Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SURVEY PENDAHULUAN

STRUKTUR JEMBATAN SANGEH – CAU BELAYU

OLEH :

NAMA : I GEDE PUTERA ARTAMA


KELAS : 5A MPK
NO / NIM : 20 / 2015124129

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL


PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BALI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan survey Kontruksi Jembatan dengan judul “LAPORAN
SURVEY STRUKTUR JEMBATAN SANGEH – CAU BELAYU” tepat pada waktunya.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu tugas besar untuk mata kuliah Kontruksi Jembatan pada
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan proposal ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, dukungan, arahan, dan bimbingan serta kerjasama dari berbagai
pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi dan menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Ir. I Wayan Suparta,M.SI,MT selaku
dosen pengajar mata kuliah Kontruksi Jembatan yang telah memberikan pengarahan, petunjuk
dan pembinaan selama penyusunan laporan, serta Teman-teman kelas 5A Manajemen Proyek
Konstruksi yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada saya.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jimbaran, 22 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................................................1
1.2.1 Maksud.......................................................................................................................................1
1.2.2 Tujuan........................................................................................................................................1
1.3 Lingkup Pekerjaan............................................................................................................2
1.4 Waktu dan Lokasi.............................................................................................................2
1.5 Pengumpulan Data............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
2.1 Survey Pendahuluan..........................................................................................................4
2.2 Metode Survey Pendahuluan............................................................................................4
2.2.1 Survey Geometri.......................................................................................................................4
2.2.2 Survey Topografi......................................................................................................................4
2.2.3 Survey Geoteknik dan Geologi...............................................................................................5
2.2.4 Survey Bangunan Pelengkap Jalan.........................................................................................5
2.2.5 Survey Hidrologi / Hidrolika...................................................................................................5
2.3 Hasil Survey......................................................................................................................6
2.3.1 Lokasi.........................................................................................................................................6
2.3.2 Situasi di Sekitar Jembatan......................................................................................................6
2.3.3 Kondisi Jembatan......................................................................................................................7
2.4 Rekomendasi.....................................................................................................................8
2.4.1 Rekomendasi Untuk Survey Topografi..................................................................................8
2.4.2 Rekomendasi Untuk Survey Hidrologi..................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan adalah suatu bangunan pelengkap jalan yang berfungsi untuk menghubungkan
ruas jalan yang terputus karena suatu rintangan. Rintangan tersebut dapat disebabkan karena
faktor alam (seperti : sungai, lembah, rawa, danau dan sebagainya) ataupun karena buatan
manusia. Jembatan juga merupakan suatu sistem transportasi nasional yang memiliki peranan
penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, yang dikembangkan
melalui pendekatan serta pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dalam pemerataan
serta pembangunan antar daerah.
Pada saat ini, jembatan tidak hanya terbatas untuk melintasi sungai dan lembah, tetapi
dapat juga sebagai penghubung antar pulau bahkan dapat menjadi penyambung antar negara.
Fakta tersebut terlihat dari banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus dapat dipenuhi oeh
tenaga ahli jembatan dengan segala daya kreatifitasnya yang digabungkan melalui pendekatan
ekonomis agar semuanya dapat terealisasi dengan baik. Jembatan beton bertulang adalah suatu
jembatan yang terbuat dari beton bertulang konvensional dengan kuat tekannya kurang dari 40
MPa (f’c ≤ 40 MPa).
Pembangunan dalam bidang prasarana transportasi darat merupakan salah satu program
utama Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu wilayah. Pertumbuhan
perekonomian yang disertai peningkatan jumlah penduduk, peningkatan jumlah kendaraan,
peningkatan lalu lintas angkutan barang/jasa dan sebagainya, perlu diimbangi dengan
penambahan jaringan jalan baru ataupun penambahan kapasitas jalan eksisting yang terdapat
dikawasan tersebut.
Penurunan tingkat pelayanan dari sistem jaringan jalan disebabkan oleh kurang
memadainya jaringan jalan yang ada serta kelengkapan jalan lainnya seperti bangunan pengaman
jalan berupa drainase/gorong-gorong, dapat menghambat arus pertumbuhan perekonomian. Hal
ini harus segera diantisipasi terutama untuk kota-kota besar dimana memiliki tingkat
pertumbuhan yang pesat agar dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan perekonomian
nasional dan upaya pemerataan.
Pembangunan jembatan sebagai salah satu bentuk bangunan pengaman dalam
melengkapi fungsi jalan secara keseluruhan dalam bidang prasarana trasportasi darat. Fungsi
utama bangunan pengaman itu sendiri sebagai bangunan untuk mencegah terjadinya banjir dan
meminimalkan berkurangnya umur rencana jalan itu sendiri.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan peningkatan kelas Jembatan
Sangeh–Cau Belayu yang terletak di Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung,
Provinsi Bali agar terciptanya infrastruktur jalan yang memadai, serta optimalisasi
fungsionalitas ruas jalan tersebut sehingga dapat mendukung perkembangan pariwisata di
sekitar daerah tersebut.

1
1.2.2 Tujuan
1. Menyediakan infrastruktur jalan yang memadai di daerah Badung
2. Meningkatakan kenyamanan dan keamanan lalu lintas yang melewati Jembatan
Sangeh–Cau Belayu, Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

1.3 Lingkup Pekerjaan

Jembatan yang akan dibangun sesuai dengan standar teknis dan mempertimbangkan
aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna. Ruang lingkup kegiatan
pembangunan jembatan yakni:

a. Melakukan survey kondisi disekitar jembatan tersebut


b. Melakukan perencanaan jembatan sesuai dengan aturan SNI 1725:2016
c. Pekerjaan Pembangunan Jembatan sesuai dengan speksifikasi teknis yang telah ditentukan

1.4 Waktu dan Lokasi

Penelitian dilakukan melalui maps google earth dengan lokasi Jembatan Sangeh – Cau
Belayu terletak di Desa Sangeh, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Data kondisi jembatan secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

• Nama Jembatan : Jembatan Sangeh – Cau Belayu


• Lokasi : Jl. Abimanyu, Sembung, Kecamatan Mengwi
• Bentang : 90 m
• Lebar Plat : 7.5 m
• Ketinggian : 75 m
• Abutment : Pas. Batu
• Pilar : Pas. Batu
• Gelagar : Baja IWF
• Plat Lantai : Beton bertulang
• Kondisi Abutment : Cukup Baik
• Kondisi Pilar : Cukup Baik
• Kondisi Gelagar : Cukup Baik
• Kondisi Lantai : Cukup Baik
• Kondisi Perkerasan : Baik

2
Gambar. Ruas Jalan di Jembatan Sangeh-Cau Belayu, Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung

1.5 Pengumpulan Data

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan kami melakukan survey
pendahuluan ke lokasi Jembatan Sangeh – Cau Belayu, Sembung, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung dengan metode sebagai berikut :

1. Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik dan sifat tanah
dan bantuan melalui maps google earth. Dalam survey yang telah dilakukan ditemukan bahwa
tanah yang terdapat pada lokasi adalah cadas yang dimana sangat bagus dalam perencanaan
jembatan
2. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus.
3. Mengumpulkan informasi sumber perolehan data curah hujan.
4. Menganalisa awal luas daerah tangkapan (catchment area)
5. Mengamati karakter aliran sungai / morfologi yang mungkin berpengaruh terhadap konstruksi
dan saran-saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan berikut.
6. Mengamati tata guna lahan
Dalam survey tata guna lahan dimaksudkan agar jembatan yang akan dinaikan kelasnya
mendapat persetujuan dari masyarakan dan tidak menggangu proses kelancaran pariwisata
daerah tersebut
7. Melakukan dokumentasi berupa foto dilungkungan sekitar jembatan untuk pelaporan dalam
melakukan survey pendahuluan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Survey Pendahuluan

Survei pendahuluan atau reconnaissance survey adalah metode penelitian yang dilakukan
pada awal pekerjaan dilokasi pekerjaan, bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian
penting bahan kajian teknis dan bahan untuk pekerjaan selanjutnya. Survei ini diharapkan
mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survai detail lanjutan
Jenis kegiatan ini meliputi : studi literatur, koordinasi dengan instansi terkait, diskusi
perencanaan di lapangan, reconnaissance survey geometri, reconnaissance survey topografi,
Reconnaissance survey geoteknik dan geologi, Reconnaissance survey bangunan pelengkap
jalan, Reconnaissancesurvey hidrologi / hidrolika.

2.2 Metode Survey Pendahuluan

2.2.1 Survey Geometri

Menentukan awal proyek dan akhir proyek yang tepat untuk mendapatkan
overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometrik. Pada penentuan titik awal dan
titik akhir pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan
200 m setelah titik akhir pekerjaan.

 Mengidentifikasi medan secara stationing / urutan jarak dengan mengelompokkan


kondisi : medan datar, rolling, perbukitan, pegunungan / bukit curam dalam bentuk
tabelaris.
 Mengidentifikasi / memperkirakan secara tepat penerapan desain geometric
(alinyemen horizontal maupun vertikal) dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan
trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik.
 Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk
lokasilokasi: galian / timbunan, oprit jembatan, persimpangan, yang bisa terlihat
dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi
lapangan secara stasioning dari awal s/d akhir proyek.
 Di lapangan harus diberi / dibuat tanda-tanda berupa patok atau tanda khusus
sepanjang daerah rencana dengan interval maximum 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran.
 Pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survai
detail selanjutnya.

2.2.2 Survey Topografi

 Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark
di awal dan akhir proyek.

4
 Mengamati kondisi topografi.
 Mencatat daerah-daerah yang yang akan dilakukan pengukuran khusus serta
morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor.
 Membuat rencana kerja untuk survai detail pengukuran.
 Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi / titik yang akan dijadikan
referensi.

2.2.3 Survey Geoteknik dan Geologi

 Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik dan
sifat tanah dan bantuan.
 Memberikan rekomendasi berkaitan dengan rencana jembatan yang akan dipilih.
Perencanaan Teknik Jembatan 1 3 Survey Pendahuluan dan Survey Detail Jembatan
 Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi kuhus (rawan longsor, dll).
 Mencatat lokasi yang akan dilakukan pengeboran maupun lokasi untuk test pit.
 Membuat rencana kerja untuk tim survey detail.

2.2.4 Survey Bangunan Pelengkap Jalan

 Untuk perencanaan jembatan baru perlu dicatat data lokasi / Sta. perkiraan lokasinya
apa sudah sesuai dengan geometrik dengan rencana jenis konstruksi, dimensi yang
diperlukan.
 Untuk lokasi yang sudah ada (existing) perlu dibuatkan inventarisasinya dengan
lengkap, jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan yang
diperlukan.
 Perlu dicatat tinggi muka air normal, muka air banjir tertinggi yang pernah terjadi
serta adanya tanda-tanda / gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan sketsa lokasi,
morfologi serta karakter aliran sungai.
 Membuat sketsa dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus serta saran-
saran yang berguna dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk perencanaan
pada waktu melakukan survai detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan /
kestabilan.

2.2.5 Survey Hidrologi / Hidrolika

 Mengumpulkan informasi sumber perolehan data curah hujan.


 Menganalisa awal luas daerah tangkapan (catchment area)
 Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan bentuk dan
kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.
 Mengamati karakter aliran sungai / morfologi yang mungkin berpengaruh terhadap
konstruksi dan saran-saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam
perencanaan berikut.
 Mengamati tata guna lahan
 Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.

5
2.3 Hasil Survey

2.3.1 Lokasi

Lokasi Jembatan Sangeh – Cau Belayu

2.3.2 Situasi di Sekitar Jembatan

Situasi jembatan sering dilintasi oleh kendaraan roda dua maupun roda empat
karena merupakan jalan penghubung antara Desa Sangeh dengan Desa Sembung. Dan
apabila ditinjau dari arah Desa Sembung, Jembatan Sangeh-Cau Belayu merupakan akses

6
utama menuju tempat kuliner yang cukup terkenal diwilayah yaitu Warung Sate Nyoman
Bledor serta jalur utama menuju Sangeh maupun Petang.
Mengingat umur jembatan yang sudah tua maka diperlukannya peningkatan dan
pengecekan struktur jembatan agar masyarakat yang menggunakan jembatan tersebut
merasa aman dan nyaman.

Gambar. Situasi disekitar jembatan Sangeh-Cau Belayu

2.3.3 Kondisi Jembatan


No. Kondisi Jalan Cara Penanganan/Saran
1. Kurang penerangan Bersihkan dan berikan minyak /
disepanjang ruas gemuk lebih banyak pada
jembatan tumpuan gelinding.

2. Tumpuan gelinding  Penyetelan ulang kedudukan


gelinding.
 Penggantian gelinding.

6. Permukaan jalan  Perbaikan permukaan jalan.


licin, bergelombang.

7
2.4 Rekomendasi

2.4.1 Rekomendasi Untuk Survey Topografi

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk survey topografi adalah sebagai berikut :

1. Kondisi terrain relatif berbukit, jalan eksisting relatif masih baik. Kondisi kedalaman
sungai relatif tidak terlalu tinggi dari permukaan jalan. Daerah aliran sungai di sekitar
jembatan relatif datar, sehingga dapat mempermudah pelaksanaan survai topografi.
2. Lokasi pekerjaan sangat sepi penduduk, sehingga sebaiknya dipersiapkan
perlengkapan untuk menginap di lapangan, serta bahan makanan yang cukup.

2.4.2 Rekomendasi Untuk Survey Hidrologi

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Survey Hidrologi adalah sebagai berikut :

1. Arus sungai relatif rendah, sehingga dapat memudahkan dalam melaksanakan survey
aliran air
2. Tinggi muka air banjir rencana selain diperoleh dari hasil analisa, juga sebaiknya
diperoleh dari hasil wawancara dengan penduduk setempat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari Survey Perencanaan Jembatan ini adalah kita harus
menentukan survey yang tepat agar nantinya bisa dapat merencanakan jembatan dengan benar
dan juga terperinci. Dan juga hasil survey ini akan dipakai untuk perhitungan dan pengukuran
jembatan yang direncanakan. Oleh karena itu, survey ini perlu dilakukan untuk megawali
perencanaan jembatan yang akan yang dibangun, karena semua yang dilakukan pada survey ini
sangat berpengaruh dengan hasil dari perencanaan jembatan tersebut.

3.2 Saran

Saran yang bisa diberikan adalah :


- Perencanaan dilaksanakan harus sangat teliti dan juga sesuai dengan pelaksanaan praktek yang
telah direncanakan
- Pengukuran yang dilakukan harus teliti dan juga tepat agar tidak terjadi kesalahan yang terjadi
saat perhitungan dan juga perencanaan
- Saran yang membangun sangat diperlukan untuk menjadikan makalah ini sempurna .

Anda mungkin juga menyukai