Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ESSAY POLITIK DUNIA I

Cosplay sebagai diplomasi Softpower

Farras Hilmy Arnando


170210100081

Tugas dikumpulkan pada 3 Mei 2012

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012
Introduction

Softpower merupakan suatu konsep baru yang dikenal setelah perang dunia kedua. Konteks softpower mengantikan konteks yang sebelumnya terbentuk pada saat zaman perang yakni konteks hardpower. Hardpower lebih menekankan kepada kekuatan negara dalam mempengaruhi negara lain dalam bentuk pengaruh seperti politik dan militer dalam artian diplomasi oleh pemerintahan suatu negara. Softpower merupakan suatu reaksi yang ditimbulkan dikarenakan adanya kultur atau gagasan yang secara sadar atau tidak telah terserap dalam masyarakat. Bentuk dari softpower sendiri lebih mengacu kepada bentuk budaya serta kultur dari suatu tempat seperti bahasa, music, seni, makanan dan lain sebagainya. Dalam hubungan antar negara pada saat ini, softpower merupakan bentuk dari diplomasi suatu negara kepada negara lain. Berbeda dengan hardpower yang lebih menekankan kepada negara sebagai aktor, softpower lebih menekankan kepada aktor-aktor non-negara. Bisa dikatakan bahwa softpower merupakan bentuk dari diplomasi baru yang mana berada diluar dari konteks pemerintahan suatu negara dan intervensinya. Dalam softpower peran aktor-aktor non-negara seperti masyarakat sangat ditonjolkan dalam menajlin hubungan dan kerjasama antar negara dalam berbagai bidang baik itu ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan. Penyebaran softpower sebagai kekuatan diplomasi baru tidak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menyebabkan timbulnya arus globalisasi dipenjuru dunia. Globalisasi yang terus berkembang Seiring dengan kemajuan informasi dan teknologi

memberikan dampak kepada kemajuan diplomasi dan penyebaran softpower dari suatu tempat. Softpower memberikan banyak sekali keuntungan terhadap negara meskipun negara tidak selalu terlibat langsung didalamnya. Softpower akan menciptakan hubungan baik antar negara, dapat juga sebagai sarana untuk membangun kerjasama, serta yang terpenting adalah softpower dapat menciptakan pola interaksi yang damai karena sedikitnya persinggungan dari interaksi antar negara. Sehingga akan meminimalkan kemungkinan dari terjadinya perang antar negara. Soft power memiliki berbagai macam bentuk, Salah satunya adalah budaya. Perkembangan Softpower (Cosplay) Jepang Salah satu contoh dari penerapan atau penyebaran softpower budaya dapat dilihat dari contoh budaya Jepang yang disebut dengan cosplay. Cosplay berasal dari kata Costum Play, dimana para pemainnya mengenakan kostum tertentu seperti tokoh animasi, cerita fiksi ataupun para artis dari Jepang. Cosplay sendiri pada awalnya lahir di Amerika pada tahun 1960an. Pada saat itu para penggemar cerita fiksi di Amerika mengenakan kostum-kostum

dari cerita fiksi favorit mereka dan sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah. Budaya inipun mulai masuk ke Jepang pada tahun 1970an, dan pertama kali muncul pada peragaan busana di Ashinoko, prefektur Kanagawa pada tahun 1978. Hobi Cosplaypun semakin meluas di Jepang pada tahun 1985. Pada saat itu cosplay sangatlah mudah dilakukan dan sudah menjadi hal yang umum dilakukan cukup memakai salah satu dari atribut dari tokoh fiksi maka pada saat itu orang tersebut dikatakan sedang melakukan cosplay. Cosplaypun mulai berkembang dan menyebar keluar dari Jepang. Budaya cosplay Jepang pun saat ini sudah tersebar luas di seluruh dunia Amerika, Eropa, dan Asia. Bahkan sering kali sering diadakannya pesta cosplay dan kebudayaan jepang di berbagai dunia dengan rutin seperti layaknya sebuah acara tahunan. Cosplay di Indonesia telah masuk pada awal tahun 2000, event pertama dari acara cosplay di Indonesia diadakan di Universitas Indonesia dengan peminat yang minim. Namun seiring dengan berkembangnya waktu, cosplay menjadi sangat populer di Indonesia. Sekarang di Indonesia saja telah banyak diadakan lomba cosplay diberbagai kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Cosplaypun memberikan kontribusi besar dalam membentuk pengaruh dan tersebar luasnya budaya jepang yang lain di dunia. Budaya cosplay inipun juga dimasukkan dalam setiap acara kebudayaan Jepang yang ada diseluruh dunia. Pemerintah Jepangpun melalui yayasannya yang disebut JPF (Japan Foundation) memasukkan Cosplay sebagai salah satu bagian dari budaya Jepang dan disosialisasikan di berbagai negara yang ada diseluruh dunia. Cosplaypun saat ini telah dianggap sebagai hobi bagi orang-orang yang menyukai budaya Jepang. Terlepas dari Cosplay, Pengaruh budaya jepang didunia sudah menyebar dengan sangat luas, telah banyak masyarakat dari berbagai kalangan mulai tetarik dan menyukai budaya-budaya yang berasal dari jepang ini. Sehingga membentuk asumsi dan ketertarikan yang telah ditanamkan secara tidak sadar kepada setiap individu. Mengenai imej budaya Jepang yang menarik, uni, bagus dan digemari oleh orang-orang. Hal ini merupakan contoh dari diplomasi budaya modern dimana cosplay dan budaya jepang lainnya seperti makanan, anime, kesenian, serta music dapat memberikan andil untuk pembentukan citra Jepang dimata masyarakat Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Japan Foundation (2011) Divisi budaya. Dapat diakses pada :


http://www.jpf.or.id/event/budaya/cosplay-series [28/04/12] AnneAhira (2011) Cosplay Budaya Baru Dikalangan Anak Muda. Dapat diakses pada : http://www.anneahira.com/cosplay.htm [28/04/12]

Anda mungkin juga menyukai