Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ANTARA

DAFTAR ISI

BUKU 1
WPS 20: KAWASAN INKUBASI PLBN ARUK & KI KETAPANG
BAGIAN PERTAMA :
Bab 1 ANALISA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WPS 20
1.1. Rencana Tata Ruang Wilayah
1.1.1. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1.1.2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Kalimantan
1.1.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Kalimantan ____ Tahun ___ - ___
1.1.4. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten ____ Tahun ___ - ___
1.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
1.2.1. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
1.2.2. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provins! Kalimantan
1.2.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten
1.3. Master Plan dan Development Plan WPS

Bab 2 MONEV PENCAPAIAN ULTIMATE WPS 20


2.1. Program Ultimate WPS 20
Ultimate WPS 20 adalah “Pemerataan Pembangunan Melalui Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya
Alam Yang Berkelanjutan. Dengan demikian konsep yang digunakan adalah:
1. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru dan mengurangi disparitas dengan sektor
industri sebagai leading sektor
2. Optimalisasi sumber daya alam
3. Pemantapan jalur logistik
4. Tertwujudnya keseimbangan pembangunan dengan lingkungan
Sedangkan Ultimate concept WPS 20 dikembangkan berdasarkan titik-titik penting konektivitas dan
pembangkit kegiatan ekonomi di WPS 20.

i
Untuk mencapai ultimate concept tersebut maka telah disusun program-program ultimate infrastruktur
baik yang dilaksanakan PUPR maupun non PUPR. Program-program infrastruktur dilaksanakan PUPR
diantaranya:
- Bina Marga: Pemantapan jalan di wilayah penghasil karet (Kab. Sanggau, Bengkayang dan
Mempawah), Pemantapan jalan menuju bandara Liku (KSPN Sambas-Singkawang), dll.
- Cipta Karya: Pembangunan air baku 40,3 l/dt (KTM Gerbang Masperkasa-Kab. Sambas), TPA
Sanitary Landfill 40 Ha (Kota Singkawang), dll.
- Sumber Daya Air: Pembangunan Bendungan Segedong (Kab.Mempawah), Embung Mandor
(Kab. Landak), dll.
- Pemukiman dan Perumahan: Pembangunan Rusun KI (Kab. Sanggau dan Ketapang),
Pembangunan Rumah karyawan PLBN (Kab. Sambas dan Sanggau), dll.

Sedangkan program-program non-PUPR diantaranya:


- Energi: PLTU Tanjung Gundul (Kalbar III), PLTU Gambut (Mempawah)
- Perhubungan Udara: Peningkatan pelayanan bandara Liku (Sambas), Pembangunan Bandara
Singkawang, dll.
- Perhubungan Laut: Pembangunan pelabuhan Internasional Kijing Sungai Kunyit (Mempawah),
Peningkatan Pelabuhan Ketapang (Ketapang)
- Perhubungan Darat: Pembangunan terminal barang Entikong (Sanggau), Pembangunan Jalur KA
Bandara Supadio – Aruk, dll.

2.2. Capaian Program Ultimate WPS 20


Untuk mengetahui pencapaian program ultimate WPS 20, dilakukan monitoring terhadap program-
program infrastruktur yang telah dicanangkan. Karena besarnya wilayah WPS 20 maka monitoring
yang dilakukan hanya terfokus pada area inkubasi dan sekitarnya (dengan cakupan program dalam
satu kabupaten).
Fokus monitoring WPS 20 dilakukan terhadap program-program PUPR di Kawasan Inkubasi PLBN
Aruk dengan cakupan monitoring seluruh Kab. Sambas dan Inkubasi KI Ketapang dengan cakupan
monitoring seluruh Kab. Ketapang.

Tabel Monev Aruk (Kab. Sambas)


Tabel Monev KI Ketapang (Kab. Ketapang)

Berdasarkan hasil monitoring yang telah dilakukan dan diskusi dengan beberapa instansi terkait
pencapaian program banyak yang mengalami keterlambatan akibat:
- Belum tersedianya lahan
- Belum siap DED dan/atau Dokumen Lingkungan yang diperlukan
- Akibat cuaca
- Akibat Pandemi Covid-19

ii
BAGIAN KEDUA : PROFIL DAN ANALISA KAWASAN INKUBASI PLBN ARUK
Bab 3 IDENTIFIKASI KAWASAN INKUBASI
3.1. Arahan Pengembangan Kawasan Inkubasi dalam Master Plan dan Development Plan WPS
3.2. Profil dan Analisa Kawasan Inkubasi
3.2.1. Kawasan Inkubasi
a. Kependudukan
b. Sosial Ekonomi
c. Komoditas Wilayah
d. Daerah Tujuan Wisata
e. Kondisi/ Aset Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi PLBN Aruk adalah:
e.1 Jalan:
-Jalan Merdeka (4L/2W – D) dengan kondisi mantap
-Jalan desa Sebunga merupakan (2L/2W – UD) dengan kondisi cukup mantap
-Jalan paralel perbatasan Aruk-Siluas (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
e.2 Bangunan/Gedung/Kantor:
-Bangunan/Gedung PLBN, Bangunan/Gedung Karyawan PLBN, Wisma Indonesia
-Bangunan Gereja, Bangunan Masjid
-Pasar Wisata (berfungsi sebagai food court), Pasar Belampar Aruk (Kapasitas kurang
mencukupi terlihat adanya pedagang yang jualan di luar pasar)
-Kantor Karantina, Kantor Imigrasi, Kantor Kecamatan
-Terminal Angkutan Umum (berupa bangunan seperti halte bus), Dry Port (dalam proses
pembangunan)
e.3 Sistem drainase
-Saluran drainase jalan
e.4 Sanitasi:
-SPAM Kawasan Khusus Aruk kapasitas 20 l/dt dan Bangunan Air Baku Riam Cagat
kapasitas 569 lt/dt
-TPS Aruk
e.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan PLBN Aruk.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik masih di kawasan Aruk saat ini masih di suplai dari
Malaysia. Sedangkan untuk telekomunikasi non kabel (sistem jaringan udara) signal yang
muncul kuat di kawasan ini kadang berasal dari provider Indonesia dan kadang dari
provider Malaysia.
e.6 Perumahan
-Perumahan eksisting di kawasan aruk adalah desa sebunga, dan saat ini berkembang
rumah-rumah di sepanjang jalan Merdeka

f. Rantai Nilai

iii
g. Origin Destination
h. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
i. Standar Pelayanan Perkotaan
3.2.2. Penilaian Strategis
a. Potensi Ekonomi/ Sosial/ Budaya
b. Potensi Kutub Pertumbuhan
c. Aksesibilitas Transportasi
Akses utama menuju Kawasan Inkubasi PLBN Aruk adalah jalan Merdeka yang merupakan
bagian dari jalan Nasional Sambas-Aruk. Namun bila kita dari Siluas (Jagoi Babang) akan
menuju ke PLBN Aruk, kita bisa melalui jalan desa Sebunga (tanpa melalui jalan utama
PLBN Aruk) setelah kita melalui jalan parallel Aruk-Siluas.
d. Backbone Approach
3.2.3. Strategi dan Konsep Pengembangan

Bab 4 ANALISA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN


INKUBASI UTAMA DAN AREA TERPILIH
4.1. Urban System Kawasan Inkubasi Utama
4.2. Kawasan Inkubasi Utama
a. Aksesibilitas
Akses utama menuju Kawasan Inkubasi Utama PLBN Aruk adalah jalan Merdeka yang merupakan
bagian dari jalan Nasional Sambas-Aruk. Namun bila kita dari Siluas (Jagoi Babang) akan menuju
ke PLBN Aruk, kita bisa melalui jalan desa Sebunga (tanpa melalui jalan utama PLBN Aruk)
setelah kita melalui jalan parallel Aruk-Siluas.
b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi PLBN Aruk adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Merdeka (4L/2W – D) dengan kondisi mantap
-Jalan desa Sebunga merupakan (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
-Jalan paralel perbatasan Aruk-Siluas (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
d.2 Bangunan/Gedung/Kantor:
-Bangunan/Gedung PLBN, Bangunan/Gedung Karyawan PLBN, Wisma Indonesia
-Bangunan Gereja, Bangunan Masjid
-Pasar Wisata (berfungsi sebagai food court), Pasar Belampar Aruk (Kapasitas kurang mencukupi
terlihat adanya pedagang yang jualan di luar pasar)
-Kantor Karantina, Kantor Imigrasi, Kantor Kecamatan
-Terminal Angkutan Umum (berupa bangunan seperti halte bus), Dry Port (dalam proses
pembangunan)
d.3 Sistem drainase
-Saluran drainase jalan
d.4 Sanitasi:
-SPAM Kawasan Khusus Aruk kapasitas 20 l/dt dan Bangunan Air Baku Riam Cagat kapasitas 569
lt/dt
-TPS Aruk

iv
d.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan PLBN Aruk.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik masih di kawasan Aruk saat ini PLN masih di suplai dari
Malaysia. Sedangkan untuk telekomunikasi non kabel (sistem jaringan udara) signal yang muncul
kuat di kawasan ini kadang berasal dari provider Indonesia dan kadang dari provider Malaysia.
d.6 Perumahan
-Perumahan eksisting di kawasan aruk adalah desa sebunga, dan saat ini berkembang rumah-
rumah di sepanjang jalan Merdeka

e. Konsep dan Strategi Pengembangan


4.3. Penilaian Area Terpilih
4.4. Area Terpilih
a. Aksesibilitas
Akses utama menuju Kawasan Terpilih PLBN Aruk adalah jalan Jl. Merdeka yang merupakan
bagian dari jalan Nasional Sambas-Aruk. Namun bila kita dari Siluas (Jagoi Babang) akan menuju
ke Kawasan Terpilih PLBN Aruk, kita bisa melalui jalan desa Sebunga (tanpa melalui Jl. Merdeka)
setelah kita melalui jalan parallel Aruk-Siluas.
b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi PLBN Aruk adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Merdeka (4L/2W – D) dengan kondisi mantap
-Jalan desa Sebunga merupakan (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
-Jalan paralel perbatasan Aruk-Siluas (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
d.2 Bangunan/Gedung/Kantor:
-Bangunan/Gedung PLBN, Bangunan/Gedung Karyawan PLBN, Wisma Indonesia
-Bangunan Gereja, Bangunan Masjid
-Pasar Wisata (berfungsi sebagai food court), Pasar Belampar Aruk (Kapasitas kurang mencukupi
terlihat adanya pedagang yang jualan di luar pasar)
-Kantor Karantina, Kantor Imigrasi, Kantor Kecamatan
-Terminal Angkutan Umum (berupa bangunan seperti halte bus), Dry Port (dalam proses
pembangunan)
d.3 Sistem drainase
-Saluran drainase jalan
d.4 Sanitasi:
-SPAM Kawasan Khusus Aruk kapasitas 20 l/dt dan Bangunan Air Baku Riam Cagat kapasitas 569
lt/dt
-TPS Aruk
d.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan PLBN Aruk.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik masih di kawasan Aruk saat ini masih di suplai dari Malaysia.
Sedangkan untuk telekomunikasi non kabel (sistem jaringan udara) signal yang muncul kuat di
kawasan ini kadang berasal dari provider Indonesia dan kadang dari provider Malaysia.
d.6 Perumahan
-Perumahan eksisting di kawasan aruk adalah desa sebunga, dan saat ini berkembang rumah-
rumah di sepanjang jalan Merdeka

v
e. Konsep dan Strategi Pengembangan

BAGIAN KETIGA : PROFIL DAN ANALISA KAWASAN INKUBASI KI KETAPANG


Bab 5 IDENTIFIKASI KAWASAN INKUBASI
5.1. Arahan Pengembangan Kawasan Inkubasi dalam Master Plan dan Development Plan WPS
5.2. Profil dan Analisa Kawasan Inkubasi
5.2.1. Kawasan Inkubasi
a. Kependudukan
b. Sosial Ekonomi
c. Komoditas Wilayah
d. Daerah Tujuan Wisata
e. Kondisi/ Aset Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi KI Ketapang adalah:
e.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap dan jalan poros
Ketapang-Sukadana dengan kondisi mantap
-Jalan Propinsi (2L/2W – UD) dengan kondisi kurang mantap yang terdiri ruas jalan Pelang-
sungai Melayu-Nanga Tayap, ruas jalan Ketapang-Matan Hilir Selatan-Kendawangan dan
ruas jalan Ds. Mekar Utama-Merau-Manis Mata
-Jalan kabupaten (2L/2W – UD) dengan kondisi kurang mantap
-Jalan Pertambangan dan jalan perkebunan dengan kondisi kurang mantap
e.2 Pelabuhan:
-Pelabuhan Kendawangan berada di Kec. Kendawangan, merupakan pelabuhan nusantara
kelas III yang berfungsi sebagai tulang punggung transportasi hasil alam dan untuk kegiatan
kapal-kapal perikanan atau perahu nelayan
-Pelabuhan Sukabangun berada di Kec. Delta Pawan, merupakan pelabuhan nusantara
kelas V yang akan ditingkatkan pelayanannya sebagai pelabuhan bongkar muat peti kemas
-Selain kedua pelabuhan milik Pelindo juga terdapat pelabuhan milik swasta seperti
pelabuhan PT WHW yang berfungsi untuk jalur pengangkutan olahan hasil tambang untuk
di ekspor. Juga terdapat terminal (dermaga) khusus milik swasta, yang jumlahnya ada 15
terminal (yang resmi)
e.3 Bandara:
- Terdapat Bandara Rahadi Oesman berada di Kota Ketapang, bandara ini melayani jalur
Pontianak-Ketapang. Bandara ini rencananya akan dipindahkan lokasinya agar bisa
memberikan pelayanan yang lebih optimal.
e.4 Terminal Angkutan:
-Terdapat terminal Angkutan darat di Kota Ketapang. Jalur darat dari Ketapang ini
didominasi oleh angkutan travel. Sedangkan bus yang ada hanya melayani jalur Ketapang-
Manis Mata, Ketapang-Teluk Batang dan jalur yang baru dirintis Damri adalah Ketapang-
Pontianak
e.5 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan

vi
e.6 Air Minum danSanitasi:
-Sudah Terdapat PDAM di Kab. Ketapang dengan unit-unitnya berada di kec.
Kendawangan, kec.Tumbang Titi, Kec. Merau dll
-Terdapat TPA di Delta Pawan untuk melayani persampaha dari kota Ketapang
- e.7 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi KI
Ketapang.
Jaringan listrik yang ada masih terfokus untuk memnuhi kebutuhan rumah tangga.
Sedangkan untuk kebutuhan industri saat ini dipenuhi sendiri oleh pemakainya.
Sedangkan jaringan telekomunikasi saat ini juga telah tersediah hanya saja signal tidak bisa
menjangkau seluruh wilayah yang luas.
e.8 Perumahan
-Perumahan berkembang kota-kota kecamatan, desa-desa, jug terdapat perumahan perusahan
tambang dan perkebunan sawit serta rumah-rumah di tepi jalan-jalan utama.

f. Rantai Nilai
g. Origin Destination
h. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
i. Standar Pelayanan Perkotaan
5.2.2. Penilaian Strategis
a. Potensi Ekonomi/ Sosial/ Budaya
b. Potensi Kutub Pertumbuhan
c. Aksesibilitas Transportasi
Akses menuju Kawasan Inkubasi Ketapang bisa dijangkau melalui jalur darat, udara
maupun laut.
Akses utama jalur darat adalah melalui Jalan Nasional Trans Kalimantan. Sedangkan jalur
udara bisa dilakukan melalui Bandara Rahadi Oesman dari Pontianak. Untuk jalur laut bisa
dilakukan dengan menggunakan Kapal Express dari Pontianak ke Ketapang untuk
pergerakan orang dan melalui Pelabuhan Kendawangan untuk pergerakan barang.
d. Backbone Approach
5.2.3. Strategi dan Konsep Pengembangan

BAB 6 ANALISA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN


INKUBASI UTAMA DAN AREA TERPILIH
6.1. Urban System Kawasan Inkubasi Utama
6.2. Kawasan Inkubasi Utama
a. Aksesibilitas
Akses menuju Kawasan Inkubasi Utama KI Ketapag (KI Matan Hilir Selatan-KI Kendawangan)bisa
dilakukan dengan menggunakan jalur darat melaui jalan Ketapang-Matan Hilir Selatan-
Kendawangan dan jalan dari Ds. Mekar Sari (Kec. Kendawangan) menuju Kec. Manis Mata.
b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur

vii
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi KI Ketapang adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Propinsi (2L/2W – UD) dengan kondisi kurang mantap yang terdiri ruas jalan Ketapang-
Matan Hilir Selatan-Kendawangan dan ruas jalan Ds. Mekar Utama-Merau-Manis Mata
-Jalan kabupaten (2L/2W – UD) dengan kondisi kurang mantap
-Jalan Pertambangan dan jalan perkebunan dengan kondisi kurang mantap
d.2 Pelabuhan:
-Pelabuhan Kendawangan berada di Kec. Kendawangan, merupakan pelabuhan nusantara kelas
III yang berfungsi sebagai tulang punggung transportasi hasil alam dan untuk kegiatan kapal-kapal
perikanan atau perahu nelayan
-Selain kedua pelabuhan milik Pelindo juga terdapat pelabuhan milik swasta seperti pelabuhan PT
WHW yang berfungsi untuk jalur pengangkutan olahan hasil tambang untuk di ekspor. Juga
terdapat terminal (dermaga) khusus milik swasta.
d.3 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
d.4 Air Minum danSanitasi:
-Sudah Terdapat PDAM unit kec. Kendawangan,
d.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi Utama KI
Ketapang.
e.6 Perumahan
-Terdapat perumahan kota kecamatan Matan Hilir Selatan, kota Kecamatan Kendawang, desa-
desa, juga perumahan perusahan tambang dan perkebunan sawit serta rumah-rumah di tepi jalan-
jalan utama.

e. Konsep dan Strategi Pengembangan


6.3. Penilaian Area Terpilih
6.4. Area Terpilih
a. Aksesibilitas
Akses menuju Kawasan Terpilih KI Ketapag (KI Matan Hilir Selatan-KI Kendawangan)bisa
dilakukan dengan menggunakan jalur darat melaui jalan Ketapang-Matan Hilir Selatan-
Kendawangan dan jalan dari Ds. Mekar Sari (Kec. Kendawangan) menuju Kec. Manis Mata.
b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi KI Ketapang adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Propinsi (2L/2W – UD) dengan kondisi kurang mantap yang terdiri ruas jalan Ketapang-
Matan Hilir Selatan-Kendawangan dan ruas jalan Ds. Mekar Utama-Merau-Manis Mata
-Jalan kabupaten (2L/2W – UD) dengan kondisi kurang mantap
-Jalan Pertambangan dan jalan perkebunan dengan kondisi kurang mantap
d.3 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
d.4 Perumahan
-Terdapat perumahan dan warung di tepi jalan di daerah pertigaan jalan utama.

viii
e. Konsep dan Strategi Pengembangan

BUKU 2
WPS 21: KAWASAN INKUBASI ENTIKONG
BAGIAN PERTAMA :
Bab 1 ANALISA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WPS 21
1.1. Rencana Tata Ruang Wilayah
1.1.1. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1.1.2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Kalimantan
1.1.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Kalimantan ____ Tahun ___ - ___
1.1.4. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten ____ Tahun ___ - ___
1.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
1.2.1. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
1.2.2. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provins! Kalimantan
1.2.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten
1.3. Master Plan dan Development Plan WPS

Bab 2 MONEV PENCAPAIAN ULTIMATE WPS 21


2.1. Program Ultimate WPS
2.1.2 WPS 21
Ultimate WPS 21 Temajuk-Sebatik adalah “Wilayah Teras Negara yang Aman dan Berdaulat,
sertaBerbasis Kegiatan Agriculture dan Agroindustri Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
Pendekatan yang dilakukan dalam usaha mencapai ultimate tersebut yaitu security-prosperity-
environment.
Untuk mencapai ultimate concept tersebut maka telah disusun program-program ultimate infrastruktur
baik yang dilaksanakan PUPR maupun non PUPR. Program-program infrastruktur dilaksanakan PUPR
diantaranya:
- Bina Marga: Pembangunan jalan paralel perbatasan (Antar PLBN), Peningkatan jalan radial
(PLBN ke kota kabupaten)
- Cipta Karya: Pembangunan PLBN, Akses Air Minum dan Sanitasi PLBN, dll
- Sumber Daya Air: Pembangunan kawasan bebas banjir (Jagoi Babang-Kab. Bengkayang),
Pembangunan Embung sungai Seria (kab. Sintang)

ix
- Pemukiman dan Perumahan: Pembangunan Rusun Khusus Perbatasan, pembangunan
perumahan karyawan perbatasan, dll.

Sedangkan program-program non-PUPR diantaranya:


- Energi: Pembangkit Listrik Mikro Hidro Riam Berawan 697,5 Kw (Jagoi Babang), Pembangkit
Listrik Mikro Hidro Air Terjun Pa Ramayo (Long Midang), dll
- Perhubungan Udara: Bandara Sebatik (Nunukan), Bandara Long Nawang (Long Nawang)
- Perhubungan Laut: Pembangunan pelabuhan/dermaga di sei ular (Sei Menggaris), Dermaga
sungai di Long Pahangai (Long Apari), dll
- Perhubungan Darat: Dray Port Entikong (Sanggau), Pembangunan Stasiun KA Sajingan Besar
(Aruk)

2.2. Capaian Program Ultimate WPS 21


Untuk mengetahui pencapaian program ultimate WPS 21, dilakukan monitoring terhadap program-
program infrastruktur yang telah dicanangkan. Karena besarnya wilayah WPS 21 maka monitoring
yang dilakukan hanya terfokus pada area inkubasi dan sekitarnya (dengan cakupan program dalam
satu kabupaten).
Fokus monitoring WPS 21 dilakukan terhadap program-program PUPR di Kawasan Inkubasi Entikong
dengan cakupan monitoring seluruh Kab. Sanggau

Tabel Monev Entikong (Kab. Sanggau)

Berdasarkan hasil monitoring yang telah dilakukan dan diskusi dengan beberapa instansi terkait
pencapaian program banyak yang mengalami keterlambatan akibat:
- Belum tersedianya lahan
- Belum siap DED dan/atau Dokumen Lingkungan yang diperlukan
- Akibat cuaca
- Akibat Pandemi Covid-19

BAGIAN KEDUA : PROFIL DAN ANALISA KAWASAN INKUBASI ENTIKONG


Bab 3 IDENTIFIKASI KAWASAN INKUBASI
3.1. Arahan Pengembangan Kawasan Inkubasi dalam Master Plan dan Development Plan WPS
3.2. Profil dan Analisa Kawasan Inkubasi
3.2.1. Kawasan Inkubasi
a. Kependudukan
b. Sosial Ekonomi
c. Komoditas Wilayah
d. Daerah Tujuan Wisata
e. Kondisi/ Aset Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Entikong adalah:

x
e.1 Jalan:
-Jalan Lintas Malindo (4L/2W – D) dengan kondisi mantap
-Jalan kabupaten merupakan (2L/2W – UD) dengan kondisi cukup mantap
e.2 Bangunan/Gedung/Kantor:
-Bangunan/Gedung PLBN, Bangunan/Gedung Karyawan PLBN, Wisma Indonesia
-Bangunan Gereja, Bangunan Masjid
-Pasar Modern di PLBN Entikong, Pasar Desa Entikong (Kondisinya padat/rapat dengan
jalan desa)
-Kantor Karantina, Kantor Imigrasi, Kantor Kecamatan, Pos TNI
-Terminal Angkutan Umum, Dry Port
e.3 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
e.4 Sanitasi:
-Untuk memenuhi kebutuha air minum telah dibangun SPAM perbatasan Entikong
kapasitas 30 l/dt. Pelayanan air minum di Kawasan Inkubasi Entikong cukup baik di musim
hujan dan mengalami kendala pada musim kemarau
e.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi
Entikong.
Untuk kebutuhan listrik masih di kawasan Inkubasi Entikong saat ini bisa terpenuhi.
Sedangkan untuk telekomunikasi non kabel (sistem jaringan udara) signal yang muncul kuat
di kawasan ini kadang berasal dari provider Indonesia dan kadang dari provider Malaysia.
e.6 Perumahan
-Perumahan eksisting di kawasan aruk adalah desa Entikong, dan saat ini berkembang
rumah-rumah di sepanjang jalan Lintas Malindo

f. Rantai Nilai
g. Origin Destination
h. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
i. Standar Pelayanan Perkotaan
3.2.2. Penilaian Strategis
a. Potensi Ekonomi/ Sosial/ Budaya
b. Potensi Kutub Pertumbuhan
c. Aksesibilitas Transportasi
Akses utama menuju kawasan Inkubasi Entikong adalah jalan Lintas Malindo. Jalan Paralel
perbatasan akan melintas/terhubung jalan Lintas Malindo di wilayah Kecamatan Sekayam.
Sehingga jalan Lintas Malindo merupakan akses penting ke Kawasan Inkubasi.

d. Backbone Approach
3.2.3. Strategi dan Konsep Pengembangan

Bab 4 ANALISA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN


INKUBASI UTAMA DAN AREA TERPILIH
4.1. Urban System Kawasan Inkubasi Utama

xi
4.2. Kawasan Inkubasi Utama
a. Aksesibilitas
Akses utama menuju kawasan Inkubasi Utama Entikong adalah jalan Lintas Malindo. Jalan Paralel
perbatasan akan melintas/terhubung jalan Lintas Malindo di wilayah Kecamatan Sekayam.
Sehingga jalan Lintas Malindo merupakan akses penting ke Kawasan Inkubasi Utama.

b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Utama Entikong adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Lintas Malindo (4L/2W – D) dengan kondisi mantap
-Jalan kabupaten merupakan (2L/2W – UD) dengan kondisi cukup mantap
d.2 Bangunan/Gedung/Kantor:
-Bangunan Gereja, Bangunan Masjid
-Pasar Desa Entikong (Kondisinya padat/rapat dengan jalan desa)
-Kantor Karantina, Kantor Imigrasi, Kantor Kecamatan, Pos TNI
-Terminal Angkutan Umum, Dry Port
d.3 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
d.4 Sanitasi:
-Untuk memenuhi kebutuha air minum telah dibangun SPAM perbatasan Entikong kapasitas 30
l/dt. Pelayanan air minum di Kawasan Inkubasi Entikong cukup baik di musim hujan dan
mengalami kendala pada musim kemarau
d.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi Utama
Entikong.
Untuk kebutuhan listrik masih di kawasan Inkubasi Entikong saat ini bisa terpenuhi. Sedangkan
untuk telekomunikasi non kabel (sistem jaringan udara) signal yang muncul kuat di kawasan ini
kadang berasal dari provider Indonesia dan kadang dari provider Malaysia.
d.6 Perumahan
-Perumahan eksisting di kawasan aruk adalah desa Entikong, dan saat ini berkembang rumah-
rumah di sepanjang jalan Lintas Malindo

e. Konsep dan Strategi Pengembangan


4.3. Penilaian Area Terpilih
4.4. Area Terpilih
a. Aksesibilitas
Akses utama menuju kawasan Terpilih Entikong adalah jalan Lintas Malindo. Jalan Paralel
perbatasan akan melintas/terhubung jalan Lintas Malindo di wilayah Kecamatan Sekayam.
Sehingga jalan Lintas Malindo merupakan akses penting ke Kawasan Terpilih.
b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Terpilih Desa Entikong adalah:
d.1 Jalan:

xii
-Jalan Lintas Malindo (4L/2W – D) dengan kondisi mantap
d.2 Bangunan/Gedung/Kantor:
-Pasar Desa Entikong (Kondisinya padat/rapat dengan jalan desa)
d.3 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
e.4 Sanitasi:
-Untuk memenuhi kebutuha air minum telah terlayani air PDAM. Pelayanan air minum di Kawasan
Terpilih Desa Entikong cukup baik di musim hujan dan mengalami kendala pada musim kemarau.
Masyarakat masih menggunakan sungai Sekayam untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
e.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di desa.
Untuk kebutuhan listrik masih di kawasan Inkubasi Entikong saat ini bisa terpenuhi. Sedangkan
untuk telekomunikasi non kabel (sistem jaringan udara) signal yang muncul kuat di kawasan ini
kadang berasal dari provider Indonesia dan kadang dari provider Malaysia.
e.6 Perumahan
-Perumahan di desa Entikong adalah merupakan asal mula berkembangnya wilayah Entikong
e. Konsep dan Strategi Pengembangan

BUKU 3
WPS 22: KAWASAN INKUBASI KABUPATEN KAPUAS &
KABUPATEN BARITO KUALA
BAGIAN PERTAMA :
Bab 1 ANALISA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WPS 22
1.1. Rencana Tata Ruang Wilayah
1.1.1. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1.1.2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Kalimantan
1.1.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Kalimantan ____ Tahun ___ - ___
1.1.4. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten ____ Tahun ___ - ___
1.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
1.2.1. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
1.2.2. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provins! Kalimantan
1.2.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten
1.3. Master Plan dan Development Plan WPS

xiii
Bab 2 MONEV PENCAPAIAN ULTIMATE WPS 22
2.1. Program Ultimate WPS 22
Ultimate WPS 22 adalah “Mewujudkan WPS 22 sebagai Kawasan Agroindustri dan Agrobisnis,
khususnya di wilayah Metropolitan Banjarbakula, yang produktif dan berkelanjutan untuk
mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya alam, meningkatkan produktivitas rakyat serta daya
saing di pasar internasional”.
Strategi yang dilakukan adalah membagi WPS 22 menjadi 2 Sub WPS. Sub WPS 1 meliputi
Palangkaraya-Pulang Pisau-Kapuas-Banjarbakula sebagai Kawasan Agroindustri Pertanian.
Sedangkan Sub WPS 2 meliputi Banjarbakula-Tanah Bumbu-Kota Baru sebagai Kawasan Agrobisnis
Perkebunan.
Untuk mencapai ultimate concept tersebut maka telah disusun program-program ultimate infrastruktur
baik yang dilaksanakan PUPR maupun non PUPR. Program-program infrastruktur dilaksanakan PUPR
diantaranya:
- Bina Marga: Pembangunan jalan Mataraman-Sei Ulin (Kab. Banjar), Pembangunan akse jalan
Pelabuhan Pelaihari (Kab. Tanah Laut)
- Cipta Karya: Pembangunan IPAL Kawasan Palangkaraya (Kota Palangkaraya), Pembangunan
Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Telaga Biru (Kota Banjarmasin)
- Sumber Daya Air: Peningkatan jaringan reklamasi Daerah Rawa (Kab. Pulang Pisau),
Pembangunan Bendungan Batulicin (Kab. Tanah Bumbu), dll.
- Pemukiman dan Perumahan: Pembangunan Rusun Pekerja Industri (Kab. Tanah Laut),
Pembangunan Rumah Khusus Nelayan (Kab. Pulang Pisau), dll.

Sedangkan program-program non-PUPR diantaranya:


- Energi: Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kab. Banjar, PLTD di Kota Baru, dll.
- Perhubungan Udara: Pengembangan Bandara Bersujud (Batulicin/Kab. Tanah Bumbu),
Pengmbangan Bandara Pengumpul skala tersier Gusti Syamsir Alam/Stagen (Kota Baru), dll
- Perhubungan Laut: Pembangunan pelabuhan/dermaga di sei ular (Sei Menggaris), Dermaga
sungai di Long Pahangai (Long Apari), dll
- Perhubungan Darat: Pembangunan Terminal A Kec. Gambut (Kab. Banjar), Rencana jalan KA
Banjarmasin-Batulicin, dll

2.2. Capaian Program Ultimate WPS 22


Untuk mengetahui pencapaian program ultimate WPS 22, dilakukan monitoring terhadap program-
program infrastruktur yang telah dicanangkan. Karena besarnya wilayah WPS 22 maka monitoring
yang dilakukan hanya terfokus pada area inkubasi dan sekitarnya (dengan cakupan program dalam
satu kabupaten).
Fokus monitoring WPS 22 dilakukan terhadap program-program PUPR di Kawasan Inkubasi Kab.
Kapuas dan Kawasan Inkubasi Kab. Barito Kuala

Tabel Monev Kab. Kapuas


Tabel Monev Kab. Barito Kuala

xiv
Berdasarkan hasil monitoring yang telah dilakukan dan diskusi dengan beberapa instansi terkait
pencapaian program banyak yang mengalami keterlambatan akibat:
- Belum tersedianya lahan
- Belum siap DED dan/atau Dokumen Lingkungan yang diperlukan
- Akibat cuaca
- Akibat Pandemi Covid-19

BAGIAN KEDUA : PROFIL DAN ANALISA KAWASAN INKUBASI KABUPATEN


KAPUAS
Bab 3 IDENTIFIKASI KAWASAN INKUBASI
3.1. Arahan Pengembangan Kawasan Inkubasi dalam Master Plan dan Development Plan WPS
3.2. Profil dan Analisa Kawasan Inkubasi
3.2.1. Kawasan Inkubasi
a. Kependudukan
b. Sosial Ekonomi
c. Komoditas Wilayah
d. Daerah Tujuan Wisata
e. Kondisi/ Aset Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Kabupaten Kapuas adalah:
e.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan Palangkaraya-Banjarmasin (2L/2W – UD) dengan kondisi
mantap, jalan Nasional Trans Kalimantan (2L/2W-UD) dengan kondisi mantap dan jalan
Nasional Palangkaraya-Buntok (2L/2W-UD) dengan kondisi mantap
-Jalan provinsi (2L/2W-UD) dengan kondisi cukup mantap
-Jalan kabupaten (2L/2W – UD) Basarang-Lamunti dan Basarang-Batanjung dengan
kondisi kurang mantap
-Jalan pertambangan, pertanian dan jalan perkebunan dengan kondisi kurang mantap
e.2 Pelabuhan:
-Pelabuhan Batanjung di Kec. Batanjung, merupakan pelabuhan merupakan yang dibangun
terutama untuk mendukung rencana pembangunan Kawasan Industri Batanjung. Saat ini
kodisinya belum beroperasi secara optimal karena jalan dari Trans Kalimantan menuju
Pelabuhan Batanjung masih belum bisa digunakan (masih banyak yang belum nyambung)
-Pelabuhan/dermaga Kaboli yang merupakan pelabuhan untu transportasi masrakyat
e.4 Terminal Angkutan Darat:
-Terdapat terminal Angkutan darat di Kota Kapuas namun tidak berfungsi secara maksimal.
e.5 Sungai dan Anjir
-Kabupaten Kapuas diapit oleh 2 sungai (S.Kapuas dan S. Kahayan) yang merupakan
infrastruktur utama transportasi air. Ke dua sungai tersebut data ini masih digunakan untuk
jalur transportasi air terutama untuk mrngangkut hasil tambang.
-Anjir adalah saluran yang dibuat untuk jalur transportasi dengan menghubungkan dua
sungai. Jadi fungsi utama anjir adalah sebagai infrastruktur transportasi air dari suatu

xv
kawasan permukiman ke kawasan permukiman yang lain. Selain sebagai infrastruktur
transportasi anjir juga bersungsi sebagai infrastruktur irigasi daerah rawa dan sebagai
sistem drainase pengendali banjir.
-Di Kabupaten Kapuas terdapat 4 Sistem Anjir yaitu:
- Anjir Serapat (panjang ± 28 km)
Anjir ini menghubungkan kota Kuala Kapuas dengan Kota Banjarmasin.
Panjang anjir yang berada di Kab. Kapuas ± 14 km dan yang berada di Kab. Barito
Kuala ± 14 km

- Anjir Kelampan (panjang ± 14 km)


Anjir ini menghubungkan Mandumai (Kec. Kapuas Barat) dengan Kota Pulang pisau
(Kab. Pualang Pisau) arah Kota Palangkaraya

- Anjir Basarang (panjang ± 24 km)


Anjir ini menghubungkan Kuala Kapuas dengan Mintin yang berada di wilayah Kab.
Pualang Pisau

- Anjir Tamban (panjang ± 25 km)


Anjir ini menghubungkan kota Kuala Kapuas dengan Kota Banjarmasin.
Panjang anjir yang berada di Kab. Kapuas ± 13 km dan yang berada di Kab. Barito
Kuala ± 12 km

Anjir juga berfungsi sebagai sistem irgasi. Sistem irigasi ini memunyai cara kerja yang
berbeda dengan sistem irigasi pada umumnya, yaitu sistem irigasi rawa. Dalam sistem
irigasi rawa sumber air yang digunakan untuk irigasi tidak berasal dari bendungan atau
sungai yang bendung, tetapi menggunakan air sungai yang mengalami pasang surut.
Anjir yang dibuat masyarakat dengan lebar sekitar 10-15 m dan menghubungkan dua
sungai, kemudian dibuat saluran melintang yang lebih kecil dengan lebar sekitar 5 m
disebut “Handil”. Dan kemudian dari handil tersebut dibuat saluran-saluran melintang yang
lebih kecil yang disebut “Rei”
Dalam sistem irigasi yang seperti kita kenal pada umunya maka Anjir mempunyai peran
setara dengan saluran irigasi primer. Handil mempunyai setara dengan saluran irigasi
sekunder dan rei ini mempunyai peran setara dengan saluran irigasi tersier.

Cara kerja sistem irigasi rawa adalah sebagai berikut:


Ketika terjadi laut pasang, air sungai akan naik elevasinya dan masuk ke anjir yang ada.
Dari anjir tersebut kemudian mengalir ke handil-handil. Kemudian dari handil-handil tersebut
mengalir ke rei-rei sehingga semua saluran terisi. Ketika air pasang terus naik maka sawah
atau kebun pun akan tergenang air (tersirami). Dan ketika air sungai surut maka air yang
menggenagi sawah atau kebunpun menjadi kering kembali. Dengan demikian bila air
pasang terjadi 2 kali dalam sehari, maka sawah atau kebunpun akan tersirami/tergenangi 2
kali dalam sehari.

Dengan masuknya air sungai ke persawahan maupun perkebunan ketika terjadi laut
pasang, maka terjadinya banjir akibat laut pasang bias terhindarkan. Dengan demikian
sistem irigasi ini bisa ikut mengendalikan terjadinya banjir rob di kawasan pantai dan
kawasan tepi sungai.

xvi
e.6 Air Minum dan Sanitasi:
-Sudah Terdapat SPAM IKK Basarang dengan kapasitas 20 l/dt
-TPA Handil Palinget terletak di Desa TelukPalinget Kecamatan Pulau Petak. TPA ini
menggunakan system 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
-Terdapat IPAL domestik skala permukiman kapasitas 100 m3
-Terdapat IPLT untuk Kab. Kapuas dengan cakupan Layanan 72.471
e.7 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi
Kabupaten Kapuas
e.8 Perumahan
-Kawasan permukiman yang konsentrik banyak ditemui di tepi Sungai yang berkembang
menjadi desa, kota kecamatan atau kota kabupaten.
-Selain di tepi sungai, perumahan, desa-desa dan kota kecamatan juga berkembang di tepi
jalan-jalan nasional Trans Kalimantan
f. Rantai Nilai
g. Origin Destination
h. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
i. Standar Pelayanan Perkotaan
3.2.2. Penilaian Strategis
e. Potensi Ekonomi/ Sosial/ Budaya
f. Potensi Kutub Pertumbuhan
g. Aksesibilitas Transportasi
Akses Utama untuk menuju Kawasan Inkubasi Kabupaten Kapuas melalui transportasi
darat adalah:
-Jalan Nasional Palangkaraya-Banjarmasin untuk menuju Kota Kabupaten dan wilayah
Selatan Kabupaten Kapuas
-Jalan Nasional Palangkaraya-Buntok untuk menuju wilayah Tengah Kabupaten Kapuas
-Jalan Nasional Trans Utara Kalimantan untuk menuju wilayah Utara Kabupaten Kapuas
Selain jalan-jalan nasional tersebut, akses ke Kawasan Kabupaten Kapuas bisa dilakukan
dengan transportasi air melalui Sungai Kapuas Sungai Kahayan serta Anjir Serapat, Anjir
Kelampan, Anjir Basarang dan Anjir Tamban
h. Backbone Approach
3.2.3. Strategi dan Konsep Pengembangan

Bab 4 ANALISA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN


INKUBASI UTAMA DAN AREA TERPILIH
4.1. Urban System Kawasan Inkubasi Utama
4.2. Kawasan Inkubasi Utama
a. Aksesibilitas
Akses Utama untuk menuju Kawasan Inkubasi Utama Kec. Basarang dengan transportasi darat
adalah Jalan Nasional Palangkaraya-Banjarmasin. Selain menggunakan transportasi darat, bisa
juga menggunakan transportasi air melalui Anjir Basarang yang menghubungkan Sungai Kapuas
dengan Sungai Kahayan.
b. Struktur

xvii
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Utama Kecamatan Basarang adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan Palangkaraya-Banjarmasin (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap,
-Jalan kabupaten (2L/2W – UD) Basarang-Lamunti dan Basarang-Batanjung dengan kondisi kurang
mantap
-Jalan perkebunan yang berada di tepi anjir dan handil dengan kondisi kurang mantap
d.2 Anjir
- Di Kawasan Inkubasi Utama Kecamatan Basarngterdapat Anjir Basarang (panjang ± 24 km)
Anjir ini menghubungkan Kuala Kapuas dengan Mintin yang berada di wilayah Kab.
Pualang Pisau
d.3 Air Minum dan Sanitasi:
-Sudah Terdapat SPAM IKK Basarang dengan kapasitas 20 l/dt
d.4 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi Utama
Kecamatan Basarang
d.5 Perumahan
-Kawasan permukiman berkembang secara linier disepanjang jalan trans Kalimantan Palangkaraya-
Banjarmasin dan juga ada permukiman yang berkembang di tepi anjir, handil dan rei.
-Tempat-tempat peribadatan juga banyak terdapat di depanjang jalan Tran Kalimantan.

e. Konsep dan Strategi Pengembangan


4.3. Penilaian Area Terpilih
4.4. Area Terpilih
a. Aksesibilitas
Akses Utama untuk menuju Kawasan Inkubasi Utama Kec. Basarang dengan transportasi darat
adalah Jalan Nasional Palangkaraya-Banjarmasin. Selain menggunakan transportasi darat, bisa
juga menggunakan transportasi air melalui Anjir Basarang yang menghubungkan Sungai Kapuas
dengan Sungai Kahayan.
b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Terpilih di Kecamatan Basarang adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan Palangkaraya-Banjarmasin (2L/2W – UD) dengan kondisi
mantap
d.2 Anjir
- Di Kawasan Inti di Kecamatan Basarngterdapat Anjir Basarang (panjang ± 24 km)
Anjir ini menghubungkan Kuala Kapuas dengan Mintin yang berada di wilayah Kab.
Pualang Pisau
d.3 Air Minum dan Sanitasi:
-Sudah Terdapat SPAM IKK Basarang dengan kapasitas 20 l/dt

xviii
d.4 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di Kawasan Inti di
Kecamatan Basarang
d.5 Perumahan
-Kawasan permukiman berkembang secara linier disepanjang jalan trans Kalimantan
Palangkaraya-Banjarmasin dan juga ada permukiman yang berkembang di tepi anjir, handil
dan rei.
-Tempat-tempat peribadatan juga banyak terdapat di depanjang jalan Tran Kalimantan.

e. Konsep dan Strategi Pengembangan

BAGIAN KETIGA : PROFIL DAN ANALISA KAWASAN INKUBASI KABUPATEN


BARITO KUALA
Bab 5 IDENTIFIKASI KAWASAN INKUBASI
5.1. Arahan Pengembangan Kawasan Inkubasi dalam Master Plan dan Development Plan WPS
5.2. Profil dan Analisa Kawasan Inkubasi
5.2.1. Kawasan Inkubasi
a. Kependudukan
b. Sosial Ekonomi
c. Komoditas Wilayah
d. Daerah Tujuan Wisata
e. Kondisi/ Aset Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Kabupaten Kapuas adalah:
e.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan Palangkaraya-Banjarmasin (2L/2W – UD) dengan
kondisi mantap, jalan Nasional Banjarmasin-Marabahan (2L/2W-UD) dengan kondisi
mantap
-Jalan provinsi (2L/2W-UD) dengan kondisi cukup mantap
-Jalan kabupaten (2L/2W – UD) Anjir Pasar-Marabahn, Marabahan-Tabukan dan jalan
antar kecamatan lainnya dengan kondisi kurang mantap
-Jalan pertanian dan jalan perkebunan dengan kondisi kurang mantap
e.2 Pelabuhan:
-Pelabuhan Taksi Marabahan-Kuripan, merupakan pelabuhan yang untuk taksi air seperti
speedboad dan taksi motor
-Pelabuhan Ferry Jelapat merupakan pelabuhan dikelola UPTD Perhubungan
e.3 Terminal Angkutan Darat:
-Terdapat 3 terminal Angkutan darat di kabupaten Barito Kuala yaitu terminal Marabahan,
terminal tabukan dan terminal Handil Bakti di Kec. Alalak. Di terminal Handil Bakti selain
terdapat terminal angkutan darat juga terdapat terminal angkutan sungai.
e.4 Sungai dan Anjir
-Kabupaten Barito Kuala diapit oleh 2 sungai (S.Kapuas dan S. Barito) yang merupakan
infrastruktur utama transportasi air. Ke dua sungai tersebut data ini masih digunakan untuk

xix
jalur transportasi air terutama untuk mengangkut hasil tambang.
-Anjir adalah saluran yang dibuat untuk jalur transportasi dengan menghubungkan dua
sungai. Jadi fungsi utama anjir adalah sebagai infrastruktur transportasi air dari suatu
kawasan permukiman ke kawasan permukiman yang lain. Selain sebagai infrastruktur
transportasi anjir juga bersungsi sebagai infrastruktur irigasi daerah rawa dan sebagai
sistem drainase pengendali banjir.
-Di Kabupaten Kapuas terdapat 3 Sistem Anjir yaitu:
- Anjir Serapat (panjang ± 28 km)
Anjir ini menghubungkan kota Kuala Kapuas dengan Kota Banjarmasin.
Panjang anjir yang berada di Kab. Kapuas ± 14 km dan yang berada di Kab. Barito
Kuala ± 14 km

- Anjir Talaran (panjang ± 28 km)


Anjir ini menghubungkan Marabahan dengan Tabukan

- Anjir Tamban (panjang ± 25 km)


Anjir ini menghubungkan kota Kuala Kapuas dengan Kota Banjarmasin.
Panjang anjir yang berada di Kab. Kapuas ± 13 km dan yang berada di Kab. Barito
Kuala ± 12 km

Anjir juga berfungsi sebagai sistem irgasi. Sistem irigasi ini memunyai cara kerja yang
berbeda dengan sistem irigasi pada umumnya, yaitu sistem irigasi rawa. Dalam sistem irigasi
rawa sumber air yang digunakan untuk irigasi tidak berasal dari bendungan atau sungai yang
bendung, tetapi menggunakan air sungai yang mengalami pasang surut.

Anjir yang dibuat masyarakat dengan lebar sekitar 10-15 m dan menghubungkan dua sungai,
kemudian dibuat saluran melintang yang lebih kecil dengan lebar sekitar 5 m disebut “Handil”.
Dan kemudian dari handil tersebut dibuat saluran-saluran melintang yang lebih kecil yang
disebut “Rei”

Dalam sistem irigasi yang seperti kita kenal pada umunya maka Anjir mempunyai peran
setara dengan saluran irigasi primer. Handil mempunyai setara dengan saluran irigasi
sekunder dan rei ini mempunyai peran setara dengan saluran irigasi tersier.

Cara kerja sistem irigasi rawa adalah sebagai berikut:


Ketika terjadi laut pasang, air sungai akan naik elevasinya dan masuk ke anjir yang ada. Dari
anjir tersebut kemudian mengalir ke handil-handil. Kemudian dari handil-handil tersebut
mengalir ke rei-rei sehingga semua saluran terisi. Ketika air pasang terus naik maka sawah
atau kebun pun akan tergenang air (tersirami). Dan ketika air sungai surut maka air yang
menggenagi sawah atau kebunpun menjadi kering kembali. Dengan demikian bila air pasang
terjadi 2 kali dalam sehari, maka sawah atau kebunpun akan tersirami/tergenangi 2 kali dalam
sehari.

Dengan masuknya air sungai ke persawahan maupun perkebunan ketika terjadi laut pasang,
maka terjadinya banjir akibat laut pasang bias terhindarkan. Dengan demikian sistem irigasi ini
bisa ikut mengendalikan terjadinya banjir rob di kawasan pantai dan kawasan tepi sungai.

xx
e.6 Air Minum dan Sanitasi:
-Sudah Terdapat SPAM IKK Barito Kuala dengan kapasitas 25 l/dt dan SPAM Tabukan dengan
kapasitas 10 l/dt
–Terdapat TPA Tabing Rimbah 15000 m3
e.7 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi Kabupaten
Barito Kuala
e.8 Perumahan
-Kawasan permukiman yang konsentrik banyak ditemui di tepi Sungai dan area persawahan yang
berkembang menjadi desa, kota kecamatan atau kota kabupaten.
-Selain di tepi sungai, perumahan, desa-desa dan kota kecamatan juga berkembang di tepi jalan-
jalan nasional Trans Kalimantan dab jalan Banjarmasin-Marabahan secara linier

f. Rantai Nilai
g. Origin Destination
h. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
i. Standar Pelayanan Perkotaan
5.2.2. Penilaian Strategis
a. Potensi Ekonomi/ Sosial/ Budaya
b. Potensi Kutub Pertumbuhan
c. Aksesibilitas Transportasi
Akses Utama untuk menuju Kawasan Inkubasi Kabupaten Barito Kuala melalui transportasi
darat adalah:
-Jalan Nasional Palangkaraya-Banjarmasin dan jalan Gubernur Sarkawi untuk wilayah
Selatan Kabupaten Barito Kuala
-Jalan Banjarmasin-Marabahan untuk menuju wilayah utara Kabupaten Barito Kuala
Selain jalan-jalan nasional tersebut, akses ke Kawasan Kabupaten Kapuas bisa dilakukan
dengan transportasi air melalui Sungai Kapuas, Sungai Barito serta Anjir Serapat, Anjir
Talaran dan Anjir Tamban

