Anda di halaman 1dari 16

CIVIL FEST UNISLA 2019

PROPOSAL LOMBA RANCANG BANGUN JEMBATAN

“ JEMBATAN INOVATIF, KREATIF DAN EFISIEN”

Disusun Oleh:

DPIB SKANSAGI
EBITIO SUDIRO G. 12 DPIB 1

ASWIN ANWAR 12 DPIB 1

M. YOGA PRASETYO 12 DPIB 2

SMK NEGERI 1 KEMLAGI


MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahirabbilalamin penulis curahkan kepada Allah


SWT yang memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga proposal untuk
mengikuti Lomba rancang bangun jembatan ini dapat diselesaikan dengan lancar
tanpa ada kesulitan yang berarti
Adapun terselesaikan proposal ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak.
Kami secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak ABADI ST., M. Pd., Selaku Kepala SMNKN 1 Kemlagi Mojokerto


2. Bapak Marsudi S.Pd., selaku Kakomli DPIB dan guru pembimbing yang
mau menyempatkan waktunya ditengah kesibukan untuk memberikan
ilmu, bimbingan, dan semangat bagi kami
3. Orang Tua, dan teman - teman yang selalu memberikan dukungan dan
sumber semangat bagi kami

Akhir kata, kami telah berusaha menuangkan keterampilan dan


pengetahuan kami ke dalam proposal ini. Semoga proposal rancangan ini dapat
menjadi sarana untuk menemukan inovasi dan mencapai efesiensi dalam dunia
ketekniksipilan Indonesia, khususnya dalam rangka jembatan.

Mojokerto, 06 Nopember 2019

Penulis,
Data Diri Peserta

A. DATA TIM
Nama Tim : DPIB SKANSAGI
Nama Sekolah : SMKN 1 KEMLAGI
Alamat sekolah : Jl. Pakutomo no. 1 Mojogebang
Kemlagi

B. DATA GURU PEMBIMBING


Nama Lengkap : Marsudi, S. Pd
NIP : 19810827201001 1 010
Alamat : Sooko, Mojokerto

C. DATA PESERTA
Nama Ketua : Ebitio sudiro g.
Jurusan/Kelas : DPIB/ 12
Alamat : Mantup, Lamongan

Nama Anggota 1 : Aswin Anwar


Jurusan/Kelas : DPIB/ 12
Alamat : Mojogebang, Mojokerto

Nama Anggota 2 : Muhamad yoga prasetyo


Jurusan/Kelas : DPIB/ 12
Alamat : Cendoro, Mojokerto
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DATA DIRI PESERTA...........................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................2

BAB II STUDI PUSTAKA............................................................................3


2.1 Jembatan..............................................................................................3
2.2 Bentuk dan Tipe Jembatan...................................................................4
2.3 Jembatan Rangka.................................................................................4
2.4 Model Jembatan...................................................................................5
2.5 Material Kayu......................................................................................5
2.6 Sambungan Kayu.................................................................................6

BAB III PERANCANGAN JEMBATAN RANGK..................................7


3.1 Konsep Pemilihan Desain....................................................................7
3.2 Pemilihan dan Spesifikasi Material.....................................................8

BAB V PENUTUP.........................................................................................9
5.1 Kesimpulan...............................................................................................9
5.2 Saran.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua tempat yang terpisah oleh adanya rintangan atau kondisi
wilayah yang lebih rendah seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau,
saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang
dan lain lain, sehingga keberadaannya sangat diperlukan mengingat
pentingnya jembatan sebagai salah satu sarana infrastruktur yang menunjang
sistem transportasi darat dalam pembangunan nasional.
Keberhasilan pembangunan suatu jembatan sangat tergantung dari
kekokohannya, yaitu kemampuan suatu jembatan untuk dapat memikul
berbagai macam beban yang bekerja padanya. Namun, untuk meningkatkan
kualitas dari suatu jembatan, beberapa aspek lain juga dipertimbangkan,
seperti keamanan, kenyamanan, estetika, keawetan, kemudahan pengerjaan,
dan ekonomis.
Guna memastikan ketepatan dari hasil perencanaan suatu jembatan,
pembuatan model jembatan kerap diperlukan. Hal ini dilakukan untuk
meninjau kesesuaian antara teori-teori yang digunakan dengan
perwujudannya dalam bentuk pembuatan model jembatan. Beban yang
dikenakan pun juga dapat dibuat sedemikian rupa dengan beban yang terjadi
di kenyataan, yaitu beban kendaraan yang melintasi jembatan. Oleh karena
itu, pemodelan suatu jembatan yang benar akan memastikan perencanaan
jembatan yang tepat.
Model jembatan yang akan direncanakan adalah model jembatan
rangka dengan lantai kendaraan yang terletak di bagian bawah sebagai tempat
lalu lintas. Material yang digunakan dalam pemodelan adalah kayu balsa
dengan pembebanan statis, yaitu beban yang diam bergantung pada tengah
jembatan. Berdasarkan hal-hal tersebut, model jembatan akan direncanakan
dan juga dianalisis untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien.

[1]
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan utama pada
proposal ini adalah bagaimana merencanakan suatu pemodelan jembatan
yang mampu menahan beban diam yang terletak pada tengah jembatan
Sedangkan detail permasalahannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan dan menganalisis suatu model jembatan


dengan beban yang disyaratkan ?
2. Bagaimana lendutan yang akan terjadi pada model jembatan ?
3. Bagaimana mengoptimalkan penggunaan bahan pada suatu model
jembatan, namun tidak melupakan aspek fungsional strukturnya ?

1.3 Tujuan
Keikutsertaan DPIB SKANSAGI dalam Lomba rancang bangun
jembatan Civil FEST Innovation Contest Bridge Design Competition
UNISLA 2019 tingkat SMA/SMK Se jawa timur ini adalah untuk :

1. Turut berkontribusi kepada masyarakat melalui ajang kreatif,


sehingga tercipta suatu solusi yang inovatif dalam
menyelesaikan permasalahan- permasalahan umum di masyarakat.
2. Merencanakan dan merancang suatu desain rangka jembatan
dengan inovasi konfigurasi rangka sehingga tercipta suatu
rancangan struktur rangka jembatan yang optimal dari berbagai
aspek, aplikatif, solutif, dan efisien

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dalam keikutsertaan DPIB SKANSAGI
dalam Lomba rancang bangun jembatan Civil FEST Innovation Contest
Bridge Design Competition UNISLA 2019 tingkat SMA/SMK adalah
sebagai berikut :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam ilmu


perencanaan jembatan.
2. Dapat merencanakan model jembatan yang efektif dan efesien.
3. Mampu merencanakan jembatan sesuai dengan kriteria kriteria
yang diinginkan.
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Jembatan
Jembatan adalah struktur yang berfungsi untuk menghubungkan
jalan yang terpisah oleh adanya penghalang atau rintangan, antara lain
sungai, jurang, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang melintang
tidak sebidang, dan lain-lain. Supriyadi (2007) menyebutkan bahwa
perkembangan struktur jembatan sejalan dengan waktu sejarah peradaban
manusia, dimulai dengan jembatan sederhana yaitu pohon yang tumbang
dan melintas di atas sungai berkembang hingga menjadi berbagai macam
jenis jembatan saat ini.
Jembatan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Jembatan
merupakan suatu sistem transportasi untuk tiga hal (Supriyadi dan
Muthohar, 2007), yaitu:
a. Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem,
b. Mempunyai biaya tertingi per mil dari sistem,
c. Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh
Secara umum struktur jembatan dapat dibagi menjadi dua bagian
utama yaitu struktur atas (super structures), struktur bawah (sub
structures).
1. Struktur Atas Jembatan
Struktur atas jembatan merupakan bagian struktur dari jembatan
yang mana menerima beban langsung meliputi berat sendiri,
beban lalu lintas, beban mati tambahan dll. Beban tersebut lalu
disalurkan ke struktur bawah jembatan. Struktur atas jembatan
tersebut antara lain:
a. Trotoar
b. Pelat lantai kendaraan
c. Gelagar
d. Balok Diafragma
e. Ikatan Pengaku
2. Struktur Bawah Jembatan
Struktur bawah jembatan mepunyai fungsi untuk menerima
beban dari struktur atas dan beban lain yang dapat ditimbulkan
oleh tekanan tanah, aliran air dll. Selanjutnya beban tersebut
disalurkan ke pondasi. Struktur bawah jembatan tersebut antara
lain:
a. Pangkal Jembatan (abutment)
b. Pilar Jembatan (Pier)
c. Pondasi (Foundation)

2.2 Bentuk dan Tipe Jembatan


Seiring dengan berjalannya waktu, jembatan pun mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu mengikuti dengan perkembangan di
bidang teknologi dan kemajuan peradaban manusia. Sampai pada saat ini
jembatan dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk struktur atas
(Supriyadi dan Muthohar, 2007), antara lain :
1. Jembatan lengkung batu (stone arch bridge)
Jembatan pelengkung (busur) dari bahan batu telah ditemukan
pada masa lampau di masa Babylonia. Pada perkembangannya
jembatan jenis ini semakin banyak ditinggalkan.
2. Jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan rangka dapat terbuat dari bahan kayu atau logam.
Jembatan rangka kayu (wooden truss) termasuk tipe klasik yang
sudah banyak tertinggal mekanika bahannya. Jembatan rangka
kayu hanya terbatas mendukung beban yang tidak terlalu besar.
Pada perkembangannya setelah ditemukan bahan baja, tipe rangka
menggunakan rangka baja dengan berbagai macam bentuk.
3. Jembatan gantung (suspension bridge)
Semakin majunya teknologi dan banyaknya tuntutan kebutuhan
transportasi, manusia mengembangkan tipe jembatan gantung
menggunakan kabel baja.
4. Jembatan beton (concrete bridge)
Beton telah banyak digunakan dalam dunia konstruksi. Dewasa ini
dengan kemajuan teknologi beton dimungkinkan untuk
memperoleh bentuk penampang beton yang seragam. Bahkan
dalam massa kini jembatan beton ini tidak hanya beton bertulang
konvensional saja tetapi telah dikembangkan berupa jembatan
prategang.
5. Jembatan haubans (cable stayed)
Jembatan tipe ini sangat baik digunkan untuk jembatan bentang
panjang. Kombinasi penggunaan kabel dan dek beton prategang
merupakan keunggulan jembatan ini.

2.3 Model Jembatan


Model jembatan merupakan bentuk penyederhanaan dari suatu
jembatan, dimana skala yang digunakan dibuat sedemikian rupa sehingga
bentuk dari model jembatan dapat terlihat proporsional. Pembebanan,
perencanaan, dan juga analisis yang dilakukan terhadap model jembatan juga
menyesuaikan, sehingga model jembatan yang ada dapat digunakan untuk
melihat kesesuaian antara teori-teori yang digunakan dengan perwujudannya
di lapangan.

2.4 Material Kayu


Kayu merupakan hasil utama hutan yang memiliki berat jenis
ringan dan membutuhkan peralatan yang relatif sederhana pada proses
pengerjaannya. Selain itu, kayu juga dapat terurai secara sempurna
sehingga konstruksi kayu ini tidak menghasilkan limbah ke lingkungan
(environmental friendly). Kayu memiliki sifat tidak homogen akibat dari
pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan yang
sering tidak sama. Selain itu, kayu juga tergolong sebagai bahan
orthotropic karena memiliki sifat fisis dan mekanis yang berbeda pada
ketiga arah tampangnya. Sifat fisis kayu diantaranya adalah kandungan
air, kepadatan dan berat jenis, serta cacat kayu; sedangkan yang termasuk
dalam sifat mekanis kayu adalah kekuatan tarik, kekuatan tekan, kekuatan
lentur, keteguhan belah, dan keteguhan geser. (Awaludin, 2005).
2.5 Sambungan Kayu
Sambungan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
stuktur karena berfungsi untuk menyalurkan gaya –gaya yang bekerja
pada batang satu ke batang lainnya sehinggabatang tersebut dapat bekerja
secara bersama-sama.
Menurut SNI 03-1729-2002, sambungan terdiri dari komponen
sambungan (pelat pengisi, pelat buhul, dan pelat penyambung) dan alat
pengencang (baut, paku, dan las).
Menurut American Institute of Steel Construction (AISC)
membagi sambungan atas 3 jenis, yaitu : 1.) Sambungan kaku atau
sambungan tegar, 2.) Sambungan sendi (pin connected), 3.) Sambungan
semi kaku atau semii rigid.
Menurut Purba (2009), kriteria dasar dalam perencanaan
sambungan, antara lain : 1.) Kekuatan (Strength), 2.) Kekakuan
(stiffness), 3.) Faktor Ekonomis.
Berdasarkan kekakuannya, sambungan dapat dibagi atas : 1.)
Sambungan difinitif, tidak dapat dibuka lagi tanpa merusa alat sambung,
2.) Sambungan tetap, berarti bagian yang disambung tidak dapat bergerak
lagi, 3.) Sambungan sementara, dapat dibuka lagi tanpa merusak alat-alat
penyambungnya. 4.) Sambungan bergerak, sambungan yang
memungkinkan pergerakan yang dibutuhkan menurut perhitungan statis
pada bagian-bagian yang disambung.
BAB III
PERANCANGAN JEMBATAN

3.1 Konsep Pemilihan Desain


Struktur rangka merupakan struktur yang tersusun dari batang-
batang yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, pengikat, paku
keling, baut ataupun las. Batang-batang rangka ini hanya memikul gaya
dalam aksial (normal) tekan atau tarik. Merupakan suatu keuntungan apabila
batang mengalami gaya tarik, sebab pada umumnya rangka jembatan ini
dibuat dari material baja yang memiliki kuat tarik yang sangat tinggi.
Namun menjadi suatu permasalahan ketika batang-batang mengalami gaya
desak. Sehingga salah satu kriteria pemilihan bentuk konfigurasi rangka
adalah bahwa batang- batang yang panjang diusahakan tidak menerima gaya
desak. Hal ini untuk menghindarkan bahaya tekuk pada batang-batang
langsing akibat beban desak aksial. Jika dianalisis secara umum, gaya desak
terbesar umumnya terjadi pada batang-batang atas di tengah bentang dan
semakin mengecil ke ujung. Begitu pula halnya untuk batang tarik, batang di
tengah bentang mengalami gaya tarik tersebesar dan semakin mengecil ke
ujung.
Untuk menghindari bahaya tekuk akibat batang desak yang sangat
panjang itu sendiri apabila menggunakan desain ini bisa teratasi oleh batang
tengah (vertikal dan diagonal) yang merupakan satu kesatuan pada desain
ini. Sehingga dengan panjang efektif batang tekan yang relatif menjadi lebih
pendek dan bahaya tekuk pun dapat dihindari.

3.2 Keunggulan Desain Jembatan yang Dipilih


Desain jembatan yang dihasilkan pada perencanaan ini memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut :
1. Desain rangka jembatan ini sangat sederhana, dengan diberinya
beberapa modifikasi agar mampu menahan beban yang bekerja.
2. Meminimalisir batang ganda yang artinya mengefesiensikan
penggunaan batang serta meminimalisir penggunaan sambungan yang
berlebih akibat banyaknya batang yang bertumpuk

GAMA

[8]
3.3 Pemilihan dan Spesifikasi Material
Pemodelan jembatan berupa jembatan dari stik es krim dan alat sambung
dengan lem G. Untuk penjelasan pemilihan dan spesifikasi material yang
dipakai seperti yang dijelaskan di bawah ini :

Spesifikasi Material.
Jenis bahan : stik es krim
1. Berat Jenis : ± 10 kg/m3
2. Lebar : 1 cm
3. Panjang : 11 cm

Alasan dipilihnya stik es krim sebagai material utama struktur jembatan


dikarenakan material tersebut merupakan material yang disediakan oleh
panitia dengan spesifikasi yang telah ditentukan pula.

GAMA
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan proses perancangan dan analisis desain yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari hasil analisis, seluruh batang yang mengalami gaya desak
ataupun tarik mampu menahan gaya batang yang bekerja.
2. Dari hasil perencanaan dan analisis, model jembatan mampu
menahan beban yang disyaratkan

5.2 Saran
Dalam pengerjaan proposal terdapat beberapa kritik dan saran, yaitu :
1. Ketentuan perlombaan yaitu jembatan bentang asli 30 meter
material baja menjadi jembatan bentang model 60 cm material
stik es krim tidaklah representatif. Sebab besarnya serat-serat
kayu tidak dapat diskala, sehingga model tidak menggambarkan
karakteristik keruntuhan aslinya
2. Dimensi penampang yang disediakan oleh panitia berukuran 60
cm x 11 cm sangat tidak representative untuk dijadikan model,
sebab bila diskala ke ukuran asli jembatan maka di pasaran
sangat susah ditemukan material dengan penampang asli
berukuran 1 meter x 0,5 meter.
3. Perlu dilakukan pengujian karakteristik material lebih mendalam,
sehingga didapatkan kemampuan material yang lebih akurat
untuk desain yang lebih optimal.
4. Perlu dilakukan pengkajian ulang mengenai bentangan model
jembatan

[10]
DAFTAR PUSTAKA

Awaludin, A., Irawati, L.S., 2005. Konstruksi Kayu, Biro Penerbit Teknik Sipil,
Yogyakarta
Awaludin, A., 2005. Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu, Biro Penerbit
TeknikSipil, Yogyakarta
Supriyadi, B., Muntohar, A.S., 2007. Jembatan, Beta Offset, Yogyakarta Doyle,
D.V., Drow, J.T., McBurney, R.S., 1956, Elastic Properties of Wood : The
Young’s Moduli, Moduli of Rigidity, and Poisson’s Ratios of Balsa
dan Quipo, Forest Products Lab., Madison, Wis.

Anda mungkin juga menyukai