Anda di halaman 1dari 23

DRAFT RANCANGAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN


PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA INDUK LLAJ
KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013-2031
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA TANGERANG SELATAN
Menimbang :
a. Bahwa problematika transportasi perkotaan di wilayah
Kota Tangerang Selatan pada saat ini dan masa yang
akan
datang
terus
meningkat
serta
semakin
menunjukkan permasalahan yang cukup serius.
b. Bahwa problematika transportasi perkotaan tersebut
tidak saja mengakibatkan tingkat efisensi dan efektifitas
pergerakan kota sangat rendah, tetapi juga telah
mengancam keberlangsungan kelestarian lingkungan
hidup.
c. Bahwa penanganan permasalahan transportasi perkotaan
di wilayah Kota Tangerang Selatan, harus dilakukan
secara menyeluruh, terpadu dan terintegrasi, sehingga
mendapatkan hasil yang optimal.
d. Bahwa dalam rangka mewujudkan pengembangan
transportasi perkotaan Kota Tangerang Selatan secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, perlu disusun
rencana induk LLAJ Kota Tangerang Selatan.
e. Bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a, b, c dan d, perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Rencana Induk LLAJ Kota
Tangerang Selatan Tahun 2013-2031.
Mengingat :
1. Pasal 4 aya1 (1), Undang-Undang Dasar 1945
sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat
Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional 2 (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4421) ;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang
Penataan Ruang.
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN
2005-2025.
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor
65);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWP,
RTRWK;
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1);
10.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 96);
11.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
12.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2010 Tentang RPJMN
2010-2014;
13.Undang-Undang Nomor Tahun tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan.
14.Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2031.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN
WALIKOTA
TENTANG
RENCANA
INDUK TRANSPORTASI PERKOTAAN TANGERANG
SELATAN DAN SEKITARNYA
Pasal 1
1) Untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang efisien dan
efektif di Tangerang Selatan, diperlukan penetapan Rencana Induk
LLAJ Kota Tangerang Selatan.
2) Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan panduan dalam penyelenggaraan
transportasi perkotaan di Kota Tangerang Selatan bagi para pemangku
kepentingan terkait.
3) Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari 3 (tiga) bagian meliputi :
a. Pendahuluan
2

b. Metode Pendekatan
c. Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program
d. Penutup
4) Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peratuan Walikota ini.
Pasal 2
Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan sebagaimana dimaksud pada
pasal 1 ayat (1), berfungsi sebagai acuan bagi semua pihak terkait dalam
rangka penyusunan rencana kerja penyelenggaraan transportasi
perkotaan di Kota Tangerang Selatan.
Pasal 3
Koordinasi pelaksanaan Rencana Induk LLAJ dilakukan oleh Pemerintah
dan Provinsi Banten serta pihak-pihak terkait yang berkepentingan.
Pasal 4
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Tangerang Selatan
Pada tanggal .
WALIKOTA
TANGERANG SELATAN
Ttd
( . )

Lampiran Peraturan Walikota


Tangerang Selatan
Nomor
:
Tanggal
:

DAFTAR ISI
BAB I

BAB II
BAB III

BAB IV
Lampiran I
Lampiran II

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. PENGERTIAN
D. SISTEMATIKA
METODE PENDEKATAN
VISI, MISI, KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
A. VISI
B. MISI
C. KEBIJAKAN
D. STRATEGI
E. PROGRAM
PENUTUP
Peta Wilayah Administratif Kota Tangerang Selatan
Tabel Pengembangan Transportasi Perkotaan di Kota
Tangerang Selatan (2014, 2019, 2025 dan 2031)

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi
sebagi urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan-keamanan. Pembangunan sector transportasi diarahkan
pada terwujudnya sistem transportasi yang efektif dan efisien dalam
menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan,
mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola
distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan
peningkatan hubungan internasional yang lebih memantabkan
perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka
perwujudan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perwujudan sistem transportasi yang efektif dan efisien menghadapi
berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya
perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomi daerah,
globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasa transportasi,
kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kepedulian dan kelestarian lingkungan hidup serta adanya
keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut,
sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan disempurnakan
dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga
terwujud keterpaduan antar dan intra moda transportasi, dalam rangka
memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta
perdagangan nasional dan internasional dengan memperhatikan
kelaikan sarana dan prasarana transportasi.
Isu pembangunan transportasi perkotaan berkelanjutan berwawasan
lingkungan (environmentally sustainabel transport) saat ini terus di
sosialisasikan untuk diwujudkan pada wilayah perkotaan yang ada di
seluruh dunia. Indonesia sebagai bagian dari negara yang memiliki
iklim tropis dengan penduduk terbesar ke-5 didunia, sudah saatnya
ikut berpartisipasi dalam mewujudkan green city melalui
pembangunan transportasi perkotaan berkelanjutan berwawasan
lingkungan.
Kawasan perkotaan Tangerang Selatan, yang terdiri atas seluruh
wilayah Kota Tangerang Selatan dan daerah sekitarnya dalam bingkai
kawasan JABODETABEK, dalam perkembangannya terus tumbuh pesat.
Problematika transportasi perkotaan saat ini telah terjadi dan terus
semakin berat dimasa yang akan datang. Dengan demikian, diperlukan
rencana pengembangan transportasi perkotaan yang lebih baik guna
menghidari problematika kemacetan lalu lintas dan degradasi
5

kelestarian lingkungan hidup di kawasan perkotaan yang semakin


parah.
Berdasarkan kondisi seperti yang disebutkan diatas dan dengan
memperhatikan perkiraan perubahan pola aktivitas, pola pergerakan,
serta peruntukan lahan, maka perlu disusun dokumen Rencana Induk
LLAJ Kota Tangerang Selatan. Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang
Selatan ini berupa rencana pengembangan Jaringan pelayanan dan
jaringan prasarana transportasi perkotaan jangka mendesak, jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang sebagai pedoman atau
acuan pembangunan transportasi perkotaan di Kota Tangerang
Selatan.
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan dokumen Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai pedoman atau acuan penyelenggaraan
transportasi perkotaan di Kota Tangerang Selatan.
C. PENGERTIAN
1. Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan adalah serangkaian
simpul dan/atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian
antarmoda dan intermoda yang berupa terminal, stasiun kereta
api, pelabuhan laut, pelabuhan sungai dan danau dan/atau
Bandar udara.
3. Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu
lintas, terminal, dan perlengkapan jalan yang meliputi marka,
rambu, alat pemberi isyarat lau lintas, alat pengendali dan
pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan
jalan serta fasilitas pendukung.
4. Transportasi antarmoda adalah transportasi penumpang dan
atau barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi
dalam satu perjalanan yang berkesinambungan.
5. Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan
menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda trnasportasi yang
berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan Dokumen
Transportasi Multimoda dari suatu tempat barang diterima oleh
operator transportasi multimoda ke suatu tempat ditentukan
untuk penerimaan barang tersebut.
6. Transportasi jalan yang dimaksudkan dalam dokumen ini
adalah lalu lintas angkutan jalan dan jaringan jalan.
7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya

ditentukan berdasarkan
fungsional.

aspek

administratif

dan/atau

aspek

D. SISTEMATIKA
Dokumen Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan ini terdiri dari
Pendahuluan, Metode Pendekatan, Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi
serta Program pengembangan transportasi perkotaan yang selanjutnya
dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan program pengembangan
transportasi
perkotaan
meliputi
program
optimalisasi
dan
pembangunan, sebagai berikut :
Bab I.

Pendahuluan, berisi tentang latar belakang perlunya


penyusunan Dokumen Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang
Selatan, tujuan, pengertian serta sistematika penulisan.
Bab II Pendekatan Pengembangan Transportasi Perkotaan, berisikan
dasar pertimbangan dan metode pendekatan dalam
penyusunan Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan dan
sekitarnya.
Bab III Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Pengembangan
Transportasi Perkotaan di Kota Tangerang Selatan.
Bab IV Penutup.

BAB II
PENDEKATAN PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI PERKOTAAN
A. DASAR PERTIMBANGAN
1. MENURUNNYA TINGKAT PELAYANAN JALAN
Aspek pertama, yang paling menjadi dasar pertimbangan adalah
adanya kenyataan menurunnya kinerja jaringan dari tahun ke tahun
berdasarkan pemodelan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Hasil
pemodelan menunjukkan bahwa terdapat penurunan tingkat
pelayanan jalan pada ruas jalan utama Kota Tangerang Selatan
yang cukup signifikan sampai dengan tahun 2031.
2. KLASIFIKASI KOTA TANGERANG SELATAN SEBAGAI KOTA
METROPOLITAN (KOTA RAYA)
Aspek kedua, adalah bahwa pada tahun 2011, sebenarnya Kawasan
Perkotaan Tangerang Selatan sudah termasuk dalam klasifikasi Kota
Raya atau Metropolitan (lebih dari 1.000.000 jiwa). Dalam
klasifikasi trayek utama (thrunk line) perkotaan Tangerang Selatan,
sudah seharusnya menggunakan kombinasi KA dan Bus Besar.
3. PESATNYA PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Aspek ketiga, adalah adanya rencana investasi yang akan masuk di
wilayah Tangerang Selatan khususnya, terutama pembangunan
komersial dan pemukiman yang terus berkembang.
4. RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
Aspek keempat, adalah aspek rencana tata ruang wilayah (RTRW).
Rencana-rencana pengembangan wilayah berdasarkan RTRW
tersebut, harus menjadi pijakan dalam pengambilan kebijakan
tentang rencana pengembangan transportasi perkotaan yang akan
ditetapkan.
B. METODE PENDEKATAN
Dalam penetapan rekomendasi rencana pengembangan transportasi
perkotaan yang akan ditetapkan, sangat diperlukan untuk melakukan
evaluasi penanganan transportasi perkotaan yang selama ini telah
dilakukan. Bahwa kemacetan lalu lintas merupakan problematika
utama daerah perkotaan. Penyebab terjadinya kemacetan tersebut
karena tidak adanya kesetimbangan demand-supply jaringan
8

transportasi jalan perkotaan. Penanganan masalah kemacetan lalu


lintas diperkotaan selama ini hanya dilakukan secara parsial saja dan
tidak terintegrasi antara jaringan prasarana dan jaringan pelayanan
secara bersama-sama dalam satu kesatuan yang baik. Optimasi
jaringan transportasi jalan perkotaaan hanya dilakukan pada ruas
jalan saja atau persimpangan/simpul saja (jaringan prasarana) atau
terhadap angkutan umum saja atau angkutan pribadi saja (jaringan
pelayanan). Akibat dari metode pendekatan optimasi jaringan
transportasi jalan perkotaan yang parsial tersebut, maka berimplikasi
pada penanganan masalah kemacetan lalu lintas di wilayah perkotaan
juga hanya dilakukan secara parsial. Hal ini menyebabkan out put dari
penanganan masalah kemacetan lalu lintas yang dilakukan juga
kurang optimal, artinya kemacetan lalu lintas masih saja belum bisa
dituntaskan di hampir wilayah perkotaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka metode pendekatan
dalam penyusunan rencana pengembangan transportasi perkotaan di
wilayah Perkotaan Tangerang Selatan dan sekitarnya ini, akan
dilakukan dengan pendekatan optimasi balanced score card.
Pendekatan metode ini, menggunakan strategi balanced scorecard
yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton, pada
tahun 1992, yang selanjutnya dipadukan dengan program dinamis
pada saat proses pembebanan lalu lintas (assignment). Balanced
Scorecard mengukur kinerja korporat dalam 4 (empat) katagori
perspektif, yaitu perspektif keuangan, persepktif pelanggan,
persepektif proses bisnis internal dan persepktif pembelajaran dan
pertumbuhan. Dengan demikian balanced score card merupakan
kumpulan kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi
perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan.
Terkait dengan penggunaan pendekatan metode ini kedalam proses
perencanaan transportasi 4 (empat tahap), terutama ke dalam
tahapan assignment ini adalah bahwa :
a. Tahapan assignment, merupakan tahapan akhir dalam proses
perencanaan transportasi 4 (empat) tahap, sehingga pada tahapan
inilah inisiatif strategi
penanganan transportasi baik yang
menyangkut sumber daya manusia (SDM), prasarana dan sarana
dapat disimulasikan sebelum dilakukan pembebanan lalu lintas
untuk mengetahui skenario mana yang paling dapat menciptakan
kesetimbangan lalu lintas pada suatu wilayah. Dalam tahapan ini
proses pembebanan lalu lintas dilaksanakan dengan dynamic
program dengan menggunakan perangkat lunak aplikasi ;
b. Sebelum dilakukan pembebanan, dengan bantuan pendekatan
balanced scorecard, alternatif skenario penanganan baik yang
menyangkut perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, proses
internal, pengguna (pelanggan) dan keuntungan finansial dapat
dengan cepat ditetapkan tanpa harus melakukan trial and eror
9

yang sifatnya coba-coba, yang relatif akan membutuhkan waktu


yang panjang.
c.Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam hal ini
menyangkut masalah keahlian sumber daya manusia (SDM) yang
menangani masalah transportasi perkotaan baik unsur yang
bertanggung jawab dalam planning, engineering, education dan
enforcement.
d. Perspektif proses internal, adalah merupakan proses peningkatan
kualitas dan produktifitas jaringan prasarana dan pelayanan
transportasi perkotaan. Dalam hal ini menyangkut kualitas dan
produktivitas ruas jalan dan persimpangan serta efisiensi dan
efektivitas pengaturan kendaraan pribadi dan kendaraan umum.
e. Perspektif
pelanggan (pengguna/user),
adalah pencapaian
kesetimbangan lalu lintas perkotaan
yang berimplikasi pada
keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
f. Perspektif finansial, adalah merupakan keuntungan finansial yang
didapat dari skenario penanganan yang dikembangkan berupa
konsumsi bahan bakar dari seluruh pengendara yang beraktivitas
pada wilayah perkotaan.

Financial

Peningkatan
Ekonomi
Penurunan
Konsumsi
bahan
bakar
minyak
dan Nilai Waktu

Keamanan
Ketertiban
,
Kelancaran
dan
Pengguna
Pengguna
pelanggan
(Pelanggan)
(
)
Lalu
Lintas
Urban
Balanced
Traffic
Kesetimbangan
Lalu
Lintas
Kesetimbangan
Lalu
Lintas

Proses
Internal

&
Kualitas
Kuantitas
&
Efisiensi
dan
Efektifitas
Jaringan
Jaringan
Prasarana
Jaringan
Pelayanan
Pelayanan

Pembelajaran
Pertumbuhan
dan

Keahlian
SDM
Pengelola
Transportasi

Gambar 1.
Rantai Nilai Sebab Akibat balanced score card

10

Tabel 1.
Inisiatif Strategi Pengembangan Transportasi Perkotaan di Kota Tangerang Selatan

Perspektif
Finansial
Mengurangi User
25%
Cost

Pelanggan
25%
Lalu lintas
Kesetimbangan Lalu

Proses Internal
25%
Kualitas
&
Kuantita
s

Jaringan
Pelayanan
Efektif &
Efisien

Pembelajaran dan
Pertumbuhan
25%
Keahlian SDM
Pengelola
Transportasi

Tujuan

Ukuran

Target

Mengurangi user cost


Kecepatan rata-rata
> 40 km/jam
dan meningkatkan
perjalanan
nilai ekonomi
Mencapai keamanan, Nilai volume per
V/C ratio < 0,80
ketertiban &
kapasitas (V/C ratio)
LOS = C
kelancaran lalu lintas Tingkat pelayanan
Mencapai
jalan (level of servce =
kesetimbangan lalu
LOS)
lintas perkotaan
Meningkatkan kualitas Jumlah dan kualitas
Lebar jalan meningkat
& kuantitas jaringan
jaringan jalan
> 7,0 m dengan
prasarana transportasi Jumlah pilihan jalan
kualitas mantap
perkotaan
Pilihan jalan alternatif
alternatif
Mengefektifkan &
Tingkat penggunaan
> 2 jaringan jalan
mengefisiensikan
Proporsi penggunaan
angkutan umum
jaringan pelayanan
terhadap angkutan
angkutan umum
transportasi perkotaan
pribadi
terhadap angkutan
pribadi
Minimal
25% :
75%
Moderat
40% :
60%
Maksimal
60% :
40%
Meningkatkan
Persentase
100% dalam 5 tahun
keterampilan /skill
keterampilan strategis
pengelola transportasi
yang ada
perkotaan secara
terpadu

Program Aksi

Program pengembangan
manajemen lalu lintas
perkotaan
Program pengembangan
teknologi dan informatika
Program peningkatan dan
pengembangan jaringan
jalan
Program peningkatan dan
pengembangan layanan
angkutan umum
Program peningkatan dan
pengembangan terminal
Program pengelolaan dan
pengendalian angkutan
barang
Program pengendalian
angkutan pribadi

Program pelatihan SDM


pengelola transportasi

11

12

BAB III
VISI, MISI, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI
A. VISI
Jaringan transportasi perkotaan bertumbuh, merata dan terpadu,
menuju pembangunan transportasi perkotaan berkelanjutan
berwawasan lingkungan (enviromentally sustainable transport).
B. MISI
a. Meningkatnya kualitas SDM yang mengelola transportasi di
perkotaan Tangerang Selatan.
b. Meningkatnya
jaringan
pelayanan
transportasi
perkotaan
Tangerang Selatan.
c. Meningkatnya
jaringan
prasarana
transportasi
perkotaan
Tangerang Selatan.
d. Tercapainya kesetimbangan lalu lintas perkotaan menuju lalu
lintas di perkotaan Tangerang Selatan yang aman, tertib dan
lancar.
e. Terjangkaunya biaya perjalanan user cost di kawasan Perkotaan
Tangerang Selatan.
C. KEBIJAKAN
Kebijakan yang ditetapkan guna mencapai
sebagaimana dimaksud, adalah sebagai berikut :

visi

dan

misi,

a. Terwujudnya integrasi perencanaan


Pengembangan transportasi perkotaan Tangerang Selatan dan
sekitarnya harus mampu mengantisipasi dinamika pertumbuhan
kegiatan ekonomi dan terintegrasi dalam rencana sistem sistem
transportasi nasional, sistem logistik nasional, rencana tata
ruang wilayah serta melibatkan peran serta masyarakat.
b. Terwujudnya keterpaduan inter dan antar moda
Pengembangan transportasi perkotaan Tangerang Selatan harus
mampu mewujudkan keterpaduan inter dan antar moda
sehingga tercapai kegiatan transportasi perkotaan yang efisien
dan efektif.
c. Terpenuhinya kebutuhan dan keinginan pasar (needs and want
market)
Pengembangan transportasi perkotaan Tangerang Selatan harus
mampu menjawab kebutuhan dan keinginan pasar (needs and
want market), karena penyelenggaraan transportasi tidak dapat
terlepas dari perilaku pasar yang harus diantisipasi dan
diwujudkan dalam peningkatan kualitas layanan transportasi.
13

d. Mendorong investasi swasta


Sesuai dengan peran transportasi sebagai urat nadi
perekonomian, maka diharapkan dengan pengembangan
transportasi perkotaan Tangerang Selatan ini akan mendorong
investasi swasta di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang.
D. STRATEGI
Penerapan strategi atas kebijakan yang ditetapkan dalam
pengembangan jaringan transportasi perkotaan Tangerang Selatan
dan sekitarnya, terdiri atas 2 (dua) strategi yaitu :
a. Penguatan peran simpul transportasi perkotaan baik terminalstasiun KA-CBD dalam menopang kegiatan ekonomi perkotaan
Tangerang Selatan.
b. Pengembangan inovasi pelayanan transportasi perkotaan berbasis
IT guna menjamin ketepatan waktu dan kenyamanan pengguna
jasa transportasi.
E. PROGRAM
a. program pelatihan sumber daya manusia pengelola transportasi
perkotaan.
1) Pelatihan penerapan konsep TOD (transport oriented
development) ;
2) Pelatihan perencanaan jaringan jalan strategis perkotaan ;
3) Pelatihan perencanaan jaringan trayek angkutan umum
perkotaan ;
4) Pelatihan manajemen dan rekayasa lalu lintas perkotaan ;
5) Pelatihan manajemen angkutan umum di perkotaan ;
6) Pelatihan manajemen angkutan barang di perkotaan ;
7) Pelatihan penerapan konsep ATCS (area traffic controll
system) ;
8) Pelatihan penerapan konsep ITS (intelligent transport
system) ;
9) Pelatihan penerapan konsep LATM (local area traffic
management) ;
10)
Pelatihan penerapan konsep road pricing, SSA, dan
three in one
b. Program pengembangan jaringan jalan perkotaan
1) Pembangunan
jalan
tembus/short-cut/lingkar
untuk
kesetimbangan lalu lintas.
2) Pembangunan jalan penghubung sentra komoditi
3) Pembangunan jalan akses utama simpul transportasi
(terminal, pelabuhan, bandara).
14

4) Peningkatan jalan utama Trans Tangerang Selatan menjadi


4/2 D.
c. Program peningkatan pengendalian persimpangan
1) Re-design geometrik persimpangan pada jaringan jalan
utama strategis.
2) Re-setting program fase dan siklus traffic light, pada
simpang bersinyal.
3) Pengembangan pengaturan dan pengendalian simpang
prioritas ke APILL.
d. Program pengembangan terminal terintegrasi
1) Revitalisasi terminal Pondok Cabe (Terminal Tipe A)
2) Pembangunan terminal intermoda dengan KA (Terminal Tipe
B)
a) Intergrasi Terminal, Park and ride, kiss and ride, Stasiun
KA Serpong
b) Intergrasi Terminal, Park and ride, kiss and ride, Stasiun
KA Rawa Buntu
c) Intergrasi Terminal, Park and ride, kiss and ride, Stasiun
KA Jombang, Sudimara
d) Intergrasi Terminal, Park and ride, kiss and ride, Stasiun
KA Jurang Mangu
e) Intergrasi Terminal, Park and ride, kiss and ride, Stasiun
KA Pondok Ranji
3) Pembangunan terminal "mixed used" tipe C
a) BSD Sektor 1 Serpong
b) Muncul, Kampus ITI
c) Cimanggis
4) Pembangunan Fasilitas "transfer moda" pada lokasi
pangkalan angkutan umum
a) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Bayangkara, Serpong
b) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Ki Hajar Dewantara, Ciputat
c) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Aria Putra, Ciputat
d) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Legoso, Ciputat
e) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Bintaro Sektor 3, Pondok Aren
f) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Graha Raya Utama, Serpong
g) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. Ceger Raya, Pondok Aren
h) Revitalisasi pangkalan angkot Jl. WR Supratman, Pondok Aren
i) Revitalisasi pangkalan angkot lainnya
e. Program peningkatan dan pengembangan layanan angkutan
umum
1) Penyelenggaraan angkutan umum massal (BRT CIRCLE LINE
TANGSEL), yang meliputi 4 koridor yaitu :
a) Koridor 1 : Terminal Pondok Cabe-Jl. Agus Salim-Jl. RE
Martadinata-UIN Ciputat-Jl. Ir. H Juanda
15

(Integrated dengan APTB Ciputat-Kota) - Jl.


WR Supratman-Bintaro Plasa Mixed UsedTerminal Intermoda Pondok Ranji (integrated
dengan KA ke Jakarta) PP. (12,4 km)
b) Koridor 2 : Terminal Pondok Cabe-Jl. Agus Salim-Jl. RE
Martadinata-Jl. Pajajaran-Jl. Siliwangi-Kampus
ITI-Jl. Raya Puspiptek-Jalan Taman Tekno-Jl.
Buaran Rawa Buntu-Terminal Intermoda
Rawabuntu (integrated dengan KA ke Jakarta)
PP. (18,8 km)
c) Koridor 3 : Terminal Intermoda Rawabuntu-Jl. Kapten
Subiyanto-Jl.
Pahlawan
Seribu-Jl.
Raya
Serpong-Jl. Boulevard Alam Sutera-Mall Sogo
Alam Sutera (integrated rencana Bus Lane
Sogo-Bandara)PP, (12,4 km)
d) Koridor 4 : Mall Sogo Alam Sutera-Jl. Bayangkara-Jl.
Graha Utama Raya-Jl. Boulevard Bintaro ROW
50-Bintaro
Lifestyle-Terminal
Intermoda
Jurang Mangu, PP. (14,5 km)
2) Penyelenggaraan angkutan umum massal (BRT THRUNK LINE
TANGSEL), yang meliputi 4 koridor :
a) Kordiror 5 : Rencana Terminal Intermoda BSD-Jl. ROW 42
BSD-Jl. ROW 40 BSD-Jl. Letkol Sutopo-Jl.
Raya
Ciater-Jl.
Bukit
Indah-Terminal
Intermoda Sudimara, PP (11,95 km)
b) Kordiror 6 : Terminal Intermoda Sudimara -Jl. Merpati-Jl.
Menjangan-Jl. WR Supratman-Jl. Ir. H JuandaJl. Kertamukti-Jl. Pisangan-Jl. Cabe Raya-Jl.
Raya Cinere, PP (12,83 km)
c) Kordiror 7 : Rencana Terminal Ciledug (integrated busway
Ciledug-Jakarta)-Jl.
Jombang
Raya-Jl.
Terminal Intermoda Sudimara, PP (8,0 km)
d) Kordiror 8 : Terminal Intermoda Sudimara-Jl. Jombang
Raya-Jl.Ciater Sukamulya-Jl. Pamulang RayaJl. Setiabudi-Jl. Cabe Raya-Jl. Kemiri-Terminal
Pondok Cabe, PP. (11,8 km)
3) Pembangunan Halte/Shelter BRT TANGSEL :
a) Koridor 1 : 13 unit
b) Koridor 2 : 19 unit
c) Koridor 3 : 10 unit
d) Koridor 4 : 14 unit
e) Koridor 5 : 8 unit
f) Koridor 6 : 16 unit
g) Koridor 7 : 12 unit
h) Koridor 8 : 12 unit
4) Pengembangan Monorail di Wilayah Kota Tangerang Selatan
a) Rawabuntu-Bandara
16

b) Pamulang-Muncul-Rawabuntu
c) Lebakbulus-Ciputat-Pamulang (integrated rencana MRT
Jakarta)
5) Restrukturisasi trayek diwilayah Kota Tangerang Selatan
dengan sistem THRUNK LINE dan FEEDER LINE.
1)
2)
3)
4)

f. Program pengendalian penggunaan angkutan pribadi


Penerapan CAR FREE DAY di Kota Tangerang Selatan, pada hari
tertentu dalam setiap bulan.
Pengembangan lajur khusus sepeda bicycle lane pada koridor
tertentu di Kota Tangerang Selatan.
Pegembangan jalur khusus pedestrian pada koridor tertentu di Kota
Tangerang Selatan.
Pengembangan fasilitas park and ride pada simpul-simpul koridor
TRANS TANGERANG SELATAN.

g. Program pengembangan fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan


perkotaan
1) Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas dan marka jalan pada
jaringan jalan utama dan jaringan jalan strategis lainnya di
Kawasan Perkotaan Tangerang Selatan.
2) Pengadaan pagar pengaman jalan, cermin tikungan dan delineator
pada jaringan jalan utama dan jaringan jalan strategis lainnya di
Kawasan Perkotaan Tangerang Selatan.
h. Program pengelolaan dan pengendalian angkutan barang
1) Penetapan jaringan lintas angkutan barang Tol Jakarta
Merak-Rencana Tol Kunciran Serpong-Tol Serpong JakartaRencana Tol Serpong Cinere-Rencana Tol Serpong Balaraja
2) Pembangunan rest area terpadu (pos pengawasan, lapangan
parkir truk, SPBU, Caf shop)
a) Kawasan Puspiptek (perbatasan dengan Bogor)
b) Kawasan Terminal Pondok Cabe (perbatasan dengan
Depok)
c) Kawasan Industri Tifico (koordinasi dengan Kota
Tangerang)
d) Kawasan Terminal Lembang Ciledug (koordinasi dengan
Kota Tangerang)
3) Pengaturan dan pembatasan jam operasi angkutan barang
a) Segmen tertentu jalan "circle line" (jalan Lingkar)
b) Segmen tertentu jalan "thrunk line" (jalan Poros)
i. Program pengembangan teknologi Informatika
1) Pengadaan dan pengembangan ATCS (area traffic cotroll
system).
17

2) Pengadaan dan pengembangan ITS (intelligent transport


system).
3) Pengadaan dan pengembangan LATM (local area traffic
management).
4) Pengadaan dan pengembangan E-TICKETING TRANS
TANGERANG SELATAN.
j. Program pengembangan kerjasama dengan pihak lain
1) Penyusunan MOU antara Pemerintah-PEMDA
2) Penyusunan MOU antara Pemerintah-swasta
3) Penyusunan MOU antara PEMDA-swasta

BAB IV
PENUTUP
Sebagai perwujudan dari Sistranas, Sistrawil dan Sistralok maka
pengembangan
transportasi
perkotaan
Kota
Tangerang
Selatan
diorientasikan kepada upaya pengembangan keseimbangan antara
18

penyediaan jaringan prasarana dan pelayanan dengan permintaan jasa


transportasi (supply dan demand) yang memperhatikan potential demand
dalam upaya meningkatkan perekonomian wilayah.
Berhasilnya pelaksanaan pengembangan transportasi perkotaan di Kota
Tangerang Selatan secara konsekuen dan penuh tanggung jawab, sangat
tergantung kepada sumber daya manusia dan partisipasi seluruh
masyarakat dan berbagai sektor terkait lainnya serta seluruh aparatur
transportasi baik yang ada di Kota Tangerang Selatan.
Dokumen Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan ini merupakan
pedoman yang digunakan dalam pembangunan dan penyelenggaraan
transportasi perkotaan secara terintegrasi.

19

Lampiran I :
Peta Wilayah Adminstrasi Kota Tangerang Selatan

20

Lampiran II :
Tabel
Program Kegiatan Pengembangan Transportasi Perkotaan di Kota Tangerang Selatan
Dalam Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan 2013-2031

21

Tabel
Program Kegiatan Pengembangan Transportasi Perkotaan di Kota Tangerang Selatan
Dalam Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan 2013-2031
(lanjutan)

22

Tabel
Program Kegiatan Pengembangan Transportasi Perkotaan di Kota Tangerang Selatan
Dalam Rencana Induk LLAJ Kota Tangerang Selatan 2013-2031
(lanjutan)

23

Anda mungkin juga menyukai