
Memenuhi hak warga negara atas b) kegiatan pangkalan pendaratan ikan.
tempat tinggal yang layak dalam 3. Tidak Diizinkan:
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan a) kegiatan industri skala besar; dan
teratur serta menjamin kepastian b) kegiatan keamanan dan pertahanan selain yang berfungsi sebagai perkantoran.
hukum.
B. INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG: Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman
Contoh : Pembangunan perkotaan meliputi pengembangan kawasan perkotaan diarahkan dengan besaran Koefisien Wilayah Terbangun
Kanal sebagai pencegahan (KWT) paling besar 70 (tujuh puluh) persen dari luas kawasan perkotaan;
KONDISI EKSISTING banjir di Jakarta.
C. SARANA DAN PRASARANA MINIMUM:
1. kawasan permukiman dilengkapi dengan sarana permukiman yang terpadu berdasarkan standar pelayanan
1 2 minimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan
2. prasarana dan utilitas permukiman meliputi jaringan jalan, jaringan energi, jaringan air minum, jaringan
telekomunikasi, sistem pengolahan air limbah, dan jaringan persampahan; dan
3. jalur dan ruang evakuasi bencana.

D. KETENTUAN LAIN: ketentuan lain kawasan permukiman perkotaan yang dilewati oleh sistem jaringan sarana dan
prasarana wilayah kabupaten mengikuti ketentuan perundang-undangan.

E. KETENTUAN KHUSUS terdiri atas:


1. Pada kawasan rawan bencana banjir harus memperhatikan:
a) dilengkapi dengan prasarana pengendali banjir dan sistem jaringan drainase sistem kota/perkotaan;
b) pemanfaatan air hujan dilakukan dengan cara membuat kolam pengumpul air hujan, sumur resapan dan
lubang resapan biopori;
ILUSTRASI Kawasan Permukiman Perkotaan
3 c) penyediaan lokasi evakuasi dan penampungan sementara jika terjadi bencana banjir; dan
d) penyediaan sarana peringatan dini dan pemberian informasi intensitas curah hujan tinggi.
2. Pada kawasan rawan bencana gelombang ekstrim dan abrasi, kegiatan permukiman perkotaan dengan
memperhatikan:
a) menyediakan prasarana mitigasi bencana struktural berupa tanggul pemecah gelombang (breakwater)
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b) menyediakan mitigasi bencana non-struktural sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c) menyediakan penyediaan sistem deteksi peringatan dini (early warning system) bencana gelombang ekstrim
d) memiliki ruang publik dengan dilengkapi mitigasi struktural pengaman pantai dari abrasi.
3. Pada kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan, kegiatan permukiman dengan memperhatikan;
a) kegiatan permukiman perkotaan berupa perdagangan dan jasa, perkantoran dan sarana pelayanan umum
dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran sebagai mitigasi bencana kebakaran dan sistem deteksi dan
peringatan (early warning system) terjadi kebakaran; dan
b) kawasan permukiman perkotaan dilengkapi jalur dan titik evakuasi sementara jika terjadi kebakaran; dan
c) penyediaan sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran di bangunan permukiman
perkotaan.
RENCANA POLA RUANG KETENTUAN UMUM ZONASI KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Kawasan Sempadan Pantai 477,79 Ha

DEFINISI
Sempadan pantai adalah daratan sempanjang tepian pantai, yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100
1a m (seratus meter) dari titik pasang tertinggi ke arah darat. (Permen KP No 21/2018)

1b
TUJUAN
Melindungi dan menjaga kelestarian fungsi ekosistem dan segenap sumber daya di wiilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; kehidupan
1c masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dari ancaman bencana alam; alokasi ruang untuk akses publik melewati pantai; dan
alokasi ruang untuk saluran air dan limbah
1d

2 KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG YANG DIPERBOLEHKAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG YANG TIDAK
KONDISI EXISTING
Sempadan Pantai dalam kawasan sempadan pantai: DIPERBOLEHKAN dalam kawasan sempadan pantai:
1. Ruang terbuka hijau; 1. semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai
2 2. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk ekologis dan estetika kawasan;
pengamanan abrasi dan gelombang pasang; 2. kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian
3. kegiatan penelitian dan pendidikan; fungsi sempadan pantai;
4. kegiatan pemanfaatan cagar budaya; 3. kegiatan yang mengganggu akses terhadap sempadan
5. kegiatan pengendalian kualitas air dan konservasi lingkungan pesisir; pantai serta menghalangi/menutup ruang dan jalur
6. pengamanan sempadan pantai sebagai ruang publik; evakuasi bencana; dan
7. kepentingan pertahanan dan keamanan negara; 4. pembangunan permukiman baru di kawasan sempadan
1b 8. kegiatan pengamatan cuaca dan iklim; pantai.
9. pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman
CASE COPACABANA bencana alam.
BEACH : 100 M
(PERPRES KAWASAN
SEMPADAN PANTAI) KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG YANG DIPERBOLEHKAN SARANA DAN PRASARANA MINIMAL dalam kawasan
DENGAN SYARAT sempadan pantai:
dalam kawasan sempadan pantai: 1. Struktur pengaman pantai seperti pemecah gelombang
1. pemanfaatan untuk pelabuhan/transportasi air; pada lokasi kawasan sempadan pantai yang kurang dari
2. kegiatan wisata alam dan sarana prasarana pendukungnya; 100 meter; dan
CASE CARRIBEAN
COAST PLANNING
3. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang 2. Lokasi dan jalur evakuasi bencana.
: < 100 m (With kegiatan rekreasi pantai dan sektor informal, pelabuhan, bandar
COASTAL AREA udara, dan pembangkitan tenaga listrik;
PLANNING 4. tempat tinggal masyarakat hukum adat atau anggota masyarakat
DOCUMENT)
yang secara turun temurun sudah bertempat tinggal di tempat
tersebut; dan
CASE 5. kegiatan lain yang tidak mengganggu fungsi pantai sebagai kawasan
SWITZERLAND :
TANPA KAWASAN
perlindungan setempat.
SEMPADAN (WTH
PLANNING
DOCUMENT_ENGI
NEERING
APPROACH)

Anda mungkin juga menyukai