Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu yang daerah yang perkembangannya cukup
pesat, penyebab perkembangan pesat ini terjadi karena lokasinya yang strategis, yaitu
berdekatan dengan pulau Bali yang notabenenya merupakan pulau yang menarik banyak
wisatawan lokal maupun wisatawan asing ke pulau Bali sehingga Banyuwangi terkena
dampak dari wisatawan tersebut, kemudian lokasinya yang berada di timur pulau Jawa
membuat Banyuwangi sebagai pintu gerbang penyaluran barang-barang, baik dari pulau Bali
maupun dari Jawa.
Jalan tol adalah contoh prasarana yang sangat penting di suatu daerah yang padat akan
kendaraan terutama di jam-jam pergi kerja maupun pulang kerja. Salah satu manfaat dengan
adanya sebuah jalan tol adalah efisiensi waktu. Hal ini menyebabkan banyak pelaku industri
membuat jalan tol menjadi sarana yang vital terkait efisiensi suatu perekonomian, karena jika
efisiensi sebuah perekonomian dapat terlaksana dengan baik maka produk dari industri
dengan biaya lebih rendah dan dan lebih kompetitif.
Permasalahan terjadi pada pembangunan jaln tol ini adalah pembebasan lahan,
mahalnya harga lahan dan waktu pembangunan, Selain itu terdapat pula kelebihannya yaitu
efisiensi waktu serta merupakan destinasi wisata.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui stakeholder yang terlibat pada pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-
Probolinggo
2. Mengetahui sumber-sumber biaya pembangunan pada jalan tol Banyuwangi-Probolinggo
3. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-
Probolinggo
4. Mengetahui solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan di Jalan Tol
Banyuwangi-Probolinggo
BAB 2
2.1 Infrastruktur
“Yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan
ekonomi” (Grigg,1988), “Dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur
dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem sosial ekonomi masyarakat” (Grigg,2000).
Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi
sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur
memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyarakat.
Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil
kebijakan (Kodoatie, 2005)
Menurut profil investasi bidang pekerjaan umum 2013, Infrastruktur memiliki peran yang
sangat signifikan, yaitu merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi
nasional dan peningkatan daya saing di dunia internasional, di samping sektor lain seperti
minyak dan gas bumi, jasa keuangan dan manufaktur.
2.2 Jalan
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana
perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Bangunan
pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan,
lintas atas (over pass), lintas bawah (under pass) dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jalan
antara lain rambu-rambu dan marka jalan , pagar pengaman lalulintas, pagar damija dan
sebagainya.
2.4 Pembiayaan
Kasmir (2008:96) mengemukakan bahwa : Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut
undang – undang Perbankan No.10 Tahun 1998 ”Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarrkan persetujuan atau kesepakatan
antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengebalikan
uang atau tagihan tersebut setelah waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”Antonio
(2001:160) “Pembiayaan yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak - pihak yang merupakan defisit unit”.
2.5 Pembangunan
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubuahan yang berencana dan dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation building)”. Menurut Inayatullah, Pengertian Pembangunan ialah perubahan
menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai
kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar
terhadap lingkungan dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan pada warganya
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.
BAB 3
3.2 Analisa (Critical Review)
Menurut Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 serta pengertian jalan tol maka
pembangunan jalan yang berlokasi antara kota Banyuwangi dan Probolinggo adalah
prasarana yang digunakan pengendara untuk menuju suatu tempat tetapi pengendara dikenai
biaya penggunaan jalan.
Menurut berita yang dikeluarkan, maka nilai investasi pada pembangunan jalan tol
banyuwangi probolinggo adalah 20 triliun dan Menurut profil investasi bidang pekerjaan
umum 2013, Pembangunan jalan tol banyuwangi-probolinggo bernilai investasi 15,331
milyar bersumber dana campuran, Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS),
Menurut berita yang dimuat pada BAB II, disebutkan 2 badan usaha yang terlibat
langsung dalam pembangunan jalan tol maka perusahaan swasta yang terlibat adalah badan
usaha jalan tol PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol. Badan usaha ini dimiliki oleh PT Waskita
MNC Transjawa Toll Road sebesar 80% dan PT Bukaka Mega Investama sebanyak
20%,menurut profil Investasi pekerjaan umum 2013 pihak-pihak yang terlibat adalah
kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta, akan tetapi menurut berita yang telah
diterbitkan, swasta lah yang berperan besar dalam pembangunan jalan tol ini, Seharusnya
pemerintah kota harus lebih banyak ikut andil pada pembangunan jalan tol ini agar
pembangunan terkendali.
Menurut Agus, yang dimuat oleh Tempo pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi
itu sudah masuk Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi
Jawa Timur. Realisasi jalan tol ini sebelumnya ditargetkan pada 2010 lalu, namun molor
karena terkendala harga lahan, sehingga jalan tol mulai dibangun pada tahun 2015, tetapi
kenyataannya di lapangan jalan tol Banyuwangi-Probolinggo baru ditender pada bulan
Agustus Tahun 2016, sehingga totalnya jalan tol ini mundur hingga 6 tahun, seperti yang
telah dijelaskan permasalahannya adalah harag lahan, seperti yang dikemukakan Presiden
Indonesia, Masyarakat yang tinggal di daerah yang akan dibangun jalan tol menaikkan harga
tanahnya dari 10 hingga 20 kali lipat, hal inilah yang menyebabkan molornya waktu
pembangunan karena sulitnya kesepakatan harga antara warga dengan pembangun jalan tol.
Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) tentang manfaat yang didapat ketika jalan tol ini selesai dibangun
adalah efisiensi waktu, sebagai contoh bila dari banyuwangi ke probolinggo yang dulunya
memerlukan waktu hingga 4,5 jam, setelah terealisasikan jalan tol ini, diperkirakan waktunya
berkurang hingga 2 kali lipat, yaitu hanya 2 jam saja, selain hemat biaya bahan bakar, tenaga
pun lebih sedikit yang terpakai. Lalu menurut berita yang dimuat di Detik, bahwa kawasan ini
merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas pemerintah pada era Presiden Joko
Widodo (Jokowi), hal ini menambah nilai plus untuk keberadaan jalan tol, selain potensinya
untuk mempercepat akses transportasi dari Banyuwangi ke Probolinggo maupun dari
Probolinggo menuju Banyuwangi.
BAB 4
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari permasalahan di Jalan Tol Banyuwangi ini adalah
terlihat dari stakeholder yang terlibat, yaitu badan usaha jalan tol PT Trans Jawa Paspro Jalan
Tol. Badan usaha ini dimiliki oleh PT Waskita MNC Transjawa Toll Road sebesar 80% dan
PT Bukaka Mega Investama sebanyak 20%. Hal ini tidak sesuai dengan profil bidang
investasi pekerjaan umum yang menyatakan pembangunan Jalan Tol Banyuwangi yang
merupakan campuran kerjasama pemerintah dengan pihak swasta.
Pembangunan jalan tol di banyuwangi terhambat karena sulitnya pembebasan lahan
dan mahalnya harga lahan tersebut, hal ini karena begitu tingginya harga yang diminta oleh
masyarakat agar mereka mau melepas tanahnya ke pembangun jalan tol sehingga seharusnya
jalan tol dapat dibangun pada tahun 2010, tetapi kenyataannya pembangunan Jalan Tol
Banyuwangi-Probolinggo baru tahap tender pada bulan Agustus tahun 2016. karena masalah
ini waktu pembangunan jalan tol ini mundur.
Potensi yang didapat ketika jalan tol Bayuwangi-Probolinggo selesai dibangun adalah
efisiensi waktu ketika pengendara menuju Probolinggo dari Banyuwangi maupun sebaliknya,
waktunya menjadi 2 jam dari yang dulu membutuhkan waktu 4 hingga 5 jam, kemudian
kawasan ini merupakan area destinasi wisata yang diproyeksikan oleh Presiden Republik
Indonesia, yaitu Pak Jokowi.
4.2 Saran
Saran yang diberikan penulis untuk pembangunan jalan tol ini, yaitu sebaiknya
pemerintah bisa lebih ikut andil dalam pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-Probolinggio
agar pembangunan lebih terkendali, selanjutnya diharapkan masyarakat dapat membantu
pemerintah dalam merealisasikan infrastrukur yang akan dibangun oleh pemerintah, yaitu
dengan tidak menaikkan harga yang begitu tinggi karena harga yang diminta oleh masyarakat
yang tanahnya akan diganti rugi yaitu dinaikkan mulai dari 10 hingga 20 kali lipat, sebaiknya
warga yang tanahnya terpakai untuk pembangunan jalan tol ini memberikan harga yang wajar
sehingga dapat memuaskan kedua belah pihak dan mempercepat pembangunan jalan tol ini,
karena selain menjadi jalan alternative penghunbung kota Banyuwangi-Probolinggo, tetapi
juga merupakan salah-satu destinasi wisata, karena nantinya yang nantinya jalan tol ini akan
bermanfaat bagi warga sekitar, baik yang ada di Banyuwangi maupun yang ada ada di daerah
yang terlintasi oleh jalan tol tersebut
REFERENSI
Grigg, Neil S, 1988. Infrastructure Engineering and Management, Colorado, John Wiley &
Sons
Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta, PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA
Setiawan, Yudha, 2016, Konstruksi Jalan dari Merak Hingga Banyuwangi Selesai 2018.
http://www.arah.com/article/5259/konstruksi-jalan-dari-merak-hingga-banyuwangi-selesai-
2018.html, Diakses pada tanggal 3 Oktober 2016