Anda di halaman 1dari 3

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI BUS TRANSJOGJA DI YOGYAKARTA

A. LATAR BELAKANG

Keterkaitan antara transportasi dengan lingkungan meliputi spektrum yang sangat


lebar. Dampak yang timbul bisa akibat keberadaan dari infrastruktur transportasi yang secara
fisik mempengaruhi lingkungan sekitarnya atau akibat pengoperasian fasilitas tersebut.
Dampak lingkungan yang dirasakan akibat pengoperasian transportasi ini yang umumnya
menjadi isu-isu yang berkepanjangan karena terus berkembang seiring dengan perkembangan
aktivitas manusia. Bagi transportasi perkotaan, polusi udara akibat transportasi jalan
merupakan dampak yang boleh dikatakan paling problematis, terutama di negara-negara
berkembang di mana perkembangan infrastruktur sangat tertinggal dibanding perkembangan
kebutuhan yang mengakibatkan kemacetan yang sangat ekstensif. Disamping itu, faktor
lalulintas lainnya (kebisingan, vibrasi, kerusakan fisik, perasaan tak aman/nyaman) dan faktor
badan jalan (intrusi visual/estetika, pemisahan lahan, konsumsi lahan, perubahan akses, nilai
lahan, pengaruh terhadap kehidupan alam, situs budaya, sejarah) masing-masing memberikan
dampak tertentu pada lingkungan sekitarnya.
Dari berbagai faktor lingkungan, polusi udara merupakan faktor yang langsung
berdampak pada kehidupan masyarakat, yaitu berupa berbagai gangguan kesehatan. Studi-
studi yang telah dilakukan di Indonesia maupun negara-negara lain menunjukkan bahwa lalu-
lintas kendaraan bermotor terutama di perkotaan merupakan sumber pencemaran udara
terbesar. Kemacetan yang kerap terjadi di kota-kota besar secara langsung menyebabkan
peningkatan pemakaian bahan bakar dan emisi gas buang kendaraan, padahal sektor
transportasi merupakan salah satu sektor yang mengkonsumsi BBM terbesar di samping
rumah tangga dan industri.

B. PEMBAHASAN

Kota Yogyakarta merupakan kota dengan luas wilayah yang tidak begitu besar
dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan kepadatan penduduk yang cukup
tinggi, mengakibatkan peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi. Dengan banyaknya
kepemilikan kendaraan pribadi, akan berdampak pada peningkatan jumlah polusi yang
dihasilkan oleh mesin kendaraan. Transportasi umum menjadi salah satu solusi yang
ditawarkan pemerintah kota sebagai upaya untuk mengurangi tingkat produktivitas polusi di
Yogyakarta. Selain itu, upaya pengadaan transportasi umum tersebut juga digunakan sebagai
solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan di Yogyakarta.
Salah satu upaya pengadaan transportasi umum tersebut adalah dengan Bus Kota atau
yang masyarakat sekitar sebut TransJogja. Dengan adanya TransJogja, diharapkan mampu
mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi akibat kepadatan penduduk di Yogyakarta
serta mengurangi dampak polusi yang berasal dari kendaraan-kendaraan tersebut. Saat ini,
pemerintah mengoperasikan lebih dari 120 armada bis TransJogja dengan berbagai rute
pyang telah direncanakan sebelumnya.
Akan tetapi, kurangnya pengamatan pemerintah Kota Yogyakarta terhadap kebutuhan
dan minat masyarakat masih kurang. Sehingga sangat sedikit masyarakat di Yogyakarta yang
menggunakan fasilitas transportasi umum. Masyarakat cenderung lebih memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan transportasi umum yang disediakan
oleh pemerintah. Sehingga, harapan pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan polusi
udara menjadi tidak terealisasikan dengan baik. Akibatnya, banyak armada bus yang
terbengkalai karena tidak ada masyarakat Yogyakarta yang menggunakan bus tersebut dan
akhirnya banyak halte bus yang terbengkalai karena tidak dilewati oleh TransJogja. Selain
itu, kualitas bus yang dibeli oleh pemerintah tidak begitu baik dengan alasan dana pengadaan
yang kurang. Selain itu, polusi udara yang diakibatkan oleh bus TransJogja begitu besar,
bahkan dapat dikatakan lebih buruk dan lebih merusak kualitas udara dibandingkan
kendaraan pribadi. Hal ini disebabkan oleh kualitas bus yang buruk dan tidak memenuhi
syarat sebagai transportasi umum di Yogyakarta.

C. CONCLUSION

Keterkaitan antara transportasi dengan lingkungan meliputi spektrum yang sangat


lebar. Dampak yang timbul bisa akibat keberadaan dari infrastruktur transportasi yang secara
fisik mempengaruhi lingkungan sekitarnya atau akibat pengoperasian fasilitas tersebut. Dari
berbagai faktor lingkungan, polusi udara merupakan faktor yang langsung berdampak pada
kehidupan masyarakat, yaitu berupa berbagai gangguan kesehatan.
Upaya pemerintah Yogyakarta untuk mengurai kemacetan dan mengurangi tingkat
pencemaran udara akibat mesin kendaraan dengan pengadaan transportasi seperti bus
TransJogja merupakan langkah yang tepat, mengingat transportasi ini cukup terjangkau oleh
masyarakat Yogyakarta. Akan tetapi, kurangnya perencanaan pemerintah terhadap pengadaan
tersebut, menimbulkan banyak kekecewaan masyarakat. Kualitas bus yang buruk,
mengakibatkan tingkat polusi justru semakin meningkat dan berdampak pada kesahatan
masyarakat. Selain itu, pemerintah kurang mempertimbangkan minat masyarakat Yogyakarta
terhadap penggunaan bus kota tersebut, sehingga banyak bus yang terbengkalai dan halte-
halte bus yang berhenti beroperasi. Sehingga, upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan
dan mengurangi polusi tidak dapat teralisasikan dengan baik.

D. SUGGESTION

1. Melakukan survey terhadap kebutuhan transportasi umum bagi masyarakat kota


Yogyakarta. . Sehingga, pemerintah mampu memberikan pelayanan transportasi
umum secara tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Melihat dan menganalisa minat masyarakat untuk menggunakan TransJogja. Dengan
begitu, pemerintah mampu membuat kebijakan transportasi umum yang sesuai dapat
meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.
3. Melakukan pengecekan bus yang akan dibeli dan menambah budget pengadaan
transportasi umum di Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bus
dengan kualitas rendah akan tetapi dijual dengan harga yang tinggi.
4. Melakukan sosialisasi akan pentingnya penggunaan transportasi umum demi
mengurai kemacetan dan menjaga kualitas udara di kota Yogyakarta. Tujuannya agar
masyarakat paham tentang pentingnya menggunakan transportasi umum dibanding
kendaraan pribadi.

REFERENCES

Isnaeni, M., Lubis, HAS (2000), Efek Lingkungan Interaksi Transportasi dan
Tata Ruang Kota, Simposium III FSTPT, Yogyakarta.

Sjafruddin, A., Tumewu, W.(2000), Kebijakan Angkutan Perkotaan, Masalah


dan Prospek Penanggulangannya, Seminar Nasional Unika St.Thomas

Anda mungkin juga menyukai