Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SOSIOLOGI HUKUM
“KEPATUHAN HUKUM DALAM BERLALU LINTAS”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Hukum
Oleh Kelompok V:

- Ayi Ahmad Nuramin 18.11.63


- Karina Amalia Sobandi 18.11.48
- Murni Rossyani 18.11.05
- M. Fadli H Wahid 18.10.59
- Sahlan A. Sahlul 18.11.77
- Yayan Abdul Rohman 18.11.36

Dosen Pengampu : Hj. Mia Rasmiaty,S.H.,S.p1.,M.H.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2021
Kata Pengantar

 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah ke Hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Sosiologi
Hukum tentang Kepatuhan Hukum Terhadap Berlalu Lintas Di Jalan Raya.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
buku dan internet sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.    
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun
demi perbaikan pengetahuan bagi penulis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung,  Oktober 2021

Pen
yusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Kepatuhan Hukum Berlalu Lintas....................................................... 3
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Hukum dalam Berlalu
Lintas.....................................................................................................5
2.3 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Pelanggaran Hukum dalam Berlalu
Lintas.....................................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................14


3.1 Kesimpulan...............................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................14

Daftar Pustaka.......................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya


hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku kesehariannya
yang sejalan dan mencerminkan kehendak rambu rambu hukum yang berlaku bagi
subyek hukum, timbulnya kepatuhan hukum diawali dari kesadaran hukum
masyarakat. Kesadaran hukum dapat tumbuh karena adanya rasa takut yang di
berikan oleh sanksi hukum. Kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran
atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau
tentang hukum yang diharapkan ada. Sebenarnya yang ditekankan adalah nilai-
nilai tentang fungsi hukum dan bukan suatu penilaian hukum terhadap kejadian-
kejadian yang konkrit dalam masyarakat yang bersangkutan.1 Kepatuhan hukum
dan kesadaran hukum adalah keadaan seseorang warga negara yang tunduk dan
patuh dalam satu aturan yang berlaku. Kepatuhan hukum ini dasarkan pada
kesadran-kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia. Transportasi
merupakan sarana yang sangat vital bagi seluruh masyarakat indonesia kebutuhan
masyarakat dalam berpindah pindah dari suatu tempat ketempat yang lain
merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Keadaan ini merupakan
salah satu perwujudan dari perkembangan teknologi modern. Perkembangan lalu-
lintas itu sendiri dapat memberi pengaruh, baik yang bersifat negatif maupun yang
bersifat positif bagi kehidupan masyarakat. Sebagaimana banyaknya alat
transportasi saat ini menimbulkan banyaknya problem dalam masyarakat di
antaranya adalah banyaknnya pelanggaran pelanggaran yang dapat kita temui di
kehidupan sehari hari, yaitu pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang
Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Sebagai negara
hukum masyarakat indonesia tentunya harus patuh terhadap hukum yang di buat.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kepatuhan hukum berlalu lintas?


2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepatuhan hukum
dalam berlalu lintas ?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi
ketidakpatuhan/adanya pelanggaran dalam berlalu lintas?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi kepatuhan hukum berlalu lintas.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
hukum dalam berlalu lintas.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menangani pelanggaran lalu lintas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepatuhan Hukum Berlalu Lintas


Definisi Kepatuhan
Baron, Branscombe, dan Byrne (Sarwono & Meinarno, 2012) mengatakan
kepatuhan adalah salah satu jenis pengaruh sosial dimana suatu kelompok atau
individu mematuhi dan mentaati permintaan pemegang otoritas guna untuk
melakukan tingkah laku tertentu. Kepatuhan juga bersifat taat, tunduk dan patuh
pada suatu perintah maupun aturan. Bentuk dari kepatuhan yaitu sikap patuh
individu ataupun kelompok kepada pemegang otoritas.
Kepatuhan adalah adanya perubahan pada sikap serta perilaku seseorang
untuk mengikuti permintaan dari orang lain (Atkinson, 2004). Individu yang
bersedia untuk mengikuti dan tunduk pada perintah orang lain termasuk individu
yang patuh akan peraturan.
Kepatuhan yaitu individu mengubah tingkah laku dan sikap untuk
mengikuti perintah atau permintaan orang lain. Upaya individu dalam mengubah
tingkah lakunya karena permintaan orang lain juga merupakan bentuk dari
kepatuhan (Feldman, 2003). Setiap individu memiliki tujuan atau alasan dari
sikapnya yang patuh pada perintah. Warga Negara yang baik merupakan warga
Negara yang bersedia untuk mentaati serta mematuhi hukum atau aturan di
negaranya.
Berdasarkan penjelasan teori di atas, kepatuhan yaitu perubahan dari
perilaku dan sikap individu yang disebabkan adanya permintaan untuk patuh dan
tunduk terhadap aturan.

Definisi Lalu Lintas


Lalu lintas yaitu individu yang berpindah dengan atau tanpa alat
penggerak dari tempat satu ke tempat lainnya (Sasambe, 2016). Berlalu lintas
yaitu melakukan suatu tindakan dengan kendaraan terkait dengan aturan lalu lintas
yang perlu dipatuhi.

3
4

Soekanto (Sumampow, 2013) menjelaskan lalu lintas yaitu sesuatu yang


berkaitan dengan perjalanan dari tempat satu ke tempat yang lainnya. Perjalanan
yang dimaksudkan tidak hanya perjalanan dari jalur darat, namun jalur laut dan
jalur udara. UU No. 2 tahun 2009 terkait aturan lalu lintas dan angkutan jalan
menjelaskan bahwa lalu lintas merupakan gerak dari kendaraan dan individu yang
berada di ruang jalan seperti prasarana untuk gerak pindah kendaraan, orang, dan
fasilitas pendukung lainnya.

Berdasarkan penjelasan dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa lalu


lintas yaitu manusia dan kendaraan yang bergerak di dalam jalan atau fasilitas
pendukung lainnya.
Tata cara berlalu lintas berdasarkan buku panduan praktis yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2005) yaitu sebagai berikut :
a. Ketertiban dan keselaman yaitu setiap individu diwajibkan untuk tertib dan
mencegah perbuatan yang dapat mengganggu dan membahayakan
keselamatan dan keamanan sehingga dapat menimbulkan kerugian jalan.
b. Pengendara sepeda motor wajib mematuhi beberapa ketentuan seperti
mematuhi marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, gerakan lalu lintas,
pemberian alat untuk isyarat lalulintas, alat untuk berhenti dan parkir,
kemudian peringatan dalam bentuk bunyi (klakson) dan sinar (lampu),
kecepatan minimal dan maksimal, serta tata cara dalam pengandengan dan
tata cara penempelan dengan kendaraan lain.
c. Setiap pengendara wajib menunjukkan dan memiliki surat tanda kendaraan
bermotor (STNK) serta wajib memiliki surat ijin mengemudi (SIM).
d. Pengendara atau penumpang kendaraan bermotor wajib menggunakan helm
yang memenuh standar nasional indonesia (SNI).
e. Pengendara sepeda motor wajib menyalakan lampu baik siang atau malam
hari.

Definisi Kepatuhan Hukum Berlalu Lintas


Kepatuhan hukum berlalu lintas adalah suatu bentuk kepatuhan hukum di
mana tingkah laku terbentuk melalui serangkaian proses yang menunjukkan patuh
dan tertib kepada aturan norma sosial (Kulanthayan et al., 2000). Kepatuhan
5

terhadap hukum merupakan semua aktivitas yang dinilai sesuai dengan aturan,
kebijakan perundang-undangan. Perundang-undangan yang mengatur tentang
aturan lalu lintas yaitu (Undang-undang republik indonesia nomor 22, 2009).
Godwin Tunde, et al. (2012) menyatakan bahwa kepatuhan berlalu lintas
merupakan suatu tindakan pengguna jalan dalam bentuk ketaatan terhadap aturan
yang bertujuan untuk membimbing pengguna jalan untuk mematuhi aturan agar
terhindar dari konflik antar pengguna jalan, mencegah dan mengurangi angka
kecelakaan lalu lintas. Individu yang tidak mematuhi aturan lalu lintas akan
mendapatkan hukuman berupa peringatan lisan dan sanksi tilang sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan.
Kepatuhan berlalu lintas merupakan bentuk sikap patuh terhadap aturan
lalu lintas. Aturan tersebut digunakan untuk membimbing pengguna jalan agar
patuh terhadap aturan sehingga berdampak positif untuk pengguna jalan dan
mengurangi peristiwa seperti kecelakaan lalu lintas (Ucho et al., 2016).
Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa kepatuhan berlalu
lintas yaitu suatu sikap dan tingkah laku yang telah terbentuk melalui berbagai
proses yang berkaitan dengan ketertiban dan ketaatan terhadap aturan berlalu
lintas dimana individu yang melanggar aturan akan mendapatkan peringatan atau
sanksi dari pemegang otoritas.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Hukum dalam Berlalu


Lintas

Safitri & Rahman (2013) mengungkapkan bahwa faktor yang


mempengaruhi individu terhadap kepatuhan berlalu lintas yaitu:
a. Individu patuh disebabkan adanya rasa takut akan sanksi yang diberikan
oleh petugas kepolisian bila melanggar peraturan lalu lintas.
b. Kesadaran diri terhadap keselamatan lalu lintas antar pengguna jalan.
Artinya individu sadar bahwa mentaati peraturan lalu lintas merupakan hal
yang penting untuk dilakukan.
c. Sikap yang saling menghormati antar pengguna jalan untuk menciptakan
ketertiban dalam berlalu lintas.
6

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berlalu lintas (Rakhmani,


2013) terdiri dari:
a. Pemahaman pengendara terkait aturan tata tertib lalu lintas.
b. Sikap dan perilaku pengendara terkait kepatuhan tata tertib lalu lintas.
c. Adanya program tilang serta efektivitasnya.
Faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan hingga mengakibatkan terjadinya
kecelakaan dalam berlalu lintas (Wulandari, 2015) terdiri dari:
a. Faktor Manusia
Manusia sebagai pengguna jalan yang memiliki peran penting dalam
berlangsungnya ketertiban lalu lintas. Sikap dan perilaku manusia dapat
di tentukan oleh :
1. Mental dan perilaku
Mental dan perilaku pengguna jalan yang memberikan pengaruh
terhadap ketertiban dan keselamatan individu dalam berlalu
lintas. Pengguna jalan yang memiliki etika yang baik berdampak
positif dalam membangun ketertiban lalu lintas seperti mampu
mengontrol emosi pada saat berkendara dan memiliki toleransi
antar pengguna jalan.
2. Pengetahuan
Pengguna jalan wajib memiliki pengetahuan terkait aturan lalu
lintas. Perbedaan tingkat pemahaman dan pengetahuan dapat
menjadikan permasalahan antar pengguna jalan ataupun aparat
penegak hukum.
3. Ketrampilan
Ketrampilan dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam
mengendalikan kendaraannya. Pengendara yang telah mengikuti
serangkaian pelatihan maka akan mengikuti ujian untuk
memperoleh SIM.
b. Faktor Kendaraan
Kendaraan yaitu alat penggerak yang kendalikan oleh manusia.
Kendaraan yang lebih dominan di jalan raya dan menimbulkan situasi
atau iklim lalu lintas. Sehingga dapat dikatakan bahwa kuantitas
7

kendaraan disetiap tahunnya meningkat yang mengakibatkan


permasalahan arus lalu lintas. Kualitas kendaraan juga penting
diperhatikan seperti merawat fungsi mesin, rem, kaca sepion dan alat-
alat lainnya untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan pengendara
yang menjadi faktor utama dalam berlalu lintas.
c. Faktor Jalan
Jalan menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan berlalu
lintas. Jalan yang telah beroperasi dilengkapi dengan prasarana jalan.
Hal tersebut telah diuraikan (Undang-undang republik indonesia nomor
22, 2009) yaitu “Setiap jalan umum wajib dilengkapi dengan
perlengkapan yang berupa:
1. Rambu-rambu lalu lintas
2. Marka jalan
3. Pemberian alat untuk isyarat lalu lintas
4. Penerangan jalan
5. Alat untuk pengendali dan pengamanan pada pengguna jalan
6. Alat pengawasan dan pengamanan jalan
7. Fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat
8. Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan baik
yang berada di jalan dan di luar badan jalan.
8

d. Faktor Lingknngan
Lingkungan memiliki peran penting dalam membentuk perilaku
pengendara untuk patuh berlalu lintas. Lingkungan juga sebagai sumber
informasi bagi pengendara dalam membentuk budaya tertib berlalu lintas.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan berlalu lintas yaitu pemahaman pengendara
terhadap tata tertib lalu lintas, sikap dan perilaku pengendara terkait aturan
tata tertib lalu lintas, dan adanya program tilang serta efektivitasnya.
2.3 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Pelanggaran Hukum dalam
Berlalu Lintas
Pemerintah merupakan pejabat Negara yang bertugas melaksanakan semua
urusan menyangkut kepentingan, perlindungan bahkan menjamin kepastian
hukum kepada masyarakat. Pemerintah berkewajiban untuk melindungi setiap
warga negaranya, serta berwenang melakukan tindakan dalam menjamin
ketentraman dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam teori hukum pemerintah dibagi atas tiga bagian yaitu, pemerintah
yang menjalankan tugas Eksekutif, yaitu pemerintah yang menjalankan
pemerintahannya dengan melakukan pelaksanaan akan setiap kebijakan
pemerintahan, pemerintah yang menjalankan tugas legislatif, yaitu menjalankan
fungsi pembentukan peraturan perundangundangan, sedangkan yang ketiga yaitu
pemerintah yang menjalankan tugas yudikatif yaitu menjalakan fungsi peradilan,
ini merupakan pembagian tugas dan fungsi pemerintahan dalam sistem hukum di
di Indonesia.
Dalam bidang tugas dan tanggung jawab pemerintahannya, eksekutif
bertugas menjalankan tugas pemerintahannya dalam melakukan atau menjalankan
kebijakan pemerintah itu sendiri berdasakan undangundang, bukti dari
kebijakannya pemerintak dalam hal ini eksekututif memberikan sumbangan dalam
hal penegakan hukum yaitu mengeluarkan peraturan pemerintah (peraturan
pelaksana) terhadap Undang-Undang, serta Yudikatif berwenang mengadili
sebagai proses penegakan hukum khususnya dalam
bidang lalu lintas.
9

Upaya penanganan pemerintah terhadap masalah lalu lintas dapat saya


uraikan sebagai berikut :
1) Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan
yang cukup memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan
dalam berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar luaskan dampak
kecelakaan, angka kecelakaan kepada para pengambil keputusan untuk
menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik nasional maupun
tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Langkah
lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan
keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program keselamatan yang
telah dan sedang dilaksanakan.
2) Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan
dalam tahap 1 maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program perioritas
yang perlu segera dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan
perundangan untuk meningkatkan keselamatan, menyempurnakan organisasi yang
menangani permasalahan kecelakaan dan perumusan program keselamatan
disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban terhadap angka pelanggaran
lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian besar kecelakaan yang
terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.
3) Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut
adalah menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan
angka kecelakaan secara nyata, misalnya dengan merubah undang-undang seperti
yang telah dilaksanakan dengan telah terbitnya Undang-undang No 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, yang masih harus ditindak lanjuti dengan
perumusan peraturan pelaksanaannya seperti misalnya peraturan pelaksanaan
yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum elektronik. Langkah lain
yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi dan analisis
lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk kemudian
dilakukan langkah perbaikan.
Sebagaimana pertumbuhan lalu-lintas yang semakin pesat maka perlu adanya
tindakan khusus yang di upayakan penegakan hukum dalam hal ini polisi yang
10

seharusnya bisa langsung turun tangan dan melalui pendekatan-pendekatan


terhadap masalah-masalah yang terus meningkat terkait transportasi jalan dan
jalan raya yang aman dan efisien. Adapun program-program penegakan lalu lintas
adalah sebagai berikut :
a) Titik-Titik Pemeriksaan Surat Ijin Mengemudi
Pada awalnya, metode ini hanya digunakan untuk memeriksa surat ijin
mengemudi. Namun, akibat tekanan karena meningkatnya jumlah kendaraan,
sasaran lain sering ditambahkan, yaitu memeriksa keamanan kendaraan.
Komunikasi yang lebih baik memungkinkan pemeriksaan nomor kendaraan secara
lebih detail dan seksama, dan meningkatakan kemungkinan untuk menjerat
penjahat atau buronan yang di cari di titik-titik pemeriksaan. Tentu saja,
penangkapan lalu lintas yang rutin terjadi di titk-titik pemeriksaan, seperti para
pengemudi yang baru minum minuman keras, pengemudi yang tidak mamiliki
SIM atau yang mengijin seseorang mengendarai kendaraan tanpa memiliki SIM,
pengemudi yang tidak memiliki surat registrasi atau surat registrasi yang kurang
lengkap dan pengemudi yang mabuk. Titik pemeriksaan sebaiknya dipilih secara
cermat, dilakukan terutama pada siang hari, dan dijaga oleh para polisi dengan
jumlah yang memadai. Pertimbanagan-pertimbangan ini sangat penting terutama
ditinjau dari sudut keselamatan, baik bagi para pengendara kendaraan bermotor
maupun para polisi yang bertugas. Pemeriksaan bisa diumumkan sebelumnya,
bisa juga tidak, tergantung pada tujuannya. Akan tetapi sebuah titik pemeriksaan
sebaiknya selalu direncanakan dengan sebuah tujuan yang masuk akal karena
beberapa alasan. Pertama, anda bisa menyia-nyiakan tenaga polisi untuk tugas-
tugas yang tidak benar-benar produktif. Kedua, memeberikan kenyamanan dan
tidak menghambat warga yang sedang bepergian adalah penting untuk
menghindari kemacetan dan kekesalan warga.
Titik-titik pemeriksaan seringkali sangat bermanfaat jika dilakukan :
1. Sesaat setelah tahun registrasi kendaraan dimulai
2. ketika sejumlah besar pengemudi harus memperpanjang SIM
mereka
3. Ketika warga banyak melakukan perjalanan, terutama selama
musim liburan
11

4. Secara berkala untuk memeriksa perangkat keselamatan kendaraan.


b) Program Keamanan Penyeberangan Jalan
Program keamanan penyeberangan jalan yang saya maksud adalah
penyeberangan seperti di sekolah, tempat perbelanjaan dan lain-lain.
Beberapa kondisi memang membenarkan penggunan seorang polisi,
namun hanya sementara sampai solusi lain bisa diperoleh. Polisi
seharusnya lebih sigap dalam hal penanganan di
penyeberanganpenyeberangan jalan, kritik atau kecaman seharusnya di
berikan pada sistem patrol polisi yang harus ada sehingga dapat mengatur
lalu-lintas ditempat-tempat penyeberangan. Perlu pula dicatat bahwa
penanganan semacam ini seharusnya dilaksanakan setiap hari agar
kenyamanan dalam menyeberang bisa terjamin.
c) Pesawat Terbang Dalam Penegakan Hukum Lalu Lintas
Pesawat terbang sudah menjadi alat penegakan hukum lalu-lintas
yang semakin efektif. Pesawat terbang terutama berguna untuk patroli di
jalan-jalan tol, jalan-jalan bebas hambatan dengan akses terbatas yang lain.
Ketika makin banyak sistem jalan raya yang dibuka untuk lalu lintas,
penggunaan pesawat terbang menjadi lebih beralasan. Pesawat terbang
harus digunakan melalui kerjasama dengan sebuah mobil patroli.
Komunikasi antara pesawat terbang dengan kendaraan dilakukan melalui
radio. Mobil-mobil patroli tersebut sebaiknya diberi nomor diatap
mobilnya agar mudah dikenali dari udara. Tentu saja, pesawat terbang
bukan hanya digunakan untuk mendeteksi pelanggar kecepatan. Ia juga
sangat berguna dalam mendeteksi pengemudi yang mengabaiakan
ramburambu tanda berhenti, lampu lalu lintas, pengemudi yang mengikuti
kendaraan lain dengan jarak terlalu dekat, dan pengemudi yang berada
dibawah pengaruh alkohol.
Penggunaan pesawat terbang memiliki beragam manfaat lain yang
juga sangat penting. Pesawat terbang bisa sangat membantu dalam tugas
pengintaian, pencarian orang hilang, untuk survei dalam situasi-situasi
darurat seperti banjir, penyelamatan, dan penjagaan. Menggunakan
pesawat terbang jelas sangat mahal. Bukan saja biaya awal untuk
pembelian pesawat, radio, dan peralatan penting lain, biaya untuk
menggaji pilot pesawat pun cukup mahal. Selain itu, penggunaan pesawat
terbang dibatasi oleh faktor cuaca. Akan tetapi banyak manfaat dan

ii
12

keuntungan dari penggunaan pesawat terbang sehingga tanpa diragukan bisa


direkomendasikan sebagai sebuah metode yang sangat berguna untuk sebuah
program penegakan hukum lalu-lintas yang baik. Memang penggunaan pesawat
terbang haruslah diimbangi dengan dana dari Negara masing-masing. Namun bila
ingin serius dalam penegakan berlalu lintas harusnya Negara berkomitmen dengan
warga negaranya.
d) Radar Atau Alat-Alat Pengukur Kecepatan
Radar adalah salah satu perangkat yan paling banyak digunakan
untuk mengontrol para pelanggar kecepatan. Tentu saja, ada beberapa
metode dan perangkat lain yang mampu mengukur kecepatan. Kebanyakan
peralatan tersebut secara umum cukup efektif dan akurat. Untuk
pembahasan ini, kita akan menanggap bahwa radar identik dengan
peralatan atau alat-alat pengukur
kecepatan. Alat-alat pengukur kecepatan sudah diterima dengan baik sebagai
pengontrol kecepatan di lokasi-lokasi dengan angka kecelakaan tinggi. Dampak
ikutan (dampak samping) lain juga teramati. Digunakannya alat-alat seperti ini
cenderung menciptakan dampak keselamatan. Ketika alat-alat tersebut digunakan,
pelanggaran kecepatan yang membahayakan ikut menurun. Data statistik
menegaskan manfaat alat-alat ini biasanya bisa dioperasikan di jalur-jalur lalu-
lintas yang padat, radar juga bisa digunakan pada malam hari dengan hasil yang
sama baik, meskipun cuaca yang gelap bisa sedikit menyulitkan dalam mengenali
kendaraan pelanggar. Peralatan-peralatan ini harganya mahal. Mereka harus bisa
dioperasikan oleh sedikitnya dua orang polisi, satu untuk mengoperasikan alat
pengukur atau pengatur waktu dan satu untuk melakukan penangkapan.
e) Tes-Tes Bahan Kimia Untuk Mengukur Kadar Alkohol
Tes-tes kimia sudah terbukti merupakan salah satu dukungan
ilmiah terbaik untuk membantu polisi mengatasi beragam masalah akibat
pengemudi yang mabuk. Sebelum tes-tes digunakan, dan tanpa
mempertimbangkan pengalaman dan penilain para petugas kepolisian,
banyak orang tidak bersalah, dan dalam beberapa kasus, orang-orang yang
menderita penyakit berat, dijebloskan ke dalam penjara. Meskipun
presentase orang-orang yang tidak bersalah tadi memang sangat kecil,
fakta bahwa siapapun bisa kehilangan kebebasan dan bahkan dihukum
atau dicabut surat ijin mengemudinya, merupakan

ii
13

alasan yang kuat untuk mendukung digunakannya sebuah instrumaen yang lebih
ilmiah. Tes-tes kimia seharusnya dilakukan kepada setiap pengemudi yang
dicurigai mabuk dan sudah bersedia atau meminta untuk dites. Menyediakan
peralatan, teknisi terlatih, dan fasilitas untuk setiap kasus tentu saja tidak mudah,
terutama di daerah-daerah pedesaan. Selain mampu mengukur rasio alkohol
terhadap pernapasan, metode-metode itu bisa melakukan analisis contoh darah,
ludah, dan air seni secara cukup akurat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepatuhan adalah adanya perubahan pada sikap serta perilaku seseorang untuk
mengikuti permintaan dari orang lain (Atkinson, 2004). Individu yang bersedia untuk
mengikuti dan tunduk pada perintah orang lain termasuk individu yang patuh akan
peraturan. Lalu lintas yaitu individu yang berpindah dengan atau tanpa alat
penggerak dari tempat satu ke tempat lainnya (Sasambe, 2016). Berlalu lintas
yaitu melakukan suatu tindakan dengan kendaraan terkait dengan aturan lalu lintas
yang perlu dipatuhi.

3.2 Saran
Sebagai warga indonesia kita harus mematuhi aturan yang berlaku di negara
ini dan kita juga harus saling menghargai aturan yang berlaku demi keselamatan
kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unissula.ac.id/9721/5/BAB%20II.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/3104-ID-penegakan-hukum-dalam-
mewujudkan-ketaatan-berlalu-lintas.pdf

iii

Anda mungkin juga menyukai