d. Backbone Approach
5.2.3. Strategi dan Konsep Pengembangan

Bab 6 ANALISA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN


INKUBASI UTAMA DAN AREA TERPILIH
6.1. Urban System Kawasan Inkubasi Utama
6.2. Kawasan Inkubasi Utama
a. Aksesibilitas
Akses Utama untuk menuju Kawasan Inkubasi Utama Kecamatan Mandastana melalui transportasi
darat adalah:
-Jalan Nasional Palangkaraya-Banjarmasin, jalan Banjarmasin-Marabahan dan jalan Lingkar
Gubernur Sarkawi untuk menuju Kecamatan Mandastana

b. Struktur

xxi
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Kabupaten Kapuas adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan Palangkaraya-Banjarmasin dan jalan Gubernur Sarkawi (2L/2W –
UD) dengan kondisi mantap
-Jalan Nasional Banjarmasin-Marabahan (2L/2W-UD) dengan kondisi mantap
d.2 Jaringan Irigasi Daerah Rawa
-Terdapat sitem jaringan irigasi daerah rawa
d.3 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di kawasan Inkubasi Kabupaten
Barito Kuala
d.4 Perumahan
-Kawasan permukiman yang konsentrik banyak ditemui di tepi Sungai dan area persawahan yang
berkembang menjadi desa, kota kecamatan atau kota kabupaten.
-Selain di tepi sungai, perumahan, desa-desa dan kota kecamatan juga berkembang di tepi jalan-
jalan nasional Trans Kalimantan dab jalan Banjarmasin-Marabahan secara linier

e. Konsep dan Strategi Pengembangan


6.3. Penilaian Area Terpilih
6.4. Area Terpilih
a. Aksesibilitas
Akses Utama untuk menuju Kawasan Inkubasi Utama Kecamatan Mandastana melalui transportasi
darat adalah:
-Jalan Nasional Palangkaraya-Banjarmasin, jalan Banjarmasin-Marabahan dan jalan Lingkar
Gubernur Sarkawi untuk menuju Kawasan Terpilih

b. Struktur
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
e. Konsep dan Strategi Pengembangan

BUKU 4
WPS 23: KAWASAN INKUBASI KOTA BONTANG
BAGIAN PERTAMA :
Bab 1 ANALISA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WPS 23
1.1. Rencana Tata Ruang Wilayah
1.1.1. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1.1.2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Kalimantan

xxii
1.1.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Kalimantan ____ Tahun ___ - ___
1.1.4. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten ____ Tahun ___ - ___
1.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
1.2.1. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
1.2.2. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provins! Kalimantan
1.2.3. Peraturan Daerah Nomor __ Tahun __ tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten
1.3. Master Plan dan Development Plan WPS

Bab 2 MONEV PENCAPAIAN ULTIMATE WPS 23


2.1. Program Ultimate WPS 23
Ultimate WPS 23 adalah “Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur yang Handal di WPS 23 Guna
Mendukung Pengembangan Ekonomi Hijau yang Berkeadilan dan Berkelanjutan”.
Untuk mencapai ultimate concept tersebut maka telah disusun program-program ultimate infrastruktur
baik yang dilaksanakan PUPR maupun non PUPR. Program-program infrastruktur dilaksanakan PUPR
diantaranya:
- Bina Marga: Pembangunan jalan Mataraman-Sei Ulin (Kab. Banjar), Pembangunan akse jalan
Pelabuhan Pelaihari (Kab. Tanah Laut)
- Cipta Karya: Pembangunan IPAL Kawasan Palangkaraya (Kota Palangkaraya), Pembangunan
Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Telaga Biru (Kota Banjarmasin)
- Sumber Daya Air: Peningkatan jaringan reklamasi Daerah Rawa (Kab. Pulang Pisau),
Pembangunan Bendungan Batulicin (Kab. Tanah Bumbu), dll.
- Pemukiman dan Perumahan: Pembangunan Rusun Pekerja Industri (Kab. Tanah Laut),
Pembangunan Rumah Khusus Nelayan (Kab. Pulang Pisau), dll.

Sedangkan program-program non-PUPR diantaranya:


- Energi: Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kab. Banjar, PLTD di Kota Baru, dll.
- Perhubungan Udara: Pengembangan Bandara Bersujud (Batulicin/Kab. Tanah Bumbu),
Pengmbangan Bandara Pengumpul skala tersier Gusti Syamsir Alam/Stagen (Kota Baru), dll
- Perhubungan Laut: Pembangunan pelabuhan/dermaga di sei ular (Sei Menggaris), Dermaga
sungai di Long Pahangai (Long Apari), dll
- Perhubungan Darat: Pembangunan Terminal A Kec. Gambut (Kab. Banjar), Rencana jalan KA
Banjarmasin-Batulicin, dll

2.2. Capaian Program Ultimate WPS 23


Untuk mengetahui pencapaian program ultimate WPS 23, dilakukan monitoring terhadap program-
program infrastruktur yang telah dicanangkan. Karena besarnya wilayah WPS 23 maka monitoring
yang dilakukan hanya terfokus pada area inkubasi dan sekitarnya (dengan cakupan program dalam
satu kota).

xxiii
Fokus monitoring WPS 23 dilakukan terhadap program-program PUPR di Kawasan Inkubasi Kota
Bontang

Tabel Monev Bontang

Berdasarkan hasil monitoring yang telah dilakukan dan diskusi dengan beberapa instansi terkait
pencapaian program banyak yang mengalami keterlambatan akibat:
- Belum tersedianya lahan
- Belum siap DED dan/atau Dokumen Lingkungan yang diperlukan
- Akibat cuaca
- Akibat Pandemi Covid-19

BAGIAN KEDUA : PROFIL DAN ANALISA KAWASAN INKUBASI KOTA BONTANG


Bab 3 IDENTIFIKASI KAWASAN INKUBASI
3.1. Arahan Pengembangan Kawasan Inkubasi dalam Master Plan dan Development Plan WPS
3.2. Profil dan Analisa Kawasan Inkubasi
3.2.1. Kawasan Inkubasi
a.Kependudukan
b.Sosial Ekonomi
c.Komoditas Wilayah
d.Daerah Tujuan Wisata
e.Kondisi/ Aset Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Kota Bontang adalah:
e.1 Jalan:
-Jalan Nasional Trans Kalimantan Samarinda-Sangata (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
-Jalan Propinsi (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
-Jalan Kota (2L/2W – UD) dengan kondisi cukup mantap
e.2 Pelabuhan:
-Pelabuhan Loktuan merupakan pelabuhan yang dikelola Pelindo IV merupakan pelabuhan utama
Kota Bontang untuk angkutan orang dan barang.
-Pelabuhan Internasional PT Badak NGL untuk mengangut LNG, LPG dan Kondensat
-Pelabuhan PT Pupuk Kaltim untuk mengangkut Pupuk dan Amoniak
e.3 Bandara:
- Terdapat Bandara PT Badak Kota Bontang di kawasan perumahan PT Badak NGL
e.4 Terminal Angkutan:
-Terdapat terminal Angkutan darat di Kota Bontang. Jalur darat dari Bontang ini didominasi oleh
angkutan travel dan lokal. Sedangkan bus yang ada hanya melayani jalur Bontang-Samarinda
e.5 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
e.6 Air Minum danSanitasi:
-Sudah Terdapat PDAM di Kota Bontang untuk melayani kebutuhan air minum masyarakat kota
Bontang
-Terdapat TPA Bontang Lestari di Kota Bantang dengan system Control Sanitary Lanfill

xxiv
- e.7 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di Kawasan Inkubasi Bontang.
Jaringan listrik yang ada berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri.
Sedangkan jaringan telekomunikasi saat ini juga telah tersedia bisa menjangkau seluruh wilayah.
e.8 Perumahan
-Perumahan telah berkembang pesat sebagai akibat berkembangnya industri di Kawasan Inkubasi
Bontang. Juga terdapat perumahan terapung di Bontang Kuala.

e. Rantai Nilai
f. Origin Destination
g. Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
h. Standar Pelayanan Perkotaan
3.2.2. Penilaian Strategis
i. Potensi Ekonomi/ Sosial/ Budaya
j. Potensi Kutub Pertumbuhan
k. Aksesibilitas Transportasi
Akses utama menuju adalah jalan nasional Trans Utama Samarinda-Sangata.
Untuk menuju kota bontang bias juga menggunakan jalur laut melalui Pelabuhan Loktuan.
Alternati lainnya adalh dengan jalur udara melalui Bandara PT Badak Kota Bontang dari
Balikpapan
l. Backbone Approach
3.2.3. Strategi dan Konsep Pengembangan

Bab 4 ANALISA, KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN


INKUBASI UTAMA DAN AREA TERPILIH
4.1. Urban System Kawasan Inkubasi Utama
4.2. Kawasan Inkubasi Utama
a. Aksesibilitas
Akses utama menuju adalah jalan Jl. Brigjen Katamso yang terhubung dengan Jalan Trans
Kalimantan Samarinda-Sangata

b. Struktur Kawasan
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Inkubasi Utama Bontang adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Brigjen Katamso(2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
-Jalan Kota lainnya (2L/2W – UD) dengan kondisi cukup mantap
d.2 Terminal Angkutan:
-Terdapat terminal Angkutan darat di Kota Bontang. Jalur darat dari Bontang ini didominasi oleh
angkutan travel dan lokal. Sedangkan bus yang ada hanya melayani jalur Bontang-Samarinda
d.3 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
d.4 Air Minum danSanitasi:

xxv
-Sudah terdapat jaringan PDAM di Kota Bontang untuk melayani kebutuhan air minum masyarakat
kota Bontang
d.5 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di Kawasan Inkubasi Bontang.
Jaringan listrik yang ada berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri.
Sedangkan jaringan telekomunikasi saat ini juga telah tersedia bisa menjangkau seluruh wilayah.
d.6 Perumahan
-Perumahan telah berkembang pesat sebagai akibat berkembangnya industri di Kawasan Inkubasi
Utama Bontang. Juga terdapat perumahan terapung di Bontang Kuala.

e. Konsep dan Strategi Pengembangan


4.3. Penilaian Area Terpilih
4.4. Area Terpilih
a. Aksesibilitas
Akses utama menuju Kawasan Terpilih Bontang Kuala adalah jalan Jl. Piere Tendean yang
terhubung dengan Jl Brigjen Katamso
b. Struktur Kawasan
c. Tata Guna Lahan
d. Infrastruktur
Aset-aset infrastruktur yang ada di Kawasan Terpilih Bontang Kuala adalah:
d.1 Jalan:
-Jalan Piere Tendean (2L/2W – UD) dengan kondisi mantap
-Jalan Kota Kota (2L/2W – UD) dengan kondisi cukup mantap
d.2 Sistem drainase
-Terdapat sistem drainase yang berupa saluran drainase jalan
d.3 Air Minum danSanitasi:
-Sudah terdapat jaringan PDAM di Bontang Kuala untuk melayani kebutuhan air minum masyarakat
-Sudah terdapat system persampahan yang berupa TPS
d.4 Energi dan Telekomunikasi
-Sistem Jaringan Listrik dan jaringan telekomunikasi telah ada di Kawasan Inkubasi Bontang.
Jaringan listrik yang ada berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri.
Sedangkan jaringan telekomunikasi saat ini juga telah tersedia bisa menjangkau seluruh wilayah
d.6 Perumahan
-Perumahan telah berkembang pesat di Kawasan Terpilih Bontang Kuala sebagai akibat
berkembangnya industry, juga terdapat perumahan terapung

e. Konsep dan Strategi Pengembangan

BATAS LAPORAN ANTARA

xxvi
xxvii
LAPORAN DRAFT FINAL
DAFTAR ISI

BUKU 1
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN INKUBASI WPS
20: PLBN ARUK
BAB 1 KAWASAN INKUBASI UTAMA
1.1. Strategi Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur
1.2. Rencana Struktur
1.3. Indikasi Program Infrastruktur
BAB 2 AREA TERPILIH
2.1. Strategi Pengembangan Area Terpilih dan Infrastruktur
2.2. Rencana Struktur
2.3. Komponen & Fasilitas Utama
2.4. Indikasi Program Infrastruktur
2.5. Rencana Skematik
BAB 3 VISUALISASI DESAIN AREA TERPILIH
BAB 4.PROGRAM JANGKA MENENGAH
4.1. Bidang Bina Marga
4.2. Bidang Sumber Daya Air
4.3. Bidang Cipta Karya
4.4. Bidang Perumahan

BUKU 2
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN INKUBASI WPS
20: KI KETAPANG
BAB 1 KAWASAN INKUBASI UTAMA
1.1. Strategi Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur
1.2. Rencana Struktur
1.3. Indikasi Program Infrastruktur
BAB 2 AREA TERPILIH
2.1. Strategi Pengembangan Area Terpilih dan Infrastruktur
2.2. Rencana Struktur
2.3. Komponen & Fasilitas Utama

i
2.4. Indikasi Program Infrastruktur
2.5. Rencana Skematik
BAB 3 VISUALISASI DESAIN AREA TERPILIH
BAB 4.PROGRAM JANGKA MENENGAH
4.1. Bidang Bina Marga
4.2. Bidang Sumber Daya Air
4.3. Bidang Cipta Karya
4.4. Bidang Perumahan

BUKU 3
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN INKUBASI WPS
21: ENTIKONG
BAB 1 KAWASAN INKUBASI UTAMA
1.1. Strategi Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur
1.2. Rencana Struktur
1.3. Indikasi Program Infrastruktur
BAB 2 AREA TERPILIH
2.1. Strategi Pengembangan Area Terpilih dan Infrastruktur
2.2. Rencana Struktur
2.3. Komponen & Fasilitas Utama
2.4. Indikasi Program Infrastruktur
2.5. Rencana Skematik
BAB 3 VISUALISASI DESAIN AREA TERPILIH
BAB 4.PROGRAM JANGKA MENENGAH
4.1. Bidang Bina Marga
4.2. Bidang Sumber Daya Air
4.3. Bidang Cipta Karya
4.4. Bidang Perumahan

BUKU 4
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN INKUBASI WPS
22: KABUPATEN KAPUAS
BAB 1 KAWASAN INKUBASI UTAMA
1.1. Strategi Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur
1.2. Rencana Struktur
1.3. Indikasi Program Infrastruktur
BAB 2 AREA TERPILIH

ii
2.1. Strategi Pengembangan Area Terpilih dan Infrastruktur
2.2. Rencana Struktur
2.3. Komponen & Fasilitas Utama
2.4. Indikasi Program Infrastruktur
2.5. Rencana Skematik
BAB 3 VISUALISASI DESAIN AREA TERPILIH
BAB 4.PROGRAM JANGKA MENENGAH
4.1. Bidang Bina Marga
4.2. Bidang Sumber Daya Air
4.3. Bidang Cipta Karya
4.4. Bidang Perumahan

BUKU 5
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN INKUBASI WPS
22: KABUPATEN BARITO KUALA
BAB 1 KAWASAN INKUBASI UTAMA
1.1. Strategi Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur
1.2. Rencana Struktur
1.3. Indikasi Program Infrastruktur
BAB 2 AREA TERPILIH
2.1. Strategi Pengembangan Area Terpilih dan Infrastruktur
2.2. Rencana Struktur
2.3. Komponen & Fasilitas Utama
2.4. Indikasi Program Infrastruktur
2.5. Rencana Skematik
BAB 3 VISUALISASI DESAIN AREA TERPILIH
BAB 4.PROGRAM JANGKA MENENGAH
4.1. Bidang Bina Marga
4.2. Bidang Sumber Daya Air
4.3. Bidang Cipta Karya
4.4. Bidang Perumahan

BUKU 6
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN INKUBASI WPS
23: KOTA BONTANG
BAB 1 KAWASAN INKUBASI UTAMA
1.1. Strategi Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur

iii
1.2. Rencana Struktur
1.3. Indikasi Program Infrastruktur
BAB 2 AREA TERPILIH
2.1. Strategi Pengembangan Area Terpilih dan Infrastruktur
2.2. Rencana Struktur
2.3. Komponen & Fasilitas Utama
2.4. Indikasi Program Infrastruktur
2.5. Rencana Skematik
BAB 3 VISUALISASI DESAIN AREA TERPILIH
BAB 4.PROGRAM JANGKA MENENGAH
4.1. Bidang Bina Marga
4.2. Bidang Sumber Daya Air
4.3. Bidang Cipta Karya
4.4. Bidang Perumahan

iv

Anda mungkin juga menyukai