A. LATAR BELAKANG
B. PEMBAHASAN
Kota Yogyakarta merupakan kota dengan luas wilayah yang tidak begitu besar
dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan kepadatan penduduk yang cukup
tinggi, mengakibatkan peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi. Dengan banyaknya
kepemilikan kendaraan pribadi, akan berdampak pada peningkatan jumlah polusi yang
dihasilkan oleh mesin kendaraan. Transportasi umum menjadi salah satu solusi yang
ditawarkan pemerintah kota sebagai upaya untuk mengurangi tingkat produktivitas polusi di
Yogyakarta. Selain itu, upaya pengadaan transportasi umum tersebut juga digunakan sebagai
solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan di Yogyakarta.
Salah satu upaya pengadaan transportasi umum tersebut adalah dengan Bus Kota atau
yang masyarakat sekitar sebut TransJogja. Dengan adanya TransJogja, diharapkan mampu
mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi akibat kepadatan penduduk di Yogyakarta
serta mengurangi dampak polusi yang berasal dari kendaraan-kendaraan tersebut. Saat ini,
pemerintah mengoperasikan lebih dari 120 armada bis TransJogja dengan berbagai rute
pyang telah direncanakan sebelumnya.
Akan tetapi, kurangnya pengamatan pemerintah Kota Yogyakarta terhadap kebutuhan
dan minat masyarakat masih kurang. Sehingga sangat sedikit masyarakat di Yogyakarta yang
menggunakan fasilitas transportasi umum. Masyarakat cenderung lebih memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan transportasi umum yang disediakan
oleh pemerintah. Sehingga, harapan pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan polusi
udara menjadi tidak terealisasikan dengan baik. Akibatnya, banyak armada bus yang
terbengkalai karena tidak ada masyarakat Yogyakarta yang menggunakan bus tersebut dan
akhirnya banyak halte bus yang terbengkalai karena tidak dilewati oleh TransJogja. Selain
itu, kualitas bus yang dibeli oleh pemerintah tidak begitu baik dengan alasan dana pengadaan
yang kurang. Selain itu, polusi udara yang diakibatkan oleh bus TransJogja begitu besar,
bahkan dapat dikatakan lebih buruk dan lebih merusak kualitas udara dibandingkan
kendaraan pribadi. Hal ini disebabkan oleh kualitas bus yang buruk dan tidak memenuhi
syarat sebagai transportasi umum di Yogyakarta.
C. CONCLUSION
D. SUGGESTION
REFERENCES
Isnaeni, M., Lubis, HAS (2000), Efek Lingkungan Interaksi Transportasi dan
Tata Ruang Kota, Simposium III FSTPT, Yogyakarta.