Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL

TRANS SUMATERA

KELOMPOK:
M.Farastio Arlen 213110334
Habieb Rahmatullah.A 213110413
Fizan Alfinda 213110704
Dilvianda A.nugroho 213110742
Julianti Puspa Hidayati 213110646
DOSEN PENGAMPU:
Bismi Annisa, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
untuk mata kuliah Pengantar Sistem Rekayasa Sipil dengan judul “Proyek Pembangunan Jalan
Tol Trans Sumatera”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberi doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya waktu, pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami harap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pekanbaru, 15 January 2022

Anggota Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Peneliti...........................................................................................2
1.4. Manfaat Peneliti.........................................................................................2
BAB II DESKRIPSI PROYEK...............................................................................3
2.1. Deskripsi Kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera......3
2.2. Uraian Rencana Tahapan Proyek..............................................................4
BAB III LINGKUP KERJA PROYEK...................................................................8
3.1. Lingkup Kerja Pembangunan Proyek……………………………………8
3.2. Tugas dan Kewajiban Tenaga Ahli...........................................................8
BAB IV PERAN DAN KETERKAITAN TIAP BIDANG...................................10
4.1. (isi)...........................................................................................................10
4.2. (isi).............................................................................................................5
BAB V PENUTUP..................................................................................................3
5.1. Kesimpulan................................................................................................3
5.2. Saran..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
LAMPIRAN……………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia peranan investasi infrastuktur transportasi sebagai suatu generator


suatu pertumbuhan ekonomi telah menjadi perhatian sejak lama, karena salah satu bentuk
investasi transportasi di antaranya adalah melalui pembangunan jalan tol. Pembangunan
jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1975. Hal tersebut didorong dengan keinginan
Negara dalam memperlancar lalu lintas, meningkatkan pelayanan distribusi barang dan
jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan hasil
pembangunan dan keadilan, dan meringankan beban dana pemerintah melalui partispasi
pengguna jalan. Manfaat yang diharapkan dari pembangunan jalan tol itu sendiri adalah
meningkatkan aksesbilitas, pengaruh pada perkembangan wilayah dan peningkatan
ekonomi, adanya keuntungan berupa penghematan biaya operasi kendaraan dan waktu,
dan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tariff
tol.

Sumatera adalah salah satu pulau di Indonesia yang membutuhkan pembangunan


infrastruktur. Pembangunan infrastrukstur tersebut lebih ditekankan pada pembangunan
jalan tol. Melalui pembangunan tersebut, diharapkan akan membangkitkan ekonomi
Sumatera terutama dalam hal penyumbangan PDB nasional dan sebagai bagian untuk
mendukung terciptanya Asian Highway Network yang telah disepakati pada forum
United Nations di Sanghai, China.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera?
2. Apakah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera sebagai salah satu alasan untuk
mendongkrak ekonomi?
1.3 Tujuan
1. Membuka sentra-sentra ekonomi baru yang dapat terbangun dari kawasan industri serta
mampu menjadi akses utama dalam menghubungkan berbagai provinsi di pulau
Sumatera.
2. Menumbuhkan pusat industri baru beserta kawasan di jalur JTSS, menurunkan biaya
logistik, dan mampu menyerap tenaga kerja selama masa konsesi.
3. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang.
4. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan
ekonomi.
5. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
6. Meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.

1.4 Manfaat
1. Pembangunan jalan tol akan berpengaruh pada perkembangan wilayah & peningkatan
ekonomi.
2. Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang.
3. Pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasi
kendaraan (BOK) dan waktu dibanding apabila melewati jalan non tol.
4. Badan Usaha mendapatkan pengembalian investasi melalui pendapatan tol yang
tergantung pada kepastian tarif tol.
BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Deskripsi Kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera

Rencana pembangunan jalan tol trans sumatera beserta sarana dan prasarananya akan di
dirikan pada tanah seluas 14.335,91 Ha. Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 304 km akan
menghubungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Bakauheni.Ruas jalan Tol Trans Sumatera
dibagi atas tiga lintasan, yaitu lintas utama, lintas penghubung, dan non lintas Sumatera. Jalur
lintas utama terdiri atas 17 pembangunan dengan total 2.048 kilometer dan estimasi biaya Rp
119,376 triliun. Berikut rinciannya:

1. Bakauheni-Terbanggi Besar (150 kilometer)


2. Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 kilometer)
3. Pematang Panggang-Kayuagung (85 kilometer)
4. Kayuagung-Palembang-Betung (111,7 kilometer)
5. Jambi-Betung (191 kilometer)
6. Jambi-Rengat (190 kilometer)
7. Rengat-Pekanbaru (175 kilometer)
8. Pekanbaru-Dumai (135 kilometer)
9. Dumai-Rantau Prapat (175 kilometer)
10. Rantau Prapat-Kisaran (100 kilometer)
11. Kisaran-Tebing Tinggi (60 kilometer)
12. Tebing Tinggi-Medan (61,7 kilometer)
13. Medan-Binjai (15,8 kilometer)
14. Binjai-Langsa (110 kilometer)
15. Langsa-Lhokseumawe (135 kilometer)
16. Lhokseumawe-Sigli (135 kilometer)
17. Sigli-Banda Aceh (75 kilometer).

Untuk 770 kilometer jalur lintas penghubung, terbagi atas tujuh pembangunan dengan
total estimasi biaya Rp 41,780 triliun. Berikut rinciannya:

1. Indralaya-Palembang (22 kilometer)


2. Indralaya-Muara Enim (110 kilometer)
3. Muara Enim-Lahat Lubuk Linggau (125 kilometer)
4. Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu (95 kilometer)
5. Pekanbaru-Bengkinang-Payakumbuh-Bukittinggi (185 kilometer)
6. Bukittinggi-Padang Panjang-Lubuk Alung-Padang (5 kilometer)
7. Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Prapat-Tarutung-Sibolga (200 kilometer)

Sementara jalur non-lintas Sumatera terbentang 25 kilometer dari Batu Ampar, Muka
Kuning, hingga Bandara Nadim. Sebanyak 24 ruas jalan Tol Trans Sumatera ini, pengusahaannya
akan dilaksanakan dengan penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk tahap
awal, pembangunan pada jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dilaksanakan oleh
pemerintah dan swasta. Sementara BUMN membangun empat ruas jalan tol.

Sejumlah hambatan kerap mengadang pembangunan jalan tol, seperti kondisi topografi yang
sulit dijangkau dan kendala pada permukaan tanah yang bisa menghambat proses konstruksi.
Pembangunan jalan tol di Sumatra sendiri memiliki tantangan, karena lahannya didominasi oleh
rawa dengan pola tanah asli yang lunak.

Tol Palembang–Indralaya telah menerapkan teknologi vacuum consolidation method (VCM)


yang merupakan terobosan baru dalam konstruksi jalan tol di Indonesia. Teknologi VCM juga
merupakan perangkat teknologi yang ramah lingkungan, serta mampu meminimalisir sumber
daya dan penggunaan alat berat di lapangan. Teknologi VCM, jelasnya memiliki manfaat dalam
mengurangi kadar air maupun udara dalam tanah. Pasalnya, pembangunan jalan tol tersebut
didominasi pengerjaan di atas tanah rawa dengan medan yang berat, sehingga memerlukan
metode konstruksi khusus. Teknologi VCM memiliki gangguan yang rendah terhadap kegiatan
pekerjaan konstruksi lainnya. Bahkan, pengerjaan vakum tersebut dapat dilakukan secara
overlap dengan pekerjaan lain, sehingga mempersingkat jadwal konstruksi secara keseluruhan.

2.2 Uraian Rencana Tahapan Proyek

2.2.1 Tahapan pra konstruksi

Tahapan ini di lakukan sebelum di mulainya kegiatan pembangunan jalan tol trans
sumatera dari perencanaan sampai persiapan lahan siap dilakukan pekerjaan konstruksi.
Adapun kegiatannya sebagai berikut :

a. Survey Lokasi

Survey yang di lakukan antara lain survey luas lahan, survey kelayakan lahan dan
keadaan lingkungan di sekitarnya serta keadaan sosial daerah tersebut, dimana hasil
survey dipaparkan pada rona awal .
b. Kegiatan Perizinan

Perizinan pembangunan jalan tol meliputi Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU) dan perizinan lainnya sesuai dengan peraturan daerah tempat jalan yang akan di
bangun. Permintaan izin, wajib dilakukan untuk mendirikan sebuah bangunan agar
nantinya jika terjadi sesuatu terhadap lahan tersebut ada jaminan dari pemerintah.

c. Kegiatan Pembebasan Lahan

Kegiatan pembebasan yang dimaksud adalah pembelian lahan yang akan dibangun
proyek dari para pemilik lahan dimana harga yang digunakan adalah harga pasar yang
berlaku saat itu.

d. Perencanaan

Sebelum jalan di bangun , harus dibuat desain rinci bangunan dengan ketentuan
adminitrasi dan ketentuan teknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.2.2 Tahapan Kontruksi

Tahapan ini merupakan kegiatan pelaksanaan fisik pembangunan jalan tol baik dari mulai
perataan tanah samap selesainya bangunan. Adapun kegiatannya yaitu:

a. Mobilisasi tenaga kerja

Yaitu kegiatan perekrutan tenaga kerja untuk pelaksanaan pembangunan jalan tol .
Kebutuhan tenaga kerja di perkirakan sebanyak 296.000 tenaga kerja secara lagsung
untuk 18 ruas yang ada.

b. Pembuatan base camp/barak kerja

Yaitu pembuatan pos untuk semua kegiatan dengan cara membuat suatu bangunan
khusus buat para kontraktor dan penempatan bahan-bahan material bangunan.

c. Pembuatan jalan kerja


Pembuatan ini bertujuan untuk jalan bagi kendaraan pengangkut material seperti
semen, pasir, batu-batuan, besi, dan lainnya dan juga sebagai jalan bagi alat-alat berat
dan jalan bagi para pekerja proyek.

d. Mobilisasi alat berat dan material

Alat-alat berat yang dibawa dan akan digunakan seperti bulldozer, escavator, vibro
roller, damp truck, dan peralatan lainnya dimana akan digunakan untuk mengangkut
material seperti semen, pasir, batu-batuan, besi, dll.

e. Pembangunan jalan tol

Pembangunan jalan tol dimulai dengan :

 Pekerjaan pembersihan
Meliputi penebangan pepohonan, pembersihan semak belukar dan menggali
akar-akar tanaman supaya tidak tumbuh kembali. Pekerjaan pembersihan ini tak
hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan saja, tetapi juga untuk bongkahan-
bongkahan batu yang berukuran besar dan mengganggu pelaksanaan
pembangunan jalan. Bongkahan batu-batu tersebut dipindahkan dengan cara
didorong, atau dipecahkan sehingga menjadi batu-batu berukuran kecil. Acapkali
pekerjaan membersihkan batu-batu ini memakan waktu yang cukup lama dan
tenaga yang besar.
 Pekerjaan Tanah
Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu dilakukan
pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian drainase dan
pengurugan pada tempat-tempat yang membutuhkan urug atau timbunan.
Pekerjaan tanah ini bertujuan untuk membentuk badan jalan. Untuk
mendapatkan penimbunan berkualitas baik, perlu diperhatikan supaya semua
tanah benar-benar dipadatkan. Sebaiknya penimbunan dilakukan lapisan demi
lapisan dengan ketebalan 15cm. Lapisan demi lapisan harus dipadatkan terlebih
dahulu sebelum ditambahkan dengan lapisan berikutnya.
 Pekerjaan Drainase
Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan
jalan. Sebab air bisa merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau
yang disebut erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. Karena itulah
sangat penting membangun sistem drainase yang baik.
 Perkerasan Badan Jalan
Perkerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan untuk
membuat lapisan permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan badan jalan
yang kuat harus mampu menahan segala cuaca, panas maupun hujan serta tak
mengalami perubahan saat menerima beban. Selain itu, permukaan badan jalan
yang kuat akan membuat air sulit untuk masuk.
 Pekerjaan Pemadatan
Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk menjadikan
tanah semakin kuat. Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume lapisan
tanah dan mendorong partikel tanah semakin padat. Setidaknya terdapat empat
metode dasar pemadatan yakni penumbukan lapisan tanah secara mekanis
ataupun secara manual, mesin roller, pemadatan dengan menggunakan getaran,
dan pemadatan alami.
 Perkerasan jalan
Pada tahapan ini, dilakukan penghamparan aspal yang sudah dicairkan terlebih
dahulu dengan cara dipanaskan. Sesudah aspal dihamparkan dengan ketebalan
sesuai ketentuan, maka selanjutnya dilakukan tahapan pemadatan lagi dengan
menggunakan alat-alat bantu pemadatan. Setelah itu barulah diperoleh jalan
yang siap untuk digunakan sebagai perlintasan kendaraan. Demikianlah teknik
pelaksanaan pembangunan jalan dari awal hingga akhir.

2.2.3 Tahapan pasca kontruksi

a) Kegiatan operasional jalan tol

Jalan tol banyak dilewati orang untuk menuju berbagai tempat, karena jalan tol
merupakan ruang publik yang dapat digunakan oleh siapapun.

b) Perawatan lingkungan, seperti :


 Pemangkasan tanaman dilakukan apabila tanaman tersebut sudah tua atau
mengganggu pengguna jalan.
 Perawatan drainase dengan cara melakukan monitoring terhadap saluran
tersebut secara berkala.

c) Perawatan jalan dilakukan secara berkala, bila terjadi kerusakan akan langsung
diperbaiki atau ditambal.
BAB III
LINGKUP KERJA PROYEK

3.1 Lingkup Kerja Pembangunan Proyek


Secara garis besar, lingkup kegiatan layanan bantuan teknis pembuatan jalan tol ini
meliputi:
a. Membuat rencana kerja sesuai Kerangka Acuan Kerja.
b. Mengumpulkan data dan informasi tentang kegiatan atau permasalahan teknik
pada jalan bebas hambatan.
c. Melakukan kunjungan lapangan terkait dengan kegiatan atau permasalahan
teknik pada subdit jalan bebas hambatan.
d. Evaluasi dan analisa hasil kunjungan lapangan didiskusikan dengan pengguna
jasa
e. Membantu melakukan pengecekan atau pemeriksaan dan evaluasi terhada
ppekerjaan teknik pada kegiatan-kegiatan subdit jalan bebas hambatan.
f. Memberikan masukan terkait dengan masalah teknis kepada penyedia jasa lain
yang terikat kontrak dengan pengguna jasa.
g. Membantu menyusun Perencanaan Teknis untuk pekerjaan fisik yang belum
tersedia perencanaan teknis nya dengan data lapangan yang disediakan oleh
pengguna jasa.
h. Membantu dalam proses penyempurnaan Review Design.
i. Membantu membuat solusi teknis terhadap masalah engineering pelaksanaan
yang segera untuk ditindak lanjuti di lapangan.

3.2 Tugas dan Kewajiban Tenaga ahli


Adapula tugas dan kewajiban para tenaga ahli pada pembuatan jalan tol ini :
1. Ahli Bidang Manajemen Konstruksi
 Mengendalikan dan mengatur aktifitas tim untuk kelancaran pekerjaan sehingga
diperoleh hasil yang maksimal.
 Melakukan koordinasi baik internal maupun eksternal, untuk mendapatkan kesamaan
persepsi dalam pelaksanaan kegiatan maupun hasil yang akan dicapai.
 Menyusun dan bertanggung jawab terhadap semua laporan dan penyusunannya
dibantu anggota tim.
 Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengelola danmengkoordinasi kegiatan
untuk mencapai tujuan dan menyelesaikantugas yang ditentukan dalam kerangka acuan
kerja.
 Bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan pemberi tugas dan para pihak yang
terkait dengan kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
 Mengendalikan anggota tim tenaga ahli lainya dan bertanggung jawab atas perumusan
metoda evaluasi dan analisa permasalahanuntuk pengembangan rekomendasi seperti
yang dimaksud dalamkerangka acuan kerja.
 Bertanggung jawab dan menyiapkan sistim pelaporan untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan.

2. Ahli Bidang Geoteknik

 Mengevaluasi permasalahan yang ada saat ini terkait dengan jenis tanah dan cara
mengatasi permasalahan tersebut di lapangan.
 Memberikan informasi kepada Ketua Tim agar selalu mendapat informasi yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan ini.
 Memberikan masukan pada penggunaan material atau bahan berkaitan dengan kualitas
aterial atau bahan yang digunakan dalam pelaksanaanperkerasan jalan.
 Membantu membuat rekomendasi terhadap modifikasi mutu konstruksi perkerasan
jalan.
 Membantu Ketua Tim dalam pembuatan laporan.

3. Ahli Bidang Desain Struktur (Design/Planning)

 Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan.


 Membuat gambar kerja pelaksanaan.
 Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai
pedoman pelaksanaan.
 Membuat rencana anggaran biaya (RAB) bangunan
 Memproyeksikan ide atau keinginan pemilik ke dalam desain bangunan.
 Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud diwujudkan.
 Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan
konstruksi.
BAB IV

PERAN DAN KETERKAITAN TIAP BIDANG

4.1

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang di peroleh dan hasil analisis yang telah di uraikan pada bab
sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Pembangunan jalan tol merupakan pembangunan untuk kepentingan umum


sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 10 huruf b Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012. Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 merupakan kepentingan bangsa, Negara, dan masyarakat
yang harus diwujudkan pemerintah dan digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Pembangunan Infrastruktur jalan tol sebagai bagian dari system jaringan jalan
nasional bermanfaat untuk memperlancar kegiatan mobilitas masyarakat serta
kelancaran pendistribusian barang dan jasa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
baik di suatu Negara dan/atau daerahmerupakan kebutuhan masyarakat saat ini.
b. Kepentingan umum dalam pengadaan tanah bagi pembangunan jalan tol berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 telah mewujudkan kemanfaatan hukum bagi
masyarakat. Terwujudnya sistem jaringan jalan nasional yang saling terintegrasi dan
berkelanjutan, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara dan/atau
daerah serta pemerataan kesejahteraan masyarakat di setiap daerah. Alternatif yang
dipergunakan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut dilaksanakan dengan
pembangunan jalan tol. Dengan adanya pembangunan dan pengoperasian jalan tol,
diharapkan dapat mendukung terwujudnya sistem jaringan jalannasional yang
terintegrasi serta berkelanjutan demi mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.

5.2 Saran

Adapula saran yang akan kami sampaikan yaitu :

a. Bagi masyarakat, diperlukan partisipasi dari setiap pihak untuk memberikan


pemahaman yang benar kepada masyarakat, khususnya pemegang hak atas tanah,
mengenai makna kepentingan umum dalam kegiatan pembangunan jalan tol
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2Tahun 2012. Hal ini diperlukan untuk mendukung
upaya pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warga masyrakat
melalui pembangunan untuk kepentingan umum.
b. Bagi Pemerintah, selaku pelaksana pengadaan tanah dalam pembangunan jalan tol
sebagai salah satu kegiatan pembangunan untuk kepentinganumum berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, hendaknya dilaksanakan dengan
mengedepankan prinsip penghormatan terhadap hakatas tanah, kemanusian,
musyawarah mufakat, dan keadilan berdasarkannilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila serta Undang-Undang Dasar1945. Hal ini diperlukan agar pembangunan jalan
tol dapat memberikan kemanfaatan hukum bagi seluruh warga masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai