Anda di halaman 1dari 2

Permainan Tradisional Kelereng

kelereng muncul sejak zaman kerajaan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan bahwa di
Yogyakarta masih terdapat tiga kelereng berukuran besar, terbuat dari marmer berdiameter
sekitar 15-30 cm dan berlokasi di dekat Makam Kotagede. Batu kelereng tersebut
diceritakan sebagai mainan Raden Rangga, putra dari Panembahan Senopati yang berkuasa
pada masa kerajaan Mataram Islam. Kemudian, dalam perkembangannya kita mengenal
kelereng sebagai sebuah objek berukuran kecil yang diproduksi dari pabrik. Macam-macam
permainan kelereng seperti :

1. Permainan Anak Panah

2. Permainan Kubah
3. Permainan Lubang

4. Permainan Lingkaran

Cara bermain permainan lingkaran :

1. Gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran.
2. Lalu semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara
bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. Anak  yang kelerengnya paling
jauh dari lingkaran, boleh main lebih dulu.
3. Dia harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Penyerang” untuk memukul
kelereng di dalam lingkaran keluar. Kalau berhasil melakukannya, maka ia boleh menyimpan
setiap kelereng yang kena jentik.
4. Cara menjentik kelereng: pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada
gundu.
5. Kelereng “Penyerang” harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, maka anak yang
memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut.
6. Pemenang adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu terbanyak.

Anda mungkin juga menyukai