Anda di halaman 1dari 7

Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan

Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan perekonomian suatu wilayah mendorong terjadinya peningkatan


mobilitas pergerakan orang maupun barang. Peningkatan jumlah pergerakan
orang maupun barang ditandai dengan meningkatnya volume lalu lintas
kendaraan pada ruas jalan di perkotaan maupun ruas jalan penghubung antar
wilayah. Hal ini menimbulkan potensi terjadinya permasalahan transportasi (yaitu
kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, polusi udara dan suara, kesehatan, dan
lain-lainnya) menjadi semakin besar apabila tidak diimbangi dengan upaya
manajemen dan rekayasa lalu lintas yang baik.

Penggunaan kendaraan bermotor pribadi yang tidak terkendali sebagai moda


transportasi mobilitas masyarakat, berdampak terhadap tingginya emisi gas
rumah kaca CO2. Keberadaan gas rumah kaca CO2 menyumbang terjadinya
perubahan iklim yang mempengaruhi kehidupan manusia dan hewan di bumi.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, maka dibutuhkan upaya pembangunan
infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi
timbulnya emisi gas rumah kaca CO2. Inovasi dan investasi infrastruktur dan
teknologi di bidang angkutan umum yang ramah lingkungan dapat mengurangi
emisi gas rumah kaca CO2 dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan
iklim (RPJMN, 2020). Hal ini menjadi bagian dari strategi pembangunan
infrastruktur di bidang transportasi di Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2020-2024.

Amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan mewajibkan pemerintah untuk menyediakan pelayanan angkutan
umum yang aman, nyaman, selamat dan terjangkau bagi masyarakat. Angkutan

BAB 1-1
Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan
Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

umum merupakan sistem transportasi yang mengedepankan konsep


keberlangsungan dan berkeadilan yang melayani kebutuhan sosial dan ekonomi
semua kalangan masyarakat serta berwawasan lingkungan.

Pertumbuhan dan kepadatan penduduk, serta pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi, memegang peranan penting dalam mendorong kegiatan transportasi.
Peningkatan jumlah penduduk cenderung diikuti dengan perpindahan orang
menuju ke perkotaan (urbanisasi) karena kota memiliki daya tarik bervariasinya
lapangan pekerjaan dan standar hidup yang tinggi. Hal ini berdampak terhadap
timbulnya urban sprawl yaitu proses pengembangan permukiman perumahan di
daerah pinggiran kota dengan kepadatan penduduk yang rendah dan menyebar
serta bergantung pada kendaraan bermotor pribadi sebagai sarana transportasi
(Hayden, 2004). Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan penyediaan
layanan angkutan umum yang dapat mengakomodasi mobilitas pergerakan
masyarakat antar wilayah agar penggunaan kendaraan bermotor pribadi dapat
terminimalisasi.

Keberadaan pelayanan angkutan umum di suatu wilayah tidak hanya


meminimalisasi terjadinya perubahan iklim dengan berkurangnya penggunaan
kendaraan bermotor pribadi, namun juga memberikan manfaat positif di bidang
sosial dan ekonomi. Semakin luas jangkauan layanan angkutan umum akan
memberi kemudahan akses mobilitas pergerakan masyarakat dalam berkegiatan.
Dengan demikian, maka pengembangan suatu wilayah akan semakin meningkat
sejalan dengan bertumbuhnya pusat kegiatan layanan dan bisnis, yang
berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah. Manfaat positif di segi
keselamatan lalu lintas, keberadaan angkutan umum dapat meminimalisasi
potensi kecelakaan lalu lintas.

Pada Tahun 2019, Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Tengah telah melakukan Studi Pengembangan Angkutan
Aglomerasi Di Wilayah Subosukawonosraten (Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Tengah, 2019). Studi ini merekomendasikan pengembangan 6 (enam) koridor
angkutan aglomerasi Wilayah Subosukawonosraten, yaitu:

o Koridor 1 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Pilangsari (Sragen)

BAB 1-2
Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan
Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

o Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Giri Adipura (Wonogiri)


o Koridor 3 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Penggung (Boyolali)
o Koridor 4 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Tegal Gede (Karanganyar)
o Koridor 5 Terminal Klaten (Klaten) – Terminal Kartasura (Sukoharjo)
o Koridor 6 Terminal Tirtonadi (Solo) – Sangiran – Terminal Gemolong
(Sragen)

Angkutan umum Wilayah Aglomerasi Subosukawonosraten menggunakan sistem


Bus Transit dimana operasionalnya didasarkan pada Standard Operational
Procedure (SOP) yang ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam
hal ini yaitu Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah dan Standar Pelayanan
Minimum (SPM) yang ditetapkan oleh Kementrian Perhubungan. Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Tengah berencana mengimplementasikan angkutan
umum Wilayah Aglomerasi Subosukawonosraten secara bertahap dengan
dimulainya operasional angkutan umum Transjateng Koridor 6 Terminal Tirtonadi
(Solo) – Sangiran – Terminal Gemolong (Sragen) pada Tahun 2020. Tahap
berikutnya yaitu Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Giri Adipura
(Wonogiri) yang direncanakan implementasinya pada Tahun 2023. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah studi untuk menyusun detail
engineering design (DED) angkutan aglomerasi wilayah Subosukawonostraten
Transjateng Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Giri Adipura
(Wonogiri) sebagai dasar operasionalnya.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud studi adalah menyusun DED angkutan aglomerasi wilayah


Subosukawonostraten Transjateng Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal
Giri Adipura (Wonogiri).

Sedangkan tujuan studi adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi pelayanan angkutan umum Antar Kota Antar Provinsi


(AKDP) eksisting trayek Solo – Wonogiri.

2. Mengidentifikasi alternatif rute Transjateng Koridor 2 Terminal Tirtonadi


(Solo) – Terminal Giri Adipura (Wonogiri).

BAB 1-3
Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan
Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

3. Mengidentifikasi potensi demand alternatif rute Transjateng Koridor 2


Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Giri Adipura (Wonogiri).

4. Menentukan rute Transjateng Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) –


Terminal Giri Adipura (Wonogiri).

5. Mengidentifikasi integrasi prasarana dan layanan Transjateng Koridor 2


Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal Giri Adipura (Wonogiri) dengan
jaringan angkutan umum perkotaan di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Wonogiri.

6. Menentukan kebutuhan sarana dan prasana serta fasilitas pendukung yang


dibutuhkan oleh Transjateng Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) – Terminal
Giri Adipura (Wonogiri).

1.3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Studi Penyusunan DED Angkutan Aglomerasi Perkotaan Wilayah


Subosukowonosraten meliputi lingkup wilayah studi dan substansi kegiatan.

A. Lingkup Wilayah Studi

Lingkup wilayah studi meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo dan


Kabupaten Wonogiri, lihat Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Wilayah Subosukawonostraten

BAB 1-4
Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan
Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

B. Lingkup Substansi Kegiatan

Lingkup substansi kegiatan studi adalah sebagai berikut:

1. Melakukan studi pustaka berkaitan dengan undang-undang, peraturan dan


pedoman yang berkaitan dengan angkutan umum, manajemen dan rekayasa
lalu lintas.

2. Melakukan identifikasi pelayanan angkutan umum Antar Kota Antar Provinsi


(AKDP) eksisting trayek Solo – Wonogiri.

3. Melakukan identifikasi alternatif rute Transjateng Koridor 2 Terminal


Tirtonadi (Solo) – Terminal Giri Adipura (Wonogiri) berseta potensi demand-
nya.

4. Melakukan penentuan rute Transjateng Koridor 2 Terminal Tirtonadi (Solo) –


Terminal Giri Adipura (Wonogiri) beserta kebutuhan sarana dan prasana
serta fasilitas pendukung.

1.4. DASAR HUKUM

Dasar hukum perundang-undangan dan peraturan yang digunakan sebagai


sumber dalam Studi Penyusunan DED Angkutan Aglomerasi Perkotaan Wilayah
Subosukowonosraten adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan


Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2011 Tentang Jaringan Lalu Lintas


dan Angkutan Jalan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.

BAB 1-5
Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan
Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 tentang


Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10 Tahun 2012 tentang Standar


Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Rambu


Lalu Lintas

12. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun


2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10
Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis
Jalan.

13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang


Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum.

14. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2013 tentang


Penyelenggaraan Perhubungan.

15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2018 tentang


Penyelenggaraan Perhubungan.

16. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 2 Tahun 2018 tentang


Penyelenggaraan Perhubungan.

1.5. SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Studi Penyusunan DED Angkutan Aglomerasi Perkotaan Wilayah


Subosukowonosraten disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup, dasar hukum, dan sistematika laporan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab Landasan Teori memaparkan studi pustaka dari aspek legal dan teknis.

BAB 1-6
Jasa Konsultansi Perencanaan Studi Penyusunan DED Angkutan
Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten

BAB 3: METODOLOGI STUDI

Bab Metodologi Studi membahas tahapan pelaksanaan studi yang meliputi teknik
pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta kesimpulan dan rekomendasi.

BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab Analisis dan Pembahasan berisi analisis data primer dan sekunder Studi
Penyusunan DED Angkutan Aglomerasi Perkotaan Wilayah Subosukowonosraten.
Analisis studi mencakup identifikasi pelayanan angkutan umum AKDP eksisting,
identifikasi altenatif rute dan potensi demand, penentuan rute terpilih beserta
kebutuhan sarana dan prasana serta fasilitas pendukung yang dibutuhkan.

BAB 5: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab Kesimpulan dan Rekomendasi memberi pernyataan simpulan hasil studi dan
rekomendasinya.

BAB 1-7

Anda mungkin juga menyukai