Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

PENGELOLAAN JALAN

Tugas disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Jalan dan Jembatan

Disusun oleh:
Andy Adiansyah
191134007
3-TPJJ

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dari mata kuliah Pengelolaan
Jalan dan Jembatan dengan judul “Pengelolaan Jalan”.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada pengajar yang tekah membantu baik secara
moral dan materi, serta rekan-rekan yang memberi dukungan sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah tepat waktu. Diharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan
wawasan pada pembaca serta memberikan manfaat guna peningkatan dan perkembangan di
bidang ilmu pengetahuan.
Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca agar
dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya, karena menyadari bahwa makalah ini masih
bnayak kekurangan.

Bandung, 7 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan Makalah ................................................................................ 5
BAB II................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6
2.1 Definisi Jalan ........................................................................................................... 6
2.1.1 Klasifikasi Jalan ............................................................................................... 6
2.1.2 Persyaratan Teknis Jalan .................................................................................. 9
2.1.3 Bagian Jalan................................................................................................... 11
2.1.4 Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan ................................................. 12
2.2 Pengelolaan Jalan Umum ....................................................................................... 13
2.2.1 Pengaturan jalan ............................................................................................ 13
2.2.2 Pembinaan jalan ............................................................................................. 14
2.2.3 Pembangunan jalan ........................................................................................ 14
2.2.4 Pengawasan jalan ........................................................................................... 16
2.3 Penilikan Jalan ...................................................................................................... 17
2.4 Penyelenggaraan Jalan Tol .................................................................................... 18
PENUTUP ........................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi yang memiliki peranan dalam
mendukung beberapa bidang diantaranya ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan yang
dikembangkan untuk memudahkan pergerakan manusia ataupun barang. Hal ini sejalan dengan
pernyataan dari Oglesby (1954), yang menjelaskan bahwa jalan adalah salah satu elemen
transportasi darat yang ditujukan guna memudahkan pergerakan orang dan atau barang.
Penyediaan dan pengelolaan jalan sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah, sebagai salah
satu kewajibannya dalam penyediaan pelayanan publik.
Dalam melakukan pengembanganya, pemerintah akan melakukan pendekatan melalui
pengembangan wilayah dengan tujuan agar keseimbangan dan pemerataan pembangunan
disetiap daerah dapat tercapai, sehingga mampu membentuk dna memperkuat kesatuan
nasional. Oleh sebab itu , upaya pengelolaan jalan dalam rangka mewujudkan pembangunan
nasional harus dilaksanakan untuk menunjang kelancaran dan keselamatan pengendara dengan
menjunjung tinggi nilai kenyamanan dan keamanan pengguna jalan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana klasifikasi jalan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan jalan?
2. Bagaimana spesifikasi jalan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan jalan?
3. Aspek-aspek apa saja yang terdapat dalam pengelolaan jalan umum dan jalan tol?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Dapat mengklasifikasikan jenis-jenis jalan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
jalan.
2. Dapat mengetahui spesifikasi jalan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan jalan.
3. Dapat mengetahui aspek dalam pengelolaan jalan umum dan jalan tol.
1.4 Sistematika Penulisan Makalah
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah, tujuan
dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan. Bab ini berisi penjelasan dari topik yang diambil yaitu Pengelolaan Jalan
Bab III Penutup. Bab ini berisi kesimpulan terhadap pembahasan dan saran untuk penyusunan
makalah yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Jalan


Jalan adalah satu kesatuan sistem jaringan jalan yang digunakan untuk menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah suatu daerah atau negara.
Sebagai prasarana tranportasi di darat yang terdiri dari bagian jalan, bangunan pelengkap
serta perlengkapan lainnya yang digunakan dalam sistem lalu lintas yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali rel kereta api, jalan kabel dan jalan lori.
Jalan berperan sebagai prasarana transportasi dan distribusi. Dalam bidang transportasi,
jalan sangat berperan di aspek ekonomi, sosial-budaya, politik, keamanan dan pertahanan,
linkungan hidup serta untuk kemakmuran rakyat. Dalam bidang distribusi, jalan menunjang
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara karena kaitan eratnya dengan pengedaran barang
dan jasa untuk seluruh wilayah secara merata.

2.1.1 Klasifikasi Jalan


Sebagai penguhubung antar wilayah, jalan dibagi dalam beberapa jenis dan dikelompokan
berdasarkan klasifikasi sebagai berikut.
a. Berdasarkan peruntukkannya
Berdasarkan perutukannya, jalan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Jalan umum merupakan jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, sehingga
masyarakat bebas memanfaatkan jenis jalan ini.
2) Jalan khusus merupakan jalan yang dibangun oleh suatu instansi, atau badan usaha, atau
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Sehingga dalam
penggunaannya dibatasi hanya untuk kepentingan beberapa pihak saja dan tidak dapat
dimanfaatkan secara bebas oleh masyarakat

b. Jalan umum berdasarkan sistem jaringan jalan


Pengelompokan berdasarkan sistem jaringan jalan disusun dan didasari pada rencana
tata ruang wilayah dengan memperhatikan hubungan antar wilayah baik di kawasan
perkotaan ataupun pedesaan.
Menurut sistem jaringan, jalan umum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Jalan primer merupakan sistem jaringan jalan yang melayani distribusi barang dan jasa
antara simpul jasa distribusi di tingkat wilayah nasional, sehingga jenis jalan ini
memungkinkan untuk menghubungkan pusat-pusat kegiatan secara nasional.
2) Jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan yang melayani distribusi barang dan
jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

c. Jalan umum berdasarkan fungsi


Pengelompokan berdasarkan fungsi jalan disusun dan didasari berdasarkan jenis alat
angkut dan jarak perjalanan, sehingga mempertimbangkan kecepatan rencanan kendaraan
serta pembatasan jalan masuk.
Menurut fungsinya jalan umum dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
1) Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan jarak
perjalanan yang jauh dan kecepatan rata-rata kendaraan yang tinggi, sehingga dalam
pemanfaatannya jumlah jalan masuk akan dibatasi secara berdaya guna.
2) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan jarak perjalanan sedang dan kecepatan rata-rata kendaraan
sedang, sehingga dalam pemanfaatnya jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
jarak perjalanan yang dekat dan kecepatan rata-rata kendaraan yang relatif rendah, serta
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan jarak perjalanan relatif dekat, dan kecepatan rata-rata kendaraan
yang relatif rendah.

Berdasarkan definisi fungsi jalan diatas dan dihubungkan dengan sistem jaringan jalan,
maka fungsi jalan dikelompokan kembali menjadi 2 berdasarkan sistem jaringan jalan yang
digunakannya.
Pembagian fungsi jalan pada sistem jaringan jalan primer yaitu:
1) Jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan nasional atau
antarpusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan di wilayah
2) Jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lokal.
3) Jalan lokal primer yaitu jalan yang menghubungkan pusat kegiatan nasional dengan
pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan,
serta antarpusat kegiatan lingkungan.
4) Jalan lingkungan primer yaitu jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam
kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

Pembagian fungsi jalan pada sistem jaringan jalan sekunder yaitu:


1) Jalan arteri sekunder yatu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
2) Jalan kolektor sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga.
3) Jalan lokal sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan.
4) Jalan lingkungan sekunder yaitu jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan
perkotaan.

d. Jalan umum berdasarkan status


Pengelompokan berdasarkan status jalan disusun dan didasari berdasarkan ljenis
wilayah yang dihubungkanya.
Jalan umum menurut statusnya dibagi menjadi:
1) Jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2) Jalan provinsi yaitu jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3) Jalan kabupaten yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk ke dalam jalan nasional dan provinsi, yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4) Jalan kota yaitu jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat
permukiman yang berada di dalam kota.
5) Jalan desa yaitu jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman
di dalam desa, serta jalan lingkungan.

e. Jalan umum berdasarkan kelas


Pengelompokan berdasarkan kelas jalan disusun dan didasari berdasarkaan penggunaan
jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, serta spesifikasi penyediaan prasarana
jalan.
Jalan umum menurut kelasnya dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
1) Jalan bebas hambatan (freeway) merupakan kelas jalan umum yanng memberikan
pelayanan menerus dan tak terputus dengan sistem pengendalian jalan masuk secara
penuh. Ciri kelas jalan ini adalah tidak ada persimpangan sebidang dengan jumlah lajur
paling sedikit sebanyak 2 (dua) disetiap arahnya dan lebar lajur paling kecil 3,5 (tiga
setengah) meter dengan dilengkapi median, dan di luar sisi jalan ini diberi pagar ruang
milik jalan.
2) Jalan raya (highway) merupakan kelas jalan umum yang pengendalian jalan masuknya
terbatas dan digunakan untuk lalu lintas menerus. Jalan ini memiliki paling sedikit 2
(dua) lajur di setiap arahnya dan lebar lajur paling kecil 3,5 (tiga setengah) meter serta
dilengkapi dengan median.
3) Jalan sedang (road) merupakan kelas jalan umum yang digunakan untuk lal lintas jarak
sedang dan tidak dibatasi untuk pengendalian jalan masuknya. Jalan ini memiliki paling
sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling kecil sebesar 7 (tujuh) meter
4) Jalan kecil (street) merupakan kelas jalan umum yang hanya melayani untuk lalu lintas
setempat dengan jumlah lajur paling sedikit sebanyak 2 (dua) untuk 2(dua) arah dengan
lebar paling kecil sebesar 5,5 (lima setengah) meter

2.1.2 Persyaratan Teknis Jalan


Yang termasuk dalam persyaratan teknik jalan yaitu :
• kecepatan rencana
• lebar badan jalan
• kapasitas
• jalan masuk
• persimpangan sebidang
• bangunan pelengkap
• perlengkapan jalan
• penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya, dan tidak terputus serta harus memenuhi
ketentuan keamanan, keselamatan, dan lingkungan.

persyaratan teknis jalan dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel 2.1 Persyaratan teknis jalan
Kecepatan
Rencana Lebar Badan Jalan
Klasifikasi Jalan Keterangan
Minimum (meter)
(km/jam)
Arteri Primer 60 11 Jalan tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas ulang alik,
lalu lintas lokal, dan
kegiatan lokal.
Arteri Sekunder 30 11 Pada jalan arteri sekunder
lalu lintas cepat tidak boleh
terganggu oleh lalu lintas
lambat.
Kolektor Primer 40 9 Jalan kolektor primer yang
memasuki kawasan
perkotaan dan/atau kawasan
pengembangan perkotaan
tidak boleh terputus.
Kolektor Sekunder 20 9 Pada jalan kolektor
sekunder lalu lintas cepat
tidak boleh terganggu oleh
lalu lintas
lambat.
Lokal Primer 20 7,5 Jalan lokal primer yang
memasuki kawasan
perdesaan tidak boleh
terputus.
Lokal Sekunder 10 7,5 -
Lingkungan Primer 15 6,5 Jalan lingkungan primer
kendaraan bermotor beroda
tiga atau lebih.
3,5 Jalan lingkungan primer
yang tidak diperuntukkan
bagi kendaraan bermotor
beroda tiga atau lebih
Lingkungan 10 6,5 Jalan lingkungan sekunder
Sekunder kendaraan bermotor beroda
tiga atau lebih.
3,5 Jalan lingkungan sekunder
yang tidak diperuntukkan
bagi kendaraan bermotor
beroda tiga atau lebih

2.1.3 Bagian Jalan


Jalan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a) Ruang manfaat jalan
Merupakan bagian di sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman
tertentu meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
b) Ruang milik jalan
Merupakan area di sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu,
meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Yang
diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas
di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Tabel 2.2 Persyaratan lebar minimum ruang milik jalan
Klasifikasi Jalan Lebar Minimum (meter)
Jalan bebas hambatan 30
Jalan raya 25
Jalan sedang 15
Jalan kecil 11

c) Ruang pengawasan jalan


Merupakan area tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan
penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan sebagaimana diperuntukkan bagi pandangan
bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Tabel 2.3 Persyaratan lebar minimum ruang pengawasan jalan
Klasifikasi Lebar Minimum (meter)
Arteri Primer 15
Kolektor Primer 10
Lokal Primer 7
Lingkungan Primer 5
Arteri Sekunder 15
Kolektor Sekunder 5
Lokal Sekunder 3
Lingkungan Sekunder 2
Jembatan 100
(ke arah hulu dan hilir)

2.1.4 Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan


Bangunan pelengkap merupakan bagian pelengkap jalan yang digunakan untuk
mendukung fungsi keamanan pada kontruksi jalan guna mengoptimalkan peran jalan sebagai
prasarana transportasi yang menunjang keselamatan jalan.
Yang termasuk bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan konstruksi jalan yaitu:
• Jembatan
• Terowongan
• Ponton
• lintas atas (flyover, elevated road)
• lintas bawah (underpass)
• tempat parkir
• gorong-gorong
• tembok penahan
• saluran tepi jalan

Perlengkap jalan merupakan sarana yang bertujuan memberikan petunjuk dan perintah
secara langsung ataupun tidak langsung untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan
kelancaran berlalu lintas. Yang termasuk dalam pelengkap jalan diantaranya, yaitu:
• marka jalan
• rambu lalu-lintas
• alat pemberi isyarat lalu-lintas
• lampu penerangan jalan
• rel pengaman (guardrail)dan penghalang lalu-lintas (traffic barrier).
2.2 Pengelolaan Jalan Umum
Sesuai dengan penjelasan menurut Oglesby (1954), bahwa pengelolaan jalan sepenuhnya
dilaksanakan oleh pemerintah, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penguasaan jalan
dipegang kebijakannya oleh negara guna memberikan pelayan publik.
Dalam penyelangaraan jalan, kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan dan pengawasan jalan merupakan wewenang dari pemerintah dan pemerintah
daerah untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan jalan dengan mengutamakan
pembangunan jaringan jalan di pusat kegiatan produksi serta jalan-jalan yang digunakan untuk
melakukan distribusi barang atau pemasaran.
Tujuan penyelengaraan jalan adalah untuk memperkuat kesatuan wilayah secara nasional
untuk dapat menjangkau seluruh wilayah sampai ke daerah terpencil.

2.2.1 Pengaturan jalan


Melalui kegiatan untuk merumuskan suatu kebijakan perencanaan dan penyusunan
perencanaan umum, akan menghasilkan suatu peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan
pengaturan jalan.
Perumusan kebijakan perencanaan jalan mempertimbangkan koordinasi atara pengguna
jalan dan keterkaitan dengan perencanaan , penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan untuk
memantau partisipasi masyarakat dalam sistem transportasi nasional
Secara umum yang termasuk dengan pengaturan jalan , diantaranya:
• Perumusan kebijakan perencanaan.
• Pembentukan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya.
• Pengendalian penyelenggaraan jalan secara makro.
• Penetapan norma, standar, kriteria, dan pedoman pengaturan jalan.

Dalam penyusunan perencanaan tersebut akan menghasilkan rencana umum jaringan jalan
yang meliputi rencana umum jangka panjang yang dilakukan untuk periode 20 tahun dan
evaluasi paling lama setiap 5 tahun, dan rencana umum jangka menengah yang disusun untuk
periode 5 tahun dan akan dilakukan evaluasi paling lama setiap 3 tahun.
2.2.2 Pembinaan jalan
Kegiatan untuk menyusun pedoman dan standar teknis merupakan bagian dari kegiatan
pembinaan jalan guna melakukan pelayanan dan pemberdayaan sumber daya manusia untuk
mengembangkan jalan
Secara umum kegiatan pembinaan jalan secara umum meliputi:
• Penyusunan dan penetapan norma, standar, kriteria, dan pedoman penyelenggaraan jalan.
• Pengembangan sistem bimbingan, penyuluhan, serta pendidikan dan pelatihan di bidang
jalan.
• Pengkajian serta penelitian dan pengembangan teknologi bidang jalan dan yang terkait
untuk meningkatkan keandalan jalan.
• Mengembangkan potensi sumber daya alam
• Meningkatkan kinerja penyelenggaraan jalan
• Memberi nilai tambah dalam penyelenggaraan jalan.

2.2.3 Pembangunan jalan


Kegiatan penganggaran dan pemrograman merupakan bagian dari pembangunan jalan
untuk merencanakan teknis dan pelaksanaan kontruksi untuk melakukan pengoperasian dan
pemeliharaan jalan.
Secara umum yang termasuk pembangunan jalan meliputi:
• Pengoperasian jalan umum dilakukan sesuai dengan persyaratan laik fungsi secara teknis
dan administratif.
• Penyelenggara jalan wajib memrioritaskan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan
secara berkala.
• Pembiayaan pembangunan jalan umum menjadi tanggung jawab pemerintah dan/atau
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing.
• Dalam hal pemerintah daerah belum mampu membiayai pembangunan jalan yang menjadi
tanggung jawabnya secara keseluruhan.
• Pemerintah dapat membantu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Sebagian wewenang pemerintah di bidang pembangunan jalan nasional mencakup
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaannya dapat
dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Pembentukan peraturan perundang-undangan, termasuk kriteria, persyaratan, standar,
prosedur dan manual, penyusunan rencana umum jalan nasional.
• Pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan memperhatikan masukan dari masyarakat.

2.2.3.1 Pemrograman dan penganggaran


Penyusunan rencana kegiatan merupakan bagian dari pemrograman penanganan jaringan
jalan yang menjadi tanggung jawab penyelengaraaan jalan sesuai dengan kewenangannya yang
mencangkup rencana tingkat kinerja yang akan dicapai serta jumlah anggaran yag diperlukan.
Yang termasuk dalam program penanganan jaringan jalan meliputi:
• program pemeliharaan jalan
• program peningkatan jalan
• program konstruksi jalan baru.

Sedangkan dalam kegiatan pengalokasian dana yang akan digunakan akan masuk kedalam
pelaksanaan penganggaran guna mewujudkan terlaksananya suatu program pembangunan.

2.2.3.2 Perencanaan teknis


Kegiatan menyusun dokumen rencana merupakan bagian dari kegiatan perencanaan teknis,
dimana dokumen tersebut akan dilengkapi dengan gambaran dari kontruksi yang akan
diwujudkan dengan mempertimbangkan aspek linkungan ,hidup
Secara umum suatu perencanaan teknis jalan harus memenuhi ketentuan teknis mengenai:
• ruang manfaat jalan
• ruang milik jalan
• ruang pengawasan jalan.
• dimensi jalan.
• muatan sumbu terberat
• volume lalu lintas
• kapasitas.
• persyaratan geometrik jalan.
• konstruksi jalan.
• konstruksi bangunan pelengkap.
• perlengkapan jalan.
• ruang bebas.
• kelestarian lingkungan hidup.
• Rencana kebutuhan fasilitas pejalan kaki dan penyandang cacat.
2.2.3.3 Pengadaan tanah
Pengadaan tanah merupaka kegiatan yang dilakukan apabila jalan yang akan dibangun
dilaksanakan diatas tanah yang dimiliki oleh seseorang, sehingga proses pengadaan tanah harus
dilaksanakan guna keperluan kontruksi jalan baru, atapun pelebaran jalan serta perbaikan
alinyemen.

2.2.3.4 Pelaksanaan konstruksi


Sebagai kegiatan fisik dalam penangan jaringan jalan, pelaksanaan kontruksi berguna
untuk memenuhi kebutuhan akan tranportasi di darat. Kegiatan ini akan dimulai setelah
pengadaan tanah selesai dilaksanakan. Selama pelaksanaaannya, penyelengara wajib menjaga
bangunan utilitas untuk berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2.3.5 Pengoperasian dan pemeliharaan jalan


Yang termasuk dalam pengoperasian jalan adalah kegiatan menggunakan jalan sesuai
dengan tujuan utamnya untuk melayani lalu lintas jalan yang dilengkapi dengan perlengakapan
jalan untuk menunjang keselamatan pengguna jalan.
Dalam pemeliharaan jalan dilakukan oleh lembaga penyelengaraan jalan tersebut yang
dilakukan sebagai prioritas tertinggi dari semua kegiatan penanganan jalan. Yang termasuk
dalam kegiatan Pemeliharaan jalan meliputi:
• pemeliharaan rutin, yang merupakan kegiatan perawatan serta perbaikan pada kerusakan
yang terjadi di sepanjang ruas agar tettap dalam keadaan pelayanan optimal.
• pemeliharan berkala, yang merupakan bentuk penanganan pencegahan agar tidak terjadi
kerusakan yang lebih fatal, dimana setiap penurunan kondisi jalan akan dikembalikan
sesuai dengan kondisi rencana yang dilakukan secaara berkala.
• Rehabilitasi, merupak bentuk penanganan pencegahan agar kerusakan yang luas dapat
diperhitungkan sesuia dengan desain tingkat kerusakannya, agar penurunan kondisi
tersebut dapat dikembalikan sesuai dengan kondisi rencana.

2.2.4 Pengawasan jalan


Untuk mewujudkan keterkjtiban dalam pengaturan dan pembinaan jalan , maka
pengawasan perlu dilakukan. Secara umum yang termasuk dalam kegiatan pengawasan jalan
yaitu:
• evaluasi dan pengkajian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan jalan terhadap sistem
jaringan jalan, sistem pemrograman, sistem penganggaran, standar konstruksi, dan
manajemen pemeliharaan dan pengoperasian jalan;
• pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan;
• hasil penyelenggaraan jalan harus memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

Pemerintah memiliki wewenang dalam penyelenggaraan jalan secara umum dan


penyelenggaraan jalan nasional yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan.
Sedangkan pemerintah daerah dibagi menjadi pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota
yang juga memiliki wewenang dalam penyelenggaraan jalan. Pemerintah provinsi memiliki
wewenang dalam penyelenggaraan jalan provinsi. Pemerintah kabupaten berwenang dalam
penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa. Pemerintah kota berperan dalam
penyelenggaraan jalan kota.

2.3 Penilikan Jalan


Kegiaitan pengamatan pada pelaksanaan pemanfaatan jalan merupakan bagian dari
penilikan jalan yang dilakukan setiap hari serta akan dilaporkan guna petunjuk untuk
penyelengara jalan atau instansu yang berwenang. Yang termasuk dalam kegiatan penilikan
jalan meliputi:
• pengamatan atas pemanfaatan dan kondisi bagian-bagian jalan.
• pelaporan hasil pengamatan.
• pengusulan tindakan terhadap hasil pengamatan.
• menerima keluhan/masukan/informasi dari masyarakat/pengguna jalan.

Adapun hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi kondisi yang menyebabkan terjadinya
gangguan seperti kerusakan jalan, kejadian alam, dan kegiatan manusia seperti pendirian
bangunan dan atribut yang mengancam terhadap keselamatan jalan, diantaranya:
• melaporkan kepada penyelenggara jalan atau instansi yang berwenang.
• memasang rambu peringatan sementara sesuai pedoman yang berlaku di lokasi adanya
gangguan tersebut.
• mengusulkan tindakan yang perlu diambil atas pelaporan dari hasil pengamatan kepada
penyelenggara jalan atau instansi yang berwenang.
2.4 Penyelenggaraan Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan umum yang bersifat berbayar jika kita akan menggunakannya. Jalan
tol termasuk ke dalam sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional. Tujuan dari dibangunya
Jalan tol dibangun diantaranya:
• Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang.
• Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa.
• Menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi.
• Meringankan beban dana Pemerintah.
• Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.

Penyelenggaraan jalan tol dilaksanakan oleh BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) dan
pemerintah memiliki kewenangan di dalamnya. Dalam penyelenggaraan jalan tol meliputi:
• Pengaturan jalan tol ditujukan guna mewujudkan jalan tol yang nyaman, aman dan berdaya
guna serta transparan dan terbuka. Yang termasuk dalam pengaturan jalan tol diantaranya:
a. perumusan kebijakan perencanaan
b. penyusunan perencanaan umum
c. pembentukan peraturan perundang-undangan
• Pembinaan jalan tol merupakan kegiatan penyusunan pedoman serta standar teknis
pelayanan , serta pemberdayaan dalam hal penelitian dan pembnagunan
• Pengusahaan jalan tol adalah kegiatan pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi dilaksanakan oleh BPJT. Yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mempercepat
perwujudan jaringan jalan bebas hambatan.
• Pengawasan jalan tol merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan ketertiban
pengaturan dalam hal pembinaan jalan tol serta pengusahaan jalan tol.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jalan merupakan prasarana transportasi di darat yang bergfungsi sebagai sarana untuk
distribusi barang dan jasa yang meliputi jalan umum dan jalan khusus, serta jalan tol.
Jalan umum dikelompokan dan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Berdasarkan sistem jaringan
• Sistem jaringan jalan primer
• Sistem jaringan jalan sekunder
2) Berdasarkan fungsi
• Jalan arteri
• Jalan kolektor
• Jalan lokal
• Jalan lingkungan
3) Berdasarkan status
• Jalan nasional
• Jalan provinsi
• Jalan kabupaten
• Jalan kota
• Jalan desa
4) Berdasarkan kelas
• Jalan bebas hambatan
• Jalan raya
• Jalan sedang
• Jalan kecil

Penyelenggaraan jalan merupakan kegiatan yang meliputi:


• Pengaturan jalan
• Pembinaan jalan
• Pembangunan jalan
• Pengawasan jalan
Sedangkan dalam pengelolaan jalan tol meliputi:
• Pengaturan jalan tol
• Pembinaan jalan tol
• Pengusahaan jalan tol
• Pengawasan jalan tol
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan
Provinsi. Jakarta.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota
No. 018/BNKT/1990. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Indonesia. (n.d.). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Menteri Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum.
Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Jakarta:
Sekretariat Negara.

Anda mungkin juga menyukai