Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI JALAN RAYA

DISUSUN OLEH:

1. RAHMAT NUR SALAM (16)


2. RIKO ARTA MANUNGGAL (18)
3. ROSITA DWI AGUSTIN (20)
4. ROSITA DWI NUR AINI (21)

KELAS: XI DPIB
JURUSAN DESAIN PERMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
SMKN 3 JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Penulisan makalah yang berjudul
Metode Pelaksanaan Kontruksi Jalan Raya,ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran yaitu ESTIMASI BIAYA.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


guru mata pelajaran ESTIMASI BIAYA yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan kami yang telah memberikan masukan
demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada
manfaatnya.

Jombang, 26 September 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup
masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi
terutama pada sarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu
perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang(potholes), bergelombang
(rutting), retak-retak dan pelepasan butiran(ravelling) serta gerusan tepi yang
menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi dimana diharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang
berarti. Maka dari itu sudah kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab
kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman,
nyaman dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan
keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu faktor menjadikannya
peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek-aspek kehidupan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun pembuatan makalah ini memiliki Rumusan Masalah:
1. Apa pengertian dan klasifikasi jalan raya?
2. Apa saja metode perkerasan jalan raya?

1.3 TUJUAN
Adapun pembuatan makalah ini memiliki tujuan:
1. Dapat mengetahui apa pengertian dan klasifikasi jalan raya!
2. Dapat mengetahui apa saja metode perkerasan jalan raya

1.4 MANFAAT
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN JALAN

Jalan adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu-lintas dari suatu tempat
ke tempat yang lain. Lintasan ini dapat diartikan sebagai tanah yang di perkeras atau jalan
tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu-lintas adalah semua benda dan makhluk hidup
yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, manusia, atau hewan.

Sesuai UU No.38 Tahun 2004 tentang jalan ditemukan bahwa, jalan adalah sarana
trsansportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan perlengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas, yang berada pada permukaan tanah,
diatas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dana tau air, serta diatas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, jalan kabel

Dengan kata lain, Jalan Raya dapat di definisikan sebagai jalur-jalur yang berada di
permukaan tanah, di atas permukaan ataupun di bawah permukaan tanah yang dibuat oleh
manusia dengan ketentuan bentuk, ukuran, dan konstruksi sehingga dapat di gunakan
untuk mobilitas orang atau barang dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya dengan
lebih mudah dan cepat.

2.2 KLASIFIKASI JALAN

Secara umum penyelenggaraan jalan dapat dibedakan menjadi 3 macam,


diantaranya adalah:

1) Jalan Umum
Jalan yang diperuntukkan untuk semua kalangan ata sebagai lalu lintas umum.

2) Jalan Khusus
Jalan yang di bangun oleh instansi, badan usaha, organisani atau perseoragan yag
diperuntukkan bagi golongan atau kepentingan sendiri.

3) Jalan Tol
Jalan yang dapat digunakan oleh umum yang merupakan bagian dari sebuah sistem
jaringan jalan dengan status sebagai jalan nasional yang dalam pengguaannya wajib
membayar dengan besaran yang telah ditetapkan (Tol).
Jalan berdasarkan jalur lalu lintasnya juga dapat diklasifikasikan bervariasinya
kecepatan kendaraan yang berada di jalan raya, yaitu:

1) Jalur lalu lintas untuk sepeda


Pada tipe ini lebar lajur lalu lintas untuk sepeda berkisar 0,75 m, di sesuaikan
dengan lebar sepeda dengan penggendaranya yang umumnya berkisar 0,60 m.
2) Jalur lalu lintas untuk sepeda motor
Pada tipe ini lebar lajur lalu lintas untuk sepeda motor berkisar 1 m. Bila jalur ini
digabungkan dengan lajur lalu lintas kendaraan penumpang (mobil, truk, dll)
maka lebar lajur bertambah dikisarkan 1-1,5 m. Bila lalu lintas sepeda motor
termasuk ramai maka dapat ditambah atau diperlebar sesuai keperluan dan
aturan yang ada.
3) Jalur lalu lintas untuk kendaraan roda 4 atau lebih
Pada tipe ini lebar lajur lalu lintasnya tidak dapat ditetapkan dengan setepat-
tepatnya dikarenakan bervariasinya bentuk dan uuran-ukuran kendaraan yang
ada. Penetapan ukuran perlu menyesuaikan kondisi ukuran dan kecepatan
kendaraan disamping syarat-syarat keselamatan dan kenyamanan berkendara
bagi pengemudi dan penumpang. Peraturan terkait jalur lalu litas ini, di
Indonesia di tetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga pada daftar “Standart
Perencanaan Geometrik”.

Sesuai UU No.38 Tahun 2004 tentang jalan, khusunya adalah jalan umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan


a) Jaringan Jalan Primer
Sistem jaringan jalan primer merupakan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua
wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan
primer adalah sistem jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan
pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan
perkotaan. Pusat-pusat kegiatan adalah kawasan perkotaan yang
mempunyai jangkauan pelayanan nasional, wilayah, dan lokal.
b) Jaringan Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan
perkotaan. Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan
ekonomi.
2) Jalan Berdasarkan Fungsi
3) Jalan Berdasarkan Wewenang Pembinaan (status)
a) Jalan Nasional
Yang termasuk kelompok jalan nasional adalah jalan arteri primer,
jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan
jalan lain yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan nasional dilakukan dengan
Keputusan Menteri.
b) Jalan Provinsi

Yang termasuk kelompok jalan propinsi adalah:

(1) Jalan kolektor primer yang menghubungkan Ibukota Propinsi


dengan Ibukota Kabupaten/Kotamadya.
(2) Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota
Kabupaten/ Kotamadya.
(3) Jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap
kepentingan propinsi.
(4) Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak termasuk
jalan nasional.
c) Jalan Kabupaten
Yang termasuk kelompok jalan Kabupaten adalah:
(1) Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan
propinsi.
(2) Jalan lokal primer
(3) Jalan sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok
Jalan Nasional, Jalan Propinsi dan Jalan Kotamadya. Penetapan status
suatu jalan sebagai jalan Kabupaten dilakukan dengan Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, atas usul Pemerintah Daerah Tingkat
II yang bersangkutan.
d) Jalan Kotamadya
Yang termasuk kelompok Jalan Kotamadya adalah jaringan jalan
sekunder di dalam Kotamadya. Penetapan status suatu ruas jalan arteri
sekunder dan atau ruas jalan kolektor sekunder sebagai Jalan Kotamadya
dilakukan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atas usul
Pemerintah Daerah Kotamadya yang bersangkutan. Penetapan status
suatu ruas jalan lokal sekunder sebagai jalan Kotamadya dilakukan
dengan Keputusan Walikotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan.
e) Jalan Khusus
Yang termasuk kelompok jalan khusus adalah jalan yang dibangun
dan dipelihara oleh instansi/badan hukum/perorangan untuk melayani
kepentingan masing-masing. Penetapan status suatu ruas jalan khusus
dilakukan oleh instansi/badan hukum/perorangan yang memiliki ruas
jalan khusus tersebut dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan
oleh Menteri Pekerjaan Umum.

4) Jalan Berdasarkan Kelas Jalan

Anda mungkin juga menyukai