Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN

PENGENALAN JEMBATAN
SEJARAH JEMBATAN TANO PONGGOL

DI SUSUN OLEH :

JAHIRAS SIRINGORINGO
18.811.0067

DOSEN PEMBIMBING :
SURTA RIA NURLIANAPANJAITAN ST, MT

FAKULTAS TEKNIK
PRODI SIPIL
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air
atau lalu lintas biasa. Jembatan yang berada diatas jalan lalu lintas biasanya disebut
viaduct. Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Jembatan – jembatan tetap.
2. Jembatan – jembatan dapat digerakkan.
Kedua golongan jembatan tersebut dipergunakan untuk lalu lintas kereta api dan lalu
lintas biasa ( Struyk dan Veen, 1984).
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilang
sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi
permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya
mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan estetika-
arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis, Aspek estetika (Supriyadi
dan Muntohar, 2007).
Menurut (Asiyanto 2008) jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang
terdiri dari rangkaian batang – batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.
Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan
kepada batang – batang baja struktur tersebut, sebagai gaya – gaya 9 tekan dan tarik,
melalui titik – titik pertemuan batang (titik buhul). Garis netral tiap – tiap batang yang
bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk
menghindari timbulnya momen sekunder.
Peranan jembatan terhadap transportasi Jalan merupakan alat penghubung
antara daerah yang penting sekali bagi penyelenggaraan pemerintah, ekonomi
kebutuhan sosial, perniagaan, kebudayaan, pertahanan. Trasportasi sangat penting
bagi ekonomi dan pembangunan negara dan bangsa. Maju – mundurnya suatu negara,
terutama dalam bidang ekonomi sangat tergantung pada baik dan tidaknya sistem
transportasi yang ada. Baik tidaknya atau lancar tidaknya transportasi sangat
tergantung pada alat – alatnya, antara lain yang terpenting kendaraan – kendaraannya,
sistem transportasi, tranportation policy dan pada keadaan jalannya. Jembatan adalah
bagian dari jalan itu. Jembatan sangat menentukan pula kelancaran transportasi.
Peranan jembatan yang sangat penting dalam menopang sistem transportasi darat
yang ada, maka jembatan harus kita buat cukup kuat dan tahan, tidak mudah rusak.
Kerusakan pada jembatan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu
lintas jalan, terlebih – lebih di jalan yang lalu lintasnya padat seperti di jalan utama, di
kota, dan di daerah ramai lainnya. Kemacetan lalu lintas dalam kota bisa terjadi
karena adanya suatu perbaikan jembatan. Berpuluh – puluh bahkan ratusan kendaraan
berhenti berderet – deret menunggu giliran untuk lewat jembatan. Berapakah kerugian
yang diderita sebagai akibat dari waktu yang hilang itu?. Beberapa kerugian yang
nyata itu dapatlah kita sebut, diantaranya penghambatan kecepatan angkut dari
kendaraan – kendaraan. Kecepatan angkut sangat penting 10 pengaruhnya dalam
bidang ekonomi, kestabilan harga – harga, kelancaran distribusi dan lain sebagainya
(Subarkah, 1979).

B. SEJARAH JEMBATAN TANO PONGGOL


Tano Ponggol tentu tidak asing lagi bagi kita, khususnya masyarakat yang
berasal dari Kabupaten Samosir. Tano Ponggol dalam bahasa asli lokal disebut Tano
Magotap, yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera yang terletak
sebelah Barat Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Sebutan
Tano Ponggol/ Tano Magotap dilatarbelakangi sejarahnya. Konon sebelum masa
penjajahan Hindia Belanda Pulau Samosir menyatu dengan Sumatera dan pada
masanya belum ada kata pulau tetapi hanya Samosir.
Sekitar Tahun 1900-an, waktu itu Indonesia masih dijajah Belanda termasuk
Samosir, dan pada saat itu yang berkuasa di Pemerintahan Hindia Belanda adalah
Ratu Willhelmina (pengakuan orang tua dulu yang ikut kerja paksa menggali Tano
Ponggol).
Sekitar 1905 Pemerintah Hindia Belanda memerintahkan kepada Tentara Belanda
yang ada di Sumatera Utara, untuk melakukan kerja paksa menggali tanah sepanjang
1,5 km dari ujung lokasi Tajur sampai dengan Sitanggang Bau. Kerja paksa atau rodi
(istilah lokal) sangat menyedihkan. Bekerja dengan tanpa gaji, dijaga ketat dan
dengan ancaman senjata api yang diarahkan ke para pekerja.
Kurang lebih 3 tahun rodi, Danau Toba sebelah Utara dan sebelah Selatan
akhirnya tersambung dan tidak ada lagi daratan yang menghubungkan Samosir
dengan Sumatera. Maka muncullah kata sebutan baru yaitu (1) hasil kerja rodi disebut
Tano Ponggol dan (2) Samosir menjadi Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba,
dihubungkan jembatan dengan pulau Sumatera dinamakan Jembatan Tano Ponggol.
Dalam sebuah tulisan di pusukbuhit.com, dikatakan bahwa Tano Ponggol diresmikan
pada tahun 1913 oleh Kerajaan Belanda oleh Ratu Willhelmina, dan Tano Ponggol
disebut Terusan Willhelmina. Demikian pengakuan kakek dari penulis tulisan
tersebut, yang ikut dalam kerja rodi pada saat itu. Namun demikian, kebenarannya
masih perlu ditelusuri lebih dalam lagi.
Sejak kemerdekaan hingga tahun 1980-an, Tano Ponggol adalah tempat yang
popular sebagai tempat transit perdagangan hasil bumi dari Samosir seperti bawang,
kacang (hasil utama saat itu) dengan tujuan kota dagang kecil yaitu Haranggaol setiap
hari Senin dan Tigaras setiap hari Jumat, dengan kendaraan danau (seperti kapal/solu-
solu penumpang Tomok – Ajibata sekarang). Lalu lalangnya kapal melalui Tano
Ponggol juga dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berdagang Jagung Bakar. Tidak
dijelaskan apa yang menjadi latarbelakang pengerjaan Tano Ponggol saat itu. Namun
mungkin, salah satu kemungkinan yang dapat kita pikirkan, alasan penggalian kanal
Tano Ponggol akan mirip dengan alasan pembangunan terusan Suez atau terusan
Panama.
BAB II
ISI

A. PEMBANGUNAN JEMBATAN TANO PONGGOL


Pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol dikerjakan oleh kontraktor
pelaksana PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) tahun 2020-2022 senilai Rp 157 miliar. "Prinsipnya adalah
mengubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak
bagi ekonomi lokal dan nasional," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui
keterangan tertulisnya
Danau Toba sendiri telah ditetapkan sebagai 5 KSPN Prioritas/DPSP sesuai
dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Borobudur di Magelang, Jawa
Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo di Nusa
Tenggara Timur (NTT) atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016. Sementara itu, Kepala Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut Selamat Rasidi mengatakan, Tano
Ponggol merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang
berada di tengah Danau Toba. Nantinya, jembatan tersebut akan dihiasi ornamen
Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi masyarakat Batak.
Tujuannnya, menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah
wisatawan. Rasidi mengatakan, saat ini masih terdapat sejumlah lahan yang belum
berhasil dibebaskan sekitar 31 persen. Selain itu, menurutnya, juga masih ada kendala
di lapangan berupa utilitas yang belum dipindahkan oleh pihak pengelola. "Masih ada
masalah utilitas yaitu utilitas PLN dan PDAM yang berada di daerah alur lahan juga
belum di relokasi," ujarnya. Selain pembangunan jembatan tersebut telah dilakukan
pula pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol oleh Balai Wilayah Sungai (BWS)
Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dari 25 meter menjadi 80 meter
sepanjang 1,2 kilometer sehingga dapat dilewati oleh kapal pesiar.

B. TUJUAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TANO PONGGOL


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah
melaksanakan pekerjaan konstruksi Jembatan Aek Tano Ponggol di Sumatera Utara
(Sumut) dengan panjang total 294 meter untuk mendukung pengembangan Danau
Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas/Destinasti
Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Pengerjaan jembatan yang menghubungkan Pulau
Sumatera dengan Pulau Samosir tersebut dengan direncanakan rampung pada tahun
2022.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur
pada setiap KSPN/DPSP direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan,
penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan
hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
“Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan
memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki. Danau
Toba sendiri telah ditetapkan sebagai 5 KSPN Prioritas/DPSP sesuai dengan visi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Borobudur di Magelang, Jawa Tengah,
Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur
(NTT) atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2016.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara
Selamat Rasidi mengatakan, Tano Ponggol merupakan satu-satunya akses darat untuk
menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba. “Harapannya keberadaan
jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku
Batak dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang
hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat,” kata Rasidi. Ia menuturkan, saat ini
tengah dilaksanakan pekerjaan memasang bor pile dan tiang pancang pekerjaan
pondasi jembatan. Sebelumnya menurut Rasidi pekerjaan pile cap pada P1 dan P2
jembatan sudah selesai, saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan di P3 yakni
penulangan untuk bor pile.
Jembatan Aek Tano Ponggol dengan panjang 294 meter terbagi menjadi
jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. Rasidi
mengatakan, pada jembatan utama terdiri dari 3 bentang, dengan bentang utamanya
sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan
untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed
I girder.

Rasidi mengungkapkan, saat ini masih terdapat sejumlah lahan yang belum
berhasil dibebaskan sekitar 31 persen. Selain itu menurutnya juga masih ada kendala
di lapangan berupa utilitas yang belum dipindahkan oleh pihak pengelola utilitasnya.
“Masih ada masalah utilitas yaitu utilitas PLN dan PDAM yang berada di daerah alur
lahan juga belum di relokasi,” ungkapnya. Pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol
nantinya akan mengantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting)
dengan panjang 16 meter. Konstruksinya dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT.
Wijaya Karya (Persero) Tbk bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) tahun 2020-2022 senilai Rp.157 miliar. Selain pembangunan jembatan
tersebut telah dilakukan pula Pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol oleh Balai
Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dari 25 meter
menjadi 80 m sepanjang 1,2 Km sehingga dapat dilewati oleh kapal pesiar.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan makalah diatas pembangunan jembatan tano ponggol dusamosur masih
berjalan. Anggran pembangunan tano ponggol berkisar 157 miliar yang dilaksana kan
oleh PT Wijaya karya persero
B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak kesalahn dalam penulisan kalimat yang kurang tepat
maupun tidak mengunakan kata baku yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai