1
DAFTAR ISI
I.PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 3
I.1.Latar Belakang .............................................................................................................................. 3
I.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................... 3
I.3. Lingkup Kegiatan.......................................................................................................................... 3
I.4 Keluaran Kegiatan ......................................................................................................................... 4
I.5. Lokasi Kegiatan ........................................................................................................................... 4
II.PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 5
2.1.Gambaran Umum Provinsi Banten .............................................................................................. 5
2.2. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................................. 6
2.3.Hasil Pengumpulan Data ............................................................................................................. 7
2.4. Analisis.................................................................................................................................. 9
2.4.1. Alternatif Pengembangan Model Transportasi .............................................................. 9
2.4.1.1. Alternatif Pengembangan Trase .................................................................................... 9
III.KESIMPULAN.................................................................................................................................... 15
3.1.Kesimpulan ................................................................................................................................ 15
3.2. Saran ......................................................................................................................................... 16
IV.DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 17
2
I.PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah baik di tingkat regional ataupun
nasional akan selalu berkaitan dengan kualitas, efektivitas, dan efisiensi dari prasarana
jalan dalam sistem transportasi. Melalui infrastruktur yang baik, terutama akses jalan,
potensi Provinsi Banten akan tergali secara maksimal dan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian masyarakat.
Untuk meningkatkan akses dari dan ke luar wilayah Provinsi Banten, maka alternatif
akses di bagian utara Banten diperlukan agar Kawasan strategis Provinsi dan jaringan
jalan cincin Provinsi Banten dapat difungsikan dengan semestinya, juga berkaitan dengan
rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebagai jalur transportasi nasional.
Pengembangan jaringan jalan nasional di Provinsi Banten meliputi jalan arteri primer,
kolektor primer, dan jalan tol/bebas hambatan. Peningkatan kapasitas dan kualitas
jaringan arteri primer di Provinsi Banten sebagai perwujudan pengembangan lintas utara
Pulau Jawa meliputi Ring Utara pada ruas Pantura (Bojonegara –Banten Lama – Tirtayasa
– Kronjo – Mauk – Teluk Naga – Bandara Soekarno Hatta).
Studi kelayakan dari jalan sejajar Pantura ini dirasa sangat penting untuk menilai
kebutuhan investasi dan tingkat kepentingan pengembangan jalan di wilayah tersebut.
Studi kelayakan ini akan memberikan pilihan-pilihan alternatif dan skenario yang masing-
masing mempunyai konsekuensi yang dapat diperhitungkan, sehinggga dapat disusun
pemecahan masalah yang sesuai untuk sebuah kegiatan, termasuk proyek jalan dengan
berdasarkan studi ini berupa rekomendasi yang bersifat spesifik dan merupakan solusi
terbaik dalam penyelesaian masalah, perlu tidaknya proyek yang dikaji ini dilanjutkan
pada tahap lebih lanjut, dan mengkaji sejauh mana tingkat kelayakan proyek untuk
dilaksanakan, khususnya dari aspek ekonomi dan finansial, aspek teknik dan lingkungan.
4
II.PEMBAHASAN
Kawasan strategis nasional terdiri dari Kawasan Selat Sunda dan Kawasan Jabodetabek
– Punjur, khususnya Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Tangerang
Selatan.
Rencana pengembangan kawasan strategis di Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Tanjung Lesung – Panimbang di Kabupaten Pandeglang
2. Kawasan Bayah di Kabupaten Lebak
3. Kawasan Malimping di Kabupaten Lebak
4. Kawasan Cibaliung di Kabupaten Pandeglang
5. Kawasan Industri Balaraja di Kabupaten Tangerang
6. Kawasan Teluknaga di Kabupaten Tangerang
7. Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kota Serang (sudah
dibangun di tahun 2004)
8. Kawasan Sport City di Kota Serang
9. Kawasan Strategis Ekonomi Bojonegara di Kabupaten Serang
10. Kawasan Strategis Ekonomi Krakatau Cilegon di Kota CIlegon
11. Kawasan Kota Baru Maja di Kabupaten Lebak
12. Kawasan Kaki Jembatan Selat Sunda
7
13. Kawasan Banten Water Front City di Kota Serang (tidak ada informasi)
14. Kawasan Pusat-Pusat Pertumbuhan (tidak ada informasi)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan dilakukan pembangunan antara lain
KEK Tanjung Lesung, KEK Krakatau Cilegon, serta KEK Bojonegara. Sementara
rencana pembangunan kawasan strategis lainnya adalah Kota Baru Publik Maja. Kota
Baru Publik Maja adalah rencana pengembangan kota cerdas dimana Maja merupakan
salah satu dari 97 kawasan dalam 35 WPS yang diprioritaskan pengembangannya.
Secara garis besar, rencana pengembangan kawasan strategis, konektivitas, serta
rencana pembangunan infrastruktur strategis di Provinsi Banten dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Berdasarkan gambar tersebut, terdapat dua alternatif jalan yang bisa dikembangkan
dalam rencana pembangunan kawasan strategis di Provinsi Banten.
Alternatif Jalan yang pertama adalah alternatif Jalan Lintas Utara sisi utara jalan tol
menurut RTRW Provinsi Banten melewati Bojonegara, Serdang, Karangantu, Pontang,
Tirtayasa, Kronjo, Mauk, Teluk Naga, dan Bandara Soekarno Hatta. Total panjang jalan
untuk alternatif jalan I ini adalah sepanjang 118 km. Adapun kondisi jalan alternatif I ini
secara umum adalah:
- Mayoritas jalan sudah terbuat dari beton, namun dalam kondisi yang kurang baik di
mana terdapat banyak kerusakan celah dan retak. Sebagian jalan lain masih memiliki
permukaan jalan berupa pasir; dan
- Kondisi lalu intas pada ruas jalan alternatif ini masih cenderung sepi di mana sepeda
motor menjadi kendaraan yang mendominasi pergerakan di jalan alternatif I ini.
Sedangkan kondisi jalan pada ruas jalan alternatif II ini adalah sebagai berikut:
- Mayoritas jalan sudah memiliki permukaan aspal, dengan kondisi permukaan yang
cukup baik;
- Jalan memiliki tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD); dan
- Rambu dan marka jalan tergolong cukup baik.
8
2.4.Analisis
2.4.1. Alternatif Pengembangan Model Transportasi
2.4.1.1.Alternatif Pengembangan Trase
Pengembangan model transportasi di Provinsi Banten melalui pengembangan trase
dilakukan dengan skenario alternatif sebagai berikut:
a) Kondisi Do Nothing, yaitu dilakukan pengembangan wilayah dan transportasi
sesuai dengan perencanaan dan data sekunder yang didapatkan;
b) Alternatif 1, yaitu dilakukan pengembangan rute alternatif 1 di sisi utara,
wilayah dan transportasi sesuai dengan perencanaan dan data sekunder yang
didapatkan;
c) Alternatif 2, yaitu dilakukan pembangunan rute alternatif 2 di sisi utara, wilayah
dan transportasi sesuai dengan perencanaan dan data sekunder yang didapatkan;
dan
d) Alternatif 3, yaitu dilakukan pengembangan rute altenatif 3 di sisi selatan,
wilayah dan transportasi sesuai dengan perencanaan dan data sekunder yang
didapatkan.
10
Estimasi komponen biaya untuk pekerjaan perencanaan studi kelayakan ruas
jalan nasional ini, mengacu pada hasil analisis teknis yang telah dilakukan
sebelumnya. Alternatif trase atau ruas jalan nasional yang akan dikembangkan sesuai
dengan yang telah dijelaskan pada Bab Analisis Pengembangan Model Transportasi.
Komponen biaya untuk pembangunan jalan nasional tersebut terdiri atas:
- Biaya pembebasan lahan (land acquistion)
Luas lahan dihitungan dengan panjang jalan 25 km dan lebar jalan 25 m (hingga
ruang pengawasan jalan). Asumsi harga lahan yang digunakan adalah Rp
2.500.000/m2 untuk permukiman dan Rp 750.000/m2 untuk lahan kosong atau
persawahan;
- Biaya konstruksi (construction cost)
Lebar jalan yang direncanakan adalah 14 m. Mengacu kepada bahan dan
material yang akan digunakan, maka harga konstruksi jalan per km adalah Rp
15.432.418.057;
- Biaya rekayasa dan pengawasan (design and supervision)
Total biaya rekayasa dan pengawasan didapatkan dari 4% dari total biaya
konstruksi; dan
- Biaya operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance)
Asumsi yang digunakan untuk operasi rutin dan pemeliharaan berkala, secara
berturut-turut, adalah 1 dan 3 % dari total biaya konstruksi.
Berdasarkan komponen biaya perencanaan tersebut, dapat diperhitungkan
berapa total biaya yang dibutuhkan untuk setiap alternatif. Biaya alternatif 1 pada
tahap 1 sebesar Rp. 7,213,191,682,034. Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk
alternatif 1 pada tahap 2 sebesar Rp. 1,370,859,125,636. Biaya yang dibutuhkan
untuk pembangunan alternatif 2 sebesar Rp. 6,414,544,621,951. Sementara itu, biaya
untuk alternatif 3 tahap 1 adalah Rp. 8,671,398,389,197 dan pada tahap 2
membutuhkan biaya sebesar Rp. 1,467,148,429,280.
Komponen nilai waktu merupakan komponen penghematan yang cukup
signifikan dalam suatu sistem jaringan jalan perkotaan/antar kota, umumnya
penghematan nilai waktu untuk jaringan jalan antar kota umumnya menyumbang
lebih dari 15% dari total penghematan biaya perjalanan. Pada studi ini, analisis
ekonomi maupun finansial dilakukan untuk time horison selama 20 tahun hingga
tahun 2036.
Dari hasil análisis diatas didapatkan hasil EIRR yang lebih tinggi dari nilai OCC
yang berkisar 15%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan jalan layak
untuk dilaksanakan.
Adapun untuk hasil análisis NPV, BCR dan EIRR dapat dilihat pada tabel berikut ini.
11
EIRR 15.84%
- Operasi
Selama Pengoperasian akan ada dampak positif serta negatif yang akan terjadi
di lingkungan dan masyarakat. Pengoperasian ini akan meningkatkan aksesibilitas
masyarakat dimana sasarannya lebih dari 200 KK. Meningkatnya aksesibilitas akan
berkaitan pula dengan meningkatnya perekonomian masyarakat lokal di Banten.
Kemudian dampak negatif yang mungkin terjadi adalah penurunan kualitas udara,
penurunan kualitas air sungai, serta gangguan terhadap biota perairan.
Namun pada masa pengoperasian ini masyarakat berpotensi merasakan dampak
positif berupa peningkatan peluag berusaha karena akses ke Banten yang semakin
mudah, peningkatan pendapatan masyarakat, serta potensi penambahan kesempatan
kerja untuk perawatan jalan. Namun tetap ada potensi dampak negatif yang muncul
dari masyarakat dimana pemerintah perlu mengantisipasi jika terjadi perubahan
persepsi masyarakat akibat peningkatan aksesibilitas masyarakat dan jumlah
pengunjung dari berbagai sektor ke Banten.
Berdasarkan analisis dari berbagai aspek dan untuk mendapatkan alternatif
terpilih dapat dilakukan perbandingan antara alternatif-alternatif trase. Pertimbangan
utama dalam penetapan alternatif terpilih antara lain: 1. Teknik 2. Ekonomi 3.
Lingkungan. Dari ketiga pertimbangan tersebut akan diuraikan menjadi komponen-
komponen penentu yang akan dinilai dalam penetapan alternatif terpilih. Pada
pertimbangan Teknik, terdapat 3 parameter pembanding yaitu Panjang Jalan,
Klasifikasi Medan, serta Tata Guna Lahan dan kesulitan pelaksanaan pembangunan.
Kemudian pada pertimbangan ekonomi, yang dijadikan parameter pembanding
adalah Kelayakan Ekonomi yang diukur menggunakan EIRR. Sedangkan
pertimbangan lingkungan dilakukan menggunakan parameter pembanding berupa
besarana dampak yang ditimbulkan berdasarkan luas pembebasan lahan, dan faktor
kebencanaan.
Terhadap alternatif yang ada, diberikan penilaian yang merupakan
perbandingan, sebagai berikut:
- Nilai 5 (tiga) : untuk alternatif dengan kondisi terbaik.
13
- Nilai 4 (empat) : untuk alternatif dengan kondisi cukup baik
- Nilai 3 (tiga) : untuk alternatif dengan kondisi sedang
- Nilai 2 (dua) : untuk alternatif dengan kondisi kurang baik
- Nilai 1 (satu) :untuk alternatif dengan kondisi terburuk bila
dibandingkan dengan alternatif lain
Kemudahan Relatif tidak ada 5 Relatif tidak ada 5 Relatif tidak ada 5
pelaksanaan kesulitan yang kesulitan yang kesulitan yang
konstruksi jalan berarti berarti berarti
Rata-rata nilai aspek tenis 4,5 5,00 4,00
Kelayakan
2 4 5 2
Ekonomi- EIRR 15,84 % 16,18 % -
(%)
Pemukiman (m2) 478.606 3 73.500 5 726.554 1
Pelebaran tanah
kosong (m2) 660.014 5 1.887.550 2 984.176 4
Setelah dilakukan analisis multikriteria dari berbagai pertimbangan, maka dapat dilihat bahwa
alternatif 2 (alternatif sisi utara jalan baru) memiliki nillai yang paling tinggi dibandingkan
alternatif lainnya yaitu sebesar 13,75 dibandingkan dengan alternatif 1 (alternatif sisi utara jalan
eksisting ) sebesar 12,75 dan alternatif 3 (alternatif sisi selatan jalan eksisting) sebesar 9,00
sehingga dapat direkomendasikan penanganan selanjutnya adalah pada alternatif 2: alternatif
sisi utara jalan baru
14
III.KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan
3.1.2 Berikut ini adalah hasil analisis lalu lintas untuk pengembangan skenario di atas.
• Alternatif 1 dapat mengurangi arus lalu lintas di jalan nasional eksisting sekitar 4%
saat dilakukan pelebaran jalan
• Alternatif 2 mengurangi arus lalu lintas di jalan nasional eksisting sekitar 20%.
• Alternatif 3 tidak begitu berpengaruh terhadap arus lalu lintas di jalan nasional
eksisting. Berikut ini merupakan hasil pembebanan lalu lintas untuk setiap
alternatif.
• Alt 1 : Rp 6,056,599,652,909
• Alt 2 : Rp 5,135,913,588,785
• Alt 3 : Rp 6,670,590,773,161
15
• Alternatif 1 : 15,84 %
• Alternatif 2 : 16.18 %
• Altenatif 3 : -
3.2. Saran
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut yang bersifat lebih rinci dan detail untuk perencanaan
pembangunan ruas jalan di Provinsi Banten ini, yaitu: Detail Engineering Design (DED) dan
Studi AMDAL. Berkaitan dengan adanya kebutuhan pembangunan ruas jalan tersebut, perlu
dilakukan koordinasi dengan stakeholders terkait. Untuk kelancaran tahapan pembangunan
ruas jalan di Provinsi Banten, perlu dipersiapkan lebih awal kebutuhan lahan ROW, baik
dalam hal penetapan pada dokumen perencanaan (RTRW) maupun dalam implementasi di
lapangannya.
16
IV.DAFTAR PUSTAKA
Studi perencanaan studi kelayakan ruas jalan nasional sejajar lintas utara.2016. PT Mekaro
Daya Mandiri
Departemen Pekerjaan Umum, 2014, Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI), Direktorat
Jenderal Bina Marga, Indonesia.
Sari, I Gusti Agung Dwitya Indah, 2016, Studi Kelayakan Ekonomi Pembangunan Flyover
pada Simpang Gejayan Yiogyakarta, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan ITS, Surabaya.
ND LEA And Assosiaties,Ltd.1975. Traffic and Economic Study And Analysis
17
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Perencanaan
Studi Kelayakan Jalan Nasional Sejajar Lintas Utara” tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini, antara lain adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam pengajuan usulan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; serta dengan harapan dapat memotivasi penyusun sehingga mampu memahami dan
memperdalam segala pembahasan dan aplikasi terkait perencanaan jembatan gantung.
Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan kerja
pada Satuan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI
Jakarta, dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta, atas segala dukungan dan
bantuannya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Serta Penyusun berharap semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah
SWT dan berguna bagi kita semua. Aamiin ya rabbalallamiin..