TENTANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Dari Mata Kuliah Hukum Acara
Peradilan Agama
Disusun Oleh:
Kelas A2 / Semester 7
FAKULTAS HUKUM
BANDUNG
Surat gugatan
Kepada Yth:
Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Agama Bandung
Di
Tempat
Dengan hormat
Bersama ini, saya Herliana Fitria Astia, agama Islam, umur 25 tahun, beralamat di Jl.
Laswi, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal , Kota Bandung selanjutnya
akan disebut sebagai PENGGUGAT.
Ilmi Muhamad Sidiq, agama Islam, umur 26 tahun, pekerjaan Serabutan , berlamat di
Jl. Laswi, Keluharahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung yang
untuk selanjutnya akan disebut sebagai TERGUGAT.
Adapun yang menjadi dasar-dasar dan alas an diajukannya gugatan perceraian adalah
sebagai berikut:
1. Pada 11 Januari 2011, Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan
perkawinan dan tercatat di Kantor Urusan Agama Bandung dengan Akta Perkawinan
dengan nomor 248/11/11tertanggal 01 September 2018
2. Selama melangsungkan perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 3
orang anak yaitu: Hilmi Putra Siddiq, laki-laki, lahir di Kota Bandung ,tanggal 14
Februari 2012 dengan Akta Kelahiran No tertanggal_____ ,Nisa Azzaqiyah ,
perempuan, lahir di Majalengka, tanggal 15 Maret 2014 dengan Akta Kelahiran
No_______tertanggal_____ dan Nurul Hidayah , perempuan, lahir di Kota Batam
tanggal 16 April 2017 dengan Akta Kelahiran No tertanggal
3. Sejak awal perkawinan berlangsung, Tergugat telah memiliki kebiasaan dan
sifat yang selalu pulang larut tanpa alasan yang jelas.
4. Meski Tergugat bekerja, namun sebagian besar penghasilannya dipergunakan
tidak untuk kepentingan dan nafkah anak dan istrinya.
5. Apabila Penggugat memberikan nasehat, Tergugat bukannya tersadar serta
mengubah kebiasaan buruknya namun mengabaikan dan terus melakukan perilaku
buruknya .
6. Bahwa, dalam pertengkaran dan perselisihan penggugart seringkali menghina
7. Kebiasaan Tergugat makin menjadi setelah kelahiran anak kedua dari
Penggugat/Tergugat
8. Tergugat juga tidak pernah mendengarkan dan membicarakan masalah ini secara
baik dengan Penggugat yang akhirnya mendorong Penggugat untuk membicarakan
masalah ini dengan keluarga Tergugat untuk penyelesaian terbaik dan pihak keluarga
Tergugat selalu menasehati yang nampaknya tidak pernah berhasil dan Tergugat
tetap tidak mau berubah
9. Sikap dari Tergugat tersebut yang menjadikan Penggugat tidak ingin lagi untuk
melanjutkan perkawinan dengan Tergugat
10. Bahwa, dengan terjadinya pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus
tersebut, maka perkawinan yang telah dibina selama kurang lebih 8 (delapan) tahun
tersebut tidak lagi dapat menjalin hubungan untuk saling berbagi kasih,saling
menyayangi, dan saling membantu satu sama lain, serta menanamkan budi pekerti
terhadap anak dari Penggugat dan Tergugat
11. Lembaga perkawinan yang sebenarnya adalah tempat bagi Penggugat dan
Tergugat saling menghargai, menyayangi, dan saling membantu serta mendidik satu
sama lain tidak lagi didapatkan oleh Penggugat. Rumah tangga yang dibina selama
ini juga tidak akan menanamkan budi pekerti yang baik bagi anak-anak
Penggugat/Tergugat.
Hormat Penggugat
Antara :
Herliana Fitria astia
Melawan
Ilmi M. Shidiq
Kepada Yth,
Ketua Majelis Hakim dalam perkara
Nomor : 338/PDT.G/2018/PA.BDG
Pengadilan Agama
Di-
Bandung
Assalamu’alaikum Wr. Wb
5.Bahwa tidak benar , Tergugat memiliki kebiasaan dan sifat yang selalu pulang larut
tanpa alasan yang jelas
7 Bahwa tidak benar, Tergugat telah menghina Penggugat pada saat pertengkaran
dan perselisihan terjadi;
8 Penggugat telah meninggalkan rumah dalam 3 bulan terakhir tanpa seijin tergugat
9. Bahwa sebenarnya tergugat berusaha menjadi suami terbaik dalam keluarga dan
mempertahankan keutuhan dan keharmonisan keluarga, dan perawakan
Penggugat yang tidak bersabar dalam menghadapi setiap masalah
7. Bahwa benar, Tergugat dan Penggugat telah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi terulangnya pertengkaran dan perselisihan yang sering kali terjadi;
8. Bahwa tidak benar, perkawinan yang telah dibina selama 7 (Tujuh) tahun itu
tidak dapat lagi menjalin hubungan untuk saling berbagi kasih,saling menyayangi,
dan saling membantu satu sama lain, serta menanamkan budi pekerti terhadap anak
dari Penggugat dan Tergugat. Akan tetapi, semua hubungan itu dapat dijalin apabila
Penggugat sadar dan harus bersikap untuk saling memahami;
Maka berdasarkan segala apa yang terurai diatas, Tergugat mohon dengan hormat
sudilah kiranya Pengadilan Agama Bandung berkenan memutuskan:
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat
Jumat, 15 Oktober 2018
Hal : REPLIK
Lamp : -
Di
Bandung
Hormat Kami
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka kami mohon kepada yang terhormat Majelis
Hakim Pemeriksa Perkara untuk memutus dengan amar putusan sebagai berikut :
PRIMAIR
DALAM KONPENSI
1. Menolak Replik Pemohon untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak dapat
diterima
2. Menerima jawaban Termohon untuk seluruhnya
DALAM REKONPENSI
1. Menolak Replik Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk seluruhnya atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima
2. Menerima Jawaban Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi untuk
seluruhnya
3. Menghukum pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah
penghidupan sebesar dari sepertiga dari gaji yang diterima setiap bulan oleh Pemohon
Konpensi / Tergugat Rekonpensi sesuai dengan jumlah dalam sturk gaji yang diterima
per bulan
4. Menghukum Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah
mut`ah kepada Termohon Konpensi /Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 400.000,00
( empat ratus ribu rupiah ) atau setidaknya sesuai dengan nafkah mut`ah yang wajar.
5. Menghukum Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar kiswah
dan maskan sebesar Rp. 200.000,00 ( duaratus ribu rupiah )
6. Menghukum Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar bunga
(moratoir) atas keterlambatan pembayaran tersebut sebesar Rp.100.000,00 ( seratus ribu
rupiah ) setiap harinya.
7. Menetapkan secara hukum Bahwa Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi
berhak atas harta bersama ( gono-gini ) yang besarnya ditentukan berdasarkan hukum
Islam.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa Perkara berpendapat lain, mohon putusan seadil-
adilnya.
Demikian duplik ini kami ajukan. Atas perhatian dan perkenan Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara kami ucapkan terima kasih
Wassalamu`alaikum Wr Wb.
Hormat Kami
Kuasa Hukum Termohon
BARANG BUKTI
PENGADILAN NEGERI BANDUNG
PUTUSAN
PERKARA PERCERAIAN
Herliana Fitria Astia, agama Islam, umur 25 tahun, beralamat di Jl. Laswi, Kelurahan
Cibangkong, Kecamatan Batununggal , Kota Bandung - - - - - - - - - - - - -
Ilmi Muhamad Sidiq, agama Islam, umur 26 tahun, pekerjaan Serabutan , berlamat di
Jl. Laswi, Keluharahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung - - - - -
- ---
Selanjutnya disebut sebagai - - - - - - - - - - - - - - TERGUGAT - - - - - - - - - - - - - -
Dalam hal ini Tergugat menguasakan Ligar Ayu Pramesty.S.H,M.H. Advokat dan
Konsultan Hukum yang berkantor di Jalan Cendrawasi No. 28 Bandung, berdasarkan
surat kuasa khusus tertanggal tanggal 2018
Telah mendengar pihak penggugat dan saksi-saksi yang diajukan oleh pihak
penggugat di persidangan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - -
3.Sejak awal perkawinan berlangsung, Tergugat telah memiliki kebiasaan dan sifat
yang selalu pulang larut tanpa alasan yang jelas.
4 Meski Tergugat bekerja, namun sebagian besar penghasilannya dipergunakan tidak
untuk kepentingan dan nafkah anak dan istrinya melainkan untuk kebiasaan
buruknya yaitu berjudi dan mabuk mabukan .
8.Tergugat juga tidak pernah mendengarkan dan membicarakan masalah ini secara
baik dengan Penggugat yang akhirnya mendorong Penggugat untuk membicarakan
masalah ini dengan keluarga Tergugat untuk penyelesaian terbaik dan pihak keluarga
9.Tergugat selalu menasehati yang nampaknya tidak pernah berhasil dan Tergugat
tetap tidak mau berubah
10.Sikap dari Tergugat tersebut yang menjadikan Penggugat tidak ingin lagi untuk
melanjutkan perkawinan dengan Tergugat
11. Bahwa, dengan terjadinya pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus
tersebut, maka perkawinan yang telah dibina selama kurang lebih 8 (delapan) tahun
tersebut tidak lagi dapat menjalin hubungan untuk saling berbagi kasih,saling
menyayangi, dan saling membantu satu sama lain, serta menanamkan budi pekerti
terhadap anak dari Penggugat dan Tergugat
15. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim
pemeriksa perkara untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:
PRIMAIR
4.Menyatakan hak asuh dan pemeliharaan anak berada dalam kekuasaan penggugat
7.Apabila Majelis Hakim berkehendak lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-
adilnya
SUBSIDAIR
1.Mohon agar perkara ini diperiksa dan diadili dengan seadil-adilnya (Ex aeque et
bono).
2.Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditentukan oleh Penggugat dan
Tergugat , masing-masing diwakili oleh kuasanya, telah datang hadir menghadap
sidang.
4.Menimbang Bahwa atas gugatan dari penggugat yang disampaikan oleh kuasa
Hukumnya Maka tergugat memberikan jawaban gugatan sebagai berikut :
Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa, Tergugat menolak dalil-dalil Penggugat seluruhnya, kecuali yang secara
tegas diakui;
2.Bahwa benar, Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah, yang terrcatat
di Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan Kiaracondong , Kota Bandung
berdasarkan Akta Nikah No. 453/02/IV/2008 ;
3. Bahwa benar, pada awal masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah tinggal
bersama-sama hidup rukun,damai, dan telah dikaruniai anak laki-laki dan perempuan
yang bernama Hilmi Putra Shidiq, Nisa Azzaqiyah dan Nurul Hidayah ;
4. Bahwa benar, sejak kurang lebih 4 (tempat) tahun terakhir diantara Penggugat
dan Tergugat telah sering terjadi pertengkaran dan perselisihan, dan meskipun
pertengkaran dan perselisihan tersebut sering berujung pada perdamaian, namun
pertengkaran dan perselisihan tersebut tetap terulang secara terus menerus;
5.Bahwa tidak benar , Tergugat memiliki kebiasaan dan sifat yang selalu pulang larut
tanpa alasan yang jelas
7 Bahwa tidak benar, Tergugat telah menghina Penggugat pada saat pertengkaran
dan perselisihan terjadi;
8 Penggugat telah meninggalkan rumah dalam 3 bulan terakhir tanpa seijin tergugat
9. Bahwa sebenarnya tergugat berusaha menjadi suami terbaik dalam keluarga dan
mempertahankan keutuhan dan keharmonisan keluarga, dan perawakan Penggugat
yang tidak bersabar dalam menghadapi setiap masalah
10. Bahwa benar, Tergugat dan Penggugat telah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi terulangnya pertengkaran dan perselisihan yang sering kali terjadi;
8. Bahwa tidak benar, perkawinan yang telah dibina selama 7 (Tujuh) tahun itu
tidak dapat lagi menjalin hubungan untuk saling berbagi kasih,saling menyayangi,
dan saling membantu satu sama lain, serta menanamkan budi pekerti terhadap anak
dari Penggugat dan Tergugat. Akan tetapi, semua hubungan itu dapat dijalin apabila
Penggugat sadar dan harus bersikap untuk saling memahami
3. Bahwa Penggugat tidak sepakat sama sekali jika Tergugat mengatakan penggugat
meninggalkan rumah tanpa seijin penggugat. hal ini akan Pemohon buktikan dalam
acara
pembuktian.
4. Bahwa Pemohon tidak sepakat dengan Termohon yang mengatakan jika keributan
yang terjadi antara Pemohon dan Termohon tidak sering dan jarang,
5.Bahwa Pemohon sebagai istri dan ibu rumah tangga seharusnya menutup aib
keluarga dan tidak diselesaikan melalui Pengadilan oleh karena perceraian adalah
perbuatan yang tidak disukai Allah dan seharusnya perceraian tidak perlu terjadi .
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam perkara ini adalah
Pertengakaran antara suami isteri yang berawal karena kesalahpahaman dan faktor
ekonomi, sehingga mengakibatkan salah satu pihak ( Penggugat) menceraikan
suaminya (Tergugat) dengan alasan kebiasaan burk berjudi dan mabuk mabukan
sehingga tidak terpenuhinya nafkah lahir dan batin
Menimbang, bahwa mengenai bukti –bukti yang relevan dengan perkara ini patutlah
untuk menerima.
MENGADILI
4. Menyatakan hak asuh dan pemeliharaan anak berada dalam kekuasaan penggugat
5. Menghukum Tergugat untuk memberikan uang iddah, nafkah anak sebesar Rp.
2.000.000,00 / bulan
Dr. Lexsi Imelda Dahyar, S.H. M.H. Dr. Ajie Azmil Suhermady, S.H. M.H.
Panitera
Nomor:1553/Pdt.G/2016/PA.Badg.
DEMI KEADILAN
Pengadilan Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
tingkat pertama, dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan perkara Cerai Talak, antara:
Melawan
TERMOHONumur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di
Kecamatan Andir Kota Bandung, sebagai Termohon;
Telah mendengar keterangan Pemohon, Termohon serta para saksi di muka sidang;
DUDUK PERKARA
pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Banjar,
Pandeglang, Jawa Barat sesuai Kutipan Akta Nikah Nomor : 563/43/XII/1998 tanggal 9
Desember 1998;
3. Bahwa, selama berumah tangga antara Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 3 orang
4. Bahwa, semula rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis, tetapi sejak
bulan April tahun 2014 dan tahun-tahun sebelumnya antara Pemohon dan Termohon telah
4.1.Termohon tidak mau lagi mengurus Pemohon sebagaimana mestinya sebagai istri,
demikian juga anak-anak Pemohon dan Termohon kurang diperhatikan oleh Termohon .
4.2.Termohon tidak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik, sulit diatur dan tidak patuh
terhadap Pemohon.
4.3.Termohon selalu cemburu buta dan tidak ada rasa percaya ataupun menghargai
kurang lebih pada Juli tahun 2015, yang akibatnya Pemohon dan Termohon pisah kamar
dan tidak berhubungan suami istri lagi sampai sekarang, dan sejak bulan Juli 2015
Pemohon tinggal di rumah dinas nya di luar kota dengan alamat Purwokerto;
6. Bahwa, Percekcokan dalam rumah tangga yang selalu tegang membuat suasana yang
kurang baik dan tidak nyaman dalam rumah tangga, terutama Termohon kerap kali
melibatkan anak-anak dalam pertengkaran yang tidak perlu yang ada kian hari semakin
besar pertengkaran, dan kerap menyinggung Almh Orangtua Pemohon yang kurang etis
dibicarakan, sehingga tidak ada harapan lagi bagi Pemohon dengan Termohon untuk hidup
7. Bahwa, keluarga Pemohon dan Termohon sudah berusaha agar rumah tangga kembali
8. Bahwa, dengan kejadian tersebut diatas, rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah
tidak dapat dibina dengan baik lagi, sehingga rumah yang sakinah, mawaddah dan rahmah
tidak tercapai , Pemohon merasa menderita lahir bathin dan sudah tidak mungkin lagi untuk
meneruskan rumah tangga dengan Termohon serta tidak ada jalan terbaik kecuali
perceraian;
9. Bahwa, terhadap biaya perkara agar dibebankan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dengan ini Penggugat mohon kehadapan Bapak Ketua
Primair
2. Memberikan izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu Raj’i
Subsidair
Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon untuk menjatuhkan putusan lain yang
seadil-adilnya;
Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan
Termohon telah hadir, dan Majelis Hakim telah mendamaikan Pemohon dan Termohon akan
tetapi tidak berhasil.;
Menimbang bahwa Pemohon dan Termohon telah menempuh proses mediasi dengan
mediator. Drs. H. Syamsul Bahri, SH. MH., sebagaimana laporan mediator tanggal 16 Juni
2016, akan tetapi tidak berhasil;
Dalam Eksepsi :
8. Bahwa Permohonan talak pemohon juga tidak jelas, asal-asalan, tidak bersesuaian
dengan fakta serta kabur;
9. Bahwa dalam permohonan talak tersebut menyebutkan bahwa Pemohon dan
Termohon menikah pada tanggal 28 Januari 1999, padahal antara Pemohon dan
Termohon menikah tanggal 9 Desember 1998 bukan tanggal 28 Januari 1999.
Sehingga jelas gugatan telah tidak memenuhi syarat materil dan formil dalam
membuat surat PermohonanTalak/Gugatan;
10. Bahwa begitupula dalam menyebutkan anak pemohon dan pemohon, Pemohon
menyebutkan anak pemohon dan termohon adalah 2 (dua), padahal pada
kenyataannya antara pemohon dan termohon dikaruniai anak sebanyak 3 (tiga)
orang anak ;
Bahwa dengan berdasarkan segala fakta sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas,
maka sehubungan dengan eksepsi kami tersebut, mengingat Permohonan Termohon cacat
Formil serta Materil maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini untuk memberikan putusan menolak Permohonan Talak Pemohon untuk seluruhnya
atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijk Verklaard);
Dalam Konpensi
1. Bahwa Termohon dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil Pemohon yang dikemukakan
dalam permohonannya, kecuali terhadap segala sesuatu yang telah diakui secara tegas
dan benar ;
2. Bahwa tidak benar melangsungkan pernikahan pada tanggal 28 januari 1999, ang benar
adalah Termohon dan Pemohon adalah suami Istri Sah yang telah menikah pada tanggal
9 Desember 1998 dihadapan Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama
Kecamatan Banjar, kabupaten pandeglang berdasarkan Kutipan akta Nikah Nomor :
563/43/XII/1998 pada tanggal 9 Desember 1998 ;
3. Bahwa benar setelah pernikahan Pemohon dan Termohon menempati rumah di
Kecamatan andir Kota bandung dan dikaruniai 3 orang anak bukan 2 orang anak yakni:
3.1. ANAK 1 Lahir Jakarta 30 Agustus 2000;
3.2. ANAK 2 Lahir Jakarta 15 oktober 2002;
3.3. ANAK 3 Lahir Bandung 8 Februari 2009
4. Bahwa Termohon menolak dalil-dalil yang dikemukakan oleh Pemohon sebagai dasar
diajukannya permohonan cerai talaq oleh Pemohon adapun alasannya adalah sebagai
berikut :
- Bahwa tidak benar apa yang didalilkan pemohon pada point 4, bahwa
tidak ada perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon pada
bulan April 2014 dan keadaan rumah tangga keduanya dalam keadaan baik-baik
saja sebagaimana biasanya suami Istri sedang membina rumah tangga dan
membesarkan anak yang sedang tumbuh dan berkembang ;
- Bahwa tidak benar dan mengada-ada serta tuduhan yang tidak berdasar
apa yang telah disampaikan Pemohon terhadap Termohon pada point 4 (1)
dalilnya yang menyatakan bahwa Termohon tidak mau lagi mengurus Pemohon
layaknya sebagai istri demikian juga anak-anak Pemohon dan termohon kurang
diperhatikan oleh Termohon ;
- Bahwa yang sebenarnya adalah Termohon telah melakukan apa saja
yang diperintahkan oleh Pemohon sebagai suami termasuk mengurus Pemohon
dan anak-anak pemohon dan termohon. Kalau Termohon sudah tidak peduli
atau tidak mengurus suami dan anak – anak, selama ini siapa yang mengurus?
Baju kotor siapa yang nyuci kalau bukan Termohon, pakaian rapi siapa yang
seterika kalau bukan Termohon, masak nasi, merapihkan rumah,
memepersiapkan keperluan anak sekolah, keperluan suami itu semua siapa
yang mengurusinya kalau bukan sama Termohon? yang dinamakan Termohon
sudah tidak mengurus suami dan anak – anak seperti apa?
- Bahwa Termohon telah mengikuti apa yang diperintahkan Pemohon
sebagai suami, Sebagaimana ajaran islam bahwa dalam Quran Surat An-Nisa
ayat 34 menegaskan:
“ Wanita yang baik adalah yang taat kepada suaminya dan menjaga rumah
tangganya serta memelihara rahasia dan harta bendanya. ” (QS. An-Nisa' :
34 ) ;
10. Bahwa termohon dengan itikad baik akan mempertahankan rumah tangga
pemohon dan termohon agar kembali rukun dan tidak terjadi perceraian, ini
adalah ujian bagi pernikahan Pemohon dan Termohon. Oleh karenanya
mohon kepada majelis untuk tidak mengabulkan Permohonan Pemohon;
11. Bahwa Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan diatas dengan ini
Termohon memohon dengan hormat kepada yang mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan memutus perkara ini untuk mempertimbangkan permohonan
Pemohon dengan dalil-dalil yang dikemukakan Termohon ;
12. Bahwa Ketentuan ini pun sekaligus memastikan bahwa pembiayaan untuk
pemenuhan kebutuhan pokok anak yang terlahir dari pernikahan adalah
kewajiban suami baik terjadi perceraian maupun tidak ;
13. Bahwa dengan demikian biaya kebutuhan anak bernama:
- ANAK 1Lahir Jakarta 30 Agustus 2000
- ANAK 2Lahir Jakarta 15 oktober 2002
- ANAK 3Lahir Jakarta 8 Februari 2009
hingga mandiri dalam setiap bulannya menjadi kewajiban Pemohon ;
Dalam Rekonvensi
1. Bahwa yang semula disebut sebagai Termohon sekarang dan untuk selanjutnya
sebagai Penggugat Rekonvensi, sedangkan Pemohon dalam pemohonan Konpensi
sekarang dan untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat Rekonpensi ;
2. Bahwa Penggugat Rekonpensi mohon agar hal-hal yang telah diuraikan terseb ut diatas,
dianggap pula termasuk pada bagian rekonvensi ini ;
3. Bahwa Apabila perceraian antara keduanya telah dikabulkan maka Penggugat
Rekonvensi sebagaimana Pasal 158 Kompilasi Hukum Islam dengan ini memohon Biaya
Mut’ah sebesar Rp. 300.000.000 (tigaraus Juta Rupiah) dan Iddah sebagaimana Pasal 153
Kompilasi Hukum Islam sebesar 3 X Suci Rp.25.000.000 per bulan sama dengan Rp.
125.000.000 (seratusduapuluh lima Juta Rupiah)yang harus dibayarkan oleh tergugat
rekonpensi kepada penggugat rekonpensi secara seketika dan keseluruhan dari jumlah
uang tersebut sekaligus Sebesar Rp425.000.000 (empatratusduaPuluh Lima Juta Rupiah);;
4. Bahwa mengingat anak-anakatasnamaANAK 1 Lahir Jakarta 30 Agustus 2000,
ANAK 2 Lahir Jakarta 15 oktober 2002danANAK 3Lahir Bandung 8 Februari 2009 masih
belum dewasa dan membutuhkan bimbingan dan secara psikologis lebih dekat dengan
Penggugat dR dan keluarga Penggugat dR, sehingga tidak berlebihan apabila Penggugat
dR memohonkan kepada Pengadilan Agama Kelas I-A Bandung c/q Majelis Hakim yang
memeriksa perkara dan mengadili perkara ini untuk memberikan hak asuh (Hadhanah)
berada dalam asuhan Penggugat dR sebagai ibu kandungnya ;
5. Bahwa sebagaimana Pasal 156 point a yang menyatakan “Anak yang belum
mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya” ;
6. Bahwa hak nafkah bagi anak tidak putus sehingga Pemohon dK dan Tergugat dR
sebagai ayah tetap berkewajiban menanggung semua kebutuhan anak, selalipun ANAK 1
Lahir Jakarta 30 Agustus 2000, ANAK 2 Lahir Jakarta 15 oktober 2002dan ANAK 3
Lahir Bandung 8 Februari 2009 ada dalam pemeliharaan Pergugat Rekonpensi ;
Sebagaimana Imam Ibnul Mudzir mengatakan, bahwa seorang lelaki wajib menanggung
nafkah anak-anaknya yang masih kecil, yang tidak memiliki harta. Karena anak seseorang
adalah darah dagingnya, dia bagian dari orang tuanya. Sebagaimana dia berkewajiban
memberi nafkah untuk dirinya dan keluarganya, dia juga berkewajiban memberi nafkah
untuk darah dagingnya. (al-Mughni, 8/171) ;
7. Bahwa untuk membiayai kehidupan dari ANAK 1 Lahir Jakarta 30 Agustus 2000,
ANAK 2 Lahir Jakarta 15 oktober 2002danANAK 3Lahir Bandung 8 Februari 2009selama
dalam asuhan Penggugat dR dengan ini Tergugat dR berkewajiban memeberikannya
hingga anak mandiri adapun biaya kebutuhan terebut dalam setiap bulannya sebesar
Rp.30.000.000 (Tigapuluhjuta rupiah) ;
8. Bahwa sebagaimana (QS ath-Thalaaq [65]: 6)
“ Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
Ketentuan ini pun sekaligus memastikan bahwa pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan
pokok anak yang terlahir dari pernikahan adalah kewajiban suami baik terjadi perceraian
maupun tidak ;
Bahwa dengan demikian biaya kebutuhan anak bernama ANAK 1 Lahir Jakarta 30
Agustus 2000, ANAK 2 Lahir Jakarta 15 oktober 2002danANAK 3Lahir Bandung 8
Februari 2009 hingga mandiri dalam setiap bulannya menjadi kewajiban Pemohon
dK/Tergugat dR ;
9. Bahwa Pemohonan Rekonvensi ini didasarkan pada bukti dan saksi yang dapat
dipertanggungjawabkan, karenanya dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun Tergugat
rekonvensi melakukan upaya hukum ;
10. Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan diatas dengan ini Penggugat dR
mohon dengan hormat kepada yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus
perkara ini berkenan kiranya mengabulkan dalil-dalil terurai dalam jawaban pemohonan
ini dan selanjutnya memutuskan sebagai berikut;
Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan diatas dengan ini mohon dengan
hormat kepada yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini
berkenan kiranya mengabulkan dalil-dalil terurai dalam jawaban pemohonan ini dan
selanjutnya memutuskan sebagai berikut;
Dalam Eksepsi
1. Menolak pemohonan pemohon untuk seluruhnya dengan dalil yang diajukan Termohon;
2. Menolak Permohonan cerai/talaq pemohon ;
3. Menghukum Pemohon untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini ;
Dalam Rekonvensi :
Primer :
Subsider
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berpendapat lain
Mohon Putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et Bono)
Dalam Eksepsi
Primer
I. Bukti Surat
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk PEMOHON, SE.
NIK.XXXXXXdikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandung Provinsi Jawabarat yang telah
dicocokan dengan aslinya dan dibubuhi materai secukupnya, (bukti P.1) ;
2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : 563/43/XII/1998 tanggal 29
Desember 1998 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Banjar
Pandeglang Jawa Barat yang telah dicocokan dengan aslinya dan dibubuhi materai
secukupnya, (bukti P.2) ;
3. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) PEMOHON, SE. dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Bandung Provinsi
Jawabarat yang telah dicocokan dengan aslinya ( belum tertanda tangan Kepala Dinas
ybs), namun telah dibubuhi materai secukupnya, (bukti P.3);
4. Fotokopi Setoran/ potongan angsuran BRI tertanggal 22/08/2016,
bermaterai 6000, ditandai P-4 ;
Bukti Saksi
Saksi I, SAKSI 1 lahir 1954, Agama Islam, sebagai Ibu Kandung Pemohon ;
Saksi II, SAKSI 2, lahir 1978, Agama Islam, sebagai Adik Kandung Pemohon ;
Menimbang bahwa kedua orang saksi tersebut dibawah sumpahnya telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal kepada Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah Ibu kandung
Pemohon;
- Bahwa semula rumah tangga Pemohon dengan Termohon rukun dan harmonis dan
telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak, akan tetapi sejak 5 (lima) tahun terakhir Pemohon
banyak mengeluh kepada saksi jika Termohon sudah tidak lagi/kurang memperhatikan
kewajibannya sebagai Ibu, kalau pagi tidak menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya ;
- Kalau keluarga datang berkunjung Termohon tampak kurang senang ;
- Kalau pertengkarannya saksi tidak mengetahui précis ;
- Bahwa waktu lebaran tahun 2015 saksi datang ditempat Pemohon dan Termohon masih
ada makan bersama ;
- Bahwa setelah dikonvirmasi kepada Pemohon ada perempuan yang dicemburui
Termohon, menurut Termohon katanya pacarnya Pemohon, namun setelah ditanya ke
Pemohon katanya sebagai Teman ;
- Bahwa memang pernah ada peristiwa pertengkaran hebat di tempat tinggalnya,
masalah perempuan itu, namun hari itu juga langsung dipertemukan mereka Pemohon
dan Termohon;
- Bahwa sikapnya Termohon tidak mau ;
- Bahwa karena masalah perempuan tersebut, Termohon suka ancam tentang nasib
Pemohon di tempat kerjanya;
- Bahwa sekarang Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal, Pemohon tinggal di
Kosan, dan Termohon masih tinggal di rumah dinas PT. XXXXXX(KAI), kurang lebih
sudah setahun terakhir mereka sering berselisih dan bertengkar;
- Bahwa Pemohon sebagai Manager PT. Kareta Api Indonesia Daerah Operasi Bandung ;
- Bahwa Saksi tidak tahu persis penghasilan Pemohon ;
- Bahwa adapun biaya hidup mereka masih ditanggung 100% masih lancar ;
- Bahwa saksi selaku Ibu Pemohon sering menasehati Pemohon ;
- Bahwa melihat kondisi rumahtangga mereka sudah tidak sehat seperti tersebut, menurut
Saksi lebih baik berpisah saja;
- Bahwa saksi sudah tidak sanggup lagi untuk menyattukan mereka ;
Saksi II, SAKSI 2, menerangkan :
- Bahwa saksi kenal kepada Termohon, karena saksi adalah adik kandung Pemohon;
Bukti Surat
KAKAK TERMOHON, lahir 1969, Agama Islam, sebagai Kakak Kandung Termohon ;
Saksi tersebut dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya
sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal kepada Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah adik kandung
Termohon ;
- Bahwa semula rumah tangga Pemohon dengan Termohon rukun dan harmonis dan
telah dikarunia 3 (tiga ) orang anak, mereka tinggal di Rumah Dinas PT. XXXXXXdi
Bandung ;
- Bahwa saksi tidak banyak tahu masalahnya, hanya tiba-tiba pada tanggal 29 Januari
2016, anak-anak Pemohon telepon ke saksi dari Jawa (Purwekerto) ingin ditemui di
Purwokerto untuk menemui ayahnya;
- Saksi datang dengan Termohon di Purwokerto (di MESS), ternyata sampai di tempat
terjadi pertengkaran hebat antara Pemohon dan Termohon. Ternyata Termohon
mendapati di dalam mobil Pemohon pakaian dalam dan rok perempuan yang selama ini
yang dicurigai perempuan selingkuhannya;
- Bahwa setelah itu sudah terjadi musyawarah keluarga dan sikap Pemohon bagus,
terima saran keluarga, namun tidak lama kemudian, 3 (tiga) bulan, malah ada panggilan
sidang dari Pengadilan Agama Bandung ;
- Bahwa menurut saksi masih perlu dibicarakan lagi dengan pihak Pemohon dan saksi
siap/ bersedia jadi penengah dalam masalah Pemohon dan Termohon;
- Bahwa ternyata setelah diberi waktu oleh Pengadilan untuk memediasi kembali, Saksi
datang di kantor Pemohon tanggal 1 September 2016, saksi lihat pak Buntar (pihak
Pemohon) welcome, bercerita dengan saksi baik-baik, hanya terdiam dan mengatakan
Pemohon Trauma dengan kejadian di Purwekerto tempo lalu (29/01/2016);
Menimbang bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon menerima dan Termohon
menyatakan akan menanggapinya dalam kesimpulan ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, segala yang dicatat dalam
berita acara sidang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini ;
PERTIMBANGAN HUKUM
Dalam Eksepsi
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara, terlebih dahulu majelis
menilai dan menanggapi eksepsi Termohon yang pokoknya gugatan/permohonan Pemohon
error in persona dan obscure libel, akan tetapi berdasarkan penilaian majelis sesungguhnya
jawaban Termohon dalam eksepsi telah menanggapi secara materil mengenai pokok perkara,
bukan menyoroti terkait kewenangan mengadili ;
Menimbang, berdasarkan pengakuan Pemohon dan bukti KTP dan telah dikonvirkamasi
kepada pihak Termohon ternyata para pihak adalah orang yang dimaksud dan mengenai nama
orang tua, tanggal pernikahan dan jumlah anak serta umur para pihak dan lain-lain mengenai
kekeliruan juga sudah mendapat pembetulan sebagaimana tersebut, maka eksepsi Termohon
tidak cukup alasan dan karenanya harus dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa perkara ini mengenai permohonan cerai talak yang diajukan oleh
pihak-pihak yang beragama Islam dan diajukan pula ke Pengadilan Agama tempat tinggal
Termohon sebagaimana bukti P.1 (Kutipan Akta Nikah) dan bukti P.2 (KTP), oleh karenanya
berdasarkan Pasal 49 (a) dan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang No. 50 Tahun 2009, Pengadilan Agama Bandung berwenang memeriksa dan
mengadili perkara a quo;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 130 HIR jo pasal 82 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah dirubah dengan Undang-Undang nomor 3
Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Majelis Hakim telah berusaha
semaksimal mungkin mengupayakan perdamaian, agar kedua belah pihak berperkara bisa
hidup rukun kembali membina rumah tangga dan sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung
RI Nomor 1 Tahun 2008, Majelis hakim sesuai kesepakatan kedua belah pihak berperkara telah
menunjuk yaitu yaitu Drs.H. Syamsul Bahri, SH.MH., akan tetapi berdasarkan Laporan Tertulis
Mediator dan Pernyataan yang ditandatangani oleh Mediator, Pemohon dan Termohon,
ternyata mediasi telah gagal atau tidak berhasil sehingga karenanya ketentuan pasal 130 HIR
serta Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) Perma 1 Tahun 2016 dipandang telah terpenuhi;
Dalam Konvensi
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti tersebut menurut Majelis Hakim telah memenuhi
maksud Pasal 2 (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUH Perdata,
sehingga bukti tersebut mempunyai kekuatan bukti yang mengikat dan sempurna;
Menimbang, bahwa oleh karena Majelis Hakim tidak berhasil mendamaikan pihak, baik
melalui mediasi, maupun yang dilakukan oleh Majelis Hakim sendiri dalam persidangan, maka
perkara ini harus diselesaikan melalui putusan pengadilan;
Menimbang, bahwa inti permohonan Pemohon dK adalah permohonan ijin ikrar talak
dengan alasan sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah (PP)
No. 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam (KHI) yaitu: “antara suami dan
isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup
rukun lagi dalam rumah tangga”;
Menurut Termohon sebenarnya adalah Sikap Pemohon lah yang mulai berubah terhadap
Termohon sejak Juli tahun 2015, Pemohon menjalin hubungan lagi dengan perempuan lain
nama XXXXXX, dan yang sekarang dengan XXXXXX Pegawai Loket Stasiun Besar Kota
Bandung, meskipun Pemohon tidak mengakui, namun Termohon merasakan. Dan setelah
dikonvirmasi langsung dengan disaksikan oleh saudara laki-laki perempuan tersebut ternyata
benar adanya hubungan dengan Pemohon, dan mengenai hal ini oleh Pemohon sendiri tidak
secara tegas dibantahnya dalam repliknya. Dan sejak itu hubungan Pemohon dan Termohon
mulai tidak harmonis, sering bertengkar dan berselisih dan puncaknya terjadi sejak Pemohon
mutasi di Daerah Operasi 5 (Daop 5) Purwekerto, yaitu sejak Desember 2014. Dan pada
tanggal 29 Januari 2016 terjadi pertengkaran hebat saat Termohon mendatangi Pemohon di
Purwekerto, pertengkaran mana sampai melibatkan saudara Termohon, dan setelah itu terjadi
perpisahan tempat tinggal hingga sekarang ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tertulis yang diajukan tersebut, yaitu berupa
Foto dan pakaian yang diperlihatkan dimuka sidang, dihubungkan dengan permohonan
Pemohon dK, jawaban Termohon dK, replik Pemohon dK dan duplik Termohon dK, serta
keterangan para saksi, telah jelas bagi Hakim diakui secara diam oleh Pemohon sendiