Anda di halaman 1dari 10

BAB I

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu yang daerah yang perkembangannya cukup
pesat, penyebab perkembangan pesat ini terjadi karena lokasinya yang strategis, yaitu
berdekatan dengan pulau Bali yang notabenenya merupakan pulau yang menarik banyak
wisatawan lokal maupun wisatawan asing ke pulau Bali sehingga Banyuwangi terkena
dampak dari wisatawan tersebut, kemudian lokasinya yang berada di timur pulau Jawa
membuat Banyuwangi sebagai pintu gerbang penyaluran barang-barang, baik dari pulau Bali
maupun dari Jawa.

Untuk itu pemerintah banyuwangi sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur


untuk mengakomodasi hal-hal tersebut, baik dari pemerintah ataupun pemerintah yang
bekerjasama dengan swasta. Seperti mal-mal yang sudah mulai menjamur di banyuwangi,
bukan hanya di kotanya saja, melainkan arah pembangunan mal tersebut sudah mulai
mengarah ke desa, lalu terdapat juga pembangunan bandara Blimbingsari yang sudah
memasuki tahap akhir.

Sekarang ini infrastruktur yang lagi hangat-hangatnya dibahas adalah pembangunan


jalan tol Banyuwangi, jalan tol ini diharapkan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan
perpindahan barang maupun manusia dari banyuwangi ke Probolinggo maupun dari
Probolinggo menuju banyuwangi terutama pada masa mudik lebaran.

Jalan tol adalah contoh prasarana yang sangat penting di suatu daerah yang padat akan
kendaraan terutama di jam-jam pergi kerja maupun pulang kerja. Salah satu manfaat dengan
adanya sebuah jalan tol adalah efisiensi waktu. Hal ini menyebabkan banyak pelaku industri
membuat jalan tol menjadi sarana yang vital terkait efisiensi suatu perekonomian, karena jika
efisiensi sebuah perekonomian dapat terlaksana dengan baik maka produk dari industri
dengan biaya lebih rendah dan dan lebih kompetitif.

Permasalahan terjadi pada pembangunan jaln tol ini adalah pembebasan lahan,
mahalnya harga lahan dan waktu pembangunan, Selain itu terdapat pula kelebihannya yaitu
efisiensi waktu serta merupakan destinasi wisata.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini, yaitu :


1. Siapa sajakah stakeholder yang terlibat pada pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-
Probolinggo?
2. Darimanakah sumber-sumber biaya pembangunan pada jalan tol Banyuwangi-
Probolinggo?
3. Permasalahan apa saja yang terjadi pada pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-
Probolinggo?
4. Bagaimana Solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan di Jalan Tol
Banyuwangi-Probolinggo?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui stakeholder yang terlibat pada pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-
Probolinggo
2. Mengetahui sumber-sumber biaya pembangunan pada jalan tol Banyuwangi-Probolinggo
3. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-
Probolinggo
4. Mengetahui solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan di Jalan Tol
Banyuwangi-Probolinggo
BAB 2

2.1 Infrastruktur
“Yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan
ekonomi” (Grigg,1988), “Dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur
dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem sosial ekonomi masyarakat” (Grigg,2000).

Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi
sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur
memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyarakat.
Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil
kebijakan (Kodoatie, 2005)

Menurut profil investasi bidang pekerjaan umum 2013, Infrastruktur memiliki peran yang
sangat signifikan, yaitu merupakan salah satu motor pendorong pertumbuhan ekonomi
nasional dan peningkatan daya saing di dunia internasional, di samping sektor lain seperti
minyak dan gas bumi, jasa keuangan dan manufaktur.

2.2 Jalan
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana
perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Bangunan
pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan,
lintas atas (over pass), lintas bawah (under pass) dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jalan
antara lain rambu-rambu dan marka jalan , pagar pengaman lalulintas, pagar damija dan
sebagainya.

Jalan, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 adalah


prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

2.3 Jalan Tol


Jalan tol merupakan jalan umum yang dikenakan biaya kepada pengendara yang
memakainya dan merupakan jalan alternatif selain jalan utama.

2.4 Pembiayaan
Kasmir (2008:96) mengemukakan bahwa : Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut
undang – undang Perbankan No.10 Tahun 1998 ”Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarrkan persetujuan atau kesepakatan
antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengebalikan
uang atau tagihan tersebut setelah waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”Antonio
(2001:160) “Pembiayaan yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak - pihak yang merupakan defisit unit”.

2.5 Pembangunan
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubuahan yang berencana dan dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (nation building)”. Menurut Inayatullah, Pengertian Pembangunan ialah perubahan
menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai
kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar
terhadap lingkungan dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan pada warganya
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

2.6 Pembangunan Jalan Tol Di Banyuwangi


"Investasinya kami hitung sekitar Rp 20 triliun," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Trisaputra
Zuna, kepada detikFinance, Jumat (9/9/2016). Dana sebesar itu tidak akan dibebankan
sepenuhnya kepada investor, mengingat tingkat pengembalian modal alias internal rate of
return (IRR) jalan tol ini memang masih sangat rendah. Sehingga pemerintah akan
memberikan dukungan pembangunan untuk meningkatkan daya tarik investasi jalan tol ini.
Namun bentuk dukungannya masih terus dikaji. Terkait dukungan pemerintah untuk proyek
jalan tol ini, Herry mengatakan pihaknya masih berkomunikasi dengan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (PII). Bentuk dukungan yang mungkin diberikan antara lain skema
subsidized, built, operate and transfer (SBOT). "Kemungkinannya SBOT," kata dia. Artinya
porsi dukungan pemerintah akan dikerjakan dan dibiayai oleh investor. Kemudian,
pemerintah dengan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) akan
membayar biaya pembangunan yang telah ditalangi investor tersebut.

2.7 Stakeholder Yang Terlibat Pada Pembangunan Jalan Tol.


Jalan tol tersebut merupakan proyek untuk menghubungkan jalan tol Trans-Jawa hingga
ujung Jawa Timur. Nantinya, proyek itu akan menyambungkan tol Pasuruan-Probolinggo
yang saat ini juga tengah dikonstruksi oleh badan usaha jalan tol PT Trans Jawa Paspro Jalan
Tol. Badan usaha ini dimiliki oleh PT Waskita MNC Transjawa Toll Road sebesar 80% dan
PT Bukaka Mega Investama sebanyak 20%.
2.8 Sumber Pembiayaan Jalan Tol
Menurut profil investasi bidang pekerjaan umum 2013, Pembangunan jalan tol
Banyuwangi-Probolinggo bernilai investasi 15,331 milyar bersumber dana campuran,
Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), pembangunan dimulai pada tahun
2015 dan selesai pada tahun 2020. Jakarta - Proyek pembangunan jalan tol Probolinggo-
Banyuwangi telah memasuki masa penawaran atau pra kualifikasi proses lelang investasi.
Jalan tol sepanjang 170,36 km ini akan menelan biaya Rp 20 triliun.

2.9 Pembangunan Jalan Tol Sudah tahap Tender


TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki
Hadimuljono mengatakan proyek pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Jawa
Timur, sudah memasuki tahap tender. "Tahap penyelesaian perencanaan sudah semua, kini
sudah mulai tender," katanya setelah menjadi pembicara kunci seminar internasional di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Selasa, 2 Agustus 2016.
Basuki memastikan masalah pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol tidak
ada kendala berarti karena separuh lahan yang akan digunakan adalah milik pemerintah.
Menurut dia, dari total lahan, sekitar 50 kilometer adalah milik PTPN atau Perhutani. "Itu
pasti bisa digunakan terlebih dulu, sisanya akan menyusul kemudian," ujarnya. Basuki
mengatakan proyek jalan tol yang dibangun untuk mengatasi kemacetan jalur Pantai Utara
bagian timur tersebut ditargetkan rampung pada 2019. Sebab, Agustus 2016 baru memasuki
prakualifikasi untuk persiapan lelang. Ia tidak bisa menyebutkan besaran anggaran karena
masih dalam perencanaan desain.
Jalan tol sepanjang 156 kilometer ini melewati tiga kabupaten, yakni Probolinggo
sepanjang 26 kilometer, Situbondo 103 kilometer, dan Banyuwangi 27 kilometer.
Pembebasan lahan untuk jalan tol di tiga kabupaten tersebut seluas 1.325 hektare. Dengan
rincian, 434 hektare lahan permukiman, sawah 197 hektare, dan perkebunan 694 hektare.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum di Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Banyuwangi, estimasi dana yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan tol ini
sebesar Rp 6,7 triliun. Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi ini menjadi kelanjutan
pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo melalui jalur Pantai Utara atau Pantura.

2.10 Permasalahan Jalan Tol Banyuwangi


Menurut Presiden, dengan berhentinya proses pelaksanaan pembangunan jalan tol
mengakibatkan biaya juga tinggi karena harga tanah akan naik berlipat kali. "Saat ini, harga
tanah sudah ada yang berlipat 10 kali hingga 20 kali karena terlambatnya pembangunan jalan
tol. Oleh sebab itu, Alhamdulillah saat ini sudah dimulai lagi," katanya. Ia mengatakan selain
hambatan kenaikan harga pembebasan lahan, terlambatnya pembangunan jalan tol juga
berdampak pada biaya konstruksi yang lebih mahal lagi. "Kendati demikian, pembangunan
akan kita kejar terus agar 'coast' lebih murah dan efisien. Masalah pembebasan lahan memang
terjadi pada pelaksanaan tol trans Jawa," katanya. Presiden menandaskan pembangunan tol
trans Jawa ini ditargetkan selesai akhir 2018. Asal pembebasan lahan rampung maka
konstruksi akan cepat sekali," katanya. Presiden berpesan pada semua pihak agar tidak "eyel-
eyelen" dalam membahas proses pembebasan lahan sehingga pembangunan tol cepat selesai
atau pun konstruksinya bisa dimulai seperti dikutip dari Antara. "Saya titip masyarakat diajak
bicara dalam pembebasan lahan bahwa jalan itu untuk kepentingan juta orang bukan untuk
saya, menteri atau pun yang lain," katanya. Ia mengatakan jika proses pembangunan jalan tol
terus terhambat maka Indonesia akan kalah bersaing dengan negara lain.

Menurut Agus, pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi itu sudah masuk Rencana


Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Timur. Realisasi jalan
tol ini sebelumnya ditargetkan pada 2010 lalu, namun molor karena terkendala harga lahan.
Dia berharap supaya pembangunan jalan tol itu dipercepat karena tingginya beban kendaraan
di jalur pantura Probolinggo-Banyuwangi.

2.11 Potensi Jalan Tol Banyuwangi


Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR), Herry Trisaputra Zuna mengatakan, terealisasinya proyek ini
punya arti penting bagi masyarakat yang ada di sekitar jalan tol. "Waktu tempuh lewat jalan
tol ini bisa dihemat hanya 2 jam," kata dia kepada detikFinance, Rabu (7/9/2016). Saat ini,
perjalanan dari Probolinggo menuju Banyuwangi dapat ditempuh sekitar 4-5 jam lamanya
melalui jalur Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) dengan jarak tempuh sekitar 200 km.
Artinya, waktu tempuh bisa dipangkas cukup signifikan. Selain waktu tempuh yang relatif
singkat, keberadaan jalan tol ini punya arti penting terkait konektivitas antar kota di pulau
Jawa. "Nanti ini akan tersambung dengan jalan tol Trans Jawa. Jadi nanti bisa dari Merak-
Banyuwangi tersambung jalan tol," kata Herry. Jalan tol ini diharapkan dapat mendorong
kelancaran arus barang dan manusia dari dan ke Banyuwangi, mengingat kawasan ini
merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas pemerintah pada era Presiden Joko
Widodo (Jokowi).

2.12 Alasan Pemilihan Kasus


Alasan memilih kasus pembangunan jalan tol di Banyuwangi karena terdapat
beberapa masalah pada pembangunannya, yaitu sulitnya pembebasan lahan serta mahalnya
harga untuk pembebasan lahan tersebut sehingga menyebabkan mundurnya waktu
pembangunan, selain permasalahan, terdapat juga manfaat yang didapat ketika pembangunan
jalan tol selesai.

BAB 3
3.2 Analisa (Critical Review)
Menurut Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 serta pengertian jalan tol maka
pembangunan jalan yang berlokasi antara kota Banyuwangi dan Probolinggo adalah
prasarana yang digunakan pengendara untuk menuju suatu tempat tetapi pengendara dikenai
biaya penggunaan jalan.
Menurut berita yang dikeluarkan, maka nilai investasi pada pembangunan jalan tol
banyuwangi probolinggo adalah 20 triliun dan Menurut profil investasi bidang pekerjaan
umum 2013, Pembangunan jalan tol banyuwangi-probolinggo bernilai investasi 15,331
milyar bersumber dana campuran, Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS),
Menurut berita yang dimuat pada BAB II, disebutkan 2 badan usaha yang terlibat
langsung dalam pembangunan jalan tol maka perusahaan swasta yang terlibat adalah badan
usaha jalan tol PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol. Badan usaha ini dimiliki oleh PT Waskita
MNC Transjawa Toll Road sebesar 80% dan PT Bukaka Mega Investama sebanyak
20%,menurut profil Investasi pekerjaan umum 2013 pihak-pihak yang terlibat adalah
kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta, akan tetapi menurut berita yang telah
diterbitkan, swasta lah yang berperan besar dalam pembangunan jalan tol ini, Seharusnya
pemerintah kota harus lebih banyak ikut andil pada pembangunan jalan tol ini agar
pembangunan terkendali.
Menurut Agus, yang dimuat oleh Tempo pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi
itu sudah masuk Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi
Jawa Timur. Realisasi jalan tol ini sebelumnya ditargetkan pada 2010 lalu, namun molor
karena terkendala harga lahan, sehingga jalan tol mulai dibangun pada tahun 2015, tetapi
kenyataannya di lapangan jalan tol Banyuwangi-Probolinggo baru ditender pada bulan
Agustus Tahun 2016, sehingga totalnya jalan tol ini mundur hingga 6 tahun, seperti yang
telah dijelaskan permasalahannya adalah harag lahan, seperti yang dikemukakan Presiden
Indonesia, Masyarakat yang tinggal di daerah yang akan dibangun jalan tol menaikkan harga
tanahnya dari 10 hingga 20 kali lipat, hal inilah yang menyebabkan molornya waktu
pembangunan karena sulitnya kesepakatan harga antara warga dengan pembangun jalan tol.
Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) tentang manfaat yang didapat ketika jalan tol ini selesai dibangun
adalah efisiensi waktu, sebagai contoh bila dari banyuwangi ke probolinggo yang dulunya
memerlukan waktu hingga 4,5 jam, setelah terealisasikan jalan tol ini, diperkirakan waktunya
berkurang hingga 2 kali lipat, yaitu hanya 2 jam saja, selain hemat biaya bahan bakar, tenaga
pun lebih sedikit yang terpakai. Lalu menurut berita yang dimuat di Detik, bahwa kawasan ini
merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas pemerintah pada era Presiden Joko
Widodo (Jokowi), hal ini menambah nilai plus untuk keberadaan jalan tol, selain potensinya
untuk mempercepat akses transportasi dari Banyuwangi ke Probolinggo maupun dari
Probolinggo menuju Banyuwangi.

BAB 4
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari permasalahan di Jalan Tol Banyuwangi ini adalah
terlihat dari stakeholder yang terlibat, yaitu badan usaha jalan tol PT Trans Jawa Paspro Jalan
Tol. Badan usaha ini dimiliki oleh PT Waskita MNC Transjawa Toll Road sebesar 80% dan
PT Bukaka Mega Investama sebanyak 20%. Hal ini tidak sesuai dengan profil bidang
investasi pekerjaan umum yang menyatakan pembangunan Jalan Tol Banyuwangi yang
merupakan campuran kerjasama pemerintah dengan pihak swasta.
Pembangunan jalan tol di banyuwangi terhambat karena sulitnya pembebasan lahan
dan mahalnya harga lahan tersebut, hal ini karena begitu tingginya harga yang diminta oleh
masyarakat agar mereka mau melepas tanahnya ke pembangun jalan tol sehingga seharusnya
jalan tol dapat dibangun pada tahun 2010, tetapi kenyataannya pembangunan Jalan Tol
Banyuwangi-Probolinggo baru tahap tender pada bulan Agustus tahun 2016. karena masalah
ini waktu pembangunan jalan tol ini mundur.
Potensi yang didapat ketika jalan tol Bayuwangi-Probolinggo selesai dibangun adalah
efisiensi waktu ketika pengendara menuju Probolinggo dari Banyuwangi maupun sebaliknya,
waktunya menjadi 2 jam dari yang dulu membutuhkan waktu 4 hingga 5 jam, kemudian
kawasan ini merupakan area destinasi wisata yang diproyeksikan oleh Presiden Republik
Indonesia, yaitu Pak Jokowi.

4.2 Saran
Saran yang diberikan penulis untuk pembangunan jalan tol ini, yaitu sebaiknya
pemerintah bisa lebih ikut andil dalam pembangunan Jalan Tol Banyuwangi-Probolinggio
agar pembangunan lebih terkendali, selanjutnya diharapkan masyarakat dapat membantu
pemerintah dalam merealisasikan infrastrukur yang akan dibangun oleh pemerintah, yaitu
dengan tidak menaikkan harga yang begitu tinggi karena harga yang diminta oleh masyarakat
yang tanahnya akan diganti rugi yaitu dinaikkan mulai dari 10 hingga 20 kali lipat, sebaiknya
warga yang tanahnya terpakai untuk pembangunan jalan tol ini memberikan harga yang wajar
sehingga dapat memuaskan kedua belah pihak dan mempercepat pembangunan jalan tol ini,
karena selain menjadi jalan alternative penghunbung kota Banyuwangi-Probolinggo, tetapi
juga merupakan salah-satu destinasi wisata, karena nantinya yang nantinya jalan tol ini akan
bermanfaat bagi warga sekitar, baik yang ada di Banyuwangi maupun yang ada ada di daerah
yang terlintasi oleh jalan tol tersebut
REFERENSI

Aditiasari, Dana, 2016, Ini Manfaat Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Rp 20 T,


http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3294711/ini-manfaat-jalan-tol-probolinggo-
banyuwangi-rp-20-t, Diakses pada 3 Oktober 2016

Anonim, 2016, Agustus, Tol Probolinggo-Banyuwangi


Ditender, https://www.indopremier.com/newsDetail.php?jdl=Agustus__Tol_Probolinggo_Ba
nyuwangi_Ditender&news_id=231818&group_news=RESEARCHNEWS&taging_subtype=
PROPERTY&name=&search=y_general&q=perumahan,%20&halaman=1, Diakses pada
tanggal 9 Oktober 2016

Grigg, Neil S, 1988. Infrastructure Engineering and Management, Colorado, John Wiley &
Sons

Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta, PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA

Kodoatie, Robert J, 2005, Pengantar Manajemen Infrastruktur, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Ningtyas, Ika, 2014, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Dimulai 2015,


https://m.tempo.co/read/news/2014/03/08/090560421/jalan-tol-probolinggo-banyuwangi-
dimulai-2015, Diakses pada tanggal 2 Oktober 2016

Profil Investasi Bidang Pekerjaan Umum 2013

Setiawan, Yudha, 2016, Ini Keluhan Presiden soal Pembangunan


Jalan Tol.http://www.arah.com/article/5293/ini-keluhan-presiden-soal-pembangunan-jalan-
tol.html. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2016

Setiawan, Yudha, 2016, Konstruksi Jalan dari Merak Hingga Banyuwangi Selesai 2018.
http://www.arah.com/article/5259/konstruksi-jalan-dari-merak-hingga-banyuwangi-selesai-
2018.html, Diakses pada tanggal 3 Oktober 2016

Sondang P.Siagian.Organisasi Kepemimpinan dan perilaku Administrasi, Jakarta:Gunung


Agung, 1992

Undang-Undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan


Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai