Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN

TRANSPORTASI

Resume Peraturan Tentang Transportasi


Nurul Hidayah (1635201110017)
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 14
TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN
PASAL 3 DAN PASAL 8

• Badan jalan, saluran tepi jalan,


dan ambang pengamannya.
Rumaja

• Rumaja dan sejalur tanah


tertentu di luar Rumaja.
Rumija • Ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar, kedalaman,
dan tinggi tertentu
PASAL 9 KETENTUAN RUMIJA
a. jalan arteri primer 15 (lima belas) meter

b. jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter

c. jalan lokal primer 7 (tujuh) meter

d. jalan lingkungan primer 5 (lima) meter

e. jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter

f. jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter

g. jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter

h. jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter

i. jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu


PASAL 30
TINDAKAN PIDANA BAGI YANG MELAKUKAN KEGIATAN
PEMANFAATAN JALAN TANPA MEMPEROLEH IZIN

Pidana kurungan
denda
Selama 6 tahun
denda paling banyak Rp
50.000.000,00
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 108
TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN
KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

Pasal 4 angkutan orang dengan kendaraan bermotor


umum tidak dalam trayek terdiri :

a. Angkutan Orang dengan Menggunakan


Taksi
• b. Angkutan Orang dengan Tujuan
Tertentu
c. Angkutan Orang untuk Keperluan
Pariwisata
• d. Angkutan Orang di Kawasan Tertentu.
PASAL 6
PELAYANAN ANGKUTAN ORANG DENGAN MENGGUNAKAN
TAKSI WAJIB MEMENUHI PELAYANAN SEBAGAI BERIKUT:

a. wilayah operasi pelayanan berada di dalam Kawasan Perkotaan

b. tidak berjadwal

c. pelayanan dari pintu ke pintu

d. tujuan perjalanan ditentukan oleh Pengguna Jasa;

e. besaran tarif Angkutan sesuai dengan yang tercantum pada argometer atau
pada aplikasi berbasis teknologi informasi

f. wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan

g. pemesanan dapat dilakukan melalui aplikasi berbasis teknologi informasi


PASAL 9
WILAYAH OPERASI ANGKUTAN ORANG DENGAN
MENGGUNAKAN DITETAPKAN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN

a. penetapan klasifikasi Kawasan Perkotaan

b. perkiraan kebutuhan jasa Angkutan Orang


dengan Menggunakan Taksi

c. perkembangan daerah kota atau perkotaan

d. tersedianya prasarana jalan yang memadai.


PASAL 11
pengkonversian jumlah perjalanan orang
menjadi jumlah kendaraan, dengan
mempertimbangkan :

Tingkat penggunaan
kendaraan bermotor

Kapasitas kendaraan yang


akan melayani.
PASAL 13 PELAYANAN ANGKUTAN ORANG DENGAN
TUJUAN TERTENTU MERUPAKAN ANGKUTAN YANG
MELAYANI:

a. angkutan antar jemput


b. angkutan permukiman
c. angkutan karyawan
d. angkutan carter
e. angkutan sewa
PASAL 69
PENGAWASAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN
BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK DILAKUKAN DI:

Tempat wisata

Tempat
Ruas jalan
pemberhentian

Tempat
Tempat
penyimpanan
keberangkatan
kendaraan
PASAL 71
PERAN MASYARAKAT DALAM
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN JALAN
memberikan masukan kepada instansi pembina lalu lintas dan angkutan
jalan dalam penyempurnaan peraturan perundang-undangan

memantau pelaksanaan standar pelayanan Angkutan umum

melaporkan Perusahaan Angkutan Umum yang melakukan


penyimpangan terhadap standar pelayanan Angkutan umum

memberikan masukan kepada instansi pembina lalu lintas dan angkutan


jalan dalam perbaikan pelayanan Angkutan umum

memelihara sarana dan prasarana Angkutan jalan, dan ikut menjaga


keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Angkutan jalan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN
Pasal 2 Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah
ini meliputi :

- Angkutan orang - Angkutan orang dan - Subsidi Angkutan


barang Kendaraan Penumpang Umum
dan/atau barang Bermotor Umum - Industri Jasa
- kewajiban - pengawasan Angkutan Umum
penyediaan muatan Angkutan - Sistem Informasi
Angkutan umum barang manajemen perizinan
- Angkutan orang - Pengusahaan angkutan
dengan Kendaraan Angkutan - Peran masyarakat
Bermotor Umum - Tarif Angkutan
PASAL 3

Angkutan orang
Kendaraan tidak
dan/atau barang Kendaraan bermotor bermotor
dapat menggunakan
• Kendaraan • Sepeda motor, • Kendaraan yang
bermotor mobil penumpang. digerakan oleh
• Kendaraan tidak • Mobil bus, mobil tenaga orang
bermotor barang. • Kendaraan yang
ditarik oleh tenaga
hewan
PASAL 15 AYAT (1) MELIPUTI:

a. penetapan Rencana Umum Jaringan Trayek dan kebutuhan


Kendaraan Bermotor Umum untuk Angkutan orang dalam
Trayek;
b. penyediaan prasarana dan fasilitas pendukung Angkutan
umum;
c. pelaksanaan penyelenggaraan perizinan Angkutan umum;
d. penyediaan Kendaraan Bermotor Umum;
e. penetapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan standar
pelayanan minimal Angkutan orang;
f. penciptaan persaingan yang sehat pada industri jasa
Angkutan umum; dan
g. pengembangan sumber daya manusia di bidang Angkutan
umum.
PASAL 22
JENIS PELAYANAN ANGKUTAN ORANG DENGAN
KENDARAAN BERMOTOR UMUM TERDIRI ATAS:

Angkutan lintas batas negara


• Angkutan antarkota antarprovinsi

Angkutan antarkota dalam provinsi


• Angkutan perkotaan

Angkutan perdesaan
PASAL 53 BARANG KHUSUS
• barang yang mudah meledak;
• gas mampat,

Barang • gas cair,


• gas terlarut pada tekanan atau temperatur tertentu;

berbahaya
• cairan mudah menyala;
• padatan mudah menyala;
• bahan penghasil oksidan;
• racun dan bahan yang mudah menular;
• barang yang bersifat radioaktif; dan barang yang
bersifat korosif

Barang •

benda yang berbentuk curah atau cair;
peti kemas;
tidak •

tumbuhan;
hewan hidup; dan/atau
berbahaya • alat berat.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN

Pasal 35
Komponen
pendukung
f. Bumper
a. Pengukur
d. Klakson kecuali
kecepatan
sepeda motor

c. penghapus
b. kaca spion kaca, kecuali e. spakbor
Sepeda Motor;

Anda mungkin juga menyukai