Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

PENGELOLAAN KEGIATAN PENYIAPAN KAWASAN

(SWAKELOLA)

109.01.06.3970.001.001.051.C

TAHUN ANGGARAN 2019

BADAN PELAKSANA
BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU
Jl. Tambak Wedi No. 1 Kenjeran – Surabaya, Telp/Fax (031) 51503070
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)/TERM OF REFERENCE
KELUARAN (OUT PUT) KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2019

Kementerian Negara/Lembaga : Badan Pengembangan Wilayah Surabaya - Madura


Unit Eselon II : Badan Pelaksana BPWS
Program : Percepatan Pengembangan Wilayah Suramadu
Hasil (Outcome) : Tercapainya Pengendalian Pengembangan Wilayah
Surabaya - Madura Pengembangan Kawasan yang
Efektif dan Efisien.
Kegiatan : Penyiapan Kawasan
Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksananya Pengelolaan Kegiatan Penyiapan
Kawasan
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Dokumen
Volume : 1
Satuan Ukur : Dokumen

A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, maka
pemerintah perlu melaksanakan pembangunan. Untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan untuk kepentingan umum diperlukan tanah yang pengadaannya
dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil. Sebagai
Lembaga Non Struktural dari pemerintah pusat Badan Pelaksana BPWS memiliki tugas
dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan, pembangunan dan fasilitasi percepatan
kegiatan pembangunan wilayah Suramadu. Kegiatan pengelolaan dan pembangunan
infrastruktur wilayah yang dilaksanakan Badan Pelkasana BPWS dilaksanakan di 2 (dua)
kawasan, yaitu Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Madura (600 Ha) dan kawasan
khusus di Utara Pulau Madura (600 Ha). Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJS
Madura) dikembangkan untuk mendorong perkembangan ekonomi, sedangkan kawasan
khusus di Utara Pulau Madura untuk pengembangan kawasan Pelabuhan.
Salah satu kawasan potensial untuk dikembangkan secara ekonomis adalah di sekitar
kaki Jembatan Suramadu. Pada dasarnya kawasan ini sangat potensial untuk
dikembangkan. Penyiapan Kawasan di sekitar area interchange Suramadu pada sisi
Madura Khususnya Di Kabupaten Bangkalan ini memerlukan penanganan yang terarah
dan mengikuti Rencana Tata Ruang Dan Wilayah Kabupaten Bangkalan 2009 – 2029.
Kawasan di kaki jembatan Sisi Madura ini sangat potensial dikembangkan untuk antara
lain Kawasan Rest Area, kawasan industri, fair ground, termasuk penyediaan kawasan
lainnya yang diarahkan pada berbagai kegiatan ekonomi tinggi yang dilengkapi dengan
adanya area permukiman bagi karyawan serta mendukung pengembangan pelabuhan di
Kabupaten Bangkalan bagian utara. Mengingat kawasan ini sangat potensial dan mudah
mengalami perubahan peruntukan, maka harus dikendalikan secara ketat atau ditetapkan
sebagai high control zone. Kondisi tersebut diupayakan disertai dilakukannya penataan
disekitar area kaki Suramadu agar tidak terjadi adanya squater.
1. Dasar Hukum
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Kegiatan Penyiapan Kawasan pada Divisi
Penyiapan Kawasan Badan Pelaksana BPWS ini didasarkan pada beberapa peraturan
perundangan sebagai berikut :
 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
 Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
ruang;
 Peraturan Presiden No.27 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan
Pengembangan Wilayah Surabaya - Madura (BPWS);
 Peraturan Presiden No.23 Tahun 2009 tentang Penyempurnaan Peraturan
Presiden No.27 tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Pengembangan Wilayah
Suramadu (BPWS);

2. Gambaran Umum
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Kegiatan Penyiapan Kawasan pada Divisi
Penyiapan Kawasan Badan Pelaksana BPWS adalah dengan Cara Swakelola dengan
pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan. Kegiatan ini dapat melibatkan pihak
eksternal BPWS maupun Internal BPWS. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini,
Tim Pelaksana Kegiatan dapat mengembangkan metodologi kerja sepanjang telah
dikonsultasikan dan dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Pengendalian BP-BPWS.

B. Penerima Manfaat
Manfaat yang didapat dari pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Kegiatan Penyiapan
Kawasan pada Divisi Penyiapan Kawasan Badan Pelaksana BPWS adalah tersedianya
inventarisasi data dan penyiapan kawasan tahap awal yang akan digunakan untuk
mendukung penyiapan kawasan pembangunan Badan Pelaksana Badan Pengembangan
Wilayah Surabaya-Madura di Kabupaten Bangkalan.
Penerima manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Badan Pelaksana BPWS sesuai tugas dalam percepatan pengembangan di Kawasan
Suramadu diawali dengan pengadaan tanah.
2. Instansi/Sektor dalam sinergi pelaksanaan pembangunan infrastruktur di wilayah
Suramadu.
3. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten di wilayah Suramadu dalam
pelaksanaan pengembangan pembangunan infrastruktur.
4. Investor dalam melakukan investasi pembangunan dan kelanjutan pengembangan
pembangunan.
5. Masyarakat di wilayah Suramadu dalam peningkatan ekonomi dan SDM.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


Adapun strategi pencapaian keluaran Kegiatan Pengelolaan Kegiatan Penyiapan
Kawasan pada Divisi Penyiapan Kawasan Badan Pelaksana BPWS, meliputi :
1. Pengumpulan dan pengolahan data;
a. Persiapan survey lapangan
b. Persiapan peralatan dan perlengkapan survei lapangan
c. Metode dan program survei lapangan; terdiri atas pengambilan data sekunder,
pengambilan data primer, dan identifikasi lapangan. Adapun muatan data dan
informasi yang harus didapatkan di lapangan adalah sebagai berikut ;
1. Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi, hidrologi,
geologi, klimatologi, oceonografi, dan tata guna lahan;
2. Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut ukuran
keluarga, umur, agama, pendidikan, dan mata pencaharian;
3. Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri,
pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah, dan lain-
lain;
4. Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang diataranya
meliputi : permukiman, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata,
pertambangan, pertanian dan kehutanan dan lain lian;
5. Tata bangunan dan lingkungan : Tata bangunan meliputi: intensitas
bangunan (KDB, KLB, KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan,
pemanfaatan bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik
lingkungan (node, landmark, dll), garis sempadan (bangunan, sungai,
danau, pantai, SUTT).
6. Prasarana dan utilitas umum:
o Jaringan transportasi :
 Jaringan; jalan raya, rel kereta api, jalur pelayaran (sungai, danau,
laut), dan jalur penerbangan (KKOP);
 Fasilitas; (terminal, kargo, stasiun, pelabuhan, dan bandara);
 Kelengkapan jalan; halte, parkir, dan jembatan penyeberangan;
 Pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang).
o Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran); mencakup
kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan
dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, debit terpasang, dll;
o Sewarage; air limbah rumah tangga;
o Sanitasi (sistem jaringan, bak kontral, bangunan pengolah); jaringan
terpasang, prasarana penunjang dan kapasitas;
o Drainase; sistem jaringan makro dan mikro , dan kolam penampung;
o Jaringan listrik; sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu (induk,
distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik, non domistik);
o Jaringan komunikasi; jaringan, rumah telepon, stasiun otamat, jaringan
terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);
o Gas; sistem jaringan, pabrik, jaringan terpasang (rumah tangga, non
rumah tangga);
o Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual, skala
lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat, pemerintah
daerah, swasta).
7. Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana,
besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada,
fasilitas dan jalur kendali yang telah ada.

d. Elaborasi
Kegiatan elaborasi adalah kegiatan yang meliputi : (i) elaborasi penduduk dan (ii)
elaborasi kebutuhan sektoral. Kegiatan ini memperhitungkan kemampuan lokasi
perencanaan menampung penduduk dalam kawasan perencanaan.
2. Analisa perencanaan kawasan untuk penyiapan pembangunan kawasan,
meliputi;
a. Analisa struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis penduduk,
analisis fungsi ruang, analisis sistem jaringan pergerakan.
b. Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis pembagian blok,
analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas lingkungan, analisis mitigasi
bencana.
c. Analisa prasarana transportasi, meliputi analisis angkutan jalan raya,
angkutan kereta api, angkutan air, angkutan udara.
d. Analisa utilitas umum, meliputi analisis air minum, drainase, air limbah,
persampahan, kelistrikan, telekomunikasi dan gas.
e. Analisa amplop ruang, meliputi analisis ;
1. Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii) Koefisein Dasar
Hijau (KDH), (iv) Koefisien Tapak Basement (KTB), (v) Koefisien
Wilayah Terbangun (KWT), (vi) Kepadatan Bangunan dan Penduduk.
2. Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangn garis sempadan
bangunan (GSB), (ii) garis sempadan sungai (GSS) dan jarak bebas
bangunan, (iii) pertimbangan garis sempadan danau dan waduk, (iv)
pertimbangan tinggi bangunan, (v) pertimbangan selubung bangunan,
(vi) pertimbangan tampilan bangunan.
f. Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i) identifikasi aspirasi
dan analisis permasalahan aspirasi masyarakat, (ii) analisis perilaku
lingkungan, (iii) analisis perilaku kelembagaan, (iv) analisis metoda dan
sistem.
3. Perumusan Konsep Rencana dan ketentuan teknis rencana detail
a. Konsep rencana, pengembangan struktur ruang kawasan, peruntukan lahan
blok-blok serta indikasi hirarki pelayanan.
4. Penyusunan produk rencana detail tata ruang
a. Rencana struktur ruang kawasan, meliputi (i) rencana persebaran penduduk
yaitu jumlah dan kepadatan penduduk; (ii) struktur kawasan perencanaan
yaitu struktur fungsi dan peran kawasan; (iii) rencana blok kawasan; (iv)
rencana skala pelayanan; (v) rencana system jaringan yang meliputi jalan
raya, fasilitas jalan raya, jalan kereta api, angkutan air, angkutan udara; (vi)
rencana system jaringan utilitas, meliputi jaringan air minum, listik, gas,
drainase, air limbah, persampahan.
b. Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan, perdagangan dan jasa,
industry dan perdagangan, pertambangan, pariwisata, agropolitan/pertanian,
ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau,
c. Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang), meliputi tata
kualitas lingkungan, tata bangunan, arah garis sempadan,
d. Indikasi program pembangunan, meliputi lokasi, jumlah, waktu dan
pembiayaan terhadap;
(i) bangunan/jaringan/lingkungan baru yang akan dibangun,
(ii) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan ditingkatkan,
(iii) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan diperbaiki,
(iv) bangunan/jaringan/lingkungan diperbaharui,
(v) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dipugar,
(vi) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dilindungi.
5. Proses Pendampingan Legalisasi rencana detail tata ruang;
6. Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan insentif dan
dis insentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang;
7. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat :
1. Peran kelembagaan,
2. Peran masyarakat.

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Kegiatan Penyiapan Kawasan pada Divisi Penyiapan
Kawasan Badan Pelaksana BPWS ini akan dilakukan selama 12 Bulan / 360 (tiga ratus
enam puluh) hari kalender Tahun Anggaran 2019.

E. Biaya Yang Diperlukan


Sumber Pembiayaan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Kegiatan Penyiapan Kawasan
pada Divisi Penyiapan Kawasan Badan Pelaksana BPWS, dibiayai melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang dibebankan pada Pejabat Pembuat Komitmen
Pembebasan Lahan Untuk Penyiapan Kawasan Siap Bangun Satuan Kerja Badan
Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, Badan Pelaksana – Badan Pengembangan
Wilayah Surabaya-Madura Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 1.486.888.000,-
(terbilang: satu milyar empat ratus delapan puluh enam juta delapan ratus delapan
puluh delapan ribu rupiah)

Dibuat di : Surabaya
Tanggal : 12 Juni 2019

Badan Pelaksana
Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
Kepala Divisi Penyiapan Kawasan

Anda mungkin juga menyukai