Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGUNAN JALAN TOL

SEMARANG-SOLO
Perencanaan, Proses, serta Dampak Ekonominya.
Abstraksi
Pembangunan jalan tol Semarang-Solo telah diwacanakan sejak
1995. Dalam perencanaannya, Jalan sepanjang 75,67 kilometer
yang diperkirakan akan menelan anggaran Rp. 7 triliun
dijadwalkan bakal rampung pada 2008. Pengoperasiannya
sendiri dijadwalkan pada 2009-2010, namun kenyataan yang
ada justru meleset dari yang telah direncanakan yakni jalur
tahap I sepanjang sepanjang 14,1 kilometer (Semarang-
Ungaran) baru akan dioperasikan sekitar Maret 2011. 
lingkungan + data (longsor).
Adanya jalan tol sebagai sarana transportasi diharapkan dapat
mengangkat tingkat produktivitas dan kemandirian kota-kota
di sekitar jalur Semarang-Solo. Dengan aksesibilitas yang begitu
luas, diprediksikan daerah-daerah yang dilintasi akan
mengalami dampak positif dalam pembangunan kehidupan
sosial- ekonomi.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi atau perangkutan adalah perpindahandari suatu tempat ke tempat lain


dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan
(kuda, sapi, kerbau), atau mesin.Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip)
antara asal (origin) dan tujuan (destination).1 Di era sekarang ini transportasi sudah menjadi
sedemikian penting. Jarak antara satu kota dengan kota lain sudah tidak menjadi persoalan
dengan adanya transportasi yang baik. Dalam spsifikasinya, sarana transportasi di Indonesia
1
________. 2009. Transportasi (Perangkutan), Pengertian Transportasi. Dalam
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/pengertian-transportasi/ diakses pada 7 Juni 2011 jam 18.10
terdiri dari tiga macam transportasi, yakni transportasi udara (pesawat udara), transportasi air
(kapal laut, perahu, sampan, boat, dll.), serta transportasi darat (sepeda motor, mobil, truk, bus,
kereta api, dll.).

Penyediaan sarana dan insfrastruktur juga sangat penting dalam segala bentuk kegiatan
transportasi. Transportasi darat merupakan salah satu yang paling sering digunakan di Indonesia.
Untuk memenuhi mobilitas masyarakat lewat transportasi darat, maka diperlukan sarana dan
prasarana transportasi. Rel kereta api, Jalan dan Jembatan,  adalah prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air.2 Artinya sarana transportasi
darat adalah seluruh komponen yang dapat mendukung kegiatan lalu lintas darat. Lalu lintas
darat dapat berarti lalu lintas jalan raya serta lalu lintas kereta api. Namun dalam tulisan ini akan
lebih spesifik pada lalu lintas darat.

Keberadaan sarana transportasi yang memadai mempunyai peran vital bagi pembangunan
suatu negara. Hal tersebut menjadi semacam sarana bagi berlangsungnya perdagangan dan
perputaran industri. Kuncoro (dalam tulisannya Akselerasi Infrastruktur Tahun 2009)
mengungkapkan pembangunan di Indonesia yang menembus angka 8% pada 2008 lalu 3, dan
menjadi yang terbaik di dunia tidak lepas dari dukungan sarana dan prasarana transportasi yang
ada. Walaupun seperti itu, terlalu dini jika langsung merasa puas, pemerintah masih mempunyai
banyak tantangan disini. Dari segi insfrastruktur, dengan mengacu pada data yang dikeluarkan
oleh World Economic Forum pada tahun 2008 menempatkan Indonesia dalam peringkat 86 dari
143 negara dalam hal infrastruktur4. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dalam kategori
menengah kebawah dalam segi kualitas infrastruktur.

Infrastruktur merupakan salah satu indikator bagaimana sebuah negara dapat mengelola
sumber daya yang dimilikinya. Dengan adanya Indonesia pada peringkat 86 dari 143 negara
merupakan capaian yang masih jauh dari kata puas. Bukan hanya pemerintah, namun sudah

2
Abadi, Moga Jaya. 2010. Pengertian Transportasi. Dalam http://mogajayatrans.com/pengertian-transportasi.html
diakses pada 4 Juni 2011 jam 23.17
3
Mudrajad Kuncoro, Akselerasi Infrasruktur, Harian Seputar Indonesia, 18 Februari 2009
4
Ibid
menjadi tanggung jawab seluruh warga negara untuk memperbaiki sarana dan insfrastruktur
guna mendapatkan kemudahan dalam aktivitas sehari-hari.

Dalam hal transportasi, Pembangunan jalan tol merupakan salah satu bentuk perbaikan
sarana dan insfrastruktur. Buruknya jalan raya sebagai saranan transportasi di Indonesia memang
sudah cukup memprihatinkan. Belum lagi masalah kemacetan yang timbul karena jumlah
kendaraan bermotor yang sudah tidak sebanding lagi dengan jumlah jalan di kota-kota besar.
Saat ini, ruas jalan tol di jawa tidak sebanding dengan perkembangan jumlah dan tingkat
mobilitas penduduk di jawa5. Dengan digalakkannya pembangunan jalan tol, diharapkan mampu
meningkatkan kualitas insfrastruktur. Sehingga mampu mengoptimalkan pertumbuhan di
berbagai bidang, utamanya di sektor ekonomi baik daerah maupun secara nasional.

Dari penjelasan sebelumnya, Tulisan ini akan mengangkat masalah pembangunan jalan
tol jalur Semarang-Solo sebagai pembangunan insfrastruktur. Jalur Semarang-Solo yang
merupakan satu-satunya akses darat selain kereta api sekarang ini sudah begitu padat seiring
bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat mobilitas penduduk. Solo sebagai kota kesenian di
Jawa Tengah berpotensi dengan produk-produk tradisionalnya dan berpotensi pula
mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan adanya jalan tol Semarang-
Solo, akses darat dari Kota Solo menuju Semarang dan juga sebaliknya dapat lebih baik.

Semarang yang notabene adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki peran vital
dalam akses untuk kota-kota lain di jawa tengah, hal ini tidak lepas dari adanya Bandara Ahmad
Yani serta Pelabuhan Tanjung Emas. Sebagai pintu Provinsi Jawa Tengah dari transportasi udara
serta transportasi laut, jalur-jalur darat penghubung Kota Semarang dengan daerah-daerah lain di
Provinsi Jawa Tengah sudah semestinya baik kualitasnya. Distribusi bahan-bahan perdagangan
dan distribusi barang barang industri dari Kota Semarang menuju daerah-daerah lain di Provinsi
Jawa Tengah serta sebaliknya juga ditentukan oleh kualitas jalanan penghubung.

Demikian pula untuk perhubungannya dengan Kota Solo. Solo yang merupakan kota
kerajinan dan kota budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan-wisatawan yang
mengunjungi Provinsi Jawa Tengah. Kerajinan-kerajinan juga memerlukan bahan-bahan baku
untuk kemudian diolah menjadi barang kerajinan souvenir khas Solo. Dengan keberadaan jalan
5
Bangkit A. Wiryawan dan Bambang Sudjatmiko, Tinjauan Sosial-Ekonomi Sinergi Pembangunan Jalan Tol dan
Jalan Kereta Api di Pulau Jawa. Hal. 2
tol jalur Semarang-Solo, secara otomatis akan memperlancar transportasi serta distribusi
perdagangan maupun distribusi barang-barang industri menjadi lancar, sehingga diharapkan
mampu mengoptimalkan sektor perekonomian.

Dalam keadaan yang ada sekarang, jalur Semarang-Solo sudah sangat tidak respresentatif
lagi untuk penghubung dua kota besar di Jawa Tengah ini. Tingginya tingkat lalu lintas membuat
jalur Semarang-Solo begitu padat. Hal ini tentu berdampak kurang baik dalam bidang ekonomi,
perputaran perdagangan atau pendistribusian barang-barang industri maupun barang logistik
sering mengalami keterlambatan akibat padatnya lalu lintas. Seiring dengan tingkat kepadatan
lalu lintas yang semakin tinggi, pemerintah berencana untuk membangun jalan tol Semarang–
Solo sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan dan memperpendek waktu tempuh sehingga
nantinya jarak Semarang – Solo dapat ditempuh lebih cepat dari sebelumnya.6

Dalam kebijakannya, pemerintah megalokasikan sebagian anggaran balanja daerah dan


sedikit anggaran belanja negara untuk membangun jalur tol Semarang-Solo yang tentunya
dengan harapan utama adalah mengurangi tingkat kemacetan sehingga membawa keuntungan
dalam berbagai bidang, terutama bidang perekonomian yakni dengan meningkatkan produktifitas
daerah. Diharapkan dengan keberadaan jalan tol ini akan menunjang hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah serta alasan pemilihan judul diatas, maka pokok
pembahasan yang dibahas dalam tulisan ini adalah:

1. Bagaimanakah tahap implementasi jalan tol…?


2. Bagaimana perencanaan dan proses pembangunan jalan tol Semarang-Solo?
3. Bagaimana dampak lingkungan dengan adanya Jalan Tol?

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengapa jalan tol Semarang-Solo perlu ada.
2. Mengetahui tentang perencanaan serta proses pembangunannya sebagai perbaikan
infrastruktur.
6
Kurniawan , Adhi and Wahyu Pratama, Aditya (2010) Laporan Tugas Akhir Evaluasi Perencanaan Interchange
Bawen pada Jalan Tol Semarang Solo. Undergraduate thesis, Jurusan Teknik Sipil. Universitas Diponegoro.
Semarang
3. Memperkirakan dampak ekonomi dengan dibangunnya jalan tol jalur Semarang-Solo.

1.3 Manfaat
1. Bagi penulis

Penulis dapat mengetahui bagaimana pembangunan jalan tol Semarang-Solo beserta


dampak ekonomi bagi kedua kota tersebut, serta menambah pengetahuan dan pengalaman
menulis.

2. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui pembangunan jalan tol Semarang-Solo, mengevaluasi
jalannya pembangunan jalan tol Semarang-Solo, serta menganalisis dampaknya bagi
perekonomian di kedua kota tersebut.

Selanjutnya tulisan ini akan berisi dua bagian lagi, yakni bab pembahasan dan bab
penutup. Pada bab pembahasan akan dikupas tentang apa yang menjadi alasan utama jalan tol
jalur Semarang-Solo perlu untuk diadakan. Kemudian tentang bagaimana perencanaan serta
proses pembangunannya, dari perkiraan hingga molornya waktu pelaksanaan. Berikutnya adalah
analisis mengenai dampak ekonomi yang mungkin terjadi dari adanya jalan tol Semarang-Solo
ini dengan melihat potensi-potensi yang ada di kedua kota tersebut. Bab ketiga atau bagian
terakhir dari tulisan adalah bagian penutup. Bagian penutup berisi tentang kesimpulan secara
menyeluruh dari tulisan ini serta beberapa rekomendasi dari penulis untuk stakeholders yang
terkait.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Mengapa jalan tol Semarang-Solo perlu diadakan?

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol 7 Pasal
5 ayat 1:
“Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan
yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu
lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.”

Seperti yang telah diurai dalam latar belakang, keberadaan tol Semarang-Solo menjadi
vital karena kondisi jalan raya Semarang-Solo yang ada sekarang sudah sangat tidak representatif
bagi mobilitas penduduk dari Semarang ke Solo ataupun sebaliknya. Banyaknya kendaraan
bermotor serta tingginya mobilitas penduduk antara kedua kota tersebut sudah sangat tidak
sebanding dengan ruas jalan yang ada sekarang. Kemacetan dan tingginya tingkat kecelakaan
lalu lintas yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut juga mendasari mengapa jalan tol Semarang-
Solo perlu dibangun. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2005 tentang Jalan Tol, dibangunnya jalan tol Semarang-Solo menjadi sebuah solusi tingginya
mobilitas lalu lintas antara kedua kota tersebut.

Aksesibilitas (jalur tol Semarang-Solo juga terhubung dalam rencana proyek tol Trans
Jawa) yang cukup luas juga menjadi alasan utama, keberadaan jalan tol itu akan dapat
meningkatkan potensi wilayah segitiga emas Joglosemar (Jogja, Solo dan Semarang). Kota-kota
besar seperti Semarang dan Solo dapat menjadi semakin dekat dengan adanya jalan tol
Semarang-Solo. Dan yang paling mencolok adalah dari segi waktu tempuh, dengan adanya jalan
tol tersebut waktu tempuh dapat diminimalkan.

Salah satu contoh keuntungannya adalah: Jarak Semarang-Solo sebenarnya hanya sekitar
100 km. Namun jarak itu harus ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Jika truk-truk besar sarat muatan,
jalan beriringan, jarak tempuh 100 km itu harus ditempuh dalam waktu lebih dari tiga jam. Jika
ada kecelakaan dan mobil melintang di jalan, kemacetan pun tak terelakkan. Semarang-Solo bisa
ditempuh lebih dari empat jam. Bagi pelaku bisnis, ini adalah pemborosan.

Selain hal tersebut ada sektor pariwisata yang berpotensi di kedua kota tersebut serta di
beberapa daerah disekitarnya. Dan masih banyak lagi keuntungan yang bisa diperoleh dengan

7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
dibangunnya jalan tol Semarang-Solo sebagai bagian dari Mega Proyek Jalur Trans Java. Hal-hal
tersebut yang kemudian menjadi alasan mengapa proyek pembangunan jalan tol sebagai
perbaikan infrastruktur ini perlu diadakan.

2.2 Bagaimana perencanaan dan proses pembangunan jalan tol Semarang-Solo?

Insfrastruktur merupakan prasarana publik primer dalam mendukung kegiatan ekonomi


suatu negara, kualitas infrastruktur menjadi faktor pembeda antara satu negara dengan negara
lainnya dalam efektifitas dan efiensi di bidang ekonomi. Keberadaan infrastruktur sebenarnya
adalah kewajiban pemerintah untuk pengadaannya. Keberadaan infrastruktur dengan kualitas
baik sangat penting bagi proses pembangunan, sehingga pada fase awal keberadaan satu
infrastruktur publik dapat dipikul pemerintah dan dibiayai oleh APBN secara penuh.

Jalan tol Semarang-Solo merupakan salah satu jalan tol jalur Trans Jawa adalah upaya
pemerintah dalam perbaikan insfrastruktur transportasi guna mendukung pertumbuhan daerah
secara khusus, dan nasional secara umum. Jalur tersebut melewati daerah daerah seperti Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali, serta Kartasura. Berikut ini
adalah peta jalur tol Semarang-Solo.

Gambar 1: Peta Kebutuhan Lahan Jalan Tol Semarang-Solo

Sumber: Arsip Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Proyek besar senilai Rp 6,83 triliun dibiayai dengan sumber pembiayaan merupakan
pinjaman lunak dari perbankan sebesar Rp 4, 698 triliun dan sisanya adalah dari self financing
PT. Transmarga Provinsi Jawa Tengah. Empat bank terlibat dalam pendanaan proyek ini, yakni
Bank Nasional Indonesia (BNI) sebagai koordinator, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia
(BRI), serta Bank Jateng. Berikut perincian besaran dana pinjaman dari bank-bank tersebut:

Tabel I: Perincian Dana Kredit Untuk Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo
Bank Besaran Kredit
Bank Nasional Indonesia (BNI) Rp. 1,61 Triliun
Bank Mandiri Rp. 1,84 Triliun
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp. 1,15 Triliun
Bank Jateng Rp. 100 Miliar

Sumber: “Empat Bank Biayai Tol Semarang-Solo” dalam Suara Merdeka. 12 Desember 2009.

Pembangunan yang sudah direncanakan sejak 1995 baru terealisasi sekitar tahun 2005
dan dijadwalkan rampung pada 2008 dengan pembangunan yang terbagi atas lima tahap, yakni
Semarang-Ungaran (14,1 Km), Ungaran-Bawen (9 Km), Bawen-Salatiga (9 Km), Salatiga-
Boyolali (24,5 Km), dan Boyolali-Solo (7,8 Km). Pembangunan dari tahap satu ke tahapan
berikutnya dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan pengoperasiannya sendiri dijadwalkan
pada 2009-2010. Namun, hingga saat ini pembangunan jalan tol sepanjang ±64,4 kilometer
tersebut masih belum terselesaikan. Hanya seksi I (Semarang-Ungaran) yang baru terselesaikan
(itu pun belum beroperasi. Berikut adalah tabel pembagian dalam pembangunan jalan tol
Semarang-Solo:

Tabel II: Pembagian seksi/tahap pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo

Tahap Jarak
Tahap I Semarang-Ungaran (14,1 km)
Tahap II Ungaran-Bawen (9 km)
Tahap III Bawen-Salatiga (9 km)
Tahap IV Salatiga-Boyolali (24,5 km)
Tahap V Boyolali-Solo (7,8 km)
Sumber: Data sekunder, Trans Marga Provinsi Jawa Tengah

Beberapa gambar proses dan hasil pembangunan jalan tol Semarang-Solo tahap I (Semarang-
Ungaran):

Gambar 2: Proyek Tol Semarang-Solo (sesi 1 – Semarang-Ungaran)


Sumber: Solikin. 2011. Target Penyelesaian Jangan Meleset Lagi
Dalam http://soklin-soklin.blogspot.com/2011_02_01_archive.html

Gambar 3: Pengeprasan Bukit Tegal Lepek Ungaran sebagai Akses Masuk


Pintu Tol Ungaran

Sumber: Solikin. 2011. Hatta: Tak Mampu Garap Proyek Tol, Minggir! Dalam
http://soklin-soklin.blogspot.com/2011_02_01_archive.html

Gambar 4: Gerbang Tol Banyumanik (Semarang)

Sumber: Gerbang Tol Banyumanik. Didokumentasikan pada 1 Maret 2011 jam 09.13.
Dokumentasi Pribadi. Tidak dipublikasikan.
Gambar 4: Jalan Tol Semarang-Solo (Bukit Cemoro Sewu – Ungaran)

Sumber: Kenung Sudjadi. 2011. “Sepeda (tidak) santai menyelusuri jalan Tol Semarang
Solo” dalam http://www.elektro.undip.ac.id/kenung/?p=701

Gambar 5: Jalan Tol Semarang-Solo (Ungaran)

Sumber: Sumber: Solikin. 2011. Tol Semarang-Ungaran Dibuka 28 Februari


Dalam http://soklin-soklin.blogspot.com/2011_02_01_archive.html

Sebuah fakta yang mencengangkan memang, jalan sepanjang 64,4 kilometer yang telah
direncanakan selesai di tahun 2008, sampai saat ini baru bisa terselesaikan 14,1 kilometer. Hal
ini menunjukkan bahwa kekurangsiapan para stakeholders baik dalam perencanaan maupun
proses pelaksanaan proyek besar tersebut. Apabila perkiraan tahun selesai proyek dihitung
dengan hitungan matematis menjadi demikian:

Jika Setiap 14.1 km (memerlukan waktu 6 th – 2005-2011), maka; 64.4 : 14.1 = 4.6
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 64,4 km adalah; 4.6 x 6 = 27.6
Jadi dibutuhkan waktu ±27.6 tahun untuk menyelesaikan 6,4 kilometer
Jika hasil 27 tahun tersebut dihitung dari ketika proyek mulai dikerjakan yaitu pada tahun
2005, artinya proyek jalan tol Semarang-Solo baru akan selesai pada tahun 2032.

Proses tahapan yang memakan waktu paling lama dalam pelaksanaan proyek adalah
masalah pembebasan lahan warga. Dari awal, polemik warga yang lahannya terkena jalur tol
menjadi masalah tersendiri bagi pihak proyek, dalam hal ini panitia pembebasan tanah. Panitia
pengadaan tanah (P2T) dibentuk oleh Walikota Semarang lewat Surat Keputusan Walikota
Semarang Nomor 593.05/241, tertanggal 24 Agustus 2007 tentang Pembentukan Panitia
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Kota Semarang.
Tabel selanjutnya akan memuat susunan panitia pengadaan tanah bagi proyek jalan tol
Semarang-Solo.

Susunan Keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Untuk


Kepentingan Umum Dalam Rangka Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo

No Kedudukan Dalam Dinas Kedudukan Dalam Tim


1 Sekretaris Daerah Kota Semarang Ketua merangkap anggota
2 Asisten Tata Praja Sekretariat Wakil ketua merangkap anggota
Daerah Kota Semarang
3 Kepala Kantor Pertanahan Kota Sekretaris merangkap anggota
Semarang
4 Kepala Dinas Tata Kota & Anggota
Pemukiman Kota Semarang
5 Kepala Dinas Pertanian Kota Anggota
Semarang
6 Kepala Bagian Pemerintahan umum Anggota
Sekretariat Daerah Kota Semarang
7 Kepala Bagian Hukum Sekretariat Anggota
Daerah Kota Semarang
8 Camat Setempat Anggota
9 Lurah setempat Anggota
Sumber : Data Sekunder, Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 593.05/241, tertanggal 24
Agustus 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum Kota Semarang.

Pro-kontra warga akan adanya proyek pembangunan jalan tol semarang solo sudah terjadi
dari saat proyek masih dalam perencanaan. Warga yang rumahnya maupun lahannya terkena
jalur tol menolak dengan keras pembangunan jalan tol. Sistem negosiasi harga ganti rugi pun
berjalan alot karena warga yang perlahan mau melepas lahannya tetap dengan harga yang tinggi.
Sampai sekarang pun pembebasan tanah untuk sesi II – sesi V masih terus berlangsung. Namun
demikian, sebagian besar lahan yang terkena proyek jalan tol telah dibebaskan oleh Panitia
Pengadaan Tanah proyek jalan tol Semarang-Solo. Dengan begitu diharapkan pembangunan
untuk sesi-sesi berikutnya dapat lebih cepat dari sesi pertama.

2.3 Bagaimana dampak ekonomi dengan adanya Jalan Tol?

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol 8 Pasal 2
Ayat 1 dan 2:

(1) Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan


pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan
wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina
jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan.
(2) Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa
distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di
wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya.

Berbagai dampak akan ditemui dengan dibangunnya proyek tol Semarang-Solo ini,
terutama di sektor ekonomi. Seperti dimaksudkan dalam Peraturan Pemerintah No. 15 tahun
2005 tentang jalan tol, pemerataan dan perkembangan daerah akan terjadi dengan adanya jalan
tol sebagai sarana transportasi. Selain itu, sektor perekonomian daerah akan tumbuh dengan
pesat apabila jalan tol ini segera rampung dan difungsikan. Untuk para pebisnis, distribusi
barang-barang dagangan serta barang-barang industri menjadi lancar dan perputaran uang juga
lancar. Sedangkan untuk daerah, dengan dibukanya tol yang dilalui oleh truk-truk pebisnis, maka
secara tidak langsung pendapatan daerah juga akan meningkat seiring dengan hal tersebut.
Belum lagi meningkatnya ekspor, keuntungan transportasi untuk wisatawan sehingga menarik
wisatawan untuk datang, serta keuntungan-keuntungan lainnya. Sangat banyak sebenarnya
keuntungan yang bisa dimaksimalkan.

Sebagai contoh ketika permintaan luar negeri atas produk mebel masih ramai, setiap hari
puluhan kontainer dari kota Solo bergerak ke Semarang untuk kemudian di ekspor lewat
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tidak hanya produk mebel, namun banyak pula container
yang mengangkut produk ekspor lain seperti garmen dan kerajinan. Begitu pula sebaliknya,

8
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
container dari Semarang tiap harinya menuju solo memuat bahan baku perusahaan yang
produknya untuk kemudian di ekspor, seperti plastik, kayu, rotan, dan sebagainya. Sebenarnya,
mobilitas barang ini sempat dilirik oleh PT. Kereta Api Indonesia, bahkan di Solo telah
disediakan terminal khusus peti kemas.9 Namun karena biayanya yang lebih murah, para
pengusaha lebih memilih Truk Trailer untuk distribusinya.

Dibidang pariwisata, pembangunan jalan tol yang memberikan kemudahan akses yang
baik antara Solo-Semarang juga membawa dampak baik. Semarang sebagai pintu gerbang
Provinsi Jawa Tengah menyediakan beberapa tempat wisata yang layak untuk dikunjungi
wisatawan. Diantaranya: Gedung Lawang Sewu dan Tugu Muda (peninggalan sejarah), Kawasan
Kota Lama, PRPP dan Taman Maerokoco, serta beberapa tempat wisata lainnya. Sedangkan
Solo dan daerah di sekitanya sebagai kota kerajinan juga menyediakan beberapa tempat wisata
seperti Sangiran (Museum fosil-fosil purba), Tawang mangu (wisata alam), waduk gajah
mungkur dan lainnya. Artinya kemudahan akses ini dapat menjadi pertimbangan para calon
wisatawan untuk mengunjungi Provinsi Jawa Tengah khususnya Semarang-Solo sebagai satu
paket wisata. Ini tentu membewa keuntungan bagi daerah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
9
___________. 2006. Tol Semarang-Solo, Proyek yang (Terus) Tertunda. Suara Merdeka, 26 Desember 2006.
Pembangunan jalan tol Semarang-Solo perlu dilakukan untuk mendukung kemudahan
akses antara dua kota besar di Provinsi Jawa Tengah tersebut. Kemudahan akses tersebut dapat
berimplikasi pada naiknya minat investor untuk berinvestasi di Kota Semarang dan Kota Solo.
Perkembangan dan pembangunan di kedua kota tersebut diharapkan terus berkembang seiring
dengan adanya perbaikan infrastruktur yang berupa jalan tol.

Dalam pengerjaannya, proyek ini mengalami beberapa kendala sehingga mengakibatkan


proyek molor dari waktu yang telah ditetapkan. Kendala-kendala tersebut antara lain adalah pro-
kontra warga sekitar dan sepanjang jalan tol, kontur tanah yang tidak rata, serta keadaan cuaca
yang sulit diprediksi. Namun dengan pengalaman yang sudah ada yakni saat pembangunan sesi
pertama (Semarang-Ungaran), seharusnya para stakeholders yang terkait mampu menanggulangi
kendala-kendala yang telah disebutkan.

Untuk dampak terhadap perekonomian kedua kota tersebut, pembangunan jalan tol
semarang-Solo diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masing-
masing daerah. Dengan membaiknya infrastruktur serta jangkauan aksesibilitas, diharapkan
geliat bisnis di Semarang dan Solo kembali. Lancarnya perjalanan truk-truk kontainer dari
pelabuhan tanjung emas (Semarang) menuju Kota Solo (daerah kerajinan) serta sebaliknya yang
membawa bahan baku seprti biji plastik, kayu, rotan dan lainnya juga mempercepat distribusi
barang. Perjalanan truk-truk dari Solo ke Semarang yang membawa bahan-bahan siap ekspor
pun juga tak kalah efektifnya. Sektor pariwisata juga diharapkan mampu memperbaiki dirinya
untuk mengimbangi pembangunan infrastruktur ini sehingga dapat menarik minat para calon
wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Warga sekitar pun juga dapat membuka usaha-
usaha mandiri seiring dengan membaiknya pariwisata, aksesibilitas, serta geliat bisnis seperti
yang telah dijelaskan. Dengan demikian diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap pendapatan asli daerah.

3.2 Rekomendasi

Dengan adanya uraian-uraian diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
Untuk pembangunan sesi-sesi berikutnya, perlu penyusunan serta perencanaan yang lebih
baik dan matang lagi. Perencanaan ini meliputi pematangan strategi dalam pengadaan tanah,
prediksi cuaca, studi tentang tanah, serta faktor-faktor lainnya secara menyeluruh.

Diperlukan pembangunan-pembangunan minor sebagai pengiring pembangunan jalan tol


Semarang-Solo agar kelak memberikan kontribusi optimal pada pendapatan asli daerah. Seperti
pembangunan sektor pariwisata, pembangunan sektor bisnis, dan sebagainya.

Daftar Pustaka
Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 593.05/241, tertanggal 24 Agustus 2007 tentang
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum Kota Semarang

Bangkit A. Wiryawan dan Bambang Sudjatmiko, Tinjauan Sosial-Ekonomi Sinergi


Pembangunan Jalan Tol dan Jalan Kereta Api di Pulau Jawa.

Kurniawan , Adhi and Wahyu Pratama, Aditya (2010) Laporan Tugas Akhir Evaluasi
Perencanaan Interchange Bawen pada Jalan Tol Semarang Solo. Undergraduate thesis,
Jurusan Teknik Sipil. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mudrajad Kuncoro, “Akselerasi Infrasruktur” dalam Harian Seputar Indonesia, 18 Februari


2009
________. 2006. “Tol Semarang-Solo, Proyek yang (Terus) Tertunda” dalam Suara Merdeka,
26 Desember 2006.

________. “Empat Bank Biayai Tol Semarang-Solo” dalam Suara Merdeka. 12 Desember 2009

________. 2009. Transportasi (Perangkutan), Pengertian Transportasi. Dalam


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/pengertian-transportasi/ diakses pada 7 Juni
2011 jam 18.10
Abadi, Moga Jaya. 2010. Pengertian Transportasi. Dalam http://mogajayatrans.com/pengertian-
transportasi.html diakses pada 4 Juni 2011 jam 23.17

Serta beberapa sumber lain dari:


 http://www.binamarga-jateng.go.id/
 http://www.transmargajateng.com/
 http://www.semarangkab.go.id/
 http://www.semarang.go.id/
 http://www.surakarta.go.id/
TUGAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN JALAN TOL
SEMARANG-SOLO
PERENCANAAN, PROSES, SERTA DAMPAK EKONOMINYA

Agung Hari Wibowo (10/299125/SP/24060)

JURUSAN MANAJEMEN & KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011

Anda mungkin juga menyukai