Disusun Oleh :
Nama : - Yosep Eko Prambudi (93216051)
- Zaenudin (93216054)
Kelas : Sarmag Sipil 2012B
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
KEBIJAKAN INFRASTRYKTUR KALIMANTAN TENGAH
1. PENDAHULUAN
Pemerintah ingin agar Kalimantan Tengah tidak hanya strategis secara
geografis, namun juga secara ekonomi. Bumi Isen Mulang atau pantang mundur,
adalah sebutan provinsi Kalimantan Tengah. Ia bukan hanya berada di tengah pulau
Kalimantan, tetapi juga di tengah kepulauan Nusantara.
Dengan luas 153.564 km 2 atau 1,2 kali luas Pulau Jawa, Kalimantan Tengah
berada di peringkat provinsi terluas kedua di Indonesia. Namun hanya dihuni oleh 2,4
juta penduduk.
Infrastruktur dasar provinsi ini, khususnya transportasi darat amatlah minim.
Jalan darat baru, mulai di bangun sekitar tahun 1982. Akibatnya, transportasi darat
masih menjadi kendala. Kelas jalan rendah dan belum mendukung angkutan bertonase
tinggi.
Melihat kondisi infrastruktur tersebut pemerintah mempercepat proyek
strategis nasional khususnya infrastruktur. Selain memacu program prioritas
penyaluran Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya percepatan pembangunan
infrastruktur transportasi di Kalimantan Tengah. Saat memimpin rapat terbatas
mengenai evaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas di dua provinsi,
Kalimantan Tengah dan Sulawesi (14/2/2017), Bukan hanya untuk membuka
keterisolasian beberapa wilayah di Kalimantan Tengah, tapi juga memperlancar
konektivitas antar wilayah, serta bisa menurunkan biaya logistik. Saya minta
pembangunan infrastruktur transportasi harus betul-betul terintegrasi dengan kawasan
lain di pulau Kalimantan dan tidak lupa memperhatikan aspek-aspek tata ruang serta
lingkungan hidup, tandas Presiden.
2. PROGRAM PEMERINTAH
2.1 Sudah Ada Dan Sedang Berjalan
kemajuan dan hambatan proyek strategis di provinsi ini meliputi jalur kereta
api Puruk Cahu ke Bangkuang; Banjarmasin-Marabahan-Kuala Kapuas, Pulang Pisau-
Palangkaraya; Bandar Udara Tjilik Riwut. Dan juga program prioritas yang meliputi
pendistribusian Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.
Khusus bandar udara Tjilik Riwut, kemajuan pembangunan terminal baru
sudah mencapai 62,12 persen pada tahun 2016. Untuk tahun 2017 dianggarkan
pembangunan gedung terminal sebesar Rp 32,4 miliar, fasilitas pendukung Rp 62,5
miliar. Pembangunan landasan pacu Rp 15, 3 miliar, dan pembuatan jalan akses
bandara Rp 1,9 miliar. Harapannya gedung terminal selesai pada 2017 tidak termasuk
interior gedung. Penyelesaian interior ini diusulkan pendanaannya tahun 2018.
Proyek strategis berikutnya, adalah jalur kereta api Purukcahu-Bangkuang yang
didasarkan pada Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016. Trase sudah ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Perhubungan KP 297 tahun 2013. Pemenang lelang juga
sudah ditentukan. Proyek ini tinggal menunggu penerbitan surat jaminan pemerintah
terhadap risiko politik dan segera diterbitkan izin pinjam pakai kawasan hutan, dari
kementerian LHK-RI.
Kemajuan infrastruktur sarana dan prasarana KA antarkota di Kalteng berdasar
Perpres 3 tahun 2016. Sarana dan prasarana kereta api Purukcahu-Bangkuan ini
khususnya menjadi sarana pengangkutan batu bara dengan kapasitas lebih kurang 50
juta ton/tahun. Panjang jalur mencapai sekitar 422 km. Untuk jalur ini sudah ditetapkan
trase dan pemenang lelang. Namun masih menunggu terbitnya surat jaminan
pemerintah terhadap risiko politik dan terbitnya izin pinjam pakai kawasan hutan dari
Kementerian LHK yang keduanya akan segera diterbitkan.
Khusus pembangunan jalur kereta api Banjarmasin-Marabahan-Kuala Kapuas,
Pulang Pisau-Palangkaraya telah dilakukan studi kelayakan, kajian AMDAL. Rencana
tindak lanjutnya adalah mendorong percepatan proses perencanaan dan pembebasan
lahan serta rekomendasi trase dari Walikota Banjar Baru.
Tak hanya jalur darat, pemerintah juga terus meningkatkan kapasitas angkutan
udara. Bandar Muara Teweh ditargetkan beroperasi pada 2018. Untuk tahun 2017 ini
akan segera diselesaikan pembangunan terminal dan fasilitas darat, pemasangan pagar
pengaman bandara, pembuatan GSE road dan penataan area parkir.
Faktor Pendukung Investasi meliputi:
1. Bandar Udara
Bandara Cilik Ruwut di Palangka Raya dapat didarati pesawat F-28 dan
sejenisnya.
Bandara Iskandar di Pangkalan Bun dapat didarati F-27 dan sejenisnya.
Bandara H. Assan di Sampit, Bandara Sanggu di Buntok, Bandara
Beringin di Muara Teweh dapat didarati pesawat sejenis C-212.
Bandara Kuala Pembuang, Tumbang Samba dan Kuala Kurun dengan
melayani penerbangan carteran pesawat jenis C-212 dan BN.
2. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut terdapat di kota Kumai (Kotawaringin Barat), Sampit
(Kotawaringin Timur) dan Pulang Pisau (Pulang Pisau) dapat melayani
barang, orang, dan peti kemas.
Pelabuhan Curah Cair Kelapa Sawit (CPO) sudah tersedia di Desa Bumi
Harjo (Kotawaringin Barat) dan di Desa Bagendang (Kotawaringin
Timur) sedang direhabilitasi.
3. Jalan Darat
Terdapat jalan darat poros utama lintas selatan Kalimantan sepanjang
830,50 Km yang menghubung Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan) Kuala
Kapuas Pulang Pisau Palangka Raya Kasongan Sampit Pangkalan Bun
Nanga Bulik perbatasan Propinsi Kalimantan Barat. Jalan Darat poros utama
lintas tengah Kalimantan sepanjang 1.014 Km (sebagian dalam proses
pembangunan) dan ribuan kilometer jalan kolektor/penghubung dan rencana
pembangunan jalan koridor lintas daerah perkebunan.
4. Telekomunikasi/Komunikasi.
Pada semua Ibu Kota Kabupaten/Kota sudah tersedia fasilitas telepon seluler
dan otomat, bahkan sampai beberapa Ibu Kota Kecamatan, selain itu juga terdapat
station Radio Republik Indonesia (RRI) di Palangka Raya, radio swasta di Ibukota
Kabupaten/Kota, Stasiun keliling TVRI dan stasion Relay RCTI ( TV-swasta).
5. Listrik.
Pelayanan tenaga listrik sudah menjangkau sebagian besar Desa dengan
sumber Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan juga yang berasal dari
interkoneksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) di Propinsi Kalimantan Selatan.
6. Air Bersih.
Pelayanan air bersih ditangani oleh Perusahaan Daerah/BUMD dan pelayanan
sudah menjangkau ibukota Kabupaten/Kota dan sebagian ibukota Kecamatan.
7. Perbankan.
Kantor Bank Indonesia sebagai Bank sentral dan 4 (empat) Bank
Pemerintah/ BUMN (BRI, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara/BTN, Bank
Negara Indonesia/BNI), 1 (satu) Bank BUMD (Bank Pembangunan Kal-Teng) serta
2 (dua) Bank Swasta Nasional (Bank Danamon dan Bank Internasional
Indonesia/BII). Khusus Bank BRI dan Bank Pembangunan Kal-Teng pelayanan
sudah dapat menjangkau sebagian ibukota Kecamatan/Desa/ Kelurahan.
Berikut ini adalah pembangunan infrastruktur yang ada di provinsi Kalimantan Tengah
yaitu :
1. Pembangunan SDA
Peningkatan jaringan irigasi kab. Kota waringin Barat (2017-2019)
Peningkatan jaringan irigasi kab. Kota waringin Timur (2017-2019)
Pembangunan jaringan irigasi baru kab. Barito utara (2017 -2019)
Pembangunan IPLT kab (2018-2019)
Pembangunan TPA Murung Raya (2017)
Pembangunan Infrastruktur SPAM Kwasan Permukiman Kumuh (2017)
Gambar 1. Pembangunan SDA
2. Pembangunan Jalan Raya
Angkutan Sungai adalah salah satu bentuk sistem angkutan barang dan
penumpang. Sistem angkutan ini termasuk tua dan masih menjadi sistem angkutan
utama di wilayah-wilayah tertentu bahkan di wilayah yang lebih maju sistem
transportasinya seperti di Eropa.
Kota palangkaraya di lintasi oleh sungai Kahayan, merupakan salah satu sungai
terpanjang di Pulau Kalimantan. Memiliki panjang 600 km, lebar 500 meter dan
kedalaman mencapai hingga 7 meter, sungai ini membelah Kota Palangkaraya.
GAGASAN 2 :
Pembangunan Jalan Bebas Hambatan merupakan salah satu alternatif yang baik
untuk membangun sarana transortasi jalur darat. Jalan Bebas Hambatan ini akan
menghubungkan Provinsi Kalimantan Tengah dengan Provinsi tetangga. Adapun
manfaat pembuatan Jalan Bebas Hambatan ini diantara lain :
1. Untuk memudahkan aksesibilitas keluar dan masuk Provinsi Kalimantan
Tengah dengan Provinsi tetangga
2. Untuk memudahkan distribusi barang dan pangan yang ada di Pulau
Kalimantan.
3. Untuk Menambah pendapatan Negara