Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1. RTRW Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016-2036


2.1.2. Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang wilayah daerah adalah terwujudnya keterpaduan
struktur ruang dan pola ruang daerah yang produktif, dinamis, dan berwawasan
lingkungan yang berkelanjutan melalui pengembangan industri, perhubungan,
pariwisata, pertanian dan perikanan yang sinergis.

2.1.3. Kebijakan dan Strategi


Kebijakan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut dalam hal mewujudkan
tujuan penataan ruang meliputi :
a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan
b. Percepatan pengembangan dan kemajuan kawasan
c. Pengembangan infrastruktur yang mendukung pembangunan berbagai
bidang dan berkelanjutan yang mengutamakan pada keberlangsungan
ekosistem
d. Peningkatan fungsi kawasan untuk turut serta menjaga dan memelihara
aset-aset pertahanan dan keamanan.
Strategi penataan ruang wilayah daerah berdasarkan kebijakan di atas meliputi
a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan dengan cara :
1. Peningkatkan fungsi kawasan perkotaan dan perdesaan sebagai pusat
pelayanan
2. Mendorong dan mengembangkan fungsi pusat-pusat pelayanan pada
ibukota kecamatan sesuai dengan potensi dan ciri khas wilayah masing-
masing.
b. Percepatan pengembangan dan kemajuan kawasan kabupaten dengan cara :
1. Melakukan penelusuran potensi kawasan atau sub sektor strategis yang
dapat dikembangkan di kawasan.

10
2. Memasukkan sub sektor pertambangan, perikanan, pertanian, perkebunan,
dan perhubungan laut di kawasan sebagai pemicu pertumbuhan wilayah.
3. Menyediakan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan
wilayah.
c. Pengembangan infrastruktur yang mendukung pembangunan berbagai bidang
dan berkelanjutan yang mengutamakan pada keberlangsungan ekosistem,
dengan cara :
1. Mengembangkan perencanaan pembangunan infrastruktur utamanya jalan
kabupaten tanah laut secara terpadu
2. Mengembangkan prasarana menuju pembangunan bandara di masa depan
3. Mengembangkan sistem sosialisasi publik rencana pengembangan
infrastruktur kabupaten tanah laut secara aksesibel
4. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi implementasi rencana
pengembangan infrastruktur kabupaten tanah laut
d. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk turut serta menjaga dan
memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan dengan cara :
1. Menyediakan ruang untuk mendukung fungsi pertahanan dan keamanan
2. Membatasi kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan pertahanan dan keamanan.

2.1.4. Rencana Struktur Ruang


Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana struktur
ruang wilayah Kabupaten terdiri atas sistem perkotaan, sistem jaringan transportasi,
sistem jaringan energi yang meliputi jaringan listrik; jaringan sumber daya air; dan
jaringan telekomunikasi, serta sistem prasarana pengelolaan lingkungan wilayah
Kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1 : 50.000 dan album peta tematik. Strukur ruang Kabupaten Tanah Laut
dapat dilihat pada peta berikut :

11
Peta 2.1. Struktur Ruang Kabupaten Tanah Laut

Sumber: RTRW Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016-2036

12
Struktur ruang wilayah Kabupaten Tanah Laut terdiri dari:
1. Sistem Perkotaan
Sistem perkotaan yang ada di Kabupaten Tanah Laut yaitu:
1) Perkotaan Pelaihari sebagai pusat kegiatan lokal (PKL)
Fungsi pelayanan pusat kegiatan lokal (PKL) Perkotaan Pelaihari adalah :
a. Kawasan perdagangan skala regional, kabupaten, meliputi pusat
perbelanjaan seperti plasa dan supermarket, tempat grosir, paar regional
(pasar hewan)
b. Jasa atau pelayanan, terdiri dari perbankan cabang, lembaga asuransi
cabang, jasa kesehatan berupa rumah sakit, perhotelan dan perusahaan
swasta lainnya
c. Pusat pengembangan fasilitas pendidikan (TK, SD,SLTP, dan
SLTA/kejuruan, dan Perguruan Tinggi)
d. Olah raga/ rekreasi meliputi gedung olah raga (GOR) yang merupakan
kompleks fasilitas olahraga dan gedung hiburan, serta pengembangan
ruang terbuka hijau yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat
e. Transportasi meliputi terminal tipe C
f. Pengembangan wisata buatan dan budaya atau spiritual
g. Pemerintahan meliputi kantor-kantor pemerintahan skala kabupaten
h. Pusat pengembangan kawasan perkantoran kabupaten
i. Pusat pengembangan permukiman perkotaan

2. Sistem Transportasi
1) Sistem Transportasi Darat
a. Jaringan jalan kolektor primer K-1, meliputi
1. Batas Kota Pelaihari – KP. Asam Asam
2. Jalan Gunung Kayangan
3. Jalan KH. Mansyur
4. Jalan Muslimin (Pelaihari)
5. Jalan Kemakmuran (Pelaihari)
6. Jalan Sarang Halang (Pelaihari)

13
7. Jalan Perkantoran Gagas (Pelaihari).

b. Jaringan jalan kolektor primer K-2, meliputi:


1. Pelaihari – Takisung
2. Pelaihari – Batakan
c. Jaringan jalan kolektor primer K-3, meliputi:
1. Jalan Antasari (Pelaihari)
2. Jalan arah Takisung
3. Jalan arah Batakan.
d. Jaringan jalan lokal primer, meliputi seluruh ruas jalan lokal di Pelaihari.
e. Rencana pembangunan dan/atau peningkatan jalan lingkar utara
Pelaihari-Tambang Ulang-Batu Ampar
f. Rencana persimpangan jalan sebidang:
1. Jalan Ahmad Yani – Jalan KH. Mansyur - kawasan belakang Angsau
dan Pabahanan, Jalan Ahmad Yani – Pabahanan, Jalan Ahmad Yani –
Ambungan
2. Jalan Ahmad Yani – Jalan KH. Mansyur – Jalan Datu Insyad – Jalan
A. Syairani, Jalan Ahmad Nawawi – Jalan lingkar luar Pelaihari
3. Jalan Ambawang – Jalan Ahmad Nawawi, Jalan Ahmad Nawawi –
Jalan Bumijaya – Jalan Tampang
4. Jalan Matah – Jalan Al Fattah, Jalan Matah – Jalan lingkar luar
Pelaihari, rencana pembuatan simpang tiga Pelaihari – ke
Banjarmasin – ke Gunung Keramaian menjadi Simpang Empat
Pelaihari – ke Banjarmasin – ke Gunung Keramaian – ke Sumber
Mulya (yang menuju sumber mulya melewati panggung – Kunyit –
Tirta Jaya – Gunung Melati – Sumber Mulya, yang menuju Gunung
Keramaian diteruskan ke Maluka Baulin).
g. Terminal penumpang dan barang di Kota Pelaihari yaitu Terminal Tanah
Habang
h. Jaringan pelayanan angkutan umum terdiri atas:

14
1. Jaringan trayek provinsi yang meliputi Banjarmasin (KM.6) –
Pelaihari, PP; dan Simpang Tiga Liang Anggang – Pelaihari, PP.
2. Rencana jaringan trayek kabupaten, meliputi : Pelaihari – Kurau –
Bumi Makmur, Pelaihari – Takisung, Pelaihari – Panyipatan,
Pelaihari – Bumi Makmur, Pelaihari – Jorong – Kintap, Pelaihari –
Batakan, Pelaihari – Batu Ampar, Pelaihari – Bajuin, dan trayek
dalam Kota Pelaihari
2) Sistem Jaringan Perkeretaapian
Rencana pengembangan sistem jaringan jalan kereta api, meliputi jalan
angkutan penumpang dan barang antar kota PKN dengan PKW dan PKL,
yaitu ruas Banjarmasin – Pelaihari – Pelabuhan Pelaihari Jorong – Asam-
Asam – Kintap – Satui – Pagatan – Pelabuhan Batulicin dan Kersik Putih
Batulicin – Serongga – Senggayam – Tanah Grogot – Balikpapan. Selain itu
ruas Pelaihari – Batakan (Rencana Pelabuhan Laut Tanjung Dewa). Untuk
pembangunan stasiun kereta api sebagai simpul jaringan jalur kereta api
diarahkan pada ibukota provinsi dan ibukota kabupatrn/kota se-Kalimantan
Selatan.

3. Sistem Jaringan Energi


1) Jaringan Pembangkit Listrik
Jaringan transmisi tenaga listrik di wilayah Kabupaten Tanah Laut berupa:
a. jaringan transmisi tenaga listrik Gardu induk (GI) Asam-Asam dan Gardu
Induk Pelaihari
2) Jaringan Telekomunikasi
Rencana sistem jaringan teresterial terdiri dari pengembangan stasiun radio
(repeater) di Perkotaan Pelaihari, Kecamatan Pelaihari.
3) Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten Tanah Laut meliputi:
a. wilayah sungai (WS) Cengal-Batu Licin seluas kurang lebih 1.091,29
(seribu sembilan puluh satu koma dua puluh sembilan) hektar, sebagai
berikut:

15
1. DAS Tabanio
b. Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Tanah Laut meliputi :
1. Irigasi teknis di Kecamatan Takisung, Pelaihari, Bajuin, Batu Ampar
dan Jorong;
2. Irigasi sederhana di Kecamatan Panyipatan, Pelaihari dan Kintap.
c. Jaringan air baku yang digunakan untuk kebutuhan air minum meliputi
sumber air baku Sungai Tabanio dan Sungai Kintap

4. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan


a. Sistem pengelolaan persampahan yang terdiri atas :
1. Pengelolaan sampah yang meliputi Kelurahan Pelaihari, Angsau, Sarang
Halang, Karang Taruna, Pabahanan, Desa Atu-Atu, Desa Panggung dan
Desa Ambungan
2. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang terdapat di Bakunci,
Kelurahan Karang Taruna Kecamatan Pelaihari dan Desa Maluka Baulin
di Kecamatan Kurau
b. Sistem drainase yang terdiri atas
a. Drainase alam yang meliputi sungai di perkotaan
b. Drainase buatan yang terdiri atas konstruksi saluran drainase di
perkotaan, jalan raya, dan gorong-gorong
c. Sistem jaringan limbah yang terdiri atas
a. penggunaan septic-tank dan peresapan
b. penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan
fasilitas umum di kawasan perkotaan
d. Sistem jaringan air minum yang terdiri atas :
a. pelayanan air minum PDAM yang meliputi Kecamatan Pelaihari,
Bajuin, Jorong, Bati-Bati, Takisung, Panyipatan, Batu Ampar, Kintap
dan Kurau
b. pelayanan air minum dengan menggunakan sumur bor terdapat di
seluruh Kecamatan Bati-Bati, Pelaihari dan Kurau

16
c. pelayanan air minum dengan menggunakan saluran air baku (SAB)
yang berasal dari Sungai Tabanio, Air Terjun Bajuin, Sumur
Beramban, Sungai Maluka (Mata Air Pandahan) di Bati-Bati, Sungai
Naiyah di Kecamatan Asam-Asam, peresapan air di Desa Banua
Lawas Kecamatan Takisung, air tanah Desa Padang.

2.1.5. Rencana Pola Ruang


Pola ruang merupakan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1 : 50.000. Pola ruang Kabupaten Tanah Laut dapat dilihat pada peta
berikut:

17
Peta 2.2. Pola Ruang Kabupaten Tanah Laut

Sumber: RTRW Kabupaten Tanah Laut Tahun 2016-2036

18
2.1.5.1. Kawasan Lindung
1. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
1) Kawasan hutan lindung, ditetapkan seluas ± 13.856,72 (tiga belas ribu
delapan ratus lima puluh enam koma tujuh puluh dua) hektar yang
meliputi:
a. Kecamatan Pelaihari seluas kurang lebih 3.810 (tiga ribu delapan ratus
sepuluh) hektar
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 huruf b terdiri atas:
a. Kawasan sempadan sungai
Kawasan sempadan sungai dikembangkan bagi seluruh aliran
sungai baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di
kawasan perdesaan dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kawasan permukiman penduduk lokal pada
sepanjang sempadan sungai, dermaga sungai dan dermaga
penyeberangan, kawasan pariwisata, kawasan kepelabuhanan dan
maritim, kawasan industri dan kawasan pertahanan dan keamanan
seluas kurang lebih 6.299,42 (enam ribu dua ratus sembilan puluh
sembilan koma empat puluh dua) hektar terdapat di kawasan
sepanjang kanan-kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran
irigasi primer, waduk dan embung yang mempunyai manfaat
penting untuk melestarikan fungsi sungai.

3. Kawasan Rawan Bencana Alam


Kawasan rawan bencana alam meliputi :
a) kawasan rawan banjir
Kawasan potensi rawan banjir adalah daerah dengan tingkat
kerawanan tinggi meliputi :
a. Kecamatan Pelaihari terdapat di Desa Panjaratan
b) Kawasan rawan kebakaran lahan/hutan dan permukiman

19
a. Kawasan rawan kebakaran permukiman
b. Kawasan rawan kebakaran permukiman tidak ada daerah
yang tingkat kerawanannya tinggi.
c) Kawasan rawan angin puting beliung
a. Kawasan rawan angin puting beliung meliputi sebagian
besar kecamatan akan tetapi dengan tingkat kerawanan
sebagian besar rendah.

4. Ruang Terbuka Hijau


Kawasan ruang terbuka hijau tersebar di Kawasan Perkotaan, yakni
Kawasan Perkotaan Pelaihari, Kawasan Perkotaan Bati-Bati, Kawasan
Perkotaan Takisung, Kawasan Perkotaan Jorong dan Kawasan Perkotaan
Kintap. Kawasan ruang terbuka hijau direncanakan pengembangan sebesar 30
% dari luas kawasan perkotaan yaitu seluas kurang lebih 3.200 (tiga ribu rua
ratus) hektar. Kawasan Perkotaan tersebut berada di Kecamatan Pelaihari,
Kecamatan Bati-Bati, Kecamatan Jorong, Kecamatan Kintap dan Kecamatan
Tambang Ulang.
Ketentuan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan :
a. RTH privat 10% terdiri atas :
1. pekarangan rumah tinggal
2. halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha
3. taman
4. lapangan olahraga
b. RTH publik 20% terdiri atas :
1. RTH taman dan hutan kota terdiri atas:
a) Taman RT, taman RW, taman kelurahan dan taman
kecamatan
b) Taman kota
c) Hutan kota
d) Sabuk hijau (green belt)
2. RTH jalur hijau jalan terdiri atas:

20
a) pulau jalan dan median jalan
b) jalur pejalan kaki
3. RTH fungsi tertentu terdiri atas:
a) jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
b) RTH sempadan sungai
c) lapangan olahraga
d) pemakaman
4. Taman kota seluas kurang lebih 83,85 (delapan puluh tiga
koma delapan puluh lima) hektar

2.1.5.2. Kawasan Budidaya


Kawasan budidaya terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan permukiman
Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :
a) Kawasan permukiman perkotaan
1) Kawasan peruntukan permukiman yaitu kawasan yang mempunyai
kegiatan utama non pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, industri, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
2) Kawasan permukiman perkotaan diimbangi dengan tersedianya
pusat pelayanan yang terkonsentrasi di sekitar Perkotaan Pelaihari,
Perkotaan Bati-Bati, Perkotaan Jorong, Perkotaan Kintap, dan
Perkotaan Takisung, serta masing-masing perkotaan menyediakan
RTH minimum 30 %.

2. Kawasan Peruntukan Pertanian


Kawasan peruntukan pertanian meliputi:
a) Kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan terdiri atas:

21
a. Kawasan pertanian lahan basah sebesar + 42.322,38 hektar tersebar
di seluruh Kecamatan
b. Kawasan pertanian lahan kering sebesar + 44.904,74 hektar tersebar
di seluruh Kecamatan
b) Kawasan hortikultura
Kawasan hortikultura terdiri atas:
a. Kecamatan Pelaihari sebesar + 41 hektar
b. Kecamatan Bajuin sebesar + 352 hektar
c. Kecamatan Kintap sebesar + 132 hektar
d. Kecamatan Bati-Bati sebesar + 13 hektar;
e. Kecamatan Batu Ampar sebesar + 56 hektar;
f. Kecamatan Panyipatan sebesar + 54 hektar;
g. Kecamatan Takisung sebesar + 12 hektar;
h. Kecamatan Tambang Ulang sebesar + 66 hektar;
i. Kecamatan Kurang sebesar + 24 hektar;
j. Kecamatan Jorong sebesar + 36 hektar;
k. Mengembangkan pusat agropolitan di Kecamatan Pelaihari, Batu
Ampar, Panyipatan dan Kurau; dan
l. Kawasan holtikultura berada pada kawasan pertanian lahan kering.

c) Kawasan perkebunan
Kawasan perkebunan memiliki komoditas cengkeh, kelapa, kelapa
hibrida, kopi, kapuk, kemiri, aren, pinang, kakao, karet, lada, dan kelapa
sawit dikembangkan di seluruh kecamatan sebesar + 106.233,30 hektar
dengan lokasi tersebar di seluruh kecamatan termasuk di dalamnya
kawasan agropolitan.
d) Kawasan peternakan
Kawasan peternakan memiliki komoditas ternak unggulan meliputi
ternak sapi di seluruh kecamatan, pengembangan sapi perah, kerbau
rawa dan kerbau darat serta merupakan kawasan usaha pembibitan
unggas.

22
3. Kawasan peruntukan perikanan
Kawasan peruntukan perikanan dan kelautan terdiri atas :
a) Kawasan perikanan budidaya
Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebesar + 3.969,35 hektar,
termasuk didalamnya kawasan Minapolitan seluas kurang lebih 530,95
hektar terdiri atas :
1. Perikanan budidaya air tawar meliputi jenis ikan introduksi dan jenis
ikan lokal tersebar di setiap kecamatan.

2.2. RPJMD Kabupaten Tanah Laut Tahun 2013-2018


2.2.1. Visi dan Misi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2013-2018
A. VISI
Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2013-
2018 adalah : “TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS,
AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (Berkarakter)”. Visi Kabupaten Tanah Laut
tersebut memiliki makna berkemajuan, kampiun, relijius, akuntable, dan terunggul
(BerKaRAkTer) memiliki 5 (lima) frase yang lebih terukur, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, yaitu :
1. Berkemajuan
Masyarakatnya menjadi lebih maju dari sebelum visi ini dibuat, baik secara
ideologi, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum. Demikian juga lebih
tenteram, aman, dan damai.
2. Kampiun
Masyarakatnya akan selalu berusaha untuk menjadi pemenang di tengah
persaingan global yang sangat kompetitif untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Adanya perdagangan bebas dunia, seperti : AFTA,
NAFTA, APEC, dan GATT tidak akan membuat masyarakat menjadi
penonton, tetapi harus ikut menjadi pemain dan / atau pelaku yang secara
bertahap harus menjadi pemenang.
3. Relijius

23
Masyarakatnya taat menjalankan syariat agama. Beragama tentunya tidak
hanya pada tataran simbolisme dan normatif semata, tetapi diusahakan untuk
lebih optimal lagi mewarnai praktek-praktek bernegara, berpemerintahan, dan
bermasyarakat.
4. Akuntable
Pelaksanaan Pemerintahan yang bisa dipertanggungjawabkan kepada
pemegang mandat tertinggi yaitu masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah
penilaian tata kelola keuangan yang harus secepatnya bergerak dari opini
wajar dengan pengecualian (WDP) menuju wajar tanpa pengecualian (WTP).
5. Terunggul
Semua kemajuan, kemenangan, kerelijiusan, dan keakuntabelan bisa terus
dipertahankan di masa-masa yang akan datang untuk menyongsong Tanah
Laut menjadi daerah industri dan pelabuhan. Minimal beberapa sarana dan
prasarana kearah itu sudah bisa disiapkan sampai dengan tahun 2018.

B. MISI
Berdasarkan visi Tanah Laut “Berkemajuan, Kampiun, Relijius, Akuntable,
Dan Terunggul (Berkarakter)” maka untuk pencapaiannya dapat ditetapkan misi
daerah sebagai berikut :
1. Peningkatan dan pengembangan nilai nilai agama dalam praktek bernegara,
berpemerintahan, dan bermasyarakat.
2. Pengembangan dan penguatan daya saing ekonomi rakyat berbasis pertanian,
perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, kehutanan UKM, UMKM,
industri, kearifan lokal, perdagangan dan jasa.
3. Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan pelayanan pendidikan dan
kesehatan.
4. Peningkatan pembangunan infrastruktur daerah dan infastruktur wilayah.
5. Reformasi birokrasi, peningkatan pelayanan publik dan penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik.
6. Pengembangan inovasi, teknologi, budaya, dan kreatifitas daerah.

24
7. Peningkatan pembinaan generasi muda dan pengembangan kepemimpinan
daerah.
8. Peningkatan penyelamatan dan kelestarian lingkungan.
9. Pengentasan kemiskinan.

2.2.2. Arah Kebijakan Pembangunan


A. Agenda 1 : Tertanamnya nilai nilai agama dan peningkatan pengamalan
ajaran agama secara kaffah
Agenda 1 ini meliputi pembangunan bidang pendidikan, kesatuan
bangsa, kehidupan beragama, peningkatan mental aparatur pemerintah,
reformasi birokrasi dan kebudayaan, dengan sasaran :
1. Tumbuh dan berkembangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan
nilai nilai agama dalam kehidupan diri individu, keluarga, masyarakat dan
aparatur.
2. Tumbuh dan berkembangnya akhlakul karimah kesalehan dan kepedulian
sosial.
3. Perilaku kehidupan yang dilandasi nilai nilai agama sehingga kecerdasan
spirituiil lebih meningkat lagi.
4. Tersedianya produk hukum daerah yang mendorong tumbuh dan
berkembangnya pengamalan nilai nilai keagamaan.
5. Tersedianya sarana ibadah yang representatif dan proporsional sesuai
dengan pemeluknya.
6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas aparatur pemerintah yang akhlakul
karimah dan cerdas secara spiritual.
7. Tumbuh dan berkembangnya lembaga lembaga pendidikan keagamaan
baik yang dikelola pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
8. Meningkatnya kualitas lulusan lembaga lembaga pendidikan keagamaan.

25
B. Agenda 2 : Membangun Tanah Laut yang berkemajuan , kampiun, dan
terunggul.
Agenda 2 ini secara sektoral meliputi bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, kelautan dan perikanan, kehutanan, industri, perdagangan,
koperasi, UKM dan UMKM, perhubungan, penanman modal, infrastruktur,
lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat serta pengentasan kemiskinan.
Sedangkan secara kewilayahan maka membangun Kabupaten Tanah
Laut berkemajuan, kampiun, dan terunggul dibagi kedalam 3 (tiga) koridor
pembangunan ekonomi yakni :

1. Koridor 1 : meliputi Kecamatan Bati Bati, Tambang Ulang, Kurau,


dan Bumi Makmur . Fokus sektor yang dibangun meliputi :
a. Industri, perdagangan dan jasa :
Strategi pengembangan yang dilakukan adalah kemudahan pelayanan
perijinan, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan kapasitas SDM.
b. Pertanian :
Strategi yang ditempuh adalah menjaga dan / atau melakukan
perlindungan terhadap lahan basah (wetland) dari proses alih fungsi
lahan, pengawasan distribusi pupuk dan obat obatan, tehnologi pasca
panen, efisiensi biaya produksi dan stabilisasi harga.
c. Perikanan tangkap :
Strategi yang ditempuh modernisasi alat tangkap, pemeliharaan
mangrove, pengembangan industri pengolahan.

2. Koridor 2 : meliputi Kecamatan Pelaihari, Bajuin, Takisung dan


Panyipatan . Fokus sektor yang dibangun meliputi :
a. Perkebunan :
Strategi yaqng ditempuh pengembangan kawasan perkebunan,
tehnologi pengolahan, akses permodalan, stabilisasi harga, dan
infrastruktur
b. Peternakan :

26
Strategi yang ditempuh adalah peningkatan populasi, pengembangan
nutrisi dan pakan ternak, pencegahan dan pemberantasan penyakit,
pengembangan pasar hewan, dan pengembangan rumah potong hewan
(RPH).
c. Pariwisata :
Strategi yang ditempuh adalah perbaikan aksesibilitas, perbaikan
fasilitas sarana dan prasarana wisata, pengembangan wisata ekologis,
promosi wisata, dan pengembangan adat setempat.

3. Koridor 3 : meliputi Kecamatan Batu Ampar, Jorong dan Kintap .


Fokus Sektor yang dibangun meliputi :
a. Pertambangan meliputi perbaikan regulasi terkait administrasi
pertanahan, penyelesaian isu lingkungan, perbaikan birokrasi,
pengembangan jaringan, transportasi dan peningkatan kualitas SDM
b. Perkebunan meliputi penyelesaian konflik lahan, kemudahan
permodalan dan perbaikan aksesibilitas.
c. Perikanan (Tangkap dan Budidaya) meliputi perbaikan sarana dan
prasarana pendukung, bantuan permodalan dan peningkatan SDM.
d. Pelabuhan meliputi pengembangan kawasan ekonomi khusus
pelabuhan pertanian dan pertambangan, terintegrasi dengan jaringan
transportasi darat dan sungai

C. Agenda 3 : membangun sumberdaya manusia yang berkualitas, mandiri


dan unggul.
Agenda 3 ini meliputi pembangunan bidang pendidikan, dan kesehatan dengan
sasaran :
a. Bidang Pendidikan
1. Meningkatnya perluasan, pemerataan dan kualitas pendidikan baik formal
maupun non formal.
2. Meningkatnya kompetensi dan jumlah guru.
3. Tersedia sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas.

27
4. Tuntas wajib belajar 12 tahun.
5. Meningkatnya sistem pembelajaran yang bermutu dan unggul.
6. Mengembangkan sekolah yang berkarakter dan unggul.
7. Meningkatkan budaya baca bagi pelajar dan masyarakat.
8. Meningkatnya kualitas dan kuantitas kelulusan.
9. Tumbuh dan / atau berkembangnya Perguruan Tinggi.

b. Bidang Kesehatan
1. Meningkatnya angka harapan hidup masyarakat.
2. Menurunnya angka kematian bayi.
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan.
4. Menurunnya angka prevalensi gizi kurang.
5. Meningkatnya pola hidup sehat.
6. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga
miskin.
7. Meningkatnya status RSU. H. Boejasin menjadi Tipe B.
8. Meningkatkan Puskesmas Perawatan Kecamatan Kintap menjadi Rumah
Sakit Tipe D.

D. Agenda 4 : membangun generasi muda dan kepemimpinan daerah yang


unggul
Agenda 4 ini meliputi :
1. Pengembangan generasi muda dan kemandirian ormas.
2. Peningkatan pendidikan politik masyarakat.
3. Peningkatan partisipasi dan kesadaran politik masyarakat.
4. Peningkatan kompetensi tenaga kerja dan generasi muda.
5. Peningkatan kesetaraan gender, peranan wanita dan pemberdayaan
perempuan.
6. Pengembangan seni, budaya, adat dan tradisi lokal.

28
2.2.3. Kebijakan Umum Pembangunan
Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk :
a. Melaksanakan Program Unggulan yang merupakan Program Prioritas dalam
pembangunan daerah selama 5 tahun dalam rangka penyelesaian
permasalahan permasalahan yang ada.
b. Melaksanakan program prioritas daerah lainnya sesuai dengan urusan
pemerintahan yang harus dilaksanakan.
c. Melaksanakan program yang bersifat pemenuhan standar pelayanan minimal
dan operasional.
d. Mengakomodir semaksimal mungkin program pembangunan yang dijaring
melalui Aspirasi Masyarakat dalam Musrenbang.
e. Mengedepankan program-program yang menunjang pertumbuhan ekonomi,
peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan.
f. Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti halnya
dukungan pencapaian target pembangunan nasional (Pro Poor, Pro Job, Pro
Growth, Pro Environtment, MDG’s dan MP3EI) , pemenuhan ketentuan
perundang-undangan (anggaran pendidikan lebih dari 20 persen),
pendampingan program-program pemerintah pusat.
g. Meningkatkan pelayanan masyarakat dari tingkat Desa, Kelurahan,
Kecamatan.

2.2.4. Keterkaitan Visi, Misi, Agenda, Tujuan dan Sasaran


Guna terdapat kesinambungan pola pikir dari visi sampai dengan sasaran,
perlu adanya alur pikir yang logis sehingga nantinya dapat terus dihubungkan dengan
strategis, arah kebijakan, program prioritas sampai dengan penetapan indikator
kinerja. Perlu juga disampaikan penjabaran visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih juga tetap memperhatikan kebijakan nasional yang dalam hal ini untuk daerah
diberikan kewajiban menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah sesuai dengan
kewenangannya. Berikut merupakan matrik keterkaitan antara visi, misi, agenda,
tujuan dan sasaran :

29
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
1. Peningkatan dan Agenda 1 : Mewujudkan Masyarakat yang taat 1. Tumbuh dan
pengembangan nilai nilai Tertanamnya menjalankan syariat agama. Beragama berkembangnya
agama dalam praktek nilai nilai agama tentunya tidak hanya pada tataran pemahaman,
bernegara, berpemerintahan, dan peningkatan simbolisme dan normatif semata, tetapi penghayatan dan
dan bermasyarakat. pengamalan diusahakan untuk lebih optimal lagi pengamalan nilai nilai
ajaran agama mewarnai praktek-praktek bernegara, agama dalam kehidupan
secara kaffah. berpemerintahan, dan bermasyarakat diri individu, keluarga,
masyarakat dan
aparatur.
2. Tumbuh dan
berkembangnya
akhlakul karimah
kesalehan dan
kepedulian sosial.
3. Perilaku kehidupan
yang dilandasi nilai
nilai agama sehingga
kecerdasan spirituiil
lebih meningkat lagi.
4. Tersedianya produk
hukum daerah yang
mendorong tumbuh dan
berkembangnya
pengamalan nilai nilai
keagamaan.
5. Tersedianya sarana
ibadah yang
representatif dan
proporsional sesuai
dengan pemeluknya.
6. Meningkatnya kualitas

30
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
dan kuantitas aparatur
pemerintah yang
akhlakul karimah dan
cerdas secara spirituiil.
7. Tumbuh dan
berkembangnya
lembaga lembaga
pendidikan keagamaan
baik yang dikelola
pemerintah, swasta,
maupun masyarakat.
8. Meningkatnya kualitas
lulusan lembaga
lembaga pendidikan
keagamaan.

2. Pengembangan dan penguatan Agenda 2 : Mewujudkan peningkatan pembangunan di Terwujudnya kemudahan


daya saing ekonomi rakyat Membangun berbagai sektor yang meliputi bidang pelayanan perijinan,
berbasis pertanian, Tanah Laut pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan perbaikan infrastruktur,
perkebunan, peternakan, yang dan perikanan, kehutanan, industri, dan peningkatan kapasitas
kelautan dan perikanan, berkemajuan, perdagangan, koperasi, UKM dan UMKM, SDM
kehutanan UKM, UMKM, kampiun, dan perhubungan, penanaman modal,
industri, kearifan lokal, terunggul. infrastruktur, lingkungan hidup,
perdagangan dan jasa. pemberdayaan masyarakat serta pengentasan
kemiskinan

1. Pertanian :
Terwujudnya perlindungan

31
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
terhadap lahan basah
(wetland) dari proses alih
fungsi lahan, pengawasan
distribusi pupuk dan obat
obatan, tehnologi pasca
panen, efisiensi biaya
produksi dan stabilisasi
harga
2. Perikanan tangkap :
Terwujudnya modernisasi
alat tangkap, pemeliharaan
mangrove, pengembangan
industri pengolahan

3.Perkebunan :
Terwujudnya
pengembangan kawasan
perkebunan, tehnologi
pengolahan, akses
permodalan, stabilisasi
harga, dan infrastruktur
4. Peternakan :
Terwujudnya peningkatan
populasi, pengembangan
nutrisi dan pakan ternak,
pencegahan dan
pemberantasan penyakit,
pengembangan pasar
hewan, dan pengembangan
rumah potong hewan
(RPH).
32
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran

3. Peningkatan kualitas SDM Agenda 3 : Mewujudkan peningkatan pembangunan Bidang Pendidikan :


melalui peningkatan pelayanan Membangun disektor Pendidikan dan Kesehatan
pendidikan dan kesehatan. sumber daya
manusia yang
berkualitas,
mandiri, dan
unggul.
1. Meningkatnya
perluasan, pemerataan
dan kualitas
pendidikan baik formal
maupun non formal.
2. Meningkatnya
kompetensi dan jumlah
guru.
3. Tersedia sarana dan
prasarana pendidikan
yang berkualitas.
4. Tuntas wajib belajar
12 tahun.
5. Meningkatnya sistem
pembelajaran yang
bermutu dan unggul.
6. Mengembangkan
sekolah yang
berkarakter dan
unggul.
7. Meningkatkan budaya
baca bagi pelajar dan

33
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
masyarakat.
8. Meningkatnya kualitas
dan kuantitas
kelulusan.
9. Tumbuh dan / atau
berkembangnya
Perguruan Tinggi.
Bidang Kesehatan :
1. Meningkatnya angka
harapan hidup
masyarakat.
2. Menurunnya angka
kematian bayi.
3. Menurunnya angka
kematian ibu
melahirkan.
4. Menurunnya angka
prevalensi gizi kurang.
5. Meningkatnya pola
hidup sehat.
6. Meningkatnya
jangkauan pelayanan
kesehatan masyarakat
dan keluarga miskin.
7. Meningkatnya status
RSU. H. Boejasin
menjadi Tipe B.
8. Meningkatkan
Puskesmas Perawatan
Kecamatan Kintap
menjadi Rumah Sakit

34
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
Tipe D.

4. Peningkatan pembangunan Agenda 2 : Mewujudkan peningkatan dan pemenuhan 1. Tersedianya


infrastruktur daerah dan Membangun infrastruktur daerah dengan memperhatikan infrastruktur
infastruktur wilayah. Tanah Laut 4 (empat) koridor pembangunan berdasarkan transportasi yang
yang kewilayahan terintegrasi dan
berkemajuan, berkualitas serta
kampiun, dan meningkatnya
terunggul. pelayanan untuk
mendukung pergerakan
orang, barang dan jasa.
2. Tersedianya
infrastruktur
sumberdaya air untuk
mendukung upaya
konservasi dan
pendayagunaan
sumberdaya air, serta
pengendalian daya
rusak air.
3. Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur dasar
permukiman yang
mencakup air bersih
dan sanitasi.

35
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
4. Meningkatnya
infrastruktur publik
dan aparatur.

5. Terwujudnya
Pelabuhan meliputi
pengembangan
kawasan ekonomi
khusus pelabuhan
pertanian dan
pertambangan,
terintegrasi dengan
jaringan transportasi
darat dan sungai
5. Reformasi birokrasi, Agenda 2 : Mewujudkan Pelaksanaan Pemerintahan Berjalannya sistem Sasaran
peningkatan pelayanan publik Membangun yang bisa dipertanggungjawabkan kepada kerja pegawai (SKP)
dan penyelenggaraan Tanah Laut pemegang mandat tertinggi yaitu secara konsisten
kepemerintahan yang baik. yang masyarakat.
berkemajuan,
kampiun, dan
terunggul.
Menurunnya jumlah hasil
temuan dari aparat
pemeriksaan
Menurunnya jumlah
Aparatur yang terlibat
tindak pidana korupsi
Ditetapkannya dan

36
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
diterapkannya SOP dan
SPM diseluruh SKPD
Lingkup Pemkab Tala
secara konsisten
Terwujudnya penilaian tata
kelola keuangan yang
harus secepatnya bergerak
dari opini wajar dengan
pengecualian (WDP)
menuju wajar tanpa
pengecualian (WTP).
Peningkatan kesejahteraan
PNS
6. Pengembangan inovasi, Agenda 4 : Mewujudkan Pengembangan seni, budaya, Terwujudnya fasilitasi
tehnologi, budaya, dan Membangun adat dan tradisi lokal. terhadap kegiatan-kegiatan
kreatifitas daerah. generasi muda yang terkait dengan
dan Pengembangan inovasi,
kepemimpinan tehnologi, seni, budaya,
daerah yang adat dan tradisi lokal.
unggul

7. Peningkatan pembinaan Agenda 4 : Mewujudkan pembangunan generasi muda Terwujudnya


generasi muda dan Membangun dan kepemimpinan daerah yang terintegrasi Pengembangan generasi
pengembangan kepemimpinan generasi muda melalui berbagai sektor muda dan kemandirian
daerah. dan ormas.
kepemimpinan
daerah yang
unggul
Terwujudnya Peningkatan
pendidikan politik
masyarakat.
37
Visi : TANAH LAUT BERKEMAJUAN, KAMPIUN, RELIJIUS, AKUNTABLE, DAN TERUNGGUL (BerKaRAkTer)
Misi Agenda Tujuan Sasaran
Terwujudnya Peningkatan
partisipasi dan kesadaran
politik masyarakat.
Terwujudnya Peningkatan
kompetensi tenaga kerja
dan generasi muda.
Terwujudnya Peningkatan
kesetaraan gender, peranan
wanita dan pemberdayaan
perempuan.
8. Peningkatan penyelamatan dan Agenda 2 : Mewujudkan pembangunan Tanah Laut Terwujudnya pengelolaan
kelestarian lingkungan. Membangun yang berwawasan Lingkungan pertambangan meliputi
Tanah Laut perbaikan regulasi terkait
yang administrasi pertanahan,
berkemajuan, penyelesaian isu
kampiun, dan lingkungan, perbaikan
terunggul. birokrasi.
9. Pengentasan kemiskinan. Agenda 2 : Mewujudkan penurunan tingkat kemiskinan Jumlah RTM Miskin di
Membangun Tahun 2018 4,0 %
Tanah Laut
yang
berkemajuan,
kampiun, dan
terunggul.

38

Anda mungkin juga menyukai