II.
lain masuk ke pasar serupa. Sampai sejauh ini PT Carrefour Indonesia membantah
tudingan monopoli dan menyebut hanya menguasai kurang dari tujuh persen
pangsa pasar dari total ritel Indonesia. Sedangkan terkait masalah syarat
perdagangan, PT Carrefour Indonesia mengaku telah mengacu pada semua aturan
hukum yang berlaku di Indonesia. Menurut PT Carrefour Indonesia, perjanjian
dengan pemasok termasuk syarat perdagangan telah disepakati oleh kedua pihak.
Dalam perkara ini, memang terdapat beda pendapat antara Komisi Pengawas
Persaingan Usaha dan PT Carrefour Indonesia. Setidaknya, peritel ini
mempermasalahkan beberapa poin kesalahan yang dituduhkan kepadanya.
Terkait dengan relavan market, menurutnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha
mau menelusuri praktik monopoli PT Carrefour Indonesia dari supermarket dan
hipermarket. Padahal, berdasarkan Perpres No.112 Tahun 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, pasar
modern dikategorikan menjadi lima, antara lain supermarket, hypermarket,
department store, minimarket dan pusat perkulakan. Sedangkan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha menyoroti monopoli PT Carrefour Indonesia dari pertarungan
sembilan ritel modern, yakni PT. Carrefour Indonesia, Matahari dan Hypermart,
Hero dan Giant, PT. Alfa Retailindo, Lion Superindo, Yaohan, Sogo, Metro,
Grand Lucky dan Lucky. Menurut Carrefour, terdapat inkonsistensi lembaga
persaingan usaha itu. Pasalnya, Sogo dan Metro bukanlah tergolong pada
supermarket dan hypermarket, melainkan department store. Peritel yang beromzet
Rp10 triliun sepanjang tahun lalu itu memang membenarkan adanya pendapatan
lain yang diperolehnya. Pendapatan itu bukanlah berasal dari penjualan,
melainkan berasal dari sixth area, misalnya, dari kartu kredit dan kerja sama
dengan perusahaan asuransi dan perbankan. Satu yang menjadi permasalahan
paling fundamental antara kedua pihak adalah perbedaan pandangan mengenai
pangsa pasar. Meski dugaan monopoli terjadi akibat akuisisi PT Carrefour
Indonesia terhadap PT. Alfa Retailindo, namun gerakan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha ini memang terkesan ingin menghambat laju Carrefour yang
kian ugal-ugalan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha tidak menutup
suatu bentuk yang lain dari keinginan PT. Carrefour Indonesia dalam menguasai
pangsa pasar yang ada. Walaupun dalam hal ini bentuk nyata dari tujuan akuisisi
tersebut tidak dapat secara gamblang di arahkan ketujuan tersebut namun secara
pasti ketika Carrefour mengakuisisi PT. Alfa Retailindo maka secara otomatis
akan memperbesar Pasar Bersangkutan dan menjadi Carrefour lebih Multiformat.
Dapat disimpulkan:
PT. Carrefour Indonesia telah melakukan penyalahgunaan posisi dominan dan
persaingan usaha tidak sehat, hal tersebut tampak dari pemberlakuan traiding
terms oleh perusahaan ini kepada para pemasok barang kedalam perusahaan retail
ini. Data yang diperoleh oleh KPPU sangat jelas menunjukkan adanya
pemberlakuan traiding term, serta perusahaan ini mengakui hal tersebut. Namun
Putusan KPPU No. 02/KPPU-L/2005, tidak menjelaskan bahwa perusahaan ini
melakukan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat melalui Posisi Dominan
yang perusahaan ini miliki. KPPU hanya menyebutkan kalau PT. Carrefour
Indonesia hanya melakukan traiding terms, dalam pasal 25 Undang-undang No. 5
Tahun 1999 dijelaskan bahwa setiap pelaku usaha dilarang untuk menetapkan
syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi
konsumen memperoleh barang / jasa yang bersaing dalam harga & kualitas, maka
jelaslah PT. Carrefour Indonesia telah melakukan penyalahgunaan posisi
dominan. Mungkin pada saat ini belum terbentuk monopoli namun kita harus
pahami bahwa perbuatan ini memiliki indikasi yang kuat akan memunculkan
tindakan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Pasal 25 merupakan salah
satu bentuk pasal yang menggunakan konsep rule of reason, maka akan terlihat
susah untuk menetapkan perusahaan yang melakukan tindakan ini telah
melakukan monopoli. Ini lah yang terjadi pada putusan KPPU No. 02 /KPPUL/2005.
III.
penilaian
bahwa
setelah
melakukan
akuisisi,
Carrefour
terbukti