Anda di halaman 1dari 10

JALAN RAYA MALANG DENGAN ASPAL TIPE 1 KM 124,6

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Uas
Bahasa Indonesia Politeknik Negeri Malang

Disusun Oleh :
ARIN SASMITA
(2331330035)
1 TKJJBA 2

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI KONSTRUKSI


JALAN, JEMBATAN DAN BANGUNAN AIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR

Proposal ini disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Materi
yang terdapat pada tugas ini terkait tentang bangunan transportasi yaitu jalan
aspal. Pengembangan dari materi di berikan untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa dalam mewujudkan pemahaman di dalam Pembelajaran Semester.
Materi ini dipelajari untuk mewujudkan aspek – aspek Engineering.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Proposal ini. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Semoga proposal ini memberikan ilmu yang bermanfaat dan pengetahuan bagi
pembacanya.

Malang, 11 Desember 2023

Arin Sasmita
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................

1.3 Tujuan........................................................................................................

1.4 Manfaat......................................................................................................

BAB II........................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
2.1 Pengertian Jalan Raya..............................................................................

2.2 Jalan Perkotaan.........................................................................................

BAB III......................................................................................................................
METODEOLOGI.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota
besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Sebagai kota besar, Malang
tidak lepas dari permasalahan transportasi yang semakin buruk kualitasnya.
Terjadinya kemacetan ini salah satunya disebabkan pertumbuhan penduduk dan
perpindahan penduduk akibat adanya daya tarik pendidikan.
Kota Malang memiliki setidaknya 36 Kampus baik Negeri maupun swasta.
Secara umum sistem transportasi di Kota Malang didominasi oleh sistem
transportasi darat, khususnya transportasi jalan raya yang saat ini telah
menjangkau seluruh daerah pemukiman di Kota Malang.
Kegiatan transportasi pada dasarnya merupakan kebutuhan turunan bagi
kegiatan lainnya, seperti pendidikan, industri, pemerintahan, perdagangan dan
sarana penunjang permukiman lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan timbal balik antara transportasi dan tata guna lahan Kota Malang sangat
erat kaitannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalahnya adalah terdapat tiga
pemerintah daerah (pemda) di Malang raya mengupayakan agar sebagian jalan
kabupaten/kota bisa naik status. Ada yang diplot naik status menjadi jalan
provinsi. Sebagian lagi diplot menjadi jalan nasional. Sedikitnya ada dua tujuan
dari alih status jalan tersebut. Yang pertama dan utama, agar pengendara lebih
nyaman.
Sebab ketika jalan beralih status, maka tanggung jawab pengelolaannya
juga akan beralih. Tahun ini, total ada 124,6 kilometer jalan di Malang raya yang
hendak dinaikkan statusnya. Usulan terbanyak datang dari Pemkab Malang. Total,
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang mengusulkan
114, 26 kilometer jalan yang bisa naik status. Setidaknya ada 8 ruas jalan yang
masuk prioritas. Jalur yang diusulkan naik kelas adalah yang biasa dilewati
kendaraan berat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah Jalur yang diusulkan naik kelas
adalah yang biasa dilewati kendaraan berat. pengalihan status jalan tersebut lebih
memudahkan pemkot dalam hal perawatan. Mengingat jalan kerap rusak karena
sering dilewati kendaraan besar. Bila terealisasi, tanggung jawab perbaikan bakal
berada di tangan Pemprov Jatim.
jalur itu kini kerap dilewati truk-truk bermuatan berat. Padahal, jalan itu
berstatus milik Kabupaten Malang. Karena itu, Kepala DPUBM Kabupaten
Malang Romdhoni mengaku telah mengajukan Jalibar ke pemerintah pusat agar
naik kelas, minimal jadi jalan provinsi. Bila terealisasi, anggaran rehabilitasi rutin
jalan yang biasanya butuh Rp 200 juta bisa dihemat. Kemudian, jalur Kepanjen-
Sumbermanjing Kulon-Donomulyo juga dikabarkan bakal jadi jalan provinsi.
Jalur ini merupakan sirip menuju jalur lingkar selatan (JLS). Panjangnya 37
kilometer. Usulan ini matching dengan pusat. Dana yang dibutuhkan relatif besar.
Kalau bisa match, akan menghemat pemeliharaan 37 kilometer jalan itu, dan
meringankan biaya pemeliharaan di pemerintah daerah.
Selanjutnya, Kepala DPUBM Kabupaten Malang Romdhoni menyebut
bila jalur Gondanglegi-Pagelaran-Bantur yang menuju jalur lingkar selatan (JLS)
sudah mendapat indikasi untuk naik kelas. Panjangnya kurang lebih 33 kilometer.
Anggaran sebesar Rp 600 miliar sudah dialokasikan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pelebaran di jalur tersebut. Status
jalan itu sementara memang milik Pemkab Malang. Tetapi, Kepala DPUBM
Kabupaten Malang Romdhoni meyakini bila jalan itu akan segera menjadi jalan
nasional.

1.4 Manfaat
Pengalihan status jalan tersebut disebut-sebut lebih memudahkan pemkot
dalam hal perawatan. Mengingat jalan tersebut kerap rusak karena sering dilewati
kendaraan besar. Bila terealisasi, tanggung jawab perbaikan bakal berada di tangan
Pemprov Jatim.
Setelah semua hal itu selesai, selanjutnya akan dilakukan pelimpahan aset
dari Kota Batu menuju Provinsi Jatim. Bila semua tahapan itu terealisasi, Kabid Bina
Marga Dinas PUPR Kota Batu Eko Setiawan mengestimasi bila pemkot bisa
melakukan penghematan anggaran senilai Rp 600 juta per tahun. Estimasi itu berasal
dari kebutuhan pemeliharaan jalan kota, yang memakan anggaran Rp 6 miliar per
tahun. Hal ini (penghematan anggaran) juga yang menjadi pertimbangan dalam
mengusulkan pengalihan status jalan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jalan Raya

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 jalan


merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel. Jalan Raya merupakan jalur tanah di atas permukaan
bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksi nya
sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan
kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan
mudah dan cepat.

2.2 Jalan Perkotaan

Jalan perkotaan merupakan jalan yang terdapat perkembangan secara


permanen dan menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada
satu sisi jalan, baik berupa perkembangan lahan atau bukan. Jalan di atau dekat
pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 digolongkan dalam
kelompok ini. Jalan di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang kurang
dari 100.000 juga digolongkan dalam kelompok ini jika perkembangan samping
jalan tersebut bersifat permanen dan terus menerus (MKJI ,1997). Berdasarkan
kelas fungsional, jalan di kelompokkan sebagai berikut :

1. Jalan Arteri : jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota
jenjang kedua yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
berdaya guna.
2. Jalan Kolektor : jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan
jenjang kota kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan jenjang kota
ketiga yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.

3. Jalan Lokal : jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil
atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil atau kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga kota jenjang ketiga dengan kota dibawahnya, atau kota
jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah jenjang ketiga sampai persil yang
berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
BAB III
METODEOLOGI
DAFTAR PUSTAKA

Mardi Sampurno,124,6 km Ruas Jalan Raya Malang diusulkan Naik Status. Radar
Malang. 2022.

Hendarsin, S.L.,. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik


Negeri Bandung. 2002.

Henry, P. William, Professional Issues in Civil Engineering in the 21st Huang


Y.H. (1993), Pavement Analysis And Design, University Of Kentucky, Prentice
Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. 2002.

Imam, H, P. “Perencanaan Perkerasan Jalan,” Departemen Teknik Sipil,


Universitas Pancasila, Jakarta. Indriani, Made Novia, (2018).

Metode-Metode Perhitungan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan. CV.


Social Politic Genius, Makassar. Inokuma, A., (2002).

Israil, M.W. Perencanaan Jalan Raya, Surabaya. (2016).

CITY GUIDE FM, Pemkot Malang Ajukan 3 Ruas Jalan Naik Status
Menjadi Jalan Provinsi. Malang. 2023.

Anda mungkin juga menyukai