Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas
kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Analisa
Permasalahan di Masyarakat : Tertib Berlalu Lintas”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen selaku pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan sumber yang telah membantu
terwujudnya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi diri penulis sendiri
maupun pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Jakarta, 21 Januari 2019

Penulis

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................................................4
1.4 Tujuan......................................................................................................................................................4
1.5 Manfaat.....................................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian.................................................................................................................................................6
2.2 Dasar Hukum............................................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................................................7
3.1 Identifikasi Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas di Masyarakat.....................................................................7
3.2 Analisa Dampak Pelanggaran Lalu Lintas..............................................................................................11
3.3 Analisa Penyebab Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas di Indonesia.....................................................11
3.4 Analisa Solusi atau Upaya untuk Meningkatkan Ketertiban Berlalu Lintas............................................13
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................15
4.2 Kritik dan Saran......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................16

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam
memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat
maka sudah sepatutnya masyarakat berpartisipasi dalam menjaga ketertiban umum di jalan. Timbulnya
masalah lalu lintas merupakan salah satu masalah yang berkembang seirama dengan perkembangan dan
pembangunan masyarakat. Antara lain adalah masalah pelanggaran lalu lintas yang cenderung
mengakibatkan timbulnya ketidaktertiban dan kecelakaan dalam masyarakat.

Pelanggaran lalu lintas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseuaian antara aturan dan
pelaksanaan. Aturan dalam hal ini adalah piranti hukum yang telah ditetapkan dan disepakati oleh
negara sebagai undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksanaannya adalah manusia atau
masyarakat suatu negara yang terikat oleh piranti hukum tersebut. Pelanggaran lalu lintas mayoritas
berupa pelanggaran rambu-rambu lalu lintas dan lampu pengatur lalu lintas, seperti larangan berhenti
dan parkir di tempat-tempat tertentu, menerobos lampu lalu lintas, dan lain-lain. Pelanggaran lalu lintas
tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sebagian besar kecelakaan disebabkan karena terjadi
pelanggaran lalu lintas. Penyebab kecelakaan lainnya adalah kondisi jalan, infrastruktur yang kurang
memadai, dan kurangnya kesadaran diri.

Masalah kedisiplinan berlalu lintas yang buruk merupakan fenomena yang terjadi di kota-kota besar
di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia pemerintah pernah menyerukan gerakan disiplin
nasional dalam kehidupan bermasyarakat yang dimulai dari disiplin di jalan raya. Salah satu wujudnya
yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan atau lebih dikenal sebagai UULAJR. Adanya UULAJR diharapkan masyarakat dapat memahami
dan melaksanakan undang-undang tersebut sebagai pedoman dalam disiplin berlalu lintas. Diharapkan
disiplin berlalu lintas dapat tumbuh dan dimiliki oleh semua pengendara dengan kesadaran yang tinggi
sehingga dapat terwujud keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas. Selain itu
harapan yang tinggi juga dibebankan pada pemerintah agar masalah kedisiplinan berlalu lintas terus
menerus disosialisaikan ke masyarakat sejak TK hingga perguruan tinggi. Masyarakat sebagai subjek

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 3


hukum harus patuh dan disiplin terhadap aturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dengan
kedisiplinan yang baik maka akan tercapai masyarakat yang teratur dan sejahtera.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Identifikasi Bentuk pelanggaran di masyarakat terkait tertib berlalu lintas


2. Analisa dampak terjadinya pelanggaran lalu lintas di masyarakat
3. Analisa Penyebab banyaknya pelanggaran lalu lintas di masyarakat
4. Analisa upaya untuk meningkatkan ketertiban lalu lintas di masyarakat

1.3 Batasan Masalah

Sedangkan untuk masalah-masalah yang telah dipaparkan sebelumnya akan di batasi sebagai
berikut :

1. Bentuk pelanggaran yang diidentifikasi hanya mencakup pelanggaran dalam berlalu lintas
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Faktor yang dianalisa adalah yang menyebabkan masalah dan pelanggaran ketertiban berlalu
lintas di masyarakat
3. Solusi yang dianalisa adalah upaya yang dapat dilakukan meningkatkan ketertiban berlalu lintas
di masyarakat

1.4 Tujuan

Adapun tujuan untuk makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi bentuk pelanggaran dalam tertib berlalu lintas di masyarakat


2. Untuk mengetahui dampak dari pelanggaran lalu lintas di masyarakat
3. Untuk menganalisa faktor penyebab masalah dalam ketertiban berlalu lintas di masyarakat

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 4


4. Untuk menganalisa solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketertiban berlalu lintas di
masyarakat

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari makalah ini antara lain :

1. Dapat mengetahui permasalahan mengenai tertib berlalu lintas di masyarakat beserta studi kasus
dari pelanggaran berlalu lintas
2. Dapat mengetahui dampak apa saja yang terjadi karena permasalahan ketertiban lalu lintas di
masyarakat
3. Dapat menganalisa faktor penyebab dalam masalah ketertiban berlalu lintas di masyarakat
4. Dapat memberikan solusi yang dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan ketertiban lalu
lintas di masyarakat

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Lalu lintas di dalam undang-undang ni. 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan
orang di ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah
prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan
dan fasilitas pendukung. Menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia (1993)
menyatakan bahwa lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik, dan perihal perjalanan di jalan
dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat dengan tempat lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lalu lintas adalah kegiatan kendaraan
bermotor dengan menggunakan jalan raya sebagai jalur lalu lintas umum sehari-hari. Lalu lintas identic
dengan jalur kendaraan bermotor yang ramai yang menjadi jalur kebutuhan masyarkat umum. Oleh
karena itu lalu lintas selalu identic pula dengan penerapan tata tertib pengendaraan kendaraan bermotor
dalam menggunakan jalan raya.

Selain pengertian lalu lintas, perlu diketahui juga pengertian dari tata tertib berlalu lintas. Tata tertib
berlalu lintas adalah peraturan yang harus ditaati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada saat berkendara atau mengemudikan kendaran, karena peraturan terdapat sanksi bagi
seseorang yang melanggarnya.

2.2 Dasar Hukum

Dasar hukum mengenai lalu linta dan aturan berlalu lintas tertuang lengkap kedalam UU RI No.22
Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 6


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas di Masyarakat


Bentuk pelanggaran lalu lintas, jika diklasifikasikan, dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok
utama yaitu pelanggaran berat, pelanggaran sedang, dan pelanggaran ringan. Klasifikasi tersebut
dibuat berdasarkan dari tingkat pelanggaran tersebut beserta sanksi dan dendanya. Adapun
klasifikasi tersebut dibuat dengan dasar UU no.22 tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ).

1. Pelanggaran Berat
Jenis pelanggaran ini memiliki sanksi pidana maksimal enam bulan atau lebih dan denda
maksimal lebih dari Rp 1 juta. Adapun pelanggaran yang termasuk kategori ini antara lain :

No Jenis Pelanggaran Pidana Denda (Rp) UU 22/2009


1 Merusak dan mengganggu fungsi jalan 1 tahun 24 Juta 278
2 Balapan liar di jalan raya 1 tahun 3 Juta 297
3 Tidak mengasuransikan tanggung jawabnya 6 bulan 1,5 Juta 309
4 Tidak mengasuransikan awak dan penumpang 6 bulan 1,5 Juta 313

2. Pelanggaran Sedang
Jenis yang masuk kelompok ini adalah pelanggaran yang mendapat sanksi pidana maksimal 3-4
bulan atau denda maksimal Rp 500 ribu – Rp 1 juta Cakupan dari pelanggaran jenis ini antara
lain :

No Jenis Pelanggaran Pidana Denda (Rp) UU 22/2009


1 Tidak memiliki sim 4 bulan 1 juta 281
2 Tidak konsentrasi saar berkendara 3 bulan 750 ribu 283
3 Menerobos pintu kereta api 3 bulan 750 ribu 296

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 7


3. Pelanggaran Ringan
Pelanggaran yang masuk kategori ini cukup banyak. Kriteria untuk yang satu ini adalah pidana
maksimal 15 hari-2 bulan atau denda maksimal Rp 100 ribu – Rp 500 ribu. Ada 40 jenis
pelanggaran yang masuk kategori ini, antara lain adalah sebagai berikut :

No Jenis Pelanggaran Pidana Denda (Rp) UU 22/2009


1 Memakai aksesoris kendaraan berbahaya 2 bulan 500 ribu 279
2 Tidak memakai plat nomer 2 bulan 500 ribu 280
3 Tidak mengutamakan pedestrian dan pesepeda 2 bulan 500 ribu 284
4 Roda empat tidak memenuhi syarat teknis 2 bulan 500 ribu 285 (2)
5 Roda empat tidak layak jalan 2 bulan 500 ribu 286
6 Melanggar rambu lalu lintas 2 bulan 500 ribu 287 (1)
7 Melanggar alat pemberi isyarat lalu lintas 2 bulan 500 ribu 287 (2)
8 Melanggar batas kecepatan maksimal dan 2 bulan 500 ribu 287 (5)
minimal
9 Tidak memiliki STNK atau STCK 2 bulan 500 ribu 288 (1)
10 Tidak dilengkapi dengan surat keterangan uji 2 bulan 500 ribu 288 (3)
berkala dan tanda lulus uji berkala
11 Tidak memasang segitiga pengaman, lampu 2 bulan 500 ribu 298
isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada
saat berhenti atau parker dalam keadaan darurat
12 Angkutan barang khusus yang tidak memenuhi 2 bulan 500 ribu 305
ketentuan tentang persyaratan keselamatan
13 Angkutan umum barang yang tidak mematuhi 2 bulan 500 ribu 307
ketetntuan mengenai tata cara pemuatan
14 Angkutan umum tidak punya izin trayek dan 2 bulan 500 ribu 308
izin barang khusus
14 Ganggu fungsi rambu, marka jalan, APIL, 1 bulan 250 ribu 275 (1)
fasilitas pedestrian, dan alat pengaman
pengguna jalan

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 8


15 Tidak masuk ke terminal 1 bulan 250 ribu 276
16 Mobil tidak dilengkapi ban cadangan, segitiga 1 bulan 250 ribu 278
pengaman, dongkrak, pembuka roda, P3K
17 Tidak mematuhi perintah yang diberikan oleh 1 bulan 250 ribu 282
petugas kepolisian
18 Motor tidak memenuhi persyaratan teknis dan 1 bulan 250 ribu 285 (1)
layak jlan; spion, klakson, lampu utama, lampu
rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul
cahaya, alat pengukur kecepatana, knalpot, dan
kedalaman alur ban
19 Melanggar aturan gerakan lalu lintas/tata cara 1 bulan 250 ribu 287 (3)
berhenti dan parkir
20 Melanggar ketentuan penggunaan atau hak 1 bulan 250 ribu 287 (4)
utama yang menggunakan alat peringatan
dengan bunyi dan sinar
21 Melanggar aturan tata cara penggandengan dan 1 bulan 250 ribu 287 (6)
penempelan dengan kendaraan lain
22 Tidak dapat menunjukan Surat Izin 1 bulan 250 ribu 288 (2)
Mengemudi yang sah
23 Pengemudi atau penumoang yang duduk 1 bulan 250 ribu 289
disamping pengemudi tidak menggunakan
sabuk keselamatan
24 Pengemudi dan penumpang kendaraan selain 1 bulan 250 ribu 290
motor yang tidak dilengkap rumah-rumah tidak
menggunakan sabuk keselamatan dan helm
25 Mengemudikan motor tidak mengunakan helm 1 bulan 250 ribu 291 (1)
SNI
26 Membiarkan penumpang motor tidak 1 bulan 250 ribu 291 (2)
menggunakan helm

27 Motor yang mengangkut penumpang lebih dari 1 bulan 250 ribu 292

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 9


satu
28 Mengemudikan kendaraan tanpa menyalakan 1 bulan 250 ribu 293 (1)
lampu utama pada malam hari dan kondiis
tertentu
29 Membelok/berbalik arah tidak beri isyarat 1 bulan 250 ribu 294
lampu atau isyarat tangan
30 Akan berpindah lajur atau bergerak ke samping 1 bulan 250 ribu 295
tanpa memberikan isyarat
31 Angkutan umum tidak menggunakan lajur yang 1 bulan 250 ribu 300
telah ditentukan atau tidak menggunakan lajur
paling kiri
32 Tidak memberhentikan kendaraan selama 1 bulan 250 ribu 300
menaikan dan/atau mnurunkan penumpang.
Tidak menutup pintu selama berjalan
33 Angkutan barang yang tidak menggunakan 1 bulan 250 ribu 301
jaringan jalan sesuai dengan kelas jalan yang
ditentukan
34 Angkutan orang tidak sesuai trayek berhenti, 1 bulan 250 ribu 302
mengetem, dan menurunkan penumpang
sembarangan
35 Mobil barang untuk mengangkut orang 1 bulan 250 ribu 303
36 Menaikan dan/atau menurunkan penumpang 1 bulan 250 ribu 304
sembarangan atau kendaraan angkutan tidak
sesuai dengan angkutan
37 Angkutan barang tidak dilengkapi dokumen 1 bulan 250 ribu 306
perjalanan
38 Motor tanpa menyalakan lampu utama di siang 15 hari 100 ribu 293 (2)
hari

39 Kendaraan idak bermotor yang sengaja 15 hari 100 ribu 299


berpegang pada kendaraan bermotor ntuk

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 10


ditarik,menarik benda-benda yang dapat
membahayakan pengguna jalan lain

3.2 Analisa Dampak Pelanggaran Lalu Lintas


Meskipun sudah tertera jelas peraturan-peraturan mengenai aturan dalam berlalu lintas, mana yang
termasuk kedalam pelanggaran lalu lintas lengkap dengan sanksi yang akan dikenakan, faktanya di
Indonesia masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi yang menyababka tidak tertibnya llau
lintas di Indonesia. Banyaknya pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat memberikan dampak antara lain
sebagai berikut :

1. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas mapun pada
jalan raya
2. Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam
3. Kemacetan lalu lintas akibat dari masyarakat yang enggan untuk berjalan kaki atau
memanfaatkan sepeda
4. Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudia menjadi buadaya negatif
melanggar peraturan di masyarakat

3.3 Analisa Penyebab Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas di Indonesia


Kecelakaan di Indonesia hampir selalu terjadi setiap hari dikarenakan kesalahan pengemudi itu
sendiri. Kecelakan juga banyak terjadi karena faktor lain, diantaranya adalah karena pengemudi tidak
mematuhi peraturan lalu lintas untuk menjaga keselamatan, keamanan dan juga kelancaran lalu lintasnya
juga. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum sadar atas pentingnya peraturan lalu lintas dan hal
ini yang harus diperhatikan oleh pihak yang bersangkutan maupun pemerintah. Adapun bebererapa hal
yang menyebabkan banyak terjadinya pelanggaran lalu lintas di Indonesia antara lain :

1. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku di Indonesia,
disebabkan karena tidak ada sekolah atau sosialisasi dimasyarakat oleh pemerintah setempat.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencari tahu peraturan lalu lintas atau rambu-rambu
lalu lintas, karena tidak menganggap itu sangat menguntungkan atau penting malah menganggap
merugikan baik waktu maupun materi.

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 11


3. Anak - anak kecil atau dibawah umur sudah di perbolehkan membawa kendaraan bermotor yang
seharusnya umurnya belum mencukupi untuk berkendara sehingga mereka sering melanggar
peraturan lalu lintas karena belum mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas.
4. Hanya patuh ketika ada rajia dan polisi dijalan, sehingga di jalan yang kecil atau jalan yang tidak
ada polisi tidak mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.
5. Tidak memikirkan keselamatan pengendara lain, pejalan kaki, atau masyarakat yang ada di
sekitar jalan.
6. Pengendara motor tidak memakai helm, kaca spion dan tidak menyalakan lampu disiang hari.
7. Bisa “Damai” ketika ditilang, ketika pengemudi melakukan pelanggaran lalu lintas, polisi yang
bertugas ditempat tidak menindak secara peraturan yang berlaku tetapi melakukan pungli atau
meminta bayaran kepada pengemudi yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Sehingga
pengemudi tersebut tidak lagi takut ketika dia melakukan pelanggaran lalu lintas malah
melakukannya secara berulang – ulang.
8. Memutar balik ungkapan, Sering kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat
menyesatkan. Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia,
sehingga sangat ingin menerapkannya.
9. Melanggar dengan berbagai alasan, "sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan
parkir), ntar jalan lagi." "ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak
lagi berbagai alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal
seperti ini.
10. Masih ditemukannya pengemudi yang mendapatkan surat izin mengemudi mereka dengan cara
yang tidak sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku, atau dalam istilah orang
Indonesia adalah dengan cara “menembak”.

3.4 Analisa Solusi atau Upaya untuk Meningkatkan Ketertiban Berlalu Lintas
Secara umum, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketertiban dalam berlalu
lintas antara lain :

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 12


1. Tegas terhadap pelanggar lalu lintas dengan memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku
agar memberika efek jera terhadap pelanggar lalu lintas dan memberikan contoh bahwa
pelanggar hukum berlalu lintas akan ditindak dengan tegas tanpa memandang siapa dia,
jabatannya, atau kerabatnya siapa.
2. Peningkatan wawasan masyarakat mengenai peraturan dalam berlalu lintas. Pemerintah harus
lebih bersosialisai kemasyarakat dalam peraturan-peraturan lalu lintas. Jadi masyarakat bisa tahu
apa saja peraturan-peraturan lalu lintas yang berlaku atau yang baru diterapkan.
3. Penertiban dengan tegas aparat yang menyalahgunakan wewenang dalam penegakan peraturan
lalu lintas. Pemerintah harus menindak lanjuti petugas-petugas yang tidak mendukungnya hukum
pidana atau petugas yang menyelesaikan masalah pelanggaran lalu lintas di tempat dalam kata
lain jalur “damai”.
4. Pendidikan bagi pengemudi. Sekolah pengemudi merupakan suatu lembaga yang bertujuan
untuk mengahasilkan pengemudi pengendara bermotor cakap dan terampil dalam mencegah
kecelakaan maupun pelanggaran lalu lintas
5. Menghimbau masyarakat untuk naik transportasi umum seperti bus, kereta api, dan lain
sebagainya supaya kemacetan rendah. Tidak hanya menghimbau namun juga memberikan
fasilitas yang bagus agar masyarakat tertarik menaiki transportasi umum.
6. Memperhatikan dan memperbaiki jalan yang tidak layak dipakai dan selalu diawasi
kerusakkannya.
7. Mengawasi dan membatasi bisnis transportasi umum yang bersifat milik pribadi, harus sesuai
prosedur dan aturan yang berlaku.
8. Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku pengemudi. Apabila
lampu lalu lintas tersebut ditempatkan sejajar dengan garis berhenti, maka hal itu akan
menyebabkan pengemudi menghadapi masalah. Masalahnya adalah, untuk melihat lampu
dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh di belakang garis behenti. Apabila hal itu dilakukan,
maka dia akan dimaki-maki oleh pengemudi-pengemudi yang berada di belakangnya. Kalau dia
berhenti tepat di garis berhenti, maka agak sukar baginya untuk melihat lampu lalu lintas.
9. Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang disertai pertimbangan, akan
mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemasangan rambu yang tepat untuk memperingati
pengemudi bahwa di mukanya terdapat tikungan yang berbahaya, misalnya, akan dapat
mencegah terjadinya kecelakaan. Pemasangan rambu yang tidak wajar akan menyebabkan

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 13


terjadinya kebingungan pada diri pengemudi. Bentuk jalan raya, besar kecilnya bentuk huruf,
dan warna rambu lalu lintas, mempunyai pengaruh terhadap pengemudi.
10. Memberlakukan E-Tilang. E-tilang di beberapa wilayah telah diterapkan. Bagi siapa saja yang
melanggar aturan lalu-lintas mau tidak mau harus mengikuti prosedur sesuai hukum dan
perundang-undangan yang berlaku. Upaya ini menjadi efektif apabila e-tilang diterapkan secara
konsisten. Penerapan teknologi di era digital ini juga bisa memaksimalkan upaya preventif untuk
meminimalisir jenis jenis cyber crime misalnya soal penyalahgunaan e-tilang.
11. Pengawasan melalui CCTV. Melakukan pengawasan dengan memasang CCTV, untuk
memantau identitas warga negara yang memiliki teladan saat berlalu lintas dan yang melanggar
lalu lintas. Pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi dan pusat tidak boleh pasif, mereka harus
menjalin kerjasama sosial yang baik untuk memotivasi warga untuk tidak melakukan berbagai
hal baik pelanggaran lalu lintas maupun lainnya sebagai contoh pelanggaran kewajiban warga
negara.
12. Pemanfaataan media massa cetak, online atau televisi sebagai penyalur informasi yang
memberikan motivasi dan semangat agar taat berlalu lintas, bukan hanya menyebarkan ketakutan
dan memperketat hukuman. Masyarakat harus mendapat edukasi dan sosialisasi melalui lembaga
formal seperti sekolah atau kejar paket dan perkumpulan seperti karang taruna untuk memahami
konsep sistem hukum Indonesia saat ini terutama soal akibat pelanggaran lalu lintas terhadap
kehidupan manusia.

BAB IV
PENUTUP

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 14


4.1 Kesimpulan

Kurangnya budaya tertib berlalu lintas adalah salah satu fenomena yang terjadi sekarang ini di
Indonesia. Banyak peraturan lalu lintas yang dilanggar yang menyebabkan berbagai masalah seperti
tingginya tingkat kecelakaan di Indonesia, kemacetan, korupsi, dan maslaah lain baik disebabkan
langsung karena pelanggaran tersebut maupun secara tidak langsung. Banyak hal yang dapat
menyebabkan terjadinya fenomena ini antara lain seperti kurangnya kesadaran masyarakat, adanya
penyalahgunaan wewenang apparat, serta fasilitas yang kurang memadai untuk mendukung ketertiban
berlalu lintas.

Namun, banyak pula yang bisa dilakukan dalam hal sebagai upaya untuk meningkatkan ketertiban
dalam lalu lintas. Seperti peningkatan edukasi dan wawasan masyarakat mengenai peraturan,
penindakan secara tegas baik pelanggar lalulintas maupun apparat yang menyalahgunakan wewenang,
maupun peningkatan fasilitas lalu lintas demi tercapainya ketertiban dalam berlalu lintas di masyarakat

4.2 Kritik dan Saran

Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam makalah ini, segala kekurangan yang ada dalam
makalah ini mungkin karena kelalaian atau ketidaktahuan saya dalam penyusunannya. Segala hal yang
tidak relevan, kekurangan dalam pengetikan atau bahkan ketidakjelasan dalam makalah ini merupakan
proses saya dalam memperlajari bidang studi ini dan diharapkan saya yang menulis ataupun bagi
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 15


https://kumparan.com/@kumparannews/9-aturan-berlalu-lintas-yang-perlu-kamu-ketahui diakses
tanggal 21 Januari 2019 pukul 16.31

https://lalulintasugm.wordpress.com/undang-undang-lalulintas/ diakses tanggal 21 Januari 2019 pukul


16.35

http://www.mobil88.astra.co.id/info/berita/baca/3640/macam-macam-pelanggaran-lalu-lintas diakses
tanggal 21 Januari 2019 pukul 16.48

http://syawitristar.blogspot.com/2014/06/kata-pengantar-segala-puji.html diakses tanggal 21 Januari


2019 pukul 17.24

http://rsa.or.id/ini-klasifikasi-pelanggaran-lalu-lintas-di-indonesia/ diakses tanggal 23 Januari 2019


pukul 01.16

http://masalahtransportasi.blogspot.com/ diakses tanggal 23 Januari 2019 pukul 03.33

Tertib Berlalu Lintas (2019) | 16

Anda mungkin juga menyukai