Anda di halaman 1dari 16

“ MAKALAH KEMACETAN LALU LINTAS DI

WILAYAH SEKITAR BUNDARAN HAJIMENA “


(Mata Kuliah SistemTrasportasi)

Dosen Pengampu : FARIDA JUWITA, S.T., M.T.

Oleh

MUHAMAD ARDIANSYAH (Npm. 18.22.201.0006)


M. FAIZAL RASYID (Npm. 18.22.201.0027)
DHANI FAJRIANTO SANTOSO (Npm. 18.22.201.0045)
ALANDO MURTADAHARI (Npm. 18.22.201.0009)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kami
telah menyelesaikan makalah “ Kemacetan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung
(Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena) ” yang semata-mata untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Sistem Transportasi.

Makalah ini memuat tentang solusi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar
Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena) dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian kami untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli terhadap lancarnya lalu lintas di Kota Bandar Lampung
(Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena).

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar


pengaruh kemacetan terhadap lancarnya lalu lintas di Kota Bandar Lampung
(Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena) yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan orang tua dan juga orang –
orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Kota Bandar Lampung, 09 Desember 2019


Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….... i

Daftar Isi……………………………………………………………………… ii

Abstrak……………………………………………………………………….. iii

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ……………………………………………………... 1

II. Pembahasan
2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………... 2
2.2 Isi ………………………………………………………………………... 5

III. Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 8
3.2 Saran …………………………………………………………………....... 8
ABSTRAK

Kemacetan terjadi dimana-mana, terutama di kota-kota besar seperti Kota Bandar


Lampung, Jakarta, Bogor dan sebagainya. Kali ini kami akan membahas tentang
kemacetan di Kota Bandar Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena).
Kemacetan menghambat banyak orang untuk melakukan aktivitas, misalnya orang
yang akan pergi ke kantor atau ke sekolah menjadi terlambat karena terjadi
kemacetan di jalan. Hal ini terjadi karena terlalu banyak orang yang memakai
kendaraan tanpa diseimbangkan dengan fasilitas yang memadai.

Sebelum menjadi kota yang mengundang banyak orang untuk berkunjung, Kota
Bandar Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena) adalah kota yang sangat
bersih dan terhindar dari kemacetan. Salah satu faktor yang menyebabkan
kemacetan adalah banyak kendaraan dari luar kota yang ingin berkunjung ke Kota
Bandar Lampung dan tidak ada antisipasi sebelumnya dari pihak pengatur lalu
lintas.

Harapan kami adalah semoga kemacetan di Kota Bandar Lampung (Wilayah Sekitar
Bundaran Hajimena) dapat diatasi dengan segera sehingga seluruh penduduk Kota
Bandar Lampung dapat menikmati kembali kelancaran lalu lintas.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi sangat berhubungan dengan adanya pembangkitan ekonomi di


suatu daerah perkotaan, guna memacu perekonomian setempat, untuk
menciptakan lapangan kerja, dan untuk menggerakkan suatu daerah. Namun
timbul masalah kemacetan yang menghambat semua kegiatan lalu lintas.
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah aktual di hampir semua kota besar, baik
itu di kota-kota besar di Indonesia maupun di dunia. Setiap harinya, jutaan warga
kota-kota besar terjebak kemacetan lalu lintas selama beberapa jam. Produktivitas
yang terbuang dan ongkos yang dihamburkan gara-gara kemacetan lalu lintas
sangat besar. Kemacetan terparah di Indonesia terdapat di ibukota Negara,yaitu
Jakarta yang otomatis citra yang buruk kepada bangsa Indonesia. Namun, masalah
kemacetan sekarang terjadi di Kota Bandar Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran
Hajimena) dan masalah ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi
juga mencakup semua masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Dalam makalah ini, kami mencoba untuk memberikan beberapa solusi untuk
mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung


(Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena)?
2. Apa dampak negatif dari kemacetan lalu lintas?
3. Bagaimana cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar Lampung
(Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena)?
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota


Bandar Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena).
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari kemacetan lalu lintas.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar
Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai


gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud
dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak
pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas
pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan
angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan
efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara berlalu
lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan menyangkut arah lalu lintas,
perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian
arus di persimpangan.

Kemacetan lalu-lintas adalah terganggunya pergerakan kendaraan bermotor


dari satu tempat ke tempat yang lain. Kota Bandar Lampung sebagai kota besar
dan salah satu pusat perekonomian tentunya memiliki jumlah penduduk yang
banyak, tentunya pengguna jalan makin banyak dan mobilitas makin tinggi.

Dinas Perhubungan mencatat bahwa pertambahan jumlah kendaraan bermotor


rata-rata lebih dari 10% per tahun, sedangkan pertambahan jalan tidak sampai 1%
per tahun.

Tempat-tempat yang paling sering macet :

 Persimpangan, peluang macet lebih besar ketika tidak ada pengaturan lalu
lintas yang tepat di tempat tersebut.
 Letak jalan yang berdekatan dengan pasar, biasanya lebar jalan telah
menyempit karena adanya pedagang kaki lima.
 Kolong jembatan, atau di bawah jalan fly over yang sering digunakan
pengendara sepeda motor untuk berteduh sehingga menyebabkan
kemacetan.
 Jalan yang sering di jadikan kendaraan-kendaraa angkutan umum
menunggu penumpangnya.

2.1.1 Komponen lalu lintas

Komponen sistem lalu lintas.

Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna,
kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang
memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan
lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut
lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan
geometrik.

 Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan


kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan
yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan
tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta
jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca,
penerangan/lampu jalan dan tata ruang.

 Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang


berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan
yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa
bermanuver dalam lalu lintas. UUUYY

 Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan


bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan
tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan
lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta
aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

2.1.2 Kegiatan perencanaan lalu lintas

Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi


tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat
pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan
dalam ketentuan ini adalah meningkatkan kapasitas ruas jalan dan persimpangan
untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan
keselamatan.

Dalam menentukan tingkat pelayanan antara lain memperhatikan:


 Rencana umum jaringan transportasi jalan,
 Peranan, kapasitas, dan karakteristik jalan,
 Kelas jalan,
 Karakteristik lalu lintas,
 Aspek lingkungan, aspek sosial dan ekonomi.

Maksud rencana dan program perwujudan dalam ketentuan ini antara lain
meliputi:
 Penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas jalan dan
persimpangan,
 Usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan ditetapkan pada setiap ruas
jalan dan persimpangan,
 Usulan pengadaan dan pemasangan serta pemeliharaan rambu rambu lalu
lintas,
 Alat pemberi isyarat lalu lintas,
 Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan;
 Usulan kegiatan atau tindakan baik untuk keperluan penyusunan usulan
maupun penyuluhan kepada masyarakat.

2.2 Isi

2.2.1 Penyebab kemacetan

Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:


 Arus yang melewati jalan melampaui kapasitas jalan,
 Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena
masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaraan
yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
 Terjadi banjir sehingga memperlambat kendaraan,
 Ada perbaikan jalan,
 Bagian jalan tertentu yang longsor,
 Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi
isyarat sirene tsunami.

Selain hal-hal di atas, kurangnya kedisiplinan pengguna jalan juga menjadi


salah satu penyebab kemacetan. Kita sering melihat kendaraan roda empat dan
sepeda motor saling serobot, berebut jalan, dan menerobos lampu merah karena
ingin cepat sampai di tempat tujuan. Disamping itu, angkutan umum seperti bus
dan angkutan kota pun seringkali menaikkan dan menurunkan penumpang tidak
pada tempatnya, bahkan sengaja melaju dengan kecepatan rendah dengan alasan
mencari penumpang.

Pedagang kaki lima yang menempati trotoar dan bahu jalan juga menjadi
penyebab kemacetan. Seringkali para pedagang ini menempati ruas jalan yang
seharusnya digunakan oleh kendaraan bermotor. Kurangnya kesadaran pejalan
kaki yang menyebrang sembarangan di tempat-tempat umum juga menghambat
laju lalu lintas.
2.2.2 Dampak negatif kemacetan

Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif , antara lain:


 Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah,
 Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar
lebih tinggi,
 Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak
yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem
yang berlebih,
 Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi
lebih tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
 Meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan,
 Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans atau
pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.

Banyak waktu produktif yang terbuang percuma yang seharusnya bisa


dimanfaatkan oleh masyarakat karena terhambat di jalan, juga kerugian miliaran
rupiah per harinya yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar minyak (BBM)
yang tidak efisien. Keadaan jalan yang macet juga dapat menyebabkan stress dan
perasaan mudah marah pada pengguna jalan, bahkan dalam keadaan terburu-buru
para pengguna jalan sering memilih untuk menaikkan kecepatan dan melanggar
peraturan lalu lintas. Hal ini tentu dapat menyebabkan kecelakaan.
2.2.3 Pemecahan permasalahan kemacetan

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan


kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang
komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas jalan

Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah


dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:
 Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas,
 Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
 Mengurangi konflik di persimpangan melalui pembatasan arus tertentu,
biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan,
 Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas,
persimpangan tidak sebidang/flyover,
 Mengembangkan sistem transportasi yang cerdas.

2. Keberpihakan terhadap angkutan umum

Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah


mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan
antara lain:
 Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum,
 Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun
jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai
busway,
 Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai
metro di Prancis, subway di Amerika, MRT di Singapura,
 Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Jakarta,
Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan
pajak kendaraan bermotor.
3. Pembatasan kendaraan pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus
dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrim sebagai berikut:

 Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu


seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic
Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura,
London, Stockholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang
dapat dilakukan dengan penerapan tarif parkir yang tinggi di kawasan
yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang
parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
 Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya
pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, dan
bea masuk yang tinggi,
 Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu,
seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau
contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil
pribadi masuk jalur busway.

4. Ruang Henti Sepeda Motor

Melihat semakin bertambahnya jumlah pengguna sepeda motor di Kota


Bandar Lampung dan demi menjaga keselamatan seluruh pengguna jalan, Dinas
Perhubungan Kota Kota Bandar Lampung telah membuat Ruang Henti Khusus
(RHK) untuk sepeda motor yang sudah diujicobakan sejak Agustus tahun lalu.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Bandar Lampung, sudah saatnya para
pengguna sepeda motor diberi ruang khusus karena selama ini berebut lajur
dengan mobil. RHK diharapkan dapat meningkatkan keselamatan berkendara
dan tentu saja mengurangi kemacetan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemacetan di kota – kota besar dengan infrastruktur jalan yang kurang


memadai sulit untuk dihindari. Terlebih kota – kota padat, khususnya Kota Bandar
Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena). Karena itu pemerintah diharapkan
memacu bagian sektor pembangunan terutama dalam perihal pembangunan jalan.
Namun hal itu tidak akan berhasil bila tidak ada dukungan dari masyarakat
sendiri.

Solusi yang dapat dilakukan telah banyak diutarakan namun belum


dilaksanakan dengan baik seperti yang diharapkan masyarakat.

3.2 Saran

Kelancaran lalu lintas hanya akan tercapai bila keinginan untuk mencapai
hal tersebut tumbuh dari dalam masyarakat yang terlibat dan tidak bisa hanya
terus– menerus tergantung pada pemerintah saja. Kesadaran masyarakat berperan
sangat penting di sini. Sebaiknya masyarakat dan pemerintah tidak saling
menyalahkan dalam hal pembangunan sebab hal tersebut tidak bisa lepas dari
kerja sama kedua pihak.

Sebaiknya hal – hal seperti memperlebar jalan, mengkoordinir kendaraan –


kendaraan umum yang melaju dengan baik, manaikkan tarif bea masuk impor
kendaraan bermotor, menaikkan tarif jalan tol, memberi syarat – syarat khusus
bagi calon pembeli kendaraan juga menghimbau masyarakat secara luas melalui
media – media tertentu diingat untuk mengatasi masalah kemacetan ini.

Semoga saran sederhana di atas dapat membantu untuk mengatasi


kemacetan Kota Bandar Lampung (Wilayah Sekitar Bundaran Hajimena).
DAFTAR PUSTAKA

Manalu Munaria, Marani Enok. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi. Jakarta:
Erlangga.

http://www.gatra.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan

http://calenger.blogspot.com/2010/01/kemacetan-lalu-lintas.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas
LAMPIRAN PHOTO DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai