Anda di halaman 1dari 6

Kemenhub Beberkan 5 Masalah di Sektor Transportasi Darat RI

Merdeka.com - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi


Setiyadi membeberkan sederet permasalahan yang terjadi dalam moda angkutan darat saat
ini. Dia mencatat, ada lima masalah besar yang tengah melilit sektor transportasi darat
Indonesia saat ini.

Pertama, belum efisien dan efektif. Permasalahan ini terutama banyak terjadi di daerah
tertinggal, terluar dan terdalam (3T). Akibatnya sejumlah siswa di Kubu Raya, Kalimantan
Barat menjadikan motor air sebagai transportasi utama untuk mengakses sekolah yang
terpisah aliran sungai Kapuas.

"Fenomena ini juga terjadi di daerah lainnya. Bagaimana transportasi darat yang belum
terintegrasi dengan baik ini secara bertahap kita akan perbaiki," jelas dia dalam webinar
bertajuk Transportasi untuk Merajut Keberagaman, Rabu (19/8).

Kedua, egois pengemudi yang kerap terjadi di jalan raya. Dicontohkannnya, seperti
pelanggaran oleh pengguna transportasi pribadi yang kerap menerobos jalur Transjakarta
hingga oknum pengendara sepeda motor besar yang terlibat konflik dengan pengguna
kendaraan lainnya.

"Ke depan kita terus upayakan sosialisasi akan pentingnya rasa kebersamaan dalam
penggunaan transportasi darat. Sebab perbedaan merupakan sebuah keniscayaan sehingga
kita harus tekan ego pribadi," ujarnya.

Ketiga, mengabaikan aspek keselamatan yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu


lintas (laka lantas). Berdasarkan data WHO atau badan kesehatan dunia pada tahun 2019,
Indonesia menduduki peringkat ke delapan di Asia Tenggara dengan tingkat kematian akibat
laka lantas mencapai 12,2 persen dari 100.000 populasi.
"Jenis moda angkutan yang kerap mengabaikan keselamatan pengguna, ialah angkot yang
kerap melawan arus seperti di Pulogadung. Juga angkot di daerah Citeureup yang
mengangkut siswa sampai ke atap kendaraan," ucapnya.

Keempat, angkutan massal yang belum merata, yang mana permasalahan ini kerap terjadi
diwilayah kepulauan. Untuk itu Kementerian Perhubungan tengah membangun 12 pelabuhan
di provinsi Sumatera Utara.

Terakhir, tingginya penggunaan kendaraan pribadi, yang diakibatkan oleh belum


terintegrasinya antar sektor transportasi umum. Maka pihaknya akan berfokus pada
penataan transportasi umum terintegrasi, demi meningkatkan jumlah pengguna transportasi
umum di Indonesia.

"Hal ini juga sebagai bagian untuk menekan tingkat kemacetan yang kerap menghambat
berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Juga menekan tingkat laka lantas," tutupnya.
[azz]

https://www.merdeka.com/uang/kemenhub-beberkan-5-masalah-di-sektor-transportasi-
darat-ri.html#:~:text=Merdeka.com%20-%20Direktur,lantas%2C%22%20tutupnya.
%20%5Bazz%5D

JAKARTA - Berbagai masalah transportasi di Indonesia menjadi pekerjaan rumah


Kementerian Perhubungan yang tidaklah ringan. Mulai dari angkutan umum berbasis
teknologi informasi (TI) hingga program tol laut Presiden Joko Widodo adalah suatu
tantangan yang harus diselesaikan. Untuk itu Kementerian Perhubungan siap hadir pada
setiap project sektor transportasi agar nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan
baik. Hal ini dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi narasumber
pada acara Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi di Jakarta (10/10) yang dihadiri oleh
Gubernur NTB Zainul Majdi, Wakil Ketua Komisi V DPR-RI Michael Watimena, perwakilan dari
KADIN Darmansyah dan pengamat transportasi Agus Pambagio sebagai penanggap.

“Apa yang dilakukan Kementerian Perhubungan saat ini untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang langsung dihadapi oleh masyarakat saat ini dan ke depan”, ucap Menhub Budi.
Permasalahan pertama menurut Menhub Budi adalah tentang adanya disparitas kondisi
antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur. Menurut Menhub Budi yang terjadi di
Indonesia Timur saat ini segala sesuatunya dinilai terlalu mahal dan sulit didapat. Program tol
laut yang selama ini sudah berjalan dinilai masih ada sejumlah evaluasi. Solusinya, nantinya
Menhub Budi akan melakukan re-route jalur tol laut.

“Seperti pelayaran menuju Papua dari Jakarta, tidak perlu dari Jakarta tapi cukup dari
Makassar, okupansi kita syaratkan 60%, swasta juga akan dilibatkan”, kata Menhub Budi.

Selain itu Menhub Budi akan menunjuk operator yang akan bertanggungjawab untuk
mengontrol harga di Indonesia Timur.

“Dengan sistem baru ini diharapkan (pengiriman barang) ke Indonesia Timur akan naik 3-4
kali lipat”, harap Menhub Budi.

Tentang angkutan umum berbasis TI menurut Menhub Budi itu sangat baik, “Angkutan umum
berbasis TI akan memberikan kemudahan bagi masyarakat, murah, mudah, dan aman, itu
yang kita minta”, tegas Menhub Budi. Ia berjanji akan memberikan aturan/syarat yang tidak
mempersulit pihak-pihak terkait.

Menhub Budi pada kesempatan itu kembali menegaskan mengenai pentingnya melibatkan
pihak swasta, BUMN, maupun bersama-sama untuk menyelesaikan masalah transportasi.

“Untuk itu Menhub Budi akan menkonsolidasikan kurang lebih 6 bandara dan 22 pelabuhan
untuk diolah oleh swasta maupun BUMN”, ucapnya.

Di sisi lain Menhub Budi mengatakan Kementerian Perhubungan akan fokus pada
pembangunan daerah terjauh, terpencil yang belum memperoleh pelayanan maksimal
seperti Ilaga dan Mulia di Papua, Miangas serta Sibolga. (GD/TH/SR/HP)
http://dephub.go.id/post/read/menhub-budi--masalah-transportasi-indonesia,-sebuah-pr-
yang-tidak-ringan#:~:text=JAKARTA%20-%20Berbagai%20masalah,TH/SR/HP) kemandirian.
Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat dalam membentuk
inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi dan melakukan inovasi- inovasi di lingkungannya. Apabila
masyarakat telah mencapai tahap ini, maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan
pembangunan. Konsep pembangunan masyarakat menggambarkan bahwa pada kondisi
seperti ini seringkali didudukan pada subjek pembangunan atau pemeran utama. Pemerintah
tinggal menjadi fasilitator saja. Sebagaimana disampaikan diatas bahwa proses belajar dalam
rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap.

2.2.7. Hambatan-hambatan pemberdayaan

Menurut Ibrahim 1988: 122 terdapat enam faktor utama hambatan dalam inovasi
pemberdayaan, yaitu 1 kurang tepatnya peencanaan atau estimasi dalam proses difusi
inovasi, 2 adanya konflik dan motivasi, disebabkan karena adanya masalah-masalah pribadi
seperti pertentangan antar anggota tim pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan
berbagai macam sikap pribadi yang menganggu kelancaran proses inovasi, 3 inovasi tidak
berkembang, 4 masalah finansial, 5 penolakan dari kelompok tertentu, 6 kurang adanya
hubungan sosial. Menurut Arsiyah 2009: 374 dalam penelitiannya menyatakan bahwa
terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yaitu hambatan
internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal antara lain: 1 terbatasnya sumber daya
manusia, 2 tidak tersedianya bahan baku, 3 keterbatasan kemampuan manajerial, 4 tidak
adanya kemampuan mengelola peluang pasar yang ada dan terbatasnya modal usaha yang
dimiliki. Sedangkan hambatan eksternal antara lain: 1 Akses kelompok usaha bersamaKUB
sebagai mitra pemerintah sebagai jembatan pemerintah dengan pengusaha kurang optimal, 2
belum ada pihak swasta yang memberikan bantuan modal sebagai usaha pemeberdayaan
ekonomi masyarakat. Menurut Mu’arifuddin 2011: 117-119 dalam penelitiannya tentang
pemberdayaan masyarakat dikelompok tani JIO meliputi beberapa bidang: 1 bidang
permodalan, ini disebabkan tingkat sumber daya manusia yang rendah dalam hal
pengadministrasian modal, 2 bidang produksi, meliputi kepemilikan lahan yang sempit, iklim
yang tidak mendukung, kurangnya pengetahuan pemahaman akan akan jenis lokasi
pertanaman anggrek, kurangnya motivasi perawatan anggrek, dan hasil produksi yang
rendah, 3 bidang pemasaran, yaitu terjadinya kebergantungan dengankelompok lain.
Menurut Almasri dann Deswimar 2011: 49 dalam artikelnya tentang “peran program
pemberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan pedesaan” mengemukakan bahwa
terdapat beberapa hambatan dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain: 1 Kecilnya
modal, 2 rendahnya penguasaan tehnologi, 3 sempitnya peluang dan kesempatan kerja, 4
terbatasnya pengembangan sumber daya manusia dan tidak dikuasainya akses pasar.
https://text-id.123dok.com/document/ky6jg23gq-hambatan-hambatan-pemberdayaan-
pemberdayaan-masyarakat.html#:~:text=kemandirian.%20Kemandirian
%20tersebut,2.3.%20Pupuk%20Organik

Masalah kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia kian hari bukan semakin
sederhana namun justru semakin rumit. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) juga mengamini, bahwa
permasalahan kependudukan dan KB di negara kita sudah sedemikian kompleks dan telah
menjadi isu nasional yang harus dicarikan solusinya. Berikut ini 6 (enam) isu kependudukan
dan KB yang dimaksud: Pertama, Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sekitar 30 persen
SDM yang ada di Indonesia memiliki kualitas di bawah standar. Ketidaksiapan pasangan saat
menikah menimbulkan banyak risiko kesehatan terhadap ibu dan bayi yang dilahirkan.
Ketidaksiapan ini menurunkan kemampuan pasangan muda untuk menghasilkan generasi
baru yang berkualitas.

Kedua, Menikah Usia Muda. Satu dari sembilan anak perempuan berusia 20-24 tahun sudah
menikah sebelum mencapai usia 18 tahun. Saat ini, ada 1,2 juta kasus perkawinan anak yang
menempatkan Indonesia di urutan ke-8 di dunia dari segi angka perkawinan anak secara
global. Banyak di antara mereka tidak paham tentang masalah bagaimana mengatur jarak
aman kelahiran agar anak bisa lahir dengan sehat dan tidak stunting (gagal tumbuh)..

Ketiga, Melahirkan Usia Muda. Setiap tahunnya, banyak sekali bayi yang dilahirkan oleh
orang-orang yang masih berusia sekitar 15 hingga 19 tahun. Jumlahnya mencapai setengah
juta orang. Bayi-bayi yang lahir dari ibu yang masih sangat muda itu berpotensi lahir dengan
ukuran di bawah standar sekitar 10 persen dan prematur (sebelum waktunya) mencapai 20
persen. Sementara, kita semua telah memahami bahwa perempuan sebaiknya jangan
menikah di bawah usia 21 tahun adalah karena organ reproduksi belum siap, bisa
menyebabkan hamil tak sehat, mengalami pendarahan, serta kanker mulut rahim setelah
berhubungan.

Keempat, Minim Pengetahuan dan Edukasi Tumbuh Kembang Anak. Hingga saat ini
kesadaran untuk mempersiapkan 1.000 hari pertama kehidupan bayi belum sesuai harapan.
Sementara, kecukupan asupan nutrisi dan gizi pada rentang usia tersebut menjadi kunci agar
bayi yang dilahirkan menjadi generasi baru yang unggul dan berkualitas. Anak yang tidak
cukup mendapatkan asupan gizi dan nutrisi bisa mengalami gizi buruk dan memicu stunting.

Kelima, Kurangnya Perencanaan Keluarga. Remaja saat ini perlu diajak memahami
pentingnya lima tahapan kehidupan yakni, melaksanakan pola hidup sehat dengan makan-
makanan bergizi, meraih cita-cita melalui pendidikan yang baik, memiliki karir atau pekerjaan
baik laki-laki maupun perempuan, menjadi anggota masyarakat, dan berkeluarga. Ini menjadi
jalan mempersiapkan remaja agar siap menjadi orangtua pada waktunya. Ada delapan fungsi
keluarga yang semuanya dapat tercakup ke dalam prinsip asah, asih, dan asuh demi
mewujudkan ketahanan keluarga. Keluarga harus asah, yakni, mengasah kemampuan
sosialisasi, menerapkan nilai agama dan juga kepekaan lingkungan; asih yakni fungsi cinta
kasih dan reproduksi; asuh yakni fungsi ekonomi dan perlindungan. Sehingga dapat
menciptakan keluarga berkualitas dengan ukuran tiga dimensi yakni tenteram, mandiri dan
bahagia.

Keenam, Ledakan Kelahiran Pasca Pandemi. Dengan laju pertumbuhan 1,25% saat ini,
penduduk bertambah 3,2 juta orang setiap tahun. Pertambahan jumlah penduduk itu
sebanyak satu negara Singapura. Salah satu cara meredamnya ialah dengan menggelorakan
kembali program Bangga Kencana. Di mana-mana perlu dibangun Kampung KB. Namun
program Bangga Kencana terancam gagal selama masa pandemi Covid-19. Diketahui, ada
17,5 persen angka kehamilan yang belum atau tidak dikehendaki jika dibandingkan dengan
kondidi sebelum pandemi. Untuk itu, patut diantisipasi adanya ledakan kelahiran anak yang
bisa membuat penambahan jumlah penduduk Indonesia sembilan bulan mendatang melebihi
3,2 juta jiwa.

https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/1338/isu-kependudukan-dan-
kb#:~:text=Masalah%20kependudukan%20dan,3%2C2%20juta%20jiwa.

Anda mungkin juga menyukai