Anda di halaman 1dari 36

Bidang Ilmu : Teknik

USULAN PENELITIAN DOSEN

PENELITIAN TERHADAP TEBAL PONDASI JALAN


MARGASARI – NEGARA KABUPATEN TAPIN –
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

TIM PENGUSUL :
Nama : Muhammad Gunawan Perdana, S.T., M.T. (1119028502)
Anggota : Ir. Hudan Rahmani, M.T. (0013105801)
: Hendra Cahyadi, S.T., M.T. (0011107701)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga Peneliti dapat mengusulkan penelitian yang berjudul Beton
Porous dengan Menggunakan Agregat Lokal di Kalimantan Selatan tahun 2019.
Peneliti menyadari sepenuhnya penulisan proposal penelitian ini jauh dari
kata sempurna karena penulis menyadari bahwa yang memiliki kesempurnaan
adalah Allah SWT. Untuk itu Peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dimasa mendatang. Apabila dalam penulisan ini terdapat kesalahan
penulisan mohon maaf dan semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak, Amin.

Banjarmasin, 24 September 2019

Peneliti
ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ..................................................................................................... ii


Kata Pengantar.............................................................................................................iii
Daftar Isi ...................................................................................................................... iv
Ringkasan ..................................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Dan Target Luaran ......................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 17
BAB IV. REKAPAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN. ................................ 18
4.1 Rekapan Biaya Penelitian. ....................................................................... 18
4.2 Jadwal Penelitian. .................................................................................... 18
BAB V. KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN ..................................... 19
BAB VI. KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN. .................................... 22
BAB VII. HAMBATAN DALAM KEGIATAN. ...................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Lampiran
2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti Lampiran
4. Rincian / Justifikasi Anggaran Penelitian
iv
RINGKASAN

Pemerintah provinsi Kalimantan selatan melalui sumber dana APBD provinsi,


melaksanakan pemeliharaan jaringan jalan provinsi di seluruh Kalimantan Selatan yang
salah satu kegiatan tersebut adalah peningkatan jalan jurusan Margasari – Negara
Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Peningkatan jalan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi status jalan agar dapat melayani arus lalu
lintas beban berlebih dan perkembangannya selama umur rencana.
Direktorat Jenderal Bina Marga membagi penanganan peningkatan jaringan
jalan ini menjadi:
1. Peningkatan Berkala, adalah peningkatan yang dilakukan secara berkala dengan
jenis penanganan yang bersifat struktural (efektif overlay) pada daerah dengan
tingkat kerusakan yang cukup tinggi dan volume yang cukup besar.
2. Peningkatan Rutin, adalah peningkatan yang dilakukan secara rutin pada daerah
yang tingkat kerusakan yang rendah dan volume yang kecil.
Mengingat bahwa suatu jaringan jalan yang dalam kondisi belum mantap
memerlukan peningkatan, maka perlu dicari alternatif-alternatif perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan dengan cara yang efektif dan efisien dan dapat memenuhi
syarat untuk melayani lalu lintas. Salah satu alternatif tersebut adalah sistem
peningkatan overlay, perhitungannya cukup sederhana begitu juga untuk memperoleh
data sebagai bahan perhitungan.
Dalam kegiatan peningkatan jalan Margasari – Negara Kabupaten Tapin –
Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini, perhitungan perkerasan menggunakan konsep
CBR. Metode ini terutama didasarkan kepada kekuatan tanah dasar, pengertian tanah
dasar disini dapat berupa tanah asli atau dari bahan timbunan yang direncanakan
sebagai alas dari perkerasan.

Kata kunci: jalan, CBR, perkerasan, kalimantan selatan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sub sektor prasarana jalan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Pembangunan, Sektor Perhubungan dan Pariwisata dalam rangka Pembangunan
Nasional yang berkesinambungan guna mencapai sasarannya, yaitu masyarakat yang
adil dan makmur sejahtera berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembangunan sub sektor prasarana jalan sebagai bagian dari pembangunan,
arahnya didasarkan atas kebijaksanaan Pembangunan Nasional dan dalam
pelaksanaannya selalu mencerminkan perwujudan dari sasaran yang ingin dicapai.
Sejalaan dengan arah kebijaksanaan tersebut diatas upaya-upaya pembangunan
sub sektor prasarana jalan di provinsi Kalimantan Selatan umumnya dan di kabupaten
dititikberatkan pada usaha peningkatan jaringan jalan untuk melayani perkembangan
arus lalu lintas dan menunjang sektor lainnya dalam hal memperlancar pengangkutan
hasil produksi untuk dipasarkan.
Pemerintah provinsi Kalimantan selatan melalui sumber dana APBD provinsi,
melaksanakan pemeliharaan jaringan jalan provinsi di seluruh Kalimantan Selatan yang
salah satu kegiatan tersebut adalah peningkatan jalan jurusan Margasari – Negara
Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Peningkatan jalan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kondisi status jalan agar dapat melayani arus lalu lintas beban
berlebih dan perkembangannya selama umur rencana.
Direktorat Jenderal Bina Marga membagi penanganan peningkatan jaringan jalan
ini menjadi:
1. Peningkatan Berkala, adalah peningkatan yang dilakukan secara berkala dengan
jenis penanganan yang bersifat struktural (efektif overlay) pada daerah dengan
tingkat kerusakan yang cukup tinggi dan volume yang cukup besar.
2. Peningkatan Rutin, adalah peningkatan yang dilakukan secara rutin pada daerah
yang tingkat kerusakan yang rendah dan volume yang kecil.
Mengingat bahwa suatu jaringan jalan yang dalam kondisi belum mantap
memerlukan peningkatan, maka perlu dicari alternatif-alternatif perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan dengan cara yang efektif dan efisien dan dapat memenuhi
syarat untuk melayani lalu lintas. Salah satu alternatif tersebut adalah sistem
peningkatan overlay, perhitungannya cukup sederhana begitu juga untuk memperoleh
data sebagai bahan perhitungan.

1.2. Perumusan Masalah


Perumusan masalah dari penelitian perencanaan overlay jalan Margasari –
Negara Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah:
1. Berapakah nilai tebal perkerasan tambahan (overlay) pada tiap tipe kondisi segmen
jalan Margasari – Negara Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu Sungai Selatan?
2. Apakah jenis bahan tambahan (overlay) perkerasan jalan yang akan dipakai pada
segmen jalan Margasari – Negara Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu Sungai
Selatan?

1.3. Tujuan Perhitungan Perencanaan Overlay


1. Untuk mengetahui nilai tebal perkerasan tambahan (overlay) pada tiap tipe kondisi
segmen jalan Margasari – Negara Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu Sungai
Selatan.
2. Untuk mengetahui jenis bahan tambahan (overlay) perkerasan jalan yang akan
dipakai pada segmen jalan Margasari – Negara Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (overlay)


Dalam kegiatan peningkatan jalan Margasari – Negara Kabupaten Tapin – Kabupaten Hulu
Sungai Selatan ini, perhitungan perkerasan menggunakan konsep CBR. Metode ini terutama
didasarkan kepada kekuatan tanah dasar, pengertian tanah dasar disini dapat berupa tanah asli
atau dari bahan timbunan yang direncanakan sebagai alas dari perkerasan.

Pada konsep CBR ini ada dua cara perhitungan yaitu:


1. Dengan menggunakan petunjuk Buku Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan
Raya Tahun 1987, yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Bina Marga, yaitu digunakan cara “Analisis Komponen Perkerasan” dalam hal ini
dianalisa masing-masing koefisien kekuatan relatif bahan (material) dan diberi nilai
kondisinya.
2. Dengan menggunakan petunjuk buku “Konstruksi Jalan Raya” oleh Ir. Djoko Untung
Soedarsono, yang dikeluarkan oleh Badan Penerbit Pekerjaan Umum yaitu digunakan cara
“Analisis” untuk menghitung kekuatan relatif bahan (material).

Untuk kedua cara tersebut diatas memerlukan data:


- Data Tanah (CBR)
- Data Lalu-lintas
- Material (sifat-sifatnya)
- Dan faktor-faktor lain.

A. Daya Dukung Tanah (DDT)


Daya Dukung Tanah (DDT) yaitu bilangan skala untuk menyatakan daya dukung
tanah dasar dan mempunyai korelasi khusus terhadap CBR, dan besaran lain yang
menyatakan kekuatan tanah.

B. Data Lalu-lintas
- Volume dan komposisi lalu-lintas.
- Perkembangan lalu-lintas.
- Umur rencana.
- Prosentase beban terhadap lalu-lintas.
Petunjuk perhitungan akibat beban lalu-lintas adalah sebagai berikut:
1. Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR)
Setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk 2
(dua) arah pada jalan tanpa median atau masing-masing arah pada jalan dengan
median.

2. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)


Adalah jumlah lintasan ekivalen harian rata-rata dari as tunggal seberat 8,16 ton
(18.000 lbs) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana.
LEP dihitung dengan rumus:
LEP = ∑𝑇𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟
𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐿𝐻𝑅 × 𝐶 × 𝐸

3. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)


Adalah jumlah lintas ekivalen rata-rata dari beban as tunggal seberat 8,16 ton (18.000
lbs) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana.
LEA dihitung dengan rumus:
LEA = ∑𝑇𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟
𝑀𝑜𝑏𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐿𝐻𝑅 (1 + 𝑖)
𝑈𝑅
× 𝐶 × 𝐸

4. Lintas Ekivalen Tengah (LET) \


Adalah jumlah lintas ekivalen rata-rata dan beban as tunggal seberat 8,16 ton (18.000
lbs) pada jalur rencana yang diduga terjadi selama umur rencana.
LET dihitung dengan rumus:
(𝐿𝐸𝑃+𝐿𝐸𝐴)
LET = 2

- Koefisien Distribusi (C)


Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
pada jalur rencana ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1. Koefisien Distribusi
Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
Jumlah Jalur
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1 jalur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 jalur 0,60 0,50 0,70 0,50
3 jalur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 jalur - 0,30 - 0,45
5 jalur - 0,25 - 0,425
6 jalur - 0,20 - 0,40

- Angka Ekivalen (E)


Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan)
terhadap beban standar 8,16 ton adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Angka Ekivalen (E)
Beban Sumbu Angka Ekivalen
kg lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1.000 2.250 0,0002 -
2.000 4.409 0,0036 0,0003
3.000 6.614 0,0183 0,0016
4.000 8.818 0,0577 0,0050
5.000 11.023 0,1410 0,0121
6.000 13.228 0,2923 0,0251
7.000 15.432 0,5415 0,0466
8.000 17.637 0,9238 0,0794
8.160 18.000 1,0000 0,0860
9.000 19.841 1,4798 0,1273
10.000 22.046 2,2555 0,1940
11.000 24.251 3,3022 0,2840
12.000 26.455 4,6770 0,4022
13.000 28.660 6,4419 0,5540
14.000 30.864 8,6647 0,7452
15.000 33.069 11,4184 0,9820
16.000 35.276 14,7815 1,2715

5. Lintas Ekivalen Rencana (LER)


Adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata pada jalur rencana yang terjadi pada
tahun yang direncanakan.
LER dihitung dengan rumus:
LER = LET × FP
C. Material (Kekuatan Bahan Perkerasan)
Kekuatan bahan perkerasan didasarkan pada kekuatan relatif masing-masing bahan
dalam kegunaannya, baik sebagai lapis permukaan, lapis pondasi atas ataupun lapis
pondasi bawah.
Korelasi dari koefisien kekuatan relatif bahan dapat diambil seperti tabel berikut
ini:
Tabel 3. Koefisien Kekuatan Relatif
Koefisien Kekuatan Kekuatan
Relatif Bahan
Jenis Bahan
MS Kt CBR
a1 a2 a3
(kg) (kg/cm) (%)
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - -
Laston
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
0,31 - - 590 - -
Lasbutag
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - Lapen (mekanis)
0,20 - - - - - Lapen (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Laston Atas
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - Lapen (mekanis)
- 0,19 - - - - Lapen (manual)
- 0,15 - - 22 -
Stab. Tanah dengan Semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - 22 -
Stab. Tanah dengan Kapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu Pecah (kelas A)
- 0,13 - - - 80 Batu Pecah (kelas B)
- 0,12 - - - 60 Batu Pecah (kelas C)
- - 0,13 - - 70 Sirtu/Pitrun (kelas A)
- - 0,12 - - 50 Sirtu/Pitrun (kelas B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/Pitrun (kelas C)
- - 0,10 - - 20 Tanah/Lempung kepasiran
D. Faktor Regional (FR)
Faktor regional sebagai faktor korelasi sehubungan dengan perbedaan kondisi,
keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya
dukung tanah dasar dan perkerasan.
Faktor regional ini dapat digunakan tabel berikut:
Tabel 4. Faktor Regional (FR)
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(< %) (6-10%) (>10%)
% Kendaraan % Kendaraan % Kendaraan
Berat Berat Berat
< 30% > 30% < 30% > 30% > 30% < 30%
Iklim I < 900 mm/th 0,5 1,0-1,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5
Iklim II > 900 mm/th 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5

E. Indeks Permukaan (IP)


Indeks permukaan atau service ability index adalah sebagai ukuran dasar dalam
menentukan nilai perkerasan ditinjau dari kepentingan lalu lintas.
Indeks permukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan/kehalusan serta
kekakuan permukaan yang berkaitan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
Adapun nilai indeks permukaan (IP) seperti berikut:
IP = 1,0 : Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat, sehingga sangat
mengganggu lalu lintas kendaraan.
IP = 1,5 : Menyatakan tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin/tidak putus.
IP = 2,0 : Menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.
IP = 2,5 : Menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.

Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan), kehalusan serta kekokohan pada awal
umur rencana seperti tabel berikut:
Tabel 5. Indeks Permukaan pada awal UR (IPo)
Roughness
Jenis Lapis Perkerasan IPo
(mm/km)
Laston ≥4 < 1.000
3,9-3,5 ≥ 1.000
Lasbutag 3,9-3,5 < 2.000
3,4 - 3,0 2.000
Roughness
Jenis Lapis Perkerasan IPo
(mm/km)
HRA 3,9-3,5 < 2.000
3,4 - 3,0 2.000
Burda 3,9 - 3,5 < 2.000
Burtu 3,4 - 3,0 < 2.000
Lapen 3,4 - 3,0 < 3.000
2,9 - 2,5 ≥ 3.000
Latasbum 2,9 - 2,5
Buras 2,9 - 2,5
Latasir 2,9 - 2,5
Jalan Tanah ≤ 2,4
Jalan Kerikil ≤ 2,4

Untuk menentukan indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP) perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
rencana, (LER) menurut tabel berikut:
Tabel 6. Indeks Permukaan pada akhir UR (1P)

LER = Lintas Ekivalen Klasifikasi Jalan


Rencana Lokal Kolektor Artery Tol
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 –
10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 –
100 – 1.000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 –
> 1.000 – 2,0 – 2,5 2,5 2,5

F. Tebal Lapis Minimum


Penentuan tebal minimum diperlukan atas dasar pertimbangan teknis cara operasi
pelaksanaan dan pemeliharaan praktis, dengan kata lain adalah untuk menghindari
kemungkinan hasil perencanaan yang tidak dapat dilaksanakan.
Menurut AASHTO ukuran tebal minimum untuk masing-masing lapisan adalah
sebagai berikut:
- Surface course = 5 cm
- Base course = 10 cm
- Sub Base course = 10 cm
Menurut buku pedoman penentuan tebal perkerasan lentur jalan raya No.
01/PD/BM/1983 tebal minimum tergantung pada indeks tebal perkerasan (ITP) dan jenis
lapisan seperti pada tabel berikut:
Tabel 7. Batas-batas Minimum Tebal Lapisan
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm)
1. Lapis Permukaan
< 3,00 5 Lapis pelindung: (Buras, Burtu/Burda)
3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam: HRA, Lasbutag,
Laston
6,71 – 7,49 7,5 Lapen/Aspal Macadam: HRA, Lasbutag,
Laston
7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10 Laston
2. Lapis Pondasi
3,00 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
3,00 - 4,79 20*) Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
7,50 - 9,99 10 Laston atas
20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur,
pondasi macadam.
10-12,14 15 Laston atas
20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur,
pondasi macadam, Lapen, Laston atas.
12,25 25 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur,
pondasi macadam, Lapen, Laston atas.
3. Lapis Pondasi Bawah
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm.
*) Batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah digunakan material berbutir kasar.

G. Nilai Pelapisan Tambahan


Untuk pelapisan tambahan (overlay), kondisi perkerasan jalan lama (existing
pavement) dinilai sesuai tabel dibawah ini:
Tabel 8. Nilai Kondisi Perkerasan Jalan
1. Lapis Permukaan
a. Umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada jalur roda. 90 - 100 %
b. Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun 70 - 90 %
masih tetap stabil.
c. Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda, pada 50 - 70 %
dasarnya masih menunjukkan kestabilan.
d. Retak banyak, demikian juga deformasi pada jalur roda, 30 - 50 %
menunjukkan gejala ketidakstabilan.
2. Lapis Pondasi
a. Pondasi Aspal beton atau Penetrasi Macadam
- Umumnya tidak rata 90 – 100 %
- Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil 70 - 90 %
- Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan 50 - 70 %
- kestabilan
- Retak banyak, menunjukkan gejala ketidakstabilan 30 - 50 %
b. Stabilisasi Tanah dengan Semen atau Kapur
- Indeks Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 10 70 - 100 %
c. Pondasi Macadam atau Batu Pecah
- Indeks Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 6 80 - 100 %
3. Lapis Pondasi Bawah
a. Indeks Plastisitas (Plasticity Index = PI) ≤ 6 90 - 100 %
b. Indeks Plastisitas (Plasticity Index = PI) > 6 70 - 90 %
Gambar 1. Korelasi DDT dan CBR
Catatan: Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar ke
sebelah kiri diperoleh nilai DDT
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode perhitungan ini terutama


didasarkan kepada kekuatan tanah dasar, pengertian tanah dasar disini dapat
berupa tanah asli atau dari bahan timbunan yang direncanakan sebagai alas dari
perkerasan.

Mulai

Kajian Pustaka

Data Tanah, Data Lalu Lintas, Data Material

Perhitungan Daya Dukung Tanah, LHR, LEP, LEA

Analisis Material

Faktor Regional dan Indeks Permukaan Jalan

Tebal lapis Minimum

Nilai Pelapisan Tambahan

Hasil dan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian


BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan komponen sebagai berikut terlihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen yang Diajukan

No Jenis Pengeluaran Biaya yang


Diusulkan (Rp)
1 Gaji dan upah Rp. 800.000,-
2 Bahan habis pakai dan peralatan Rp. 2.272.000,-
3 Perjalanan Rp. 380.000,-
4 Lain-lain (Laporan) Rp. 548.000,-
Jumlah Rp. 4.000.000,-

4.2 Jadwal Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian dibuat dengan tahapan yang jelas dapat dilihat pada table
4.2.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Desember Januari Pebruari Maret


No Kegiatan 2019 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Studi Pustaka
Pengumpulan
3
Bahan dan Alat
Pembuatan
4
Benda Uji
Masa
5 Perawatan
Benda Uji
6 Hasil
7 Analisa Data
Penulisan
8 Laporan
Penelitian
BAB V
KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

A. Perhitungan Tebal Lapisan Tambahan


1. LHR Rencana (design)
LHR awal umur rencana diambil tahun 2020. Untuk rencana bertahap diambil
tahun ke 5 dan tahun ke 10. Sedangkan angka pertumbuhan lalu-lintas (i) diambil 14%
(angka pertumbuhan lalu lintas yang terberat) diambil dari yang didapat dari Subdin
Bina Marga DPU Provinsi Kalteng.
Untuk menghitung LHR rencana dipakai rumus bunga berganda:
LHRn = (1 + i)n × LHRo
Dimana:
LHRn = lalu lintas harian rata-rata pada n tahun akan datang.
LHRo = lalu lintas harian rata-rata pada tahun awal perhitungan.
i = tingkat pertumbuhan lalu lintas.
n = jumlah tahun yang akan datang.
Sehingga didapat perhitungan sebagai berikut:
LHR (kendaraan/hari)
Jenis Kendaraan
2017 2020 2025 2030
Mobil Penumpang 2 ton 358 517 953 1755
Bus 8 ton 7 11 21 38
Truck 2 as 10 ton 222 321 952 1090
Truck 3 as Trailer 20 ton 8 12 23 41
Jumlah 595 861 1589 2924

Keterangan:
Untuk lalu-lintas 2 arah 2 jalur

2. Nilai CBR
Dalam perhitungan ini kami ambil 2 type CBR:
Tipe I : CBR = 5,92%
Tipe II : CBR = 3,29 %

3. Faktor Regional (FR)


Dari Tabel. 4 diambil:
Kelandaian 10 %
7+222+8
% kendaraan berat = 595

= 39,83% > 30%


Iklim Kalimantan rata-rata > 900 mm/tahun sehingga didapat harga
FR = 2,5 – 3,0.

4. Koefisien Distribusi Kendaraan (C)


Dari Tabel. 1, untuk lalu lintas 2 jalur.
C = 0,50 (kendaraan ringan)
C = 0,50 (kendaraan berat)

5. Angka Ekivalen (E)


Dari tabel II, dengan nilai “beban sumbu kendaraan” maka masing- masing kendaraan:
Mobil penumpang 2 ton (1 + 1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
Bus 8 ton (3 + 5) = 0,0103 + 0,1410 = 0,1593
Truck 2 as 10 ton (4 + 6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,3500
Truck 3 as 20 ton (6+7+7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375

6. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)


Dihitung dengan rumus:
LEP = LHR × C × E
Mobil penumpang 2 ton = 517 × 0,50 × 0,0004 = 0,1034
Bus 8 ton = 11 × 0,50 × 0,1593 = 0,8762
Truck 2 as 10 ton = 312 × 0,50 × 0,3500 = 56,175
Truck 3 as 20 ton = 12 × 0.50 × 1.0375 = 6.225
LEP = 63,3796

7. Lintasan Ekivalen Akhir (LEA)


Dihitung dengan rumus:
LEA = LHR (l + i)UR × C × E
Untuk umur rencana 5 tahun:
Mobil penumpang 2 ton = 953 × 0,50 × 0,0004 = 0,1906
Bus 8 ton = 21 × 0,50 × 0,1593 = 1,6727
Truck 2 as 10 ton = 592 × 0,50 × 0,3500 = 103,6
Truck 3 as 20 ton = 23 × 0,50 × 1.0375 = 11.9323
LEA 5 = 117,3956
Untuk umur rencana 10 tahun:
Mobil penumpang 2 ton = 1755 × 0,50 × 0,0004 = 0,351
Bus 8 ton = 36 × 0,50 × 0,1593 = 3,0267
Truck 2 as 10 ton = 1090 × 0,50 × 0,3500 = 190,75
Truck 3 as 20 ton = 41 × 0.50 × 1,0375 = 21,2688
LEA 10 = 215,3965

8. Lintasan Ekivalen Tengah (LET)


Dihitung dengan rumus:
𝐿𝐸𝑃 + 𝐿𝐸𝐴
LET = 2
𝐿𝐸𝑃 + 𝐿𝐸𝐴 5
LET5 = 2
63,3796 + 117,3956
= = 90,3876
2
𝐿𝐸𝑃 + 𝐿𝐸𝐴 10
LET10 = 2
63,3796 + 215,3965
= = 139,3881
2

9. Lintasan Ekivalen Rencana (LER)


Dihitung dengan rumus:
LER = LET + FP
𝑈𝑅
Dengan faktor penyesuaian FP = 10
𝑈𝑅 5
LER5 = LET5 × = 90,3876 × 10 = 45,1935
10
𝑈𝑅 10
LER10 = LET10 × = 139,3881 ×10= 139,3881
10

Menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)


Rumus:
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
Dimana:
ITP = Indeks tebal perkerasan yang telah dikoreksi dengan faktor regional (cm).
a1 = Koefisien kekuatan relatif bahan lapis permukaan.
D1 = Tebal lapis permukaan (cm).
a2 = Koefisien kekuatan relatif bahan lapis pondasi.
D2 = Tebal lapis pondasi (cm).
a3 = Koefisien kekuatan relatif bahan lapis pondasi bawah.
D3 = Tebal lapis pondasi bawah (cm).

Dari Tabel 6 dengan harga LER = 100 – 1000 didapat indeks permukaan (IP) pada
akhir umur rencana.
IP = 2,0 – 2,5
Harga FR = 2,5 – 3,0
Jenis lapis yang digunakan adalah Laston (ATB/ATBL), sehingga dari Tabel 5 didapat
indeks permukaan pada awal umur rencana.
Ipo = 3,9 – 3,5
Perhitungan:

Tipe I dengan nilai CBR 5,92%


Dari Grafik 1 didapat DDT = 4,95
FR = 2,5 – 3,0
monogram
Ipo = 3,9 – 3,5
Sehingga didapat:
LER5 = 45,1938 ̅̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃5 = 6,6
LER10 = 139,3881 ̅̅̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃10 = 7,85
Nilai perkerasan lama:
Untuk menentukan nilai perkerasan lama kita memakai Tabel VII, VIII dan III dari buku
“Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen”
tahun 1987.
1. Lapis permukaan: merupakan lapisan penetrasi dengan nilai 30%.
a1 = 0,20
D1 = 8 cm
2. Lapisan pondasi menggunakan Sirtu dengan nilai 70%.
a1 = 0,11
D1 = 10 cm
̅̅̅̅̅𝑎𝑑𝑎
𝐼𝑇𝑃 = (30% × 0,20 × 8) + (70% + 0,11 + 10)
= 1,25
UR = 5 tahun
∆ ̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃5 ̅̅̅̅̅5 – 𝐼𝑇𝑃
= 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅𝑎𝑑𝑎
= 6,6 – 1,25
= 5,35
UR = 10 tahun
∆ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅10 – 𝐼𝑇𝑃
𝐼𝑇𝑃10 = 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅𝑎𝑑𝑎 .
= 7,85 – 1,25
= 6,6

Menentukan Tebal Lapisan Tambahan (overlay)


1. Overlay UR = 5 tahun
̅̅̅̅̅5
∆ 𝐼𝑇𝑃 = a1 D1 + D2 D2
5,35 = 0,35. D1 + 0,13 . 15
D1 = 9,71 ≈ 10 cm

2. Overlay UR = 10 tahun
̅̅̅̅̅10 = a1 D1 + D2 D2
∆ 𝐼𝑇𝑃
6,6 = 0,35. D1 + 0,13 . 15
D1 = 13,29 ≈ 14 cm
Tipe II dengan nilai CBR 3,29 %
Dari grafik 1 didapat DDT = 3,95 FR = 2,5-3,0
FR = 2,5 – 3,0
monogram
Ipo = 3,9 – 3,5
Sehingga didapat:
LER5 = 45,1938 ̅̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃5 = 7,6
LER10 = 139,3881 ̅̅̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃10 = 8,9
Nilai perkerasan lama:
Lapisan permukaan merupakan pondasi macadam yang terdiri dari pasangan batu dengan
tebal 35 cm yang ditutup dengan tanah tebal 2 cm dengan nilai kondisi 80%.
Jadi nilai perkerasan lama adalah:
a = 0,19
D = 37 cm

̅̅̅̅̅𝑎𝑑𝑎
𝐼𝑇𝑃 = (80% × 0,19 × 37)
= 5,624
UR = 5 tahun
∆ ̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃5 ̅̅̅̅̅5 – 𝐼𝑇𝑃
= 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅𝑎𝑑𝑎
= 7,6 – 5,624
= 1,976
UR = 10 tahun
̅̅̅̅̅10 = 𝐼𝑇𝑃
∆ 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅10 – 𝐼𝑇𝑃
̅̅̅̅̅𝑎𝑑𝑎 .
= 8,9 – 5,624
= 3,276

Menentukan Tebal Lapisan Tambahan (overlay)


1. Overlay UR = 5 tahun
∆ ̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃5 = a1 D1
1,976 = 5,65. D1
D1 = 5,65 ≈ 6 cm

2. Overlay UR = 10 tahun
∆ ̅̅̅̅̅
𝐼𝑇𝑃10 = a1 D1
3,276 = 0,35. D1
D1 = 9,36 ≈ 10 cm
BAB VI

KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Kegiatan berikutnya yaitu analisa hasil perhitungan pada laporan penelitian.


BAB VII

HAMBATAN DALAM KEGIATAN

Hambatan yang terjadi saat melaksanakan penelitian yaitu:

1. Pengambilan data LHR dilaksanakan hanya 2 hari

2. Panjangnya ruas penelitian

3. Pengambilan sampel tanah hanya 2 titik


LAMPIRAN

Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Bidang Alokasi Waktu


No Nama / NIDN Fakultas Uraian Tugas
Ilmu (jam/minggu)
Muhammad Gunawan Perdana, Teknik Teknik 8 Jam/minggu - melakukan studi
S.T., M.T. Sipil pustaka
NIDN. 1119028502 - melakukan
pengumpulan
data
1 - membuat benda
uji
- menganalisa hasil
data
- menulis laporan
penelitian
Ir. H. Hudan Rahmani, M.T. Teknik Teknik 8 Jam/minggu - melakukan studi
NIDN. 1126058001 Sipil pustaka
- menganalisa hasil
2
data
- menulis laporan
penelitian
Lampiran 2. Biodata Pelaksana
Ketua
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Gunawan Perdana, S.T., M.T.


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 06.1304.650
5 NIDN 1119028502
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 19 Februari 1985
7 E-mail gunawan_perdana@yahoo.co.id
9 Nomor Telepon/HP 0811507900
10 Alamat Kantor Jl. Anambas No. 3 Banjarmasin

11 Nomor Telepon/Faks
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = … orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang
1) Gambar Struktur Bangunan
2) Teknologi Bahan Konstruksi
13 Mata Kuliah yg Diampu 3) Ilmu Ukur Tanah
4) Manajemen Konstruksi
5) Perkerasan dan Bahan Konstruksi Jalan

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi Universitas Universitas Lambung -
Lambung Mangkurat
Mangkurat
Bidang Ilmu Teknik Sipil Manajemen dan -
Rekayasa
Transportasi
Tahun Masuk-Lulus 2003-2008 2009-2012 -
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pembangunan Analisa Finansial -
Bangunan Angkutan Kota
Bawah Banjarmasin
Jembatan Sei.
Begau Kota
Banjarmasin
Nama Pembimbing/Promotor Ir. Adriani, MT Ir. Rosehan Anwar, -
MT
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
Analisa Penyebab
Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan A Yani
1 2017 APBU UNISKA 6.000.000,-
Km. 06 Sampai
Bandara Syamsudin
Noor
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari APBU Uniska maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun


Terakhir

Pengabdian Kepada Pendanaan


No. Tahun Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
Pembekalan
Pengetahuan
Penjadwalan
Pelaksanaan
Pembangunan
1 2018 Rumah Pribadi APBU UNISKA 3.000.000,-
Terkait Dengan
Pembayaran Upah
Kerja Terhadap
Pelaksana
(Tukang/Kontraktor)

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun


Analisa Penyebab TRANSUKMA Vol II No. 2
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
1
A Yani Km. 06 Sampai
Bandara Syamsudin Noor
2
3

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Nama Pertemuan Ilmiah


No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
/ Seminar
1
2
3
Dst.

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit


1
2
3
Dst.

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis


1
2
3
Dst.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5


Tahun Terakhir

Judul/Tema/Jenis
Rekayasa Sosial
No. Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat
Lainnya yang Telah
Diterapkan
1
2
3
Dst.

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


1
2
3
Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Proposal Penelitian Dosen UNISKA.

Banjarmasin, 24 September 2019


Pengusul,

Muhammad Gunawan Perdana, S.T., M.T.


NIK. 06.1304.654

Anda mungkin juga menyukai