Disusun Oleh :
072111133108
ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024
PENDAHULUAN
tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut tentu berdampak pada beberapa aspek kehidupan,
salah satunya transportasi. Berdasarkan data BPS Provinsi DIY tahun 2023 tercatat jumlah
penduduk mencapai angka 4.073.907 jiwa dengan jarak tempuh penduduknya mencapai
angka 1.555 km/ per orang. Pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu. Mobilitas penduduk Yogyakarta juga mengalami peningkatan, jarak yang ditempuh
semakin jauh per harinya. Kedua hal tersebut memicu kemacetan yang ada. Pemerintah
setempat memberikan solusi dengan menyediakan layanan transportasi umum guna menekan
angka kemacetan yang ada. Namun masih menuai banyak kendala, seperti rute yang kurang
merata, waktu tempuh yang lama, fasilitas yang kurang terawat, dsb. Karena keluhan-keluhan
tersebut masyarakat setempat banyak yang kembali menggunakan kendaraan pribadi karena
dianggap lebih efisien. Dari kondisi tersebut dapat dilihat ada ketidaksetaraan antar
memilih menggunakan kendaraan pribadi, justru memperparah kemacetan lalu lintas, serta
dapat menimbulkan ketidaksetaraan bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi.
Dimana hal ini dapat dibuktikan melalui data yang diterbitkan oleh Dinas Perhubungan
Yogyakarta, pada tahun 2019 dimana jumlah kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta Telah
mencapai 760.450 unit. Berangkat dari hal tersebut, penting untuk dilakukan, dikarenakan
peningkatan yang signifikan dalam hal jumlah kendaraan bermotor yang menyebabkan
Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi masalah-masalah yang ada dalam sistem
transportasi kota serta mengulas adanya ketidaksetaraan yang terjadi dalam moda transportasi
publik di Kota Yogyakarta dengan cara mengkomparasikan antara moda transportasi publik
plat merah dengan plat kuning. Moda transportasi umum dengan plat merah dan plat kuning
memiliki perbedaan dalam hal rute dan tarif, dimana transportasi umum plat merah memiliki
tarif yang lebih murah atau terjangkau dibandingkan transportasi umum dengan plat kuning.
Namun kedua moda transportasi umum tersebut memiliki perlakuan yang berbeda dari
merah, dimana hal ini berkaitan dengan jangkauan rute, tarif, hingga fasilitas pendukung
transportasi.
dalam penggunaan nya. Selain itu, hal ini juga didukung dengan adanya sebuah kerjasama
yang baik juga. Salah satu layanan fasilitas transportasi umum yang dapat dilihat yakni Bus
Trans Jogja. Bus Trans Jogja dapat dikatakan efektif mendukung mobilitas masyarakat di
Yogyakarta dengan menyediakan fasilitas transportasi umum yang vital. Walaupun pelayanan
di Trans Jogja secara keseluruhan dinilai sangat baik, namun perlu adanya peningkatan
dalam hal informasi mengenai Trans Jogja dan aksesibilitas fasilitas khususnya bagi
penyandang disabilitas. Penelitian ini terlalu fokus pada solusi permasalahan yang ada pada
TEORI
1. Konsep Kebijakan
seseorang, kelompok maupun oleh pemerintah dimana terdapat hambatan dalam suatu
kebijaksanaan tersebut dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu (Federick dalam
dengan cara-cara tertentu, seperti dengan tindakan yang terarah. Dalam penelitian ini,
angka kemacetan di Kota Yogyakarta seperti yang diatur dalam Peraturan Daerah
Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
2. Konsep Pemerintah
3. Konsep Swasta
Sektor swasta merupakan sebuah badan usaha milik perorangan atau tidak
dalam jangkauan pemerintah. Sektor swasta memiliki hak untuk menentukan modal
dan laba sendiri, tanpa ketentuan dari pemerintah. Dalam bidang transportasi sektor
4. Konsep Masyarakat
Menurut pendapat Soerjono Soekanto, masyarakat merupakan sistem hidup
bersama yang memunculkan kebudayaan dan keterkaitan satu sama lain, dimana
berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan manusia dan
langsung, dari tanggapan terhadap permasalahan yang ada sampai sudut pandang
masyarakat terkait solusi yang telah diberikan apakah sudah cukup solutif atau kah
belum.
PEMBAHASAN
sesaknya perkotaan yang berakibat pada munculnya kemacetan pada berbagai wilayah
Kota Yogyakarta. Terlebih Kota Yogyakarta termasuk perkotaan dengan pendatang yang
cukup tinggi karena kedatangan dari wisatawan domestik maupun internasional, adapun
kota ini yang disandang sebagai kota pendidikan sehingga setiap tahun menerima
kedatangan dari para mahasiswa baru dari berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karenanya
kelompok kami memiliki perhatian khusus terhadap fenomena ini, sehingga kami
narasumber dengan latar belakang profesi dan keahlian terhadap bidang transportasi
perkotaan, sekaligus kami melakukan observasi dengan cara turun lapangan untuk
memahami kondisi riil yang ada. Penelitian ini juga memiliki perhatian khusus terhadap
kebijakan-kebijakan tersebut meliputi pengaturan satu arah terhadap berbagai ruas jalan
yang dinilai titik kemacetan, serta bagaimana kebijakan-kebijakan dari pemerintah
Jalan Malioboro. Selain daripada itu kita mendalami mengenai apakah terdapat perbedaan
terhadap aksesibilitas dari moda transportasi umum dengan latar belakang milik
penduduk di suatu wilayah yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Menurut Badan Pusat
Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumlah penduduk kota Yogyakarta pada tahun
2023 diperkirakan mencapai angka 455.535 jiwa. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota
Yogyakarta mencapai angka 415.509 jiwa, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 202.575
jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin laki-laki, sedangkan sebagian lainnya
berdasarkan Data Konsolidasi Bersih (DKB). Selain itu, kepadatan penduduk di kota
Yogyakarta pada akhir tahun 2021 mencapai 12.668 jiwa/km 2. Yang dapat diartikan
bahwasannya terdapat sekitar 12.668 jiwa yang menghuni setiap kilometer kota
dapat mempengaruhi kepadatan penduduk kota. Tidak hanya itu, dalam kota Yogyakarta,
kepadatan penduduk juga dipengaruhi oleh daya tarik kota Yogyakarta sendiri sebagai
pusat pariwisata dan pendidikan. Selain itu, Hal yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk lainnya adalah adanya suatu konsolidasi data nasional, kegiatan pemutakhiran
dan menonaktifkan data penduduk yang belum melakukan perekaman KTP elektronik
ataupun teridentifikasi ganda. Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat
kecamatan yang memiliki fasilitas dan infrastruktur yang cukup baik, dimana kecamatan
meliputi kawasan pemukiman, pelayanan sosial, bahkan hingga pusat dari perkembangan
ekonomi. Berangkat dari hal tersebut, suatu perkotaan pastinya tidak jauh dari kepadatan
atau hiruk pikuknya, salah satunya yang mengalaminya adalah Kota Yogyakarta. Dimana
kota ini mengalami pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup signifikan, dan berbagai
macam hal menjadi faktor penyebab dari terjadinya pertumbuhan penduduk ini, Sebagai
sebuah kota yang menyandang pusat kebudayaan dan pendidikan di Indonesia, rupanya
yang signifikan. Salah satu hal yang dapat diambil contoh adalah dengan menyandang
dimana hal ini merupakan salah satu aspek kota ini menarik berbagai mahasiswa dari
Yogyakarta.
Selain daripada itu, wilayah sekitaran Kota Yogyakarta memiliki daya tarik tentang
keindahan alamnya, ditambah dengan budaya yang masih kental pada masyarakat
Yogyakarta yang juga menjadikan wilayah Yogyakarta juga menjadi tempat yang
seringkali dikunjungi oleh para wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Kedua
hal tersebut cukup menjadi suatu faktor yang menjadi alasan bahwasanya tidak menutup
kemungkinan terdapat beberapa masyarakat luar wilayah Kota Yogyakarta untuk pindah
dan menetap di kota tersebut. Ditambah dengan adanya jalan Ring Road yang
memudahkan adanya aksesibilitas dalam memberikan kemudahan masyarakat untuk
melakukan pergerakan, dimana hal ini berkaitan dengan perkembangan kota semakin luas
teritamanya di wilayah sekitaran jalan Ring Road. Selain daripada itu, biaya hidup yang
masih tergolong murah juga merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
Berbagai hal tersebut berkaitan dengan tingginya kepadatan jalanan yang saat ini
dirasakan oleh Kota yogyakarta, kemacetan seringkali menghiasi kota terutamanya ketika
musim libur datang. Oleh karenanya aksesibilitas merupakan perhatian khusus dari
pemerintah, terutamanya bagaimana peran dari transportasi umum untuk dapat memecah
Yogyakarta untuk migrasi ataupun sekedar berlibur rupanya juga memberikan dampak
matang untuk menghadapi mobilitas penduduk tetap lancar, serta perencanaan perihal
mengajak dan menarik perhatian para masyarakat Kota Yogyakarta untuk beralih
wilayah Kota Yogyakarta masih didominasi oleh kendaraan pribadi. Dalam hal ini perlu
untuk terjadinya suatu peningkatan kualitas pelayanan dari transportasi publik yang ada,
karena hal ini sejatinya berkaitan dengan tingkat kepuasan masyarakat untuk dapat terus
penduduk baik secara langsung maupun tidak langsung, kepadatan penduduk tersebut
dapat mengurangi aksesibilitas transportasi wilayah. Selain itu, kepadatan penduduk juga
berdampak pada tingginya minat pembelian akan transportasi pribadi yang dapat
Maka dari itu, diperlukan sebuah perencanaan transportasi yang komprehensif serta
khususnya Kota Yogyakarta pastinya memiliki keterkaitan yang kuat dengan pentingnya
umum. Hal ini dikarenakan moda transportasi publik di Kota Yogyakarta yang memiliki
berbagai macam jenis, seperti andong, becak, Trans Jogja, bahkan hingga ojek online.
Namun kenyataannya persoalan berbagai macam jenis moda transportasi publik ini juga
bersanding dengan kebijakan yang mengatur aksesibilitas dari berbagai transportasi ini.
Seperti halnya bus Trans Jogja yang berkecenderungan untuk mobilitas masyarakat dalam
kota, sedangkan andong yang kini mulai diarahkan sebagai transportasi publik wisata yang
Oleh karenanya transportasi publik ini perlu untuk diarahkan dan diatur supaya
Sebagaimana hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan, yang menyebutkan perihal lalu lintas dan angkutan jalan sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional yang harus dikembangkan untuk mewujudkan
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas. Oleh sebab itu,
transportasi umum yang baik adalah transportasi yang dapat mempermudah mobilitas
bermotor di perkotaan.
Dalam rangka menciptakan sistem transportasi dan lalu lintas yang berkelanjutan
mencapai tujuan mobilitas yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih baik bagi
penduduk Yogyakarta. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Galih Puji Kurniawan,
dkk. pada tahun 2021 dengan judul “Analisis Permasalahan Transportasi di Perkotaan:
Studi Kasus pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta” dan oleh A.Yunastiawan Eka Pramana
pada tahun 2018 dengan judul “Tingkat Aksesibilitas Transportasi Publik Kota
Yogyakarta” menyebutkan jika Yogyakarta dapat dikatakan sebagai sebuah kota yang
kemudahan dalam penggunaan nya. Selain itu, hal ini juga didukung dengan adanya
sebuah kerjasama yang baik juga. Salah satu layanan fasilitas transportasi umum yang
dapat dilihat yakni Bus Trans Jogja. Bus Trans Jogja dapat dikatakan efektif mendukung
yang vital. Walaupun pelayanan di Trans Jogja secara keseluruhan dinilai sangat baik,
namun perlu adanya peningkatan dalam hal informasi mengenai Trans Jogja dan
aksesibilitas fasilitas khususnya bagi penyandang disabilitas. Penelitian ini terlalu fokus
pada solusi permasalahan yang ada pada pemerintah, sehingga kurang memperhatikan
masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti kemudahan akses halte dari
berbagai tujuan dan risiko kemacetan akibat berkurangnya jalur angkutan. Penerapan
transportasi. Selain itu ada beberapa hal lain yang menjadi sebuah permasalahan lain
dalam transportasi di Yogyakarta. Jika diperhatikan Yogyakarta merupakan kota yang saat
ini menjadi sebuah titik dalam kesibukan atau dapat dikatakan sebagai kota yang memiliki
berbagai macam aktivitas di dalamnya. Hal ini didukung dengan banyaknya yang
provinsi di Indonesia yang kaya akan sejarah. Didirikan sebagai daerah istimewa yang
peninggalan sejarah dan budaya yang sangat penting, karena menjadi pusat Kesultanan
Yogyakarta. Nama "Yogyakarta" diyakini berasal dari kata Sansekerta "Ayodhya", kota
legendaris dalam epos Ramayana. Kota ini juga dikenal karena perannya dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia dan diakui sebagai pusat pendidikan dan pariwisata.
Yogyakarta adalah rumah bagi berbagai landmark sejarah dan budaya, seperti Taman Sari,
Malioboro, dan Keraton Yogyakarta. Wilayah ini juga merupakan tujuan wisata populer,
menawarkan berbagai macam atraksi alam dan sejarah. Berdirinya Kota Yogyakarta
bermula dari penandatanganan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang berujung pada
Surakarta. Status kota yang unik dan warisan yang kaya menjadikannya pusat budaya dan
Dalam hal transportasi, dari waktu ke waktu transportasi di Kota Yogyakarta telah
peranan yang penting untuk seluruh kegiatan serta mobilitas masyarakat Kota Yogyakarta.
Zaman dahulu, masyarakat Kota Yogyakarta menggunakan andong dan becak sebagai alat
sejenis kereta yang ditarik oleh kuda serta dikendarai oleh sopir yang disebut dengan
kusir. Andong menjadi alat transportasi yang khas dari Kota Yogyakarta, di mana pada
zaman dahulu andong digunakan oleh anggota kerajaan dan kalangan bangsawan, namun
seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat biasa mulai menggunakan andong sebagai
moda transportasinya. Selain andong, becak yang merupakan kendaraan beroda tiga yang
ditarik oleh tenaga manusia juga menjadi alat transportasi tradisional yang populer di Kota
Yogyakarta dan menjadi salah satu saksi perkembangan transportasi di Kota Yogyakarta.
Seiring dengan perubahan zaman dan semakin majunya alat teknologi yang
transportasi yang bermesin karena cepat, efisien, serta memiliki mobilitas yang tinggi.
Kenaikan arus lalu lintas di tiap ruas jalan juga mempengaruhi kelancaran kegiatan
transportasi dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu, dengan laju pertumbuhan
setiap orang memiliki aktivitas yang tidak selalu terpusat di satu tempat. Dengan adanya
hal tersebut, transportasi tradisional mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan keberadaanya
modern seperti motor, mobil, dan angkutan umum seperti Trans Jogja. Berdasarkan hal
evolusi transportasi dari yang awalnya tradisional menjadi modern. Adapun faktor-faktor
antara lain:
dan efisien,
pembangunan infrastruktur,
Meski terkesan kalah dari transportasi modern, transportasi tradisional masih bisa
hidup dan ditemui ketika berada di Kota Yogyakarta. Andong dan becak masih bisa
Malioboro. Meski fungsi utamanya telah mengalami pergeseran, eksistensi dari andong
dan becak tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung di Kota
Yogyakarta. Kelebihan dari adanya andong dan becak di kawasan Malioboro adalah
terdapat transportasi umum. Dengan adanya hal tersebut dapat dilihat bahwa di Kota
Yogyakarta memiliki banyak pilihan transportasi yang dapat digunakan oleh masyarakat.
Kota Yogyakarta merupakan ibu kota dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
yang terletak di Pulau Jawa. Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit
dibandingkan dengan daerah lainnya dengan total luas wilayah 32,5 km² atau 1,02% dari
luas total wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan memiliki ruas jalan sepanjang
233,23 km dari total ruas jalan DIY 760,45 km. Dengan luas wilayah 32,5 km2 Kota
penduduk 455.535 jiwa (data per 2003 oleh BPS DIY) dengan kepadatan penduduk
Yogyakarta memunculkan permasalahan atau problem perkotaan. Salah satu problem yang
ditimbulkan akibat adanya kepadatan jumlah penduduk tersebut adalah terkait dengan
aksesibilitas transportasi yang ada di Kota Yogyakarta. Memiliki jumlah penduduk yang
tinggi pastinya suatu kota juga memiliki aksesibilitas transportasi yang tinggi pula. Jumlah
tersebut belum dihitung dengan wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta setiap
harinya, mengingat Kota Yogyakarta bukan kota biasa yang sibuk dengan urusan bisnis
atau pendidikan saja. Selain pendidikan dan bisnis, Kota Yogyakarta juga merupakan kota
macam bentuk wisata dari mulai wisata alamnya yang indah dan juga budaya yang masih
kental hingga sekarang. Dengan adanya hal tersebut, maka kepadatan Kota Yogyakarta
tidak dapat dihitung hanya dengan jumlah penduduknya saja, tetapi juga harus dihitung
dengan wisatawan yang berkunjung serta para perantau dari kota lainnya. Dengan
melonjaknya jumlah orang yang datang ke Kota Yogyakarta, maka melonjak pula jumlah
tinggi tersebut tidak sebanding dengan luasnya Kota Yogyakarta, mengingat Kota
Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat ketika melihat kecilnya ruas jalan di Kota
Yogyakarta namun terpaksa harus dilewati oleh berbagai macam kendaraan seperti motor,
mobil, becak, transportasi umum dan bus pariwisata. Kendaraan-kendaraan tersebut setiap
Pemerintah kota termasuk Dinas Perhubungan telah melakukan berbagai upaya untuk
mengurangi angka kemacetan di Kota Yogyakarta dan menekan angka kemacetan di Kota
Melalui wawancara yang telah kami lakukan, beberapa kebijakan seperti peningkatan
sarana transportasi umum, penataran tata ruang dan tata kota termasuk juga pemberlakuan
jalan satu arah di beberapa jalanan Kota Yogyakarta telah dilakukan untuk menekan angka
Pertumbuhan penduduk terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini tentu tidak
dapat dihindari. Kepadatan penduduk dari waktu ke waktu tentu berjalan seirama dengan
jumlah transportasi yang terus bertambah yang mampu memadatkan lalu lintas yang ada.
Hal tersebut menyebabkan kemacetan di beberapa titik tertentu, bahkan di luar jam
berangkat dan pulang kerja dan berangkat dan pulang sekolah. Koordinasi dengan
pemerintah kota Yogyakarta terkait permasalahan yang ada dan solusi yang telah
dicanangkan ini apakah sudah sesuai? Apakah pihak-pihak tersebut sudah satu suara
sepakat atau belum? Kalau tak ada pengesahan kebijakan beberapa tahapan tersebut tentu
akan menyita waktu yang lama, apalagi kita harus mempertimbangkan banyak faktor,
khususnya menyangkut hidup orang banyak. Kita berharap bahwasanya kebijakan yang
baru akan sangat membantu para masyarakat, khususnya para pelapor yang telah
menyampaikan keluhan mereka. Akan sangat disayangkan apabila kebijakan dan peraturan
Sejatinya transportasi merupakan suatu hal yang dapat dikatakan bersifat krusial
dengan aspek konektivitas dimana wilayah perkotaan membutuhkan suatu sarana yang
mampu menghubungkan antar wilayah dalam kota, mengingat ketika membahas perkotaan
pastinya tidak dapat dipisahkan dengan mobilitas atau pergerakan penduduk yang sibuk
karena berbeda dengan wilayah pedesaan yang memiliki pergerakan penduduk yang tidak
terlalu sibuk. Berangkat dari hal tersebut, transportasi menjadi salah satu faktor yang
mampu mendukung akan pertumbuhan dari perkotaan, bahkan transportasi sendiri juga
memiliki pengaruh dalam hal pengembangan kota karena sejatinya transportasi juga
ekonomi perkotaan. Dimana dengan kemudahan mobilitas tersebut dapat berkaitan dengan
kemudahan aksesibilitas perkotaan yang mampu menarik kehadiran para investor yang
mampu memberikan manfaat dalam pertumbuhan kota. Meningkatnya para investor dalam
perkotaan. Dimana ketika kita menarik garis lurus akan berkaitan dengan keterbukaan
lapangan pekerjaan yang mampu memberikan pengaruh terhadap pendapatan dan daya
beli masyarakat.
ini dikarenakan aksesibilitas perkotaan akan berikatan secara erat dengan akses menuju
tempat kerja, bahkan hingga akses menuju ke sekolah. Sehingga hal ini kembali
Salah satu kota yang berkaitan dengan pembahasan ini adalah Kota Yogyakarta,
yang memiliki persoalan transportasi yang cukup kompleks, akan tetapi Kota Yogyakarta
dewasa ini sedang gencar dalam pengembangan moda transportasi umum, Salah satu poin
terpentingnya adalah untuk mencapai misi dalam mengurangi tingkat jumlah penggunaan
kendaraan bermotor di wilayah Kota Yogyakarta. Salah satu tujuan yang ingin tercapai
adalah terciptanya kembali kultur masyarakat Kota Yogyakarta untuk tidak terlalu
transportasi umum yang memiliki tarif transportasi yang jauh lebih murah dibandingkan
Namun dalam berkembangnya waktu, rupanya dengan kehadiran dunia digital yang
menggunakan pemanfaatan dunia digital dan internet, yaitu ojek online. Ojek online
menawarkan berbagai macam kendaraan bagi para pengguna, adapun kendaraan yang
ditawarkan dalam pelayanannya adalah sepeda motor dan mobil sehingga para pengguna
ketersediaan moda transportasi tersebut. Beberapa elemen penting yang umumnya menjadi
contoh, sistem Transjogja, yang merupakan moda transportasi umum berbasis bus cepat di
jalur terpisah, layanan yang terjadwal, dan kenyamanan fasilitasnya membuatnya menjadi
pilihan utama bagi warga yang ingin menghindari kemacetan dan mencari opsi
Namun, ada juga beberapa isu yang menjadi sorotan dan mendapatkan tanggapan
kritis dari sebagian masyarakat. Keadaan lalu lintas yang masih cukup padat, kurangnya
jalur sepeda yang aman, dan kurangnya kenyamanan di beberapa rute transportasi umum
menjadi beberapa aspek yang disoroti oleh masyarakat. Selain itu, adanya ketidakpastian
waktu kedatangan bus dan kendala lain seperti kekurangan tempat duduk dapat menjadi
dalam menjaga kebersihan dan keamanan moda transportasi umum. Namun, ada pula
beberapa laporan tentang fasilitas yang tidak terawat dengan baik, seperti halte bus yang
terhadap transportasi umum. Aplikasi pemesanan transportasi daring dan informasi real-
time tentang jadwal bus telah memberikan kemudahan kepada pengguna transportasi
dalam merencanakan perjalanan mereka. Dalam menjawab berbagai tanggapan dan kritik,
infrastruktur, serta upaya untuk memahami kebutuhan dan preferensi masyarakat menjadi
bagian integral dari upaya untuk menciptakan sistem transportasi yang memadai dan
KESIMPULAN
Jenis transportasi yang ada di Kota Yogyakarta sangatlah banyak. Hal ini
banyaknya jenis transportasi tersebut tentu timbul beberapa permasalahan. Kalau menilik
dari sudut pandang masyarakat akan ada beberapa keluhan dan bahkan tuntutan untuk
sebelumnya. Tetapi apabila dari sisi pemerintah ketika ingin memaksimalkan dengan
menghapus hal-hal yang dirasa salah, membutuhkan pertimbangan yang sangat matang.
Karena menyangkut banyak pihak. Pemerintah harus ada pada posisi yang sama rata untuk
semua pihak yang terkait. Sehingga tidak akan bisa apabila setiap keluhan akan dijawab
secara langsung dengan perubahan tanpa mempertimbangkan fakta lapangan dan pihak
lainnya.
dalam merespons dinamika perkembangan kota dan kebutuhan mobilitas warganya. Dari
telah diambil untuk menciptakan sistem transportasi yang efisien, terjangkau, dan
muncul, kebijakan transportasi yang holistik dan terpadu menjadi kunci bagi kemajuan
DAFTAR PUSTAKA
Sani, K. R., & Wahid, A. (2023). Kebijakan Transportasi Publik dalam Meningkatkan
Pelayanan Terhadap Masyarakat: Studi Kasus Penggunaan Trans Jogja. Sawala: Jurnal
Handoko, R. K., & Marwasta, D. (2019). Tingkat Pelayanan Trans Jogja Sebagai Sarana
Kurniawan, Galih Puji, dkk. 2021. Analisis Permasalahan Transportasi di Perkotaan: Studi