Sikap
Oleh :
H. Edi Prio Baskoro
Akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :
TUGAS KELOMPOK
Tuliskan KD dari kompetensi inti sikap spiritual
(KI 1) dan sikap sosial (KI 2) untuk jenjang
SMP/MTs dan SMA/MA untuk mata pelajaran
matematika yang diketahui !
Ruang Lingkup
• Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang
proses berfikir, yakni : (1) menerima atau
memperhatikan (receiving atau attending), (2)
merespon atau menanggapi (responding), (3)
menilai atau menghargai (valuing), (4)
mengorganisasi atau mengelola
(organization), dan (5) berkarakter
(characterization).
1. Kemampuan Menerima
• Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
• Juga diartikan kemampuan menerima fenomena (gejala
atau sesuatu hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra)
dan stimulus (rangsangan) atau kemampuan menunjukkan
perhatian yang terkontrol dan terseleksi.
• Pada tingkat menerima atau memperhatikan (receiving
atau attending), peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus,
misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
• Tugas pendidik dalam kegiatan pembelajaran
adalah mengarahkan peserta didik pada
fenomena yang menjadi obyek pembelajaran
afektif. Misalnya : senang membaca buku,
senang bekerja sama, senang mengerjakan soal-
soal, senang menulis, dan sebagainya yang
kesenangan itu akan menjadi kebiasaan yang
positif.
• Hasil belajar afektif jenjang menerima adalah
peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib
ditegakkan, sifat malas dan tidak disiplin harus
disingkirkan jauh-jauh.
2. Kemampuan Merespons
• Adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara.
• Juga diartikan kemampuan menunjukkan perhatian
yang aktif, kemampuan melakukan sesuatu, dan
kemampuan menanggapi, sehingga sebagai bagian dari
perilakunya.
• Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan
fenomena khusus, tetapi juga bereaksi.
• Kegiatan belajar ditunjukkan antara lain melalui
bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas,
menaati aturan, mengungkapkan perasaan,
menanggapi pendapat, meminta maaf atas
suatu kesalahan, mendamaikan perselisihan
pendapat, menunjukkan empati, melakukan
renungan dan melakukan instrospeksi.
• Hasil belajar ranah afektif jenjang menanggapi
adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk
mempelajari lebih jauh atau menggali lebih
dalam lagi tentang konsep displin.
3. Kemampuan Menilai.
• Adalah kemampuan memberikan nilai atau penghargaan
terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa
kerugian atau penyesalan.
• Juga dapat diartikan menunjukkan konsistensi perilaku
yang mengandung nilai, mempunyai motivasi untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai, menunjukkan
komitmen terhadap suatu nilai.
• Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap
yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen.
• Kegiatan belajar ditunjukkan melalui : mengapresiasi,
menghargai peran, menunjukkan keprihatinan,
mengoleksi sesuatu, menunjukkan rasa simpatik dan
empati kepada orang lain, menjelaskan alasan sesuatu
yang dilakukannya, bertanggung jawab terhadap perilaku,
menerima kelebihan dan kekurangan diri, membuat
rancangan hidup masa depan, merefleksikan pengalaman
pada suatu hal, membahas cara-cara melakukan sesuatu,
merenungkan nilai-nilai bagi kehidupan.
• Hasil belajar afektif jenjang valuing adalah tumbuhnya
kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku
disiplin, rajin, mandiri, obyektif dalam melihat dan
memecahkan masalah, serta baik di sekolah, rumah,
maupun masyarakat.
4. Kemampuan Mengatur atau
Mengorganisasikan
• Adalah kemampuan mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal,
yang membawa kepada perbaikan umum.
• Juga merupakan pengembangan dari nilai ke dalam
satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya
hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
• Hasil belajar afektif jenjang kemampuan
mengorganisasikan adalah peserta didik mendukung
penegakan disiplin.
5. Kemampuan Berkarakter
• Adalah kemampuan memadukan semua sistem nilai yang
telah dimiliki seseorang yang memengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
• Merupakan tingkat afektif tertinggi, karena sikap batin
peserta didik telah benar-benar bijaksana dan memiliki
sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu
waktu yang cukup lama serta membentuk karakter yang
konsisten dalam berperilaku.
• Hasil belajar afektif jenjang kemampuan berkarakter adalah
peserta didik menjadikan nilai disiplin sebagai pola pikir
dalam bertindak di sekolah, rumah, dan masyarakat.
• Kata-kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Sikap
atau Afektif
Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah Peri-
Mempertanya- Membantu Meyakini Mengubah laku
kan Mengajukan Meyakinkan Menata Menyikapi
Mengikuti Mengompromi- Melengkapi Mengklasifika- Memengaruhi
Memberi kan Memperjelas sikan Mengkualifikasi
Mensuport Menyenangi Memprakarsai Mengkombinasi kan
Menganut Menyambut Mengimani kan Melayani
Mematuhi Mendukung Menggabung- Mempertahan- Menunjukkan
Meminati Menyetujui kan kan Membuktikan
Menyenangi Menampilkan Mengundang Membangun Memecahkan
Melaporkan Mengusulkan Membentuk O- Menyelesaikan
Memilih Menekankan pini
Menolak/Mener Menyumbang Memadukan
ima Mengelola
menegosiasi
Merembuk
• Ciri-ciri Hasil Belajar Ranah Kompetensi Sikap (Afektif)
No Tingkatan Ciri-ciri
Hasil Belajar
1 Menerima 1. Aktif menerima dan sensitif (tanggap) dalam menghadapi gejala-gejala (fenomen)
(receiving) 2. Siswa sadar tetapi sikapnya pasif terhadap stimulus
3. Siswa sedia menerima, pasif terhadap fenomena tetapi sikapnya mulai aktif
4. Siswa mulai selektif, artinya sudah aktif melihat dan memilih
2 Merespons 1. Bersedia menerima, menanggapi dan aktif menyeleksi reaksi
2. Mengikuti sugesti dan patuh
(responsding 3. Bersedia menanggapi atau merespons
) 4. Merasa puas dalam menanggapi
3 Menilai 1. Sudah mulai menyusun atau memberikan persepsi
2. Menerima nilai (percaya)
(valuing) 3. Memilih nilai atau seleksi nilai
4. Memiliki ikatan batin (memiliki kayakinan terhadap nilai)
4 Mengorganis 1. Pemilikan sistem nilai
2. Aktif mengonsepsikan nilai dalam dirinya
a-sikan 3. Mengorganisasikan
(organization
)
5 Berkarakter 1. Menyusun berbagai macam sistem nilai menjadi nilai yang mapan dalam dirinya
2. Terapan dan pemilikan sistem nilai
(characteri- 3. Karakteristik pribadi atau internalisasi nilai (nilai sudah menjadi bagian yang melekat
zation) dalam pribadinya)
Kata Kerja Operasional “Indikator Pencapaian
Kompetensi Peserta Didik” yang Dapat Diukur dalam
Aspek Sikap (Attutides)
No Kata Operasional
1 Menghargai pendapat orang lain
2 Sopan santun dalam berbicara dan bertindak
3 Beriman dan bertakwa
4 Jujur dan empati
5 Sikap ingin tahu
6 Kerja sama
7 Berpikir kritis
8 Berani mengambil resiko
9 Aktif, kreatif, dan percaya diri
10 Memiliki ide/karya/karsa
11 Disiplin dan loyal
12 Toleransi
12 Bekerja sama dan suka bertanya
Obyek Sikap yang Perlu Dinilai dalam
Proses Pembelajaran
1. Sikap terhadap materi mata pelajaran. Peserta
didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi
pelajaran agar tumbuh dan berkembang minat
belajar, akan mudah diberi motivasi, dan akan
mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
2. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu
memiliki sikap positif terhadap guru agar tidak
cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan.
Sikap negatif terhadap guru akan menyebabkan
peserta didik sukar menyerap materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru tersebut.
3. Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik
perlu memiliki sikap positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung yang mencakup
suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan
teknik pembelajaran yang digunakan. Proses
pembelajaran yang menarik, nyaman, dan
menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar
yang maksimal.
4. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma
tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
Hal itu menjadikan peserta didik cenderung memiliki
sikap positif terhadap kegiatan pelestarian lingkungan
hidup dan sikap negatif terhadap perusakan alam.
5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas
kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
Kelebihan Penilaian Kompetensi Sikap
1. Dapat dilakukan bersamaan dengan proses
pembelajaran
2. Dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung melalui hasil kerja peserta didik
3. Dapat mengetahui faktor penyebab berhasil
tidaknya proses pembelajaran peserta didik
4. Mengajak peserta didik bersikap jujur
5. Mengajak peserta didik menjalankan tugasnya
supaya tepat waktu
6. Sikap peserta didik terhadap pelajaran dapat
diketahui
7. Dapat mengetahui faktor-faktor keterbatasan
peserta didik
8. Dapat melihat karakter peserta didik
sehingga kendala yang muncul dapat diatasi
9. Peserta didik akan termotivasi untuk terus
berbenah diri karena kreativitas sangat
dituntut
10.Dapat meredam egoisme individu setelah
diberi tahu sikapnya
11.Peserta didik dapat lebih bertanggung jawab
pada tugasnya
12.Peserta didik bisa bekerja sama dan saling
menghargai antar teman.
Kelemahan dari Penilaian Sikap
1. Sulit dilakukam pengamatan pada jumlah peserta didik yang
terlalu banyak
2. Membutuhkan alat penilaian yang tepat
3. Memerlukan waktu pengamatan yang cukup lama
4. Menuntut profesionalisme guru karena mengamati peserta
didik yang bervariasi
5. Penilaiannya subyektif
6. Kurang dapat dijadikan acuan karena sikap peserta didik
dapat berubah-ubah
7. Terlalu banyak format yang melelahkan guru, perlu persiapan
yang lengkap
8. Sulit mengadopsi sikap peserta didik yang beragam
9. Sulit menyamakan persepsi karena latar belakang
yang berbeda
10.Sikap peserta didik yang kurang terbuka
menyulitkan penilaian
11.Sangat tergantung situasi yang sedang dialami
peserta didik sehingga hasilnya berpeluang berbeda
12.Jawaban peserta didik sulit diuji kejujurannya
13.Guru lebih menanggapi peserta didik yang aktif saja
sedang yang kurang aktif kurang terpantau
14.Kadang tidak sejalan dengan intelegensinya.
Prosedur Penilaian Kompetensi Sikap
Spiritual dan Sikap Sosial
• Dalam melakukan penilaian kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial harus mengacu pada indikator yang
dirinci dari kompetensi dasar (KD) yang diturunkan dari
komptensi inti (KI) spiritual dan sosial yang ada di
kerangka dasar dan struktur kurikulum untuk setiap
jenjang dari dasar sampai menengah. Oleh karena itu,
guru harus merinci setiap KD dari KI menjadi indikator
pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
yang nantinya akan dinilai oleh guru dalam bentuk
perilaku peserta didik sehari-hari.
Format Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
dan Indikator Sikap Spiritual/Sikap Sosial