Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) adalah salah satu proyek mega-infrastruktur yang diharapkan
dapat meningkatkan konektivitas lokal dan memperpanjang kegiatan ekonomi regional bagi
bangsa. Proyek ini dilakukan di bagian barat Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera. Ini
menghubungkan delapan provinsi untuk sekitar 2.704 km, tujuh kabupaten prioritas nasional, dan
daerah potensial lainnya.
Perkembangan semacam itu diperdebatkan sebagai solusi untuk mempercepat distribusi orang
dan barang ke lokasi pemrosesan di Pulau Jawa, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
regional, untuk menyediakan kesempatan kerja dan untuk memfasilitasi pembangunan perkotaan
baru yang luas.
Adanya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini akan meningkatkan daya saing. Hal ini dianggap akan
menarik untuk investor. Selain dibidang ekspor, Tol Trans Sumatera juga akan membuka peluang
bidang jasa.4
Pulau Sumatera merupakan penyumbang PDB kedua terbesar setelah Pulau Jawa, dimana saat ini
dilayani oleh tiga jalur jalan raya utama, yaitu (i) Jalan Lintas Timur, (ii) Jalan Lintas Tengah dan (iii)
Jalan Lintas Barat yang ketiganya menghubungkan delapan pusat kegiatan nasional, pusat
kegiatan daerah dan lokal serta jalur kerta api di Pulau Sumatera (Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008). Sektor pertanian menyumbang terbesar bagi PDB wilayah Sumatera sekitar 22%
dengan pertumbuhan 3%.5 Adanya JTTS diharapkan dapat mendukung perekonomian,
mendukung distribusi logistik dari berbagai sektor, menghidupkan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK), dan lain sebagainya.
Pulau Sumatera adalah pulau di Indonesia paling dekat dengan kawasan Asia dan Eropa yang
mempunyai posisi strategis untuk meningkatkan perdagangan ekspor di dua benua tersebut.
Secara geo-ekonomi keberadaan Tol Trans Sumatera penting karena pertama terintegrasi dengan
ekonomi ASEAN. Selain itu, JTTS merupakan bagian dari belt and road economy.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan manfaat dari keseluruhan permanent impact dari tol
Trans Sumatera diperkirakan mencapai Rp 769,5 triliun.7 Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan keuntungan yang diperoleh akan bernilai lebih besar dibandingkan nilai proyeknya.
Adanya Tol Trans Sumatera ini juga akan membantu menurunkan biaya logistik.4 Hal ini
ditunjukkan dengan kemungkinan distribusi berbagai produk unggulan serta hasil bumi dan
sumber daya dengan waktu yang cepat disertai dengan biaya terjangkau.
Pengerjaan jalan tol sepanjang 2.048 km yang membentang dari Lampung hingga Banda Aceh ini
diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan roda ekonomi di Pulau Sumatera.
Referensi:
1. Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, Jalan Tol Trans Sumatera. 2019:1-
20.
2. Koran Sindo, Tol Trans Sumatera Pacu Pertumbuhan Ekonomi:
https://nasional.sindonews.com/read/997346/149/tol-trans-sumatera-pacu-
pertumbuhan-ekonomi-1430792254 Diakses pada 11 Maret 2019, pukul 14.21
3. Wikipedia, Trans-Sumatra Toll Road Ground-breaking: https://en.wikipedia.org/wiki/Trans-
Sumatra_Toll_Road . Diakses pada 11 Maret 2019 pukul 11.04
4. Kompas Property, Tol Trans Sumatera bakal Turunkan Biaya Logistik
https://properti.kompas.com/read/2015/02/27/140000821/Ini.Rincian.Rencana.Pembang
unan.Tol.Trans.Sumatera. Diakses pada 11 Maret 2019 pukul 10.21
5. Arrahmansyah R, Mada UG. Evaluasi Pembiayaan Pembangunan Jalan Tol Palembang –
Indralaya Abstrak. 2017;(May). doi:10.13140/RG.2.2.18465.40800.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau
pandangan resmi Supply Chain Indonesia.