BAB I
PENDAHULUAN
Penyelenggaran lalu lintas dan angkutan tidak saja mengatur lalu lintas
pengguna jalan kaki. Hal ini sebagaimana diatur pada Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khusus pada Pasal 131
berupa trotoar, tempat penyeberangan dan fasilitas lain, pejalan kaki berhak
dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud tadi, pejalan kaki berhak
mendapatkan hak yang sama dalam layanan lalu lintas tak terkecuali pejalan kaki.
Bahkan ada penekanan prioritas bagi pejalan kaki pada titik yang diperuntukan
untuk penyeberangan. Kedua yang menjadi perhatian adalah bagi pejalan kaki
memfasilitasi dan menjamin keselamatan pergerakan pejalan kaki dari satu tempat
ke tempat lain (tujuan). Sarana dan prasana ini diperlukan terutama pada kawasan
Kawasan Perkotaan.
atas, seiring dengan semakin padat lalu lintas sebagai akibat dari pertumbuhan
jumlah kendaraan. Dengan kata lain, meningkatkan jumlah kendaraan baik roda
empat maupun roda dua membuat jalan semakin padat. Dua hal ini menjadi hal
Kendari. Dinas Perhubungan Kota Kendari dan Dinas PU Kota Kendari merilis
bahwa selama tahun 2010 jumlah lintasan kendaraan dalam kota sekitar 5.000 unit
terdiri dari roda empat sekitar 4.000 unit, dan roda dua 1.000 unit. Kemudian
tahun 2017, roda empat meningkat menjadi 16.000 unit. Peningkatan tersebut
sejalan dengan angka kendaraan terjual/terbeli oleh warga Kota Kendari sekitar 3
Kota Kendari setiap tahun terus meningkat. BPS Provinsi Sulawesi Tenggara
kendaraan di Kota Kendari tahun 2019 sebanyak 82.719 unit, kemudian tahun
2020 naik menjadi 71.677 unit, dan tahun 2021 menjadi 110.713 unit. Jumlah
tersebut terdiri dari jenis Bus, Mobil Penumpang dan Kendaraan Pribadi, Truk,
dan Sepeda Motor (roda dua). Dilihat dari distribusi jenis kendaraan yang
melintas sepanjang jalan dalam Kota Kendari didominasi oleh sepeda motor rata-
3
rata sekitar 67%, dan sisanya adalah jenis mobil (33%). Perkembangan jumlah
Lagega dkk., (2020) dalam studinya bahwa jumlah kendaraan Kota Kendari pada
tahun 2014 sebanyak 56.076 unit dan tahun 2018 menjadi 94.078 unit. Kendaraan
konsentrasi kendaraan pada ruas tersebut yang pada akhirnya berkontribusi pada
Beberapa jalur terpadat yang dilalui jalan sekunder di Kota Kendari adalah
melalui jalan (Jl) Jl. Mayjen Sutoyo-Jl. Dr. Sam Ratulangi-Jl. H. Andu Silondae-
Jl. Jend. Ahmad Yani menuju Jl. MT Haryono atau ke Jl. Budi Utomo. Jalur lain
yang memiliki tingkat kepadatan lalu lintas adalah jalur sepanjang Baypas dari
Buah, Maxcell dan layanan lain. Pendorong mobilitas lain yang berkontribusi
4
pada kepadatan lalu lintas pada jalur tersebut adalah keberadaan beberapa kampus
Mandala Waluya, Poltekes dan beberapa kampus lain. Konsentrasi kepadatan lalu
lintas pada jalur tersebut dapat dilihat dari potensi kemacetan akibat tundaraan
kendaraan (kapasitas jalan tidak lagi mendukung jumlah kendaraan). Hal ini
diungkapkan oleh Lagega dkk., (2020) bahwa ada lima titik yang memiliki tingkat
kepadatan tinggi dan pada waktu tertentu terjadi kemacetan. Kelima titik tersebut
adalah pada ruas jalan M.T. Haryono tepatnya di depan Lippo Plaza; dan Jl.
Brigjend M.T. Haryono berada di depan Mexcell Depo Teknik dan Bangunan.
seperti kecelakan (menabrak pejalan kaki yang menyeberang). Pada kasus lain,
yang pada ahirnya terjadi kemacetan. Hal ini bisa saja terjadi, sebab beberapa
troktoar yang ada tidak memadai untuk digunakan bagi pejalan kaki (Yunus dkk.,
2020). Atas dasar ini, menurut peneliti perlu ada pembangunan Jembatan
dapat dilakukan dari penilaian aspek teknis, sosial budaya, dan ekonomi.
Berangkat dari ulasan fenomana (gap), serta keterbatasan dan saran studi
JPO di Kota Kendari. Analisis kelayakan, selian menggunakan aspek teknik, dan
5
aspek kepadatan lalu lintas (saran Yunus dkk., 2020) untuk mendukung aspek
berdasarkan penilaian dari kepadatan lalu lintas dan pejalan kaki, teknik, dan
kepadatan lalu lintas dan pejalan kaki, teknik, dan sosial di Kota Kendari.
penilaian dari kepadatan lalu lintas dan pejalan kaki, teknik, dan sosial di
serta
Analisis kelayakan pembangunan JPO di Kota Kendari dilakukan pada dua lingkup
yakni materi dan wilayah/lokasi. Kedua lingkup tersebut memiliki batasan yang
diporsikan sebagai variabel atau fokus analisis dan indikator analisis masing-masing
variabel. Lingkup dan batasan penelitian dimaksud disajikan pada Tabel 1.2 berikut,
Tabel 1.2. Batasan Penelitian Menurut Lingkup, Variabel, dan Indikator Analisis
Lingkup Satuan
No. Variabel (Fokus) Indikator
Analisis Operasional
1. Materi: a. Kepadatan lalu Jumlah (volume) lalu unit/hari
Kelayakan lintas lintas harian (LHR)
pembangunan Jumlah pejalan kaki pada orang/hari
JPO ruas jalan pada LHR
terpadat
b. Teknik (rencana Survei Koordinat
pembangunan pengambilan/penentuan
JPO) titik atau lokasi
pembangunan JPO
berdasarkan data LHR
dan jumlah pejalan kaki
(melakukan
penyeberangan)
7
Lingkup Satuan
No. Variabel (Fokus) Indikator
Analisis Operasional
c. Sosial Persepsi masyarakat Sangat perlu,
(melakukan perlu dan
penyeberangan jalan) tidak perlu
tentang perlu dan tidaknya
JPO
2. Wilayah Ruas jalan primer Ruas jalan primer yang Nama ruas
(lokasi) di Kota Kendari potensial memiliki jalan, objek
kepadatan lalu lintas. tujuan
Ruas ini adalah jalur jalan penyeberang
sepanjang Kota Lama jalan (pusat
hingga Anduohu simpang perbelanjaan,
Lepo–Lepo tepatnya pada dan lainnya)
ruas Jl. Mayjen Sutoyo-Jl.
Dr. Sam Ratulangi-Jl. H.
Andu Silondae-Jl. Jend.
Ahmad Yani menuju Jl.
MT Haryono atau ke Jl.
Budi Utomo.
Proposal penelitian ini disajikan terdiri dari tiga (3) Bab, dimulai dari
Bab I. Pendahuluan
Berisikan ulasan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian. Bagian Bab ini juga disajikan ruang lingkup penelitian, dan sistematika
penulisan sendiri.
Bab ini mengulas mengenai penelitian terkait yang relevan atau penelitian terdahulu.
Bagian kedua membahas landasan teori, dan ketiga adalah kerangka pikir penelitian.
Bab ini mengulas metode dalam menjawab masalah sesuai dengan pendekatan ilmiah
(jelas dan terukur). Ulasan Bab ini diantaranya adalah desain penelitia; waktu dan
tempat; informan (populasi dan sampel); variabel atau fokus analisis; definisi
operasional; jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data; serta teknik analisis
data.
Daftar Pustaka.