Anda di halaman 1dari 3

Sinergitas Jalan Tol Sumatera dan Jembatan Selat Sunda

Mega proyek jembatan selat sunda (JSS) yang pernah diwacanakan semasa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono - Boediono sempat menjadi hot issue dalam kurun beberapa waktu. Proyek
tersebut sudah tertuang dalam master plan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia (MP3EI) hingga tahun 2025. Proyek yang diperkirakan menelan dana sebesar Rp 225
triliun sepanjang 30 km itu menurut Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Lukita
Dinarsyah Tuwo (Suara Pembaruan, 06 Juli 2012) kini tertunda pada masa pemerintahan Joko
Widodo Jusuf Kalla. Alasan utama dari penghentian proyek tersebut menurut info dari media
yang didapat yaitu menyangkut masalah dana yang sangat membebani APBN dan di masa
pemerintahan sekarang, Jokowi ingin memfokuskan pada program poros maritim agar identitas
bangsa Indonesia sebagai negara maritim tetap melekat di mata dunia internasional. Untuk itu,
Jokowi dan JK akan memfokuskan program pada pengembangan transportasi laut.
Sebagai pengganti dari penundaan program pembangunan jembatan selat sunda yang
menghubungkan dua pulau yaitu Sumatera dan Jawa, Presiden Jokowi memfokuskan pada
program pembangunan Tol Trans Sumatera sepanjang 2048 km dengan estimasi biaya sebesar
Rp 290 triliun (Kompas, 27 Feb 2015). Tentunya masyarakat Indonesia ingin mengetahui apakah
alasan pemerintah Jokowi JK ingin menghentikan proyek pembangunan jembatan selat sunda
tersebut dan mengalihkannya ke proyek pembangunan jalan tol trans sumatera. Menurut Ahmad
Sucipto (2014) yang dikutip dari http://politik.kompasiana.com/2014/11/11/analisa-ekonomipolitik-pembangunan-jembatan-selat-sunda-690979.html, ada tiga alasan mendasar, yaitu
pertama, secara paradigmatik, JSS adalah turunan paradigma pulau besar yang memandang laut
sebagai pemisah, atau semacam sungai besar. Manusia penghuni pulau besar cenderung
memaksakan kudanya (untuk zaman sekarang : mobil) untuk menyeberang. Padahal jelas sekali
paradigma kepulauan memandang laut dan selat justru sebagai penghubung (jembatan)
alamiah. Dengan paradigma kepulauan (maritim) tersebut, kapal menjadi alat angkut yang cocok
untuk memanfaatkan daya dukung laut. Alasan kedua, secara topologi, jembatan hanya solusi
jarak terpendek yang lahir dari cara berpikir manusia penghuni pulau besar. Untuk negara
kepulauan, kehadiran satu jembatan justru menuntut adanya jembatan tambahan agar
konektivitas dapat dipertahankan. Air laut dan sistem Kapal Ferry yang canggih dapat sebagai
jembatan alamiah dalam jumlah tak terbatas sehingga mempertahankan konektivitas antar pulau.
Alasan ketiga adalah satu jembatan yang menghubungkan dua pulau, hanya akan
menguntungkan kawasan kaki-kaki jembatan saja. Para spekulan tanah dan tuan tanah yang
menguasai kawasan kaki jembatan (Banten dan Lampung) yang paling diuntungkan.
Penulis berpendapat bahwa seperti sudah menjadi suatu tradisi dalam suatu pemerintahan di
Negara ini yaitu ganti pemimpin ganti kebijakan sehingga kebijakan atau program yang telah
dicanangkan di era pemerintahan yang lama tak banyak yang dapat dilanjutkan oleh
pemerintahan yang baru selanjutnya oleh karena berbeda juga visi dan misinya untuk Negara
yang akan dipimpinnya selama periode 5 tahun ke depan. Menurut pandangan penulis sebagai

orang awam, sebenarnya ada beberapa dampak positif dengan adanya pembangunan jembatan
selat sunda, yaitu pertama meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat baik di pulau jawa
maupun sumatera karena akan banyak membuka peluang usaha dan mengefisiensikan biaya
logistik. Kedua, pemerataan pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat yang selama ini hanya
berfokus di pulau jawa. Dengan begitu transportasi juga akan semakin cepat dan lancar yang
selama ini ditempuh dalam waktu hampir 3 jam untuk menyeberang dari pulau sumatera jawa
dan sebaliknya dengan menggunakan moda transportasi kapal laut, kini dapat ditempuh dalam
waktu maksimal 1 jam untuk menyeberang. Ketiga, akan mengurangi kepadatan penduduk dan
kemacetan lalu lintas di pulau jawa khususnya di ibukota Negara DKI Jakarta yang sudah
bertahun tahun menjadi polemik yang belum bisa terpecahkan selama ini. Keempat, sudah
saatnya kita sebagai bangsa Indonesia menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kita
adalah bangsa yang beradab dengan perkembangan teknologi yang sudah maju serta mampu
mensejajarkan diri dengan Negara Negara lain di dunia. Dalam pidato kenegaraan presiden
SBY tanggal 16 Agustus 2013 mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia periode
2009-2013 mencapai rata-rata 5,9% per tahun yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Dengan demikian sebenarnya Indonesia mampu untuk merealisasikan pembangunan JSS
tersebut.
Rencana Presiden Jokowi untuk pembangunan tol trans sumatera disambut baik oleh masyarakat
di pulau sumatera karena tentunya akan memberikan manfaat positif bagi masyarakat di pulau
sumatera. Menurut penulis sebagai orang awam, dengan adanya tol trans sumatera dapat
memberikan beberapa manfaat, yaitu pertama transportasi semakin lancar dan cepat yang
menghubungkan antar propinsi di pulau sumatera yang sebelumnya ditempuh dalam waktu
sangat lama. Kedua, jika transportasi lancar dan cepat maka akan mengurangi biaya logistic bagi
para pengusaha dan mengundang para investor untuk berinvestasi di pulau sumatera. Ketiga,
mengurangi beban APBD pemerintah daerah dalam hal pemeliharaan jalan karena kendaraan
dengan tonase berat yang melewati jalan propinsi/kabupaten/kota berkurang dengan adanya jalan
tol tersebut.
Kedua mega proyek tersebut sebenarnya sama sama memberikan dampak yang positif bagi
masyarakat Indonesia khususnya di pulau sumatera dan jawa. Saat ini hanya masalah skala
prioritas yang menjadi persoalannya bagi pemerintahan Jokowi-JK mengingat keterbatasan
anggaran untuk menetapkan proyek manakah yang akan didahulukan berdasarkan hitung
hitungan benefit secara financial yang akan diperoleh nantinya. Menurut pandangan penulis,
sebetulnya kedua mega proyek tersebut baik JSS maupun TTS memiliki sinergitas. Pertama, jika
pembangunan tol trans sumatera telah sukses dan berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat pulau sumatera maka akan memancing investor dan masyarakat yang ada di pulau
jawa dan lainnya untuk menanamkan usahanya di pulau sumatera sehingga akan menjadi sumber
pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) di tiap- tiap pemerintahan daerah. Kedua,
pemerintahan daerah dan masyarakat akan semakin menggali potensi ekonomi di tiap tiap
daerah yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi baik di sector industri, pendidikan,

pertanian, maupun pariwisata. Ketiga, transportasi yang lancar dan cepat melalui jalan tol trans
sumatera juga sebaiknya di dukung dengan kelancaran transportasi dan cepat dari berbagai pulau
di luar sumatera termasuk pulau jawa yang akan masuk ke sumatera untuk mengurangi biaya
logistic.
Dengan demikian sekali lagi ini hanyalah masalah prioritas pembangunan karena kedua mega
proyek tersebut seharusnya memiliki sinergitas. Ibarat pepatah mengatakan sekali mendayung
dua-tiga pulau terlampaui, dengan adanya JSS pemerintah melakukan pembangunan ekonomi
untuk mensejahterahkan masyarakat di dua pulau sekaligus yaitu jawa dan sumatera. Jika kedua
proyek tersebut berhasil sukses, ini dapat dijadikan sebagai pilot project untuk melakukan proyek
yang sama pada pulau pulau lain khususnya yang berada di kawasan Indonesia tengah dan
timur.

NAMA PENULIS

: MEYER E.SIHOTANG

PEKERJAAN

: PNS KOTA METRO

NOMOR HP

: 081806104733, 085269221287

NO.REKENING

: 571101007863534 - BANK BRI An. MEYER EINSTEIN SIHOTANG

Anda mungkin juga menyukai