Anda di halaman 1dari 17

Studio Perencanaan Wilayah

Kecamatan Gunung Toar

BAB III
TINJAUAN KEBIJAKAN
3.1. Tinjauan Kebijakan Pembangunan
3.1.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kuantan
Visi Pembangunan Kabupaten Kuantan Singingi berdasarkan RPJPD tahun
2006-2026 adalah:
“Kuantan Singingi yang Maju dan Mandiri Berbasiskan Agama dan
Budaya”.
Dalam mewujudkan pembangunan Kabupaten Kuantan Singingi tersebut, maka
terdapat delapan misi pembangunan daerah, sebagai berikut:
a. Mendorong pembangunan yang merata di seluruh wilayah dengan didukung
oleh kekuatan ekonomi yang tangguh,
b. Mendorong pembangunan menuju tercapainya kemandirian pangan,
sandang, papan, dan kesehatan, serta pendidikan masyarakat,
c. Mendorong pembangunan menuju peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang berlandaskan agama dan budaya,
d. Mendorong pembangunan infrastruktur yang memadai guna mendukung
terciptanya kehidupan beragama dan berbudaya di seluruh lapisan
masyarakat,
e. Mendorong pembangunan yang menggalakkan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang tidak bertentangan dengan agama dan budaya dalam
kehidupan masyarakat,
f. Mendorong pembangunan yang menjamin keberlanjutan pemanfaatan
sumber daya alam dan kelestarian alam serta lingkungan,

Laporan Akhir
Halaman 33
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

g. Mendorong peningkatan pelayanan publik oleh aparat Pemerintahan Daerah


(PEMDA) yang bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN),
h. Mendorong pembangunan menuju terciptanya keamanan dan ketertiban
serta keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.

3.2. Tinjauan Kebijakan Tata Ruang Kecamatan Gunung Toar


3.2.1. Rencanan Struktur Ruang Kecamatan Gunung Toar
3.2.1.1. Rencanan Sistem Perkotaan/Pusat Pelayanan Kecamatan Gunung
Toar, Kabupaten Kuantan Singingi
Dalam kajian atau analisis mengenai sistem pusat pelayanan di wilayah
Kabupaten Kuantan Singingi dihasilkan kesimpulan yang akan menjadi acuan dalam
perumusan rencana struktur ruang, yaitu:
 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Merupakan kota pusat kegiatan yang melayani wilayah dalam skala regional
dengan pusat kegiatan berada di Kota Teluk Kuantan (Kecamatan Kuantan
Tengah).
 Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
Merupakan kawasan kota yang berfungsi mendukung fungsi Teluk Kuantan
sebagai PKW dan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan
Singingi. Kota yang ditetapkan sebagai pengembang fungsi PKL untuk
Kabupaten Kuantan Singingi adalah Lubuk Jambi (Kecamatan Kuantan
Mudik), Muara Lembu (Kecamatan Singingi) dan Koto Baru (Kecamatan
Singingi Hilir )
 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Kota yang ditetapkan untuk mengemban fungsi sebagai pusat pelayanan
kawasan yang melayani skala kecamatan dan beberapa desa ini adalah
Perhentian Luas (Kecamatan Logas Tanah Darat), Benai (Kecamatan

Laporan Akhir
Halaman 34
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Benai), Baserah (Kecamatan Kuantan Hilir), dan Cerenti (Kecamatan


Gunung Toar).
 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Kota yang ditetapkan sebagai pusat permukiman yang berfungsi untuk
pelayanan lingkungan kegiatan skala antar desa ini adalah Lubuk Ambacang
(Kecamatan Hulu Kuantan), Kampung Baru (Kecamatan Gunung Toar)
Pangean (Kecamatan Pangean), dan Inuman (Kecamatan Inuman).
Salah satu pusat kegiatan yang ditetapkan tersebut sesuai dengan tingkat
Kecamatan Gunung Toar dapat diberikan penjelasan sebagai berikut ini:
 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Kriteria PPL adalah :
a) Pusat pelayanan pemerintahan lokal
b) Pelayanan untuk beberapa desa/ kelurahan
c) Produsen tanaman perkebunan (karet, kelapa sawit, kakao)

3.2.2. Rencana Ssitem Jaringan Prasarana Kecamatan Gunung Toar


3.2.2.1. Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat
a. Jaringan Jalan dan Jembatan
Jaringan jalan dan jembatan merupakan jaringan prasarana yang paling
penting dan sangat terkait dengan penetapan sistem perkotaan/pusat pelayanan:
PKN, PKW, PKL, PPK, dan PPL. Rencana sistem jaringan jalan dalam struktur
ruang wilayah Kabupaten Kuantan Singingi adalah sistem primer (wilayah/antar-
wilayah) dan sistem sekunder (dalam kawasan perkotaan). Sistem primer terdiri atas
Jalan Bebas Hambatan (Highway), Jalan Arteri Primer (JAP), Jalan Kolektor Primer
(JKP), dan Jalan Lokal Primer (JLP). Sementara sistem sekunder adalah Jalan Arteri
Sekunder dalam kawasan perkotaan Teluk Kuantan.
Penetapan sistem jaringan jalan tersebut didasarkan pada:

Laporan Akhir
Halaman 35
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

 Penetapan dalam RTRWN, penetapan dalam Keputusan Menteri PU


tentang Jalan Nasional, dan penetapan dalam RTRW Provinsi Riau; dan
 Kajian terhadap sistem jaringan jalan dan penyimpulan mengenai jaringan
jalan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Kuantan Singingi ini,
berdasarkan penetapan sistem perkotaan atau pusat kegiatan/pelayanan.
Penjelasan atau uraian terhadap sistem jaringan jalan yang ditetapkan sesuai
dengan tingkat Kecamatan Gunung Toar dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
a) Jalan Kolektor Primer 1 (KP 1)
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor 630/KPTS/M/2009 mengenai Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut
Statusnya sebagai Jalan Nasional, Meliputi Kecamatan Gunung Toar,
yaitu:

- Ruas jalan Taluk Kuantan - Batas Sumatera Barat dengan panjang ruas
jalan 38,84 km (melewati Kecamatan Gunung Toar).
b) Lokal Primer (LP)
Jalan Lokal Primer (LP) adalah jalan dengan status Jalan Kabupaten sesuai
dengan Keputusan Bupati Kuantan Singingi No. 426/Kpts/XI/2007, yang
menghubungkan antara PKLp dan PPK, dan menghubungkan antara PPK
dan PPL, serta jalan strategis kabupaten lainnya. Jalan Lokal Primer (LP)
di dalam wilayah Kecamatan Gunung Toar dimaksud meliputi ruas-ruas
jalan sebagai berikut:

- Gunung – Pulau Mungkur


c) Jalan Strategis
Ruas-ruas jalan yang ditetapkan statusnya sebagai jalan strategis
(keputusan Bupati Kuantan singing No.461/KPTS/IV/2009), dalam
wilayah Kecamatan Gunung Toar, yaitu :

- Sebrang Teluk Kuantan – Siberobah - Sanggau

Laporan Akhir
Halaman 36
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Tabel 3.1
Rencana Fungsi Pusat Kegiatan dalam Struktur Tata Ruang
Kabupaten Kuantan Singingi
Pusat Kegiatan KOTA FUNGSI
1. Pelayanan untuk mendukung pengembangan
kegiatan sosial, ekonomi berskala regional
2. Pelayanan jaringan telekomunikasi dan energi
yang mendukung pelayanan propinsi
Teluk Kuantan (Kuantan 3. Pelayanan jaringan transportasi (udara, darat,
PKW
Tengah) sungai) untuk mewujudkan sistem antar kota
4. Pusat jasa pemerintahan berskala kabupaten
beserta fasilitas pendukungnya.
5. Terminal agrobisnis dan agroindustri
6. Permukiman kota
1. Pelayanan untuk mendukung pengembangan
kegiatan sosial, ekonomi pada lingkup lokal
2. Pelayanan untuk satu atau beberapa kecamatan
Lubuk Jambi (Kuantan 3. Pusat pelayanan pemerintahan lokal yang
Mudik), Muara Lembu meliputi pelayanan kegiatan sosial, perdagangan
PKLp (Kecamatan Singingi) dan dan jasa.
Koto Baru (Kecamatan 7. Permukiman kota
Singingi Hilir ) 8. Pusat pengolahan tanaman perkebunan (kelapa
sawit)
9. Produsen tanaman perkebunan (karet, kelapa
sawit, kakao)
Perhentian Luas 1. Pelayanan untuk satu atau beberapa kecamatan
(Kecamatan Logas Tanah 2. Pusat pelayanan pemerintahan lokal yang
Darat), Benai meliputi pelayanan kegiatan sosial,
(Kecamatan Benai), perdagangan dan jasa.
PPK
Baserah (Kecamatan 3. Pusat pengolahan tanaman perkebunan (karet
Kuantan Hilir),dan dan kelapa sawit)
Cerenti (Kecamatan 4. Produsen tanaman perkebunan (karet, kelapa
Gunung Toar). sawit, kakao)
Lubuk Ambacang
(Kecamatan Hulu
Kuantan), Kampung Baru 1. Pusat pelayanan pemerintahan lokal
(Kecamatan Gunung 2. Pelayanan untuk beberapa desa/ kelurahan
PPL
Toar), Pangean 3. Produsen tanaman perkebunan (karet, kelapa
(Kecamatan Pangean), sawit, kakao)
dan Inuman (Kecamatan
Inuman),
Sumber: RTRW Kabupaten Kuantan Singingi 2010-2029

Laporan Akhir
Halaman 37
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

3.3. Kebijakan Pola Ruang Kecamatan Gunung Toar


3.3.1. Rencana Pola Ruang Kecamatan Gunung Toar
3.3.1.1. Penetapan Kawasan Lindung Kecamatan Gunung Toar
Saat ini, lahan untuk fungsi hutan lindung telah mengalami penurunan dengan
sebagian besar telah dikuasai oleh masyarakat dan swasta. Dalam rangka
mengembalikan areal dengan peruntukkan hutan lindung dan mencegah
memburuknya kondisi lingkungan (agar siklus hidrologi dan keseimbangan
lingkungan dapat tetap terjaga), maka diperlukan penguasaan lahan sesuai dengan
TGHK dan dipetakan dalam rencana pemanfaatan dan usaha kawasan, pada kawasan
peruntukkan hutan lindung dan pengembalian fungsi hutan lindung pada daerah
konflik (pemanfaatan kegiatan hutan lindung bukan berdasarkan fungsinya) serta
pengendalian dan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang berada di kawasan
hutan lindung.
Hutan lindung ini berada di wilyah Kabupaten Kuantan Singingi bagian
Selatan dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten
Dharmasraya Provinsi Dati I Sumatra Barat.Luas hutan yang sudah ditata batas
memanjang dari Lubuk Ambacang sampai ke Perhentian Sungkai, dengan topografi
daerah adalah curam dengan ketinggian tempat antara 100 – 392 mdpl. Areal ini
terletak di antara perlintasan jalan Sumatera Barat – Riau sehingga menimbulkan
banyak tekanan berupa pencurian kayu secara illegal, sawmill, dan pengkonversian
hutan alami secara besar-besaran. Untuk menjaga fungsi hutan lindung maka
direncanakan zona buffer (penyangga) untuk kawasan hutan lindung yang berbatasan
langsung dengan Provinsi Sumatera Barat.
Jenis Flora yang terdapat di areal ini adalah Keruing (Dipterocarpus spp),
Durian (Coelostegia graffithii), Kulim (Scorodarpus bornensis), Tembesu (Fragaea
fragrans), Gaharu (Aquilaria malacensis), Jelutung (Dyera costulata), Ramin
(Gonystilus bancanus). Sedang Fauna terdiri dari Harimau Dahan (Neofelis

Laporan Akhir
Halaman 38
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

nebulosa), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Sambar (Cervus


unicolor), Kancil (Tragulus javanicus), Pelanduk (Tragulus napu), Kucing hutan
(Felix bengalensis), Tapir (Tapirus indicus), Siamang (Symphalangus syndactylus),
Kukang (Nycticebus caucang), Rusa (Cervus timorensis), Lutung (Tracypithecus
cristata), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Kuau (Argusianus argus), Cekakak
(Halycon cloris), Cekakak cina (Halycon pileata), Elang Garis Dagu (Accipiter
virgatus), Elang hitam (Ictinaetus malayensis), Punggok (Ninox scutulta), Ular
sawah (Phyton reticulatus), Ular tiung (Natrix subainata), Kupu Gajah (Attacus
atlas), dan lain-lain.
Adapun berdasarkan Tata Guna Lahan Kesepakatan Provinsi Riau tahun 2007
maka hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi terdapat di Hutan
Lindung Bukit Betabuh dan Sentajo dengan luas keseluruhan yaitu 64.460,09 ha.

3.3.1.2. Penetapan Kawasan Perlindungan Setempat


a. Sempadan sungai
Kabupaten Kuantan Singingi termasuk ke dalam wilayah DAS Kuantan dan
DAS Singingi yang menyebabkan wilayah kabupaten ini memiliki aliran sungai yang
cukup banyak.Keterbatasan lahan dan perkembangan penduduk yang terus
bertambah menyebabkan lahan sekitar sungai menjadi pilihan aktivitas. Kondisi ini
dapat menimbulkan dampak negative seperti tercemarnya kualitas air sungai,
berkurangnya estetika kawasan tepi sungai, serta menjadi penyebab banjir karena
terjadinya pendangkalan dan penyempitan lebar sungai.
Dalam rangka mencegah terjadinya kondisi tersebut, maka diperlukan
pengelolaan kawasan sungai dengan penetapan sempadan sesuai dengan ketetapan
pada Keppres 32 Tahun 1990, yaitu sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria:
1. > 100 meter di kiri kanan sungai besar
2. 50 meter di kiri kanan sungai yang berada di dalam permukiman
3. 10 – 15 meter kiri kanan untuk jalan ispeksi

Laporan Akhir
Halaman 39
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Dilihat dari kondisi sebagian kota-kota di Kabupaten Kuantan Singingi yang


mendominasi berada di sekitar tepi garis Sungai Kuantan, makan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 35 Tahun 1991, menyebutkan bahwa :
1. Daerah penguasaan sungai adalah dataran banjir, daerah retensi, bantaran
atau daerah sempadan yang tidak dibebaskan.
2. Melihat kondisi tingkat kepadatan penggunaan lahan di daerah perkotaan
terutama yang terletak di sepanjang jalan sangat tinggi, maka penetapan
garis sempadan sungai yang berada lokasi tersebut perlu ditetapkan lain
dengan ketentuan yang berlaku bagi garis sempadan sungai pada umumnya.

b. Kawasan Lindung Spiritual dan Kearifan Lokal


Selain kedua kawasan lindung berdasarkan TGHK tersebut terdapat kawasan
yang disebut sebagai Rimbo Larangan yaitu kawasan yang secara fisik merupakan
kawasan tangkapan air dan secara biologi kawasan ini merupakan tempat plasma
nutfah yang memiliki keragaman dan nilai hayati yang tinggi.Rimbo Larangan ini
merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat tradisional yang erat
hubungannnya dengan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Secara
fisik, sebaran Rimbo Larangan dapat dilihat melalui Tabel 3.1.
Kawasan Rimbo Larangan berdasarkan dinas kehutanan dan kondisi eksisting
yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi, terdapat 8 Rimbo Larangan dengan luasan
± 1.314,50 Ha yang masih bertahan dengan fungsinya sebagai hutan dan sebagai
resapan air. Rimbo Larangan tersebut berada di Kecamatan Hulu Kuantan (Pemalang
Pogal dan Lubuk Samak), Kecamatan Gunung Toar (Kopuong, baluang, dan Bukit
Marontang), Kecamatan Kuantan Mudik (Samak, dan Bukit Panarahan), dan
Kecamatan Kuantan Tengah (Kenegerian Jake).

Laporan Akhir
Halaman 40
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Tabel 3.2
Rimbo Larangan di Kecamatan Gunung Toar
No Nama Negeri Nama Rimba Larangan Luas Keterangan
(Ha)
1 Teluk Beringin Rimba Baluang ± 3,00 Berhutan Anakan
2 Lubuk Tarontang Rimba Bukit Marontang ± 1,50 Masih Berhutan
3 Toar Rimba Sialang - Sudah jadi kebun
karet
4 Gunung Rimba Sei Kulim - Sudah jadi kebun
karet dari tahun 1955
Sumber :Dinas Kehutanan Kab. Kuantan Singingi, 2010

c. Kawasan Ruang Terbuka Hijau


Kawasan ruang terbuka hijau merupakan salah satu kebutuhan masyarakat
perkotaan dan menjadi paru-paru kota di kawasan permukiman perkotaan, yang
mencakup perkotaan dengan fungsi sebagai PKW, PKLp, dan PPK. RTH perkotaan
ini ditetapkan dengan proporsi minimum 30 % dari luas masing-masing kawasan
perkotaan tersebut yang meliputi kawasan perkotaan Teluk Kuantan, Lubuk Jambi,
Muara Lembu, Koto Baru, Perhentian Luas, Benai, Baserah, dan Cerenti.Ruang
terbuka hijau harus bersifat responsif, demokratis, dan  bermakna. Ruang terbuka
hijau yang responsif artinya harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
dan  kepentingan luas. Secara demokratis yang dimaksud adalah Ruang terbuka hijau
dapat dimanfaatkan masyarakat umum tanpa harus terkotak-kotakkan akibat
perbedaan sosial, ekonomi, dan budaya. Jenis RTH terbagi jadi 2 yaitu :
a. Taman aktif
Taman ini memiliki fungsi sebagai tempat bermain, dengan dilengkapi
elemen-elemen pendukung taman bermain antara lain ayunan, petung, dan
sebagainya.
b. Taman pasif

Laporan Akhir
Halaman 41
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Taman ini hanya sebagai elemen estetis saja, sehingga kebanyakan untuk
menjaga keindahan tanaman di dalam taman tersebut akan dipasang pagar di
sepanjang sisi luar taman.

3.3.1.3 . Kawasan Rawan Bencana


Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi
tinggi mengalami bencana alam.Di Kabupaten Kuantan Singingi potensi bencana
alam yang ada adalah banjir dan tanah longsor.Perlindungan terhadap kawasan rawan
bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana
disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.

a. Kawasan Rawan Banjir


Kabupaten Kuantan Singingi merupakan wilayah yang dilalui oleh Sungai
Kuantan dan Singingi. Kondisi ini juga membawa dampak negatif yaitu kerawanan
terhadap bencana banjir. Daerah-daerah yang berada di tepi aliran sungai ini
berpotensi terkena banjir terutama saat musim penghujan dimana debit air di sungai
meningkat. Daerah sepanjang Sungai Kuantan seperti Kecamatan Gunung Toar,
Kecamatan Inuman, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Pangean, Kecamatan
Benai, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan
Mudik, dan Kecamatan Hulu Kuantan.Kawasan tersebut berpotensi terkena bencana
banjir musiman karena morfologinya yang relatif datar. Daerah hulu Sungai
Kuantan, terutama daerah Lubuk Jambi memiliki kerawanan terbesar.

3.3.2. Rencana Penetapan Kawasan Budidaya Kecamatan Gunung Toar


3.3.2.1. Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Pertanian Lahan Basah
Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai luas kawasan pertanian
lahan basah sebesar 22.166 Ha yang tersebar di 15 kecamatan yang cenderung berada

Laporan Akhir
Halaman 42
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

di sekitar sungai kuantan dan sungai singingi. Luas lahan pertanian lahan basah
masing-masing berupa lahan sawah didukung dengan keberadaan setengah teknis
33,30%, irigasi non-PU 3,35% dan Tadah hujan sebesar 27,02%. Sedangkan
pemanfaatan lahan usahakan sebesar 9.686 Ha atau 43,69% dari luas kawasan
pertanian lahan basah di Kabupaten Kuantan Singingi, sedangkan luas lahan yang
tidak dimanfaatkan seluas 12.480 Ha atau sebesar 56,30% dari luas lahan yang
potensial. Daerah-daerah yang belum dimanfaatkan sebagian besar berada di
Kecamatan Gunung Toar (63,48%), Inuman (77,89%), Kuantan Hilir (54,41%),
Logas Tanah Darat (98,78%), Kuantan Mudik (55,68%), Hulu Kuantan (67,42%),
Singingi (94,42%) dan Singingi Hilir (100% belum dimanfaatkan sepenuhnya), Hal
ini juga mempengaruhi nilai daya dukung wilayah terhadap luas kawasan pertanian
yang menjadi semakin kecil. Oleh karena itu, kawasan pertanian lahan basah yang
telah ada diupayakan untuk terus dipertahankan dengan peningkatan irigasinya.

b. Pertanian Lahan Kering


Lahan bukan sawah (lahan kering) terdiri dari lahan yang diusahakan untuk
pertanian dan bukan pertanian.. Tanaman palawija terdiri dari jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar, untuk tanaman hortikultura di
Kabupaten Kuantan singing dikembangkan tanaman sayuran dan buah-
buahan.Sedangkan bukan pertanian yang diusahakan untuk meliputi; pekarangan,
tegal/kebun, ladang/huma, pengembalan/padang rumput. Pemanfaatan lahan kering
yang tersebar di seluruh kecamatan dengan luas lahan kering di Kabupaten Kuantan
Singingi adalah sebesar 147.845 Ha.

c. Pertanian Pangan Berkelanjutan


Dengan adanya ketahanan pangan yang saat ini sedang berkembang dan
didukung oleh Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, maka dalam tataran wilayah, perlu diciptakan ruang

Laporan Akhir
Halaman 43
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

atau kawasan yang dikembangkan untuk kawasan pertanian pangan berkelanjutan


yaitu wilayah budi daya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki
hamparan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan/atau hamparan lahan cadangan
pertanian pangan berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi utama untuk
mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. Pemanfaatan
lahan pangan berkelanjutan berada di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Kabupaten Kuantan Singingi dengan sebesar 12.480 Ha (luas lahan basah yang
dimanfaatkan).

3.3.2.2. Kawasan Peruntukan Perkebunan


Pengembangan kawasan perkebunan juga menjadi salah satu prioritas utama
untuk pengembangan agrobisnis di Kabupaten Kuantan Singingi, karena wilayah ini
memiliki potensi yang sangat besar terutama dengan adanya daya dukung
lingkungan. Jenis tanaman perkebunan yang akan dikembangkan di Kabupaten
Kuantan Singingi antara lain adalah karet, kelapa sawit dan kakao.
Berdasarkan potensi pengembangan yang begitu besar untuk komoditas kelapa
sawit dan karet maka berikut adalah pola pengelolaan bagi kedua komoditas tersebut.

Tabel 3.3
Rencana Pola Pengelolaan Perkebunan
Berdasarkan Potensi Komoditas di Kabupaten Kuantan Singingi
Jenis Potensi Lokasi Pola Pengelolaan
Karet Hasil Produksi dari perkebunan Tersebar hampir Swadata/parsial
karet yang besar/nomor 2 di diseluruh Pola UPP (Unit
bawah kelapa sawit yaitu kecamatan di Pelayanan
247.338 ton/tahun Kabupaten Pengembangan)
Kuantan Singingi PIR (Perkebunan Inti
rakyat)
Perkebunan Besar
Swasta
Karet Hasil Produksi dari perkebunan Tersebar hampir Swadata/parsial
karet yang besar/nomor 2 di diseluruh Pola UPP (Unit
bawah kelapa sawit yaitu kecamatan di Pelayanan

Laporan Akhir
Halaman 44
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Jenis Potensi Lokasi Pola Pengelolaan


247.338 ton/tahun Kabupaten Pengembangan)
Kuantan Singingi PIR (Perkebunan Inti
rakyat)
Perkebunan Besar
Swasta

Aneka Luas 3.240,33 Ha Tersebar hampir Swadata/parsial


Tanaman diseluruh Pola UPP (Unit
Perkebun kecamatan di Pelayanan
an Kabupaten Pengembangan)
Kuantan Singingi PIR (Perkebunan Inti
rakyat)
Perkebunan Besar
Swasta
Sumber: RTRW Kab. Kuantan Singingi 2004 – 2013, dan analisis modifikasi, 2011.

Berdasarkan potensi di atas serta luas keseluruhan dari areal yang


diperuntukkan bagi perkebunan maka arahan pengembangan kawasan peruntukan
perkebunan akan tersebar di Kecamatan Singingi Hilir (7,3%), Logas Tanah Darat
(11%), Pangean (1,8%), Kuantan Hilir (8%), Inuman (1,7%), Cerenti (6,8%), Benai
(12%), Singingi (17,5%), Kuantan Tengah (8,6%), Gunung Toar (1,2%), Kuantan
Mudik (17%), dan Hulu Kuantan (7,3%).

3.3.2.3. Kawasan Peruntukan Perikanan


Kawasan perikanan yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi berupa
penangkapan perairan umum, budidaya ikan kolam, dan budidaya ikan
keramba.adalah sebagai berikut :
Budidaya ikan kolam mempunyai luas 204 Ha pada tahun 2009 yang terdiri
dari kolam irigasi, kolam mata air/tadah hujan, dan beririgasi sederhana. Kawasan
yang akan dimanfaatkan untuk perluasan areal kolam hamper terdapat disetiap
kecamatan, namun potensi yang lebih besar dan akan di prioritaskan adalah di
Kecamatan Benai, Kuantan Tengah, Gunung Toar dan pangean.

Laporan Akhir
Halaman 45
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Kegiatan budidaya perikanan diarahkan untuk berkembang di semua wilayah


dengan kriteria yang sesuai. Untuk prioritas pengembangan berdasarkan produksi
kegiatan ini adalah di Kecamatan Gunung Toar, Kuantan Tengah, Benai, Kuantan
Hilir, Singingi, Singingi Hilir, Logas Tanah Darat, dan Pangean.

3.3.2.4. Kawasan Peruntukan Peternakan


Kawasan peruntukan peternakan berada di 15 kecamatan, dengan prioritas
pengembangan jenis ternak besar sapi, kerbau dan kambing sedangkan jenis ternak
unggas meliputi ayam dan itik. terkecuali jenis ternak kerbau yang tidak berpotensi
untuk pengembangan di wilayah Kecamatan Logas Tanah Darat.
Luasan padang pengembalaan untuk jenis ternak di Kecamatan Gunung Toar
15 Ha (Taberau panjang dan Seberang Gunung).

3.3.2.5. Kawasan Peruntukan Pertambangan


Sebagai sektor ekonomi basis di Kabupaten Kuantan Singingi hingga saat ini,
sektor pertambangan memiliki kecenderungan penurunan kontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Kuantan Singingi. Di sisi lain, keberadaan sumber daya alam mineral dan
batubara yang tidak dapat diperbarui tidak akan dapat dijadikan sebagai tulang
punggung perekonomian di suatu wilayah. Oleh karena itu, pengembangan kegiatan
pertambangan tidak akan menjadi prioritas. Adapun potensi pertambangan serta
pengelolaannya di Kecamatan Gunung Toar adalah pertambangan emas.

3.3.2.6. Kawasan Peruntukan Pariwisata


Dalam rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Kuantan Singingi,
wilayah ini sangat berpotensi untuk mengembangkan kegiatan pariwisata dan juga
sebagai ikon daerah, terutama pariwisata alam dan pariwisata budaya. Adapun
potensi kawasan pariwisata yang ada di Kecamatan Gunung Toar antara lain:

Laporan Akhir
Halaman 46
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

Tabel 3.4
Rencana Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Gunung Toar
Pola
Jenis Potensi yang Dikembangkan Lokasi
Pengelolaan
Rumah Tua Bangunan rumah-rumah yang Desa Toar Pemerintah
Toar sudah berusia ratusan tahun Kecamatan Daerah dan
dnegan arsitektur yang khas Gunung Toar Swasta
Sumber: RTRW Kab. Kuantan Singingi 2004 – 2013, dan analisis modifikasi, 2011.

3.3.3. Kawasan Peruntukan Permukiman


3.3.3.1. Peruntukan Permukiman Perkotaan
Rencana permukiman perkotaan akan lebih komprehensif dalam penataan
fasilitas dan infrastrukturnya dibandingkan dengan kawasan permukiman pedesaan.
Kawasan permukiman kota mencakup wilayah pengembangan PKW, PKLp dan
PPKdi Kabupaten Kuantan Singingi. Pola persebaran permukiman di Kabupaten
Kuantan Singingi tersebar mengikuti pola jaringan jalan Nasional dan Provinsi.
Rencana kawasan permukiman perkotaan akan diikuti dengan pedoman zonasi
yang lebih implementatif untuk menciptakan kota yang kompak. Kecamatan Kuantan
Tengah diarahkan untuk menjadi kawasan perkotaan dengan pusat kota di Teluk
kuantan. Sub pusat kegiatan dikembangkan pula di seluruh wilayah Kabupaten
Kuantan Singingi terutama di Kecamatan Kuantan Mudik dengan pusat kota di
Lubuk Jambi, Kecamatan Singingi dengan pusat kota Muara Lembu, dan Kecamatan
Singingi Hilir dengan pusat kota di Koto Baru. Serta beberapa pusat kota yang
menjadi fungsi sebagai pusat pelayanan kawasan seperti kota Perhentian Luas,
Benai, Baserah dan Kota Cerenti.

3.3.3.2. Peruntukan Permukiman Pedesaan


Kebijaksanaan pemanfaatan ruang Permukiman Pedesaan didasarkan pada
tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan
budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan yang

Laporan Akhir
Halaman 47
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

terdapat dan utamanya di wilayah PPL yaitu Kecamatan Hulu Kuantan (Lubuk
Ambacang), Kecamatan Gunung Toar (Kapung Baru), Kecamatan Pangean
(Pangean), dan Kecamatan Inuman (Inuman).

3.4. Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten


Kuantan Singingi
3.4.1. Ketentuan Kawasan Strategis
Secara umum kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan berdasarkan beberapa pertimbangan. Dalam UU Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang Pasal 1 angka 28, 29, dan 30 dikemukakan bahwa:
 Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia.
 Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
 Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Dalam PP Nomor 26/2008 tentang RTRWN, khususnya Pasal 75 dikemukakan
bahwa penetapan kawasan strategis nasional (KSN) dilakukan berdasarkan
kepentingan:
a. pertahanan keamanan,
b. pertumbuhan ekonomi,
c. sosial dan budaya,
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau

Laporan Akhir
Halaman 48
Studio Perencanaan Wilayah
Kecamatan Gunung Toar

e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.


Sesuai dengan penetapan UU Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 1 angka 30 di atas,
dan berdasarkan kewenangan daerah dan pemerintah daerah, maka dalam RTRW
Kabupaten Kuantan Singingi dapat ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
menurut sudut kepentingan yang meliputi:
 pertumbuhan ekonomi;
 sosial budaya; dan
 fungsi dan daya dukung lingkungan.

Laporan Akhir
Halaman 49

Anda mungkin juga menyukai