Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat


rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “Pembangunan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta”
tepat pada waktunya. Penulisan Makalah ini dalam rangka penyelesaian
tugas mata kuliah “Perundang-Undangan Transdar II” dalam studi
program Diploma IV Transportasi Darat di Sekolah Tinggi Transportasi
Darat Bekasi.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu, disampaikan
kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya


sehingga atas kuasa-Nya lah Kertas Kerja Wajib ini dapat selesai;
2. Dan pihak yang tidak kami sebut satu persatu.

Akhir kata, Penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat diterapkan untuk membantu dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang transportasi Indonesia.

Bekasi, November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………..

Daftar Isi …………………………………………………………….....................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………...... 1


B. Perumusan Masalah ……………………………………………….... 3
C. Maksud dan Tujuan ………………………………………………….. 3
D. Sistematika Penulisan ……….………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Pembangunan Lahan …………………………………….... 5


B. Pengoperasian dan Sistem Kerja Kereta Api Bandara
Soekarno-Hatta ………………………………………………............ 7
C. Rencana Jalur Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta........... 9
D. Keuntungan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta.............. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..……………………………………………..................... 13

B. Saran ……………………………………………………....................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran


transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan-keamanan. Pembangunan sektor transportasi diarahkan
pada terwujudnya sistem transportasi nasional yang handal,
berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efektif dan efisien
dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan,
mendukung mobilitas manusia, barang serta jasa, mendukung pola
distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan
peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan
perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka
perwujudan wawasan nusantara. Perwujudan sistem transportasi nasional
yang efektif dan efisien, menghadapi berbagai tantangan, peluang dan
kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis
seperti otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku
permintaan jasa transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup
serta adanya keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi
tersebut, sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan
disempurnakan dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas,
sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan intra
moda transportasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan,
tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan internasional
dengan memperhatikan kehandalan serta kelaikan sarana dan prasarana
transportasi.
Oleh karena itu dalam rangka peningkatan pelayanan moda
transportasi kereta api merupakan pilihan yang terbaik dalam moda
transportasi massal sekaligus yang memiliki keterpaduan dengan moda
tranportasi lainnya yang terdapat pada UU Nomor 23 Tahun 2007
perkeretaapian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
transportasi nasional yang diselenggarakan berdasarkan yang salah
satunya asas keterpaduan. Oleh karena itu presiden membuat Peraturan
Presiden Nomor 83 tahun 2011 mengenai penugasan kepada PT Kereta
Api Indonesia (Persero) untuk menyenggarakan prasarana dan sarana
kereta api Badar Udara Sekarno-Hatta dan Jalur lingkar Jakarta-Bogor-
Tanggerang-Depok–Bekasi. Tujuannya untuk melayani angkutan
penumpang ke Bandar Udara Soekarno-Hatta melalui Kota Tangerang dan
penumpang kereta api di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
melalui Jalur Lingkar (Circular Line), diperlukan upaya pengembangan
infrastruktur kereta api sehingga perlu mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mewujudkan infrastruktur kereta api tersebut untuk
mengembangkan infrakstruktur kereta api peru menugaskan PT Kereta
Api Indonesia (Persero) untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana
Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta dan jalur Lingkar Jakarta-Bogor-
Depok-Tanggerang-Bekasi.
B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah:


1. Bagaimana sistem pembangunan lahan untuk membangun kereta
api bandara soekarno hatta
2. Apa keuntungan yang didapat dari adanya pembangunan kereta api
bandara soekarno hatta
3. Bagaimana sistem kerja maupun pengoperasian yang diterapkan
pada kereta api bandara soekarno hatta.

C. Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dalam penulisan paper ini:

1. Untuk memenuhi tugas paper matakuliah perundang – undangan II


2. Untuk dapat mengetahui bahwa kereta api dapat terintegrasi
dengan moda lain
3. Untuk mengetahui jalur yang akan diterapkan pada kereta api
bandara soekarno hatta
4. Untuk mengetahui adanya keuntungan yang didapat dengan
adanya pembangunan kereta api bandara soekarno hatta.
D. Sistematika Penulisan

Paper ini terdiri atas:

 Bab I Pendahuluan

Pada Bab I Pendahuluan ini terdiri atas latar belakang, perumusan


masalah, maksud dan tujuan.

 Bab II Pembahasan

Bab pejelasan terdiri dari penjelasan mengenai sistem pembangunan


lahan (pembebasan lahan, pendanaan, dan proyek yang berjalan
bagaimana) dalam pembangunan kereta api Bandara Soekarno-Hatta.
Membahas juga tentang penerapan kereta api Bandara Soekarno-Hatta
mulai dari pengoperasian, sistem kerja, rencana Jalur yang dilalui kereta
Bandara Soekarno-Hatta serta keuntungan adanya pembangunan kereta
api Bandara Soekarno-Hatta.

 Bab III Penutup

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang mengenai
penjelasan yang terdapat dalam bab pembahasan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem pembangunan lahan

Ketepatan waktu masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari –


hari telah kita ketahui banyak terhambat oleh berbagai faktor. Salah satu
faktornya adalah adanya kemacetan. Adanya kemacetan di Jakarta pada
saat ini sudah tidak dapat lagi diatasi hanya dengan sekedar menambah
lebar jalan saja, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Dari
adanya pengadaan penertiban penggunaan kendaraan mobil hingga
dibuatnya jalur bus yang mampu terintegrasi dengan berbagai moda lain.
Dengan adanya hal tersebut kita tahu bahwa nyatanya ketepatan waktu
pengguna kendaraan umum belum terpenuhi. Sehigga pemerintah
berencana dengan adanya pengadaan kereta api Bandara Soekarno Hatta.
Kereta api ini sebagai salah satu bentuk dalam upaya pemerintah
memenuhi kebutuhan masyarakat yang memiliki ketepatan waktu dalam
menjalankan kegiatan sehari – harinya termasuk ketika kegiatan tersebut
menyangkut adanya integrasi dengan simpul seperti Bandara Soekarno -
Hatta. Untuk itu pemerintah berupaya membangun adanya transportasi
antar moda di Bandara Soekarno-Hatta.

Dengan adanya pembangunan kereta api Bandara Soekarno Hatta ini


maka perlu adanya pula pembebasan lahan agar dapat membangun
adanya jalur yang nantinya akan dilewati oleh kereta api tersebut.
Pembebasan lahan ini adalah dengan adanya pengadaan lahan sepanjang
jalur menuju Bandara Soekarno-Hatta. Pengadaaan lahan untuk
pembangunan jalur ganda Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang
dari stasiun Batu Ceper ke stasiun Bandara Soetta ini sepanjang 12,1 km.
Jumlah bidang yang diperlukan untuk pembangunan jalur kereta api
Bandara Soekarno-Hatta adalah 815 bidang atau 36 hektare yang meliputi
lima kecamatan dan delapan kelurahan. Dengan adanya rencana tersebut
KAI tinggal menunggu sikap Badan Pertanahan Nasional Kota Tangerang
untuk melunasi pembebasan lahan milik warga yang berada di antara
Stasiun Batuceper, Tangerang, dan Bandara Soekarno-Hatta. Semua
warga sudah bersedia untuk membebaskan lahannya.

Dalam proses pelunasan dilakukan setelah ada verifikasi dari BPN


(Badan Pertanahan Nasional). Biaya yang dikeluarkan dalam proyek
pembangunan kereta api Bandara Soekarno-Hatta yaitu untuk prasarana
dan sarana kereta Bandara Soekarno-Hatta mencapai Rp 2,5 triliun. PT
KAI mendapat pinjaman Rp 1,45 triliun dari empat sindikasi bank yaitu
Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA untuk membangun prasarana proyek
tersubut. Sementara Railink mendapat pinjaman Rp 612 miliar dari
sindikasi bank yang sama untuk pengadaan sarana kereta
bandara. Dengan adanya pinjaman-pinjaman itu, Direktur Keuangan PT
Kereta Api Indonesia (Persero) berharap target kereta bandara sudah
mulai beroperasi pada akhir 2016. Pembangunan stasiun dan rel Kereta
Api (KA) Bandara Soekarno Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten sudah
mulai berlangsung. Proses konstruksi ditargetkan tuntas akhir 2016.
Konstruksi pembangunan Airport Railway Station (ARS) atau Stasiun
Antar Moda di area Bandara Soetta menjadi tanggungjawab PT Angkasa
Pura II (Persero).
Gambar : Proses Pembabasan dan pembangunan Jalur
Kerea Api Bandara Soekarno-Hatta

B. Pengoperasian dan Sistem Kerja Kereta Api Bandara Soekarno-


Hatta

Saat beroperasi akhir 2016 pengoperasian kereta api bandara


Soekarno-Hatta telah membangun Airport Railway Station (ARS) dirancang
untuk melayani 2 moda yakni KA Bandara dan Automated People Mover
System (APMS). APMS akan dibangun oleh AP II APMS merupakan kereta
tanpa masinis seperti monorel yang akan menghubungkan antar teminal
di Bandara Soekarno-Hatta yang bertujuan untuk mempermudah dalam
melakukan perpindahan antara terminal 1,2, dan 3.

Untuk pengoperasian kereta api Bandara Soekarno-Hatta PT Railink


menjadwal keberangkatan kereta api (KA) dari stasiun yang
menghubungkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), akan
disesuaikan dengan jadwal di bandara waktunya tidak akan jauh berbeda
dengan waktu keberangkatan pesawat. Hal tersebut, dikarenakan jadwal
stasiun kereta akan bersinergi dengan jadwal keberangkatan pesawat.

Jadi dapat dipastikan penumpang tidak akan terlambat. Selain itu,


nantinya kenyamanan dan kepastian akan dijual di stasiun kereta yang
terhubung ke bandara tersebut. Meskipun harga tiketnya lebih mahal dari
tiket bus Damri (100 ribu/tiket) namun Railink dan PT KAI optimis projek
ini akan banyak dipilih masyarakat. PT Kereta Api Indonesia dan PT
Angkasa Pura II akan memulai pembangunan jalur ganda kereta Bandara
Soetta dari Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Bandara Soetta sepanjang 12
km. Operasionalnya melalui Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Baru
Duri, sampai ke Batu Ceper, dan masuk ke bandara. Antara 30-40 menit
dari Sudirman. System pembelian tiket tersebut dilakukan secara
langsung, pembayaran melalui perbankan, dan menyediakan vending
machine. Kereta Bandara ini terdiri dari enam kereta yang bisa memuat
272 penumpang. Kereta tersebut juga diperkirakan hanya membutuhkan
waktu tempuh 50-60 menit dari Manggarai sampai Bandara Soekarno –
Hatta. KA Bandara ini juga akan terintegrasi dengan halte Transjakarta
dan Mass Rapid Transit (MRT). Ada 124 perjalanan kereta dalam sehari
dan kereta tersebut tidak diperuntukkan untuk penumpang yang berdiri
dan akan memberikan pelayanan yang maksimal demi kenyamanan
penumpang.

Gambar : Desain Airport Railway Station (ARS)


C. Rencana Jalur Kereta Bandara Soekarno Hatta

Untuk rencana jalur kereta api Bandara Soekarno-Hatta pemerintah


juga melakukan perombakan terhadap Stasiun Manggarai karena sebagai
titik awal pemberangkatan. Desain Stasiun Manggarai sebagai titik
pemberangkatan kereta api Bandara Soekarno-Hatta mengakomodasi
sirkulasi penumpang di dalam area stasiun saat kereta beroperasi pada
2016.

Alur sirkulasi penumpang di Stasiun Manggarai, menggunakan jalur


bawah tanah (underpass) yang terhubung dengan peron kereta bandara.
Desain ini dipilih agar penumpang bisa menyeberang dengan leluasa saat
kegiatan di lintasan kereta semakin sibuk. Jalur kereta bandara
membentang sepanjang 36,3 kilometer dari Stasiun Manggarai hingga
Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Ada sejumlah stasiun yang bakal
dilewati, yaitu Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, dan Stasiun Batu
Ceper. Jalur dari Stasiun Manggarai hingga Batu Ceper, sepanjang 24,2
kilometer, merupakan jalur yang sudah ada (existing).
Sedangkan sisanya, dari Stasiun Batu Ceper hingga Stasiun Bandara,
sekitar 12,1 kilometer, adalah jalur baru. Total biaya pembangunan
mencapai Rp 2,5 triliun. Selain menyelesaikan desain stasiun, persiapan
lain yang tengah diurus adalah penyempurnaan dokumen perizinan
pembangunan Stasiun Sudirman Baru kepada pemerintah DKI. Stasiun itu
khusus melayani penumpang kereta bandara. Pengurusan perizinan yang
sama juga dilakukan untuk Stasiun Duri. Pengerjaan desain, dikerjakan
secara simultan dengan proses pembersihan di lahan yang sudah
dibebaskan. Proses pembayaran sekitar 40 persen dari 36 hektare lahan
yang harus dibebaskan sudah selesai. Tahap ini akan diikuti dengan
pembuatan rel, pengaturan persinyalan, dan pemasangan listrik aliran
atas. pembuatan rel yang berada dalam kawasan bandara dikerjakan oleh
PT Railink, anak perusahaan PT KAI, dan PT Angkasa Pura II yang akan
mengelola kereta bandara. Sedangkan aset berupa rel dan stasiun tetap
menjadi milik PT KAI pembangunan bakal selesai dalam dua tahun.

Sarana yang digunakan dalam pengoperasian KA Bandara itu


merupakan buatan PT INKA dan akan beroperasi terdiri dari enam
gerbong dengan kapasitas tempat duduk 54 penumpang setiap
gerbongnya, sehingga 324 penumpang bisa diangkut dalam satu kali
perjalanan. Waktu keberangkatan setiap 10 menit. Interior kereta tersedia
kabin dengan ruang untuk bagasi, ini setara dengan interior pada kereta
jarak jauh kelas bisnis. Susunan tempat duduk 2x2 dengan lorong yang
luas. Fasilitas lain, akan ditampilkan informasi penerbangan. Yang paling
menarik, kereta ini akan menyediakan fasilitas WiFi.

Gambar : Sarana Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta


Gambar : Jalur Kereta Api Jakarta ke Bandara
Soekarno-Hatta

D. Keuntungan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta

Pembangunan kereta Api Bandara Soekarno-Hatta bertujuan untuk


meningkatkan aksesbilitas perjalanan menuju Bandara Soetta. Hakikatnya
pada sistem transportasi terdapat beberapa variabel yang digunakan
penumpang untuk memilih moda yang digunakan salah satunya yaitu
efisiensi waktu. Dengan adanya pembangunan KA Bandara banyak
keuntungan yang diperoleh yaitu:

 Menyingkat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Bandara


Soetta dari Stasiun Manggarai Jakarta hanya 57 menit. Hal tersebut
lebih efisien ketimbang menggunakan moda transportasi jalan raya.
Dibandingkan jika menggunakan naik mobil harus menghabiskan 1
sampai 2 jam. Nantinya, kereta Bandara Soetta rencananya
beroperasi dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Bandara Soetta,
melewati Stasiun Sudirman Baru, Duri, dan Batu Ceper sebagai
stasiun pemberhentian.
 Mengurangi volume kendaraan di jalan raya sehingga dapat
mengurangi adanya kemacetan.
 Dan banyak keutungan yang di peroleh daripembanguan KA
Bandara ini khusus mansyarakat Kota Tanggerang Keberadaan
kereta api (KA) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) diyakini akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang, Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Tanggerang pertumbuhan ekonomi tahun ini ditargetkan 6,5-6,7%.
Bila KA ekspres Bandara Soetta beroperasi, pihaknya optimistis
pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7%. keberadaan transportasi
massal seperti halnya kereta api akan merangsang sektor bisnis.
Apalagi, Pemkot Tangerang akan menjadikan Stasiun Batuceper,
Tangerang akan dijadikan sebagai terminal pemberhentian
antarmoda. Berdasarkan pendataan awal, sektor yang akan
tumbuh, seperti transportasi, ritel, hotel, telekomunikasi hingga
perdagangan. Sejak 2009-2013, sektor perdagangan, hotel dan
restoran di Tangerang hanya tumbuh 9,68%. Sementara sektor lain
yang lebih tinggi pertumbuhannya adalah pengangkutan dan
telekomunikasi sebesar 10,31%. keberadaan Bandara Soekarno-
Hatta dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi
masyarakat sekitar. Pembangunan jalur Kereta Api Bandara
Soekarno-Hatta akan sangat membantu para traveler yang selama
ini menggunakan moda transportasi lain ke bandara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Kereta api ini sebagai salah satu bentuk dalam upaya pemerintah
memenuhi kebutuhan masyarakat yang memiliki ketepatan waktu
dalam menjalankan kegiatan sehari – harinya termasuk ketika
kegiatan tersebut menyangkut adanya integrasi dengan simpul
seperti Bandara Soekarno - Hatta. Untuk itu pemerintah berupaya
membangun adanya transportasi antar moda di Bandara Soekarno
– Hatta.
 Jadwal yang terdapat stasiun kereta akan bersinergi dengan jadwal
keberangkatan pesawat. Jadi dapat dipastikan penumpang tak akan
terlambat. Selain itu, nantinya kenyamanan dan kepastian akan
dijual di stasiun kereta yang terhubung ke bandara tersebut.
 Jalur kereta bandara membentang sepanjang 36,3 kilometer dari
Stasiun Manggarai hingga Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Stasiun
yang bakal dilewati, yaitu Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, dan
Stasiun Batu Ceper.
 Pembangunan kereta Api Bandara Soekarno-Hatta bertujuan untuk
meningkatkan aksesbilitas perjalanan menuju Bandara Soetta.
Mengurangi volume kendaraan di jalan raya sehingga dapat mengurangi
adanya kemacetan serta keutungan yang di peroleh dari pembanguan KA
Bandara ini khusus mansyarakat Kota Tanggerang Keberadaan kereta api
(KA) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) diyakini akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang.
B. Saran

Berdasarkan dari hasil penjelasan yang telah dipaparkan, rencana


pembangunan kereta bandara soetta merupakan salah satu rencana yang
sangat dimungkinkan untuk pengintegrasian moda transportasi. Hanya
saja pembangunan kereta bandara soetta tidak termasuk ke dalam
rencana induk transportasi nasional.
Saran untuk pemerintah :
 Melakukan perencanaan ulang untuk kereta bandara sehingga
pembangunan kereta bandara merupakan salah satu bagian dari
rencana untuk meningkatkan aksesibilitas serta integrasi antar
moda.
 Melakukan pembangunan kereta bandara di daerah-daerah lain.
Sehingga pembangunan kereta bandara ini tidak hanya dilakukan di
pusat tetapi juga menyeluruh.
 Membangun kereta api yang terintegrasi dengan berbagai simpul
seperti bandara, pelabuhan, dan terminal agar kemudahan untuk
mendapatkan akses bagi pengguna jasa transportasi terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai