Anda di halaman 1dari 3

Teks Editorial

Layanan Transportasi Publik

(Pengenalan Isu)

Dari tahun ke tahun, kemacetan menjadi masalah yang terus bertambah parah. Anekdot kemudian
bermunculan seperti “Tua di Jalan” datang untuk mengkritik pemerintah mengenai kebijakannya dalam
mengatur transportasi Indonesia. Kemacetan di jalan tetap terjadi dan semakin parah memang hasil
yang logis dari beberapa faktor, seperti meningkatnya jumlah penduduk, naiknya jumlah pembelian
kendaraan pribadi, dan lambatnya pembangunan infrastruktur penghubung antar lokasi.

(Argumentasi)

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO, pada tahun 2019, Indonesia menduduki
peringkat kedelapan di Asia Tenggara dengan tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas, dengan
data kematian mencapai 12,2 persen dari 100.000 populasi.Hal ini tentu saja dapat diminimalisasi
dengan beralihnya kebiasaan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum atau transportasi
publik.

Saat ini, peran pemerintah sangat penting dalam hal pembangunan infrastruktur transportasi, baik dari
kualitas armada maupun fasilitas yang memudahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi
umum. Bisa diambil contoh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur memaksimalkan layanan
transportasi publik yaitu dengan membuka Trans Jatim Koridor II rute Mojokerto - Sidoarjo untuk
meminimalisir kemacetan, memperindah wajah transportasi di Jawa Timur dan mengurangi kecelakaan
bagi masyarakat.

Dengan beropersinya koridor II, maka bupati dan Wali Kota Mojokerto optimis wisatawan akan banyak
berkunjung dan berbelanja, sehingga menggerakkan sektor UMKM di Kabupaten dan Kota Mojokerto.
Namun, tantangan selanjutnya adalah jika masyarakat tidak menggunakan Transportasi publik, akan sia-
sia pemerintah memadahi layanan tersebut dan tidak bisa mengurangi kemacetan yang terjadi.

(Penegasan)

Keadaan ini tentunya tak hanya dihadapi Indonesia. Banyak negara lain dengan kondisi yang relatif
sama, tapi cukup berhasil mengatasi masalah kemacetan tersebut dengan mengembangkan transportasi
umum yang memadai. Maka dari itu kemacetan bisa kita hindari dengan menggunakan Transportasi
publik untuk meminimalisir kemacetan dan kecelakaan. Untuk itu perlu kesadaran masing-masing
individu.

Teks Berita
Gubernur Khofifah Janji Maksimalkan Layanan Transportasi Publik

Setelah sukses dengan Trans Jatim Koridor I, rute Sidoarjo – Surabaya - Gresik, Pemerintah Provinsi Jawa
Timur (Pemprov Jatim) terus melakukan inovasi transportasi publik dengan menambah Trans Jatim
koridor II rute Mojokerto – Sidoarjo.

“Mudah-mudahan Trans Jatim Koridor II memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, kita akan
terus memaksimalkan layanan transportasi publik,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar
Parawansa usai Pembukaan Koridor II Trans Jatim rute Terminal Kertajaya (Mojokerto) - Terminal
Purabaya (Sidoarjo) dan Integrasi Pembayaran Transjatim dan Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan
menggunakan Kartu Multi Trip (KMP) di Kota Mojokerto, Minggu (20/8/2023).

Gubernur minta, Dinas Perhubungan Jatim jangan pernah berhenti berinovasi, teruslah membangun
sinergi dengan seluruh stakeholders yang memungkinkan untuk percepatan transportasi publik di Jawa
Timur. “Semangat Kemerdekaan, ada perjuangan ada pengorbanan. Gus Dur seringkali berpesan setiap
kehidupan butuh perjuangan, setiap perjuangan butuh pengorbanan, setiap pengorbanan besar
pahalanya,” tuturnya.

“Seluruh inovasi yang kita lakukan semuanya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan dan
Insyaallah itu besar pahalanya dan harapan kita manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” imbuhnya.
Menurut gubernur, hadirnya Bus Trans Jatim Koridor I Sidoarjo – Surabaya - Gresik terbukti diminati
masyarakat perhari 30 armada bus Trans Jatim mampu melayani 4500 hingga 5000 penumpang. “Kami
hari ini membuka rute Mojokerto – Sidoarjo dengan jumlah armada 22 bus,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan gubernur, dengan beropersinya koridor II, maka bupati dan Wali Kota Mojokerto
optimis wisatawan akan banyak berkunjung dan berbelanja, sehingga menggerakkan sektor UMKM di
Kabupaten dan Kota Mojokerto.”Pergerakan masyarakat, pergerakan ekonomi, pergerakan sosial,
pergerakan pendidikan, dan seterusnya Insyaallah akan memberikan manfaat dengan multiplier effect
yang besar,” ungkap gubernur.

Sementara Kadishub Jatim, Nyono mengatakan armada bus yang disiapkan Trans Jatim koridor II rute
Mojokerto – Sidoarjo sebanyak 22 unit. “Yakni 20 armada untuk operasional, dan 2 armada untuk
cadangan. Dengan Kartu Multi Trip, tiketnya bisa terusan dari koridor sebelumnya, waktu maksimal 2
jam tidak usa bayar lagi,” ujar Nyono.
Ia menjelaskan, tujuan utama penambahan koridor ini adalah memperbaiki wajah transportasi di Jawa
Timur. Harapannya para pengguna motor ini bisa beralih naik Bus Trans Jatim. Nyono mengatakan,
kedepan akan memprioritas lalu lintas untuk bus Trans Jatim. Misalnya pada saat pengguna lalu lintas
lain sedang lampu merah, Trans Jatim akan lewat lajur khusus.

“Ini yang kami rencanakan, konsepnya seperti Bus Way di Jakarta bedanya kita tidak punya jalur khusus,
sehingga wajar kalau ada keterlambatan 1-5 menit. Tapi aplikasi Trans Jatim ini memberikan kepastian,
bahwa bus yang kita pesan sudah sampai dimana. Ini kepastian waktu untuk menunggu sehingga Bus
Trans Jatim saat ini menjadi idola,” paparnya.

Lebih lanjut, Nyono menambahkan, dibukanya Bus Trans Jatim Koridor II ini untuk menggantikan bus
mini hijau (Surabaya – Mojokerto) yang sudah tidak representatif. Menurutnya usia bus mini hijau ini
sudah diatas 25 tahun. “Kita tahu pelayanannya ya begitu saja, makanya kita ganti dengan Bus Trans
Jatim. Hanya saja, pengemudi bus mini hijau ini kita beri kesempatan untuk menjadi pengemudi Bus
Trans Jatim, sehingga mereka tidak kehilangan pekerjaan,” terangnya. (hjr)

sumber : Kominfo.jatimprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai