dalam menghargai atau menerima sesuatu hal sehingga dengan rela mengadopsinya atau
menerimanya sebagai sesuatu pilihan. Fenomena ini kadang-kadang disebut juga sebagai
proses mental, pola pikir umum atau paradigma sehingga menjadi dasar pengambilan
keputusan (Wikipedia). Inti dari fenomena ini ialah dapat menerima sesuatu sebagai sebuah
pilihan.
Dinyatakan Carol Dweck (2012) sebagaimana dikutip Wikipedia menyatakan bahwa pola
pikir merupakan sumber kekuatan kemampuan seseorang. Mengenai kekuatan dibedakan
dalam dua pandangan. Pertama menyatakan bahwa pola pikir itu tetap pixed mindset atau
karakteristiknya dibawa sejak lahir. Pandangan kedua pola pikir dipandang sebagai sesuatu
yang tumbuh growth mindset.
Pernyataan guru dalam memberikan pujian, seperti hasil pekerjaanmu baik sekali, kau
sangat cerdas. Pernyataan ini lebih memungkinkan mengembangkan pola pikir yang tetap.
Sedangkan pujian seperti hasil pekerjaanmu sangat baik, Anda telah bekerja keras
memungkikan siswa mengembangkan pola pikir yang tumbuh. Dengan contoh ini sebaiknya
guru memilih pernyataan yang memungkinkan pikiran siswanya tumbuh.
Pola pikir melandasi tumbuhnya pola sikap seseorang. Pola sikap merupakan dasar
pengembangan pola tindak. Dalam pengembangan pola sikap bersentuhan dengan emosi.
Pembelajaran bersentuhan dengan perasaan, nilai-nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan
sikap. Belajar tidak hanya memerlukan kecakapan berpikir, namun memerlukan hati. Jika hati
tertutup, maka daya pikir pun tak dapat berkembang. Contoh dapat dilihat ketika orang
marah, pikirannya tak dapat bekerja maksimal karena pikiran bekerja memerlukan
ketenangan sikap.
Persoalan utama dalam hal ini ialah bagaimana kita dapat mengubah sikap. Dalam konsep
taksonomi bloom, pengembangan sikap digambarkan sebagai berikut;
Berterima (Recieving) yang ditunjukkan dengan tumbuhnya kesadaran seperti yang tampak
pada kesediaan untuk mendengar atau memperhatikan secara selektif. Kata kerja operasional
yang dapat guru gunakan di antaranya menanya, memilih, mengikuti, memberi, memegang
teguh, mengidentifikasi, menyeleksi, memperhatikan, mengulang, menggunakan dsb.
Merespon (Responding); yang ditunjukkan dengan aktif berpartisipasi sebagai bagian dari
komunitas belajar. Merespon dapat dinyatakan dalam aktivitas bertanya, bertindak,
menyetujui cara atau praktik, atau menyatakan menolak. Kata kunci merespon dalam
bersikap menjawab, mengukan, mendiskusikan, melakukan praktik, melaporkan, memilih,
mengatakan, menuliskan sikap atas suatu penomena.
Menghargai (Valuing); nilai seseorang yang melekat pada objek tertentu, fenomena, atau
perilaku. Hal tersebut melekat pada sikap keberterimaan yang sederhana hingga bentuk
keberterimaan yang kompleks seperti dalam bentuk komitmen. Sikap menghargai berbasis
internasilissasi serangkaian nilai yang ditentukan. Nilai-nilai itu tercermin dalam prilaku yang
teramati. Sikap menghargai dapat dilihat dalam proses demokratis, sikap sensitif terhadap
kepentingan umum, kemampuan memecahkan masalah dengan mengembangkan rencana
perbaikan sosial melalui pembentukan komitemen untuk membela kebaikan bersama.Kata
kerja operasional untuk mengembangkan sikap menghargai:
1. Melengkapi penghargaan atas kebaikan orang lain dengan sikap yang tulus.
2. Menunjukkan penghargaan atas dukungan dalam pekerjaan kelompok.
3. Membedakan sikapnya kepada teman dengan kepada guru.
4. Memperjelas penghargaan kepada guru dengan sikap tubuh penghormatan.
5. Berinisiatif memberikan salam lebih dahulu.
Dengan memperhatikan uraian di atas, maka dalam mengembangkan sikap sekolah perlu
memetakan sikap yang sekolah yang diharapkannya, mengembangkan suasana sekolah atau
suasana belajar agar sikap yang diharapkan tumbuh menjadi growth mindset atau pola pikir
yang tumbuh, dan menilai perkembangannya tanpa harus mengajarkannya secara verbal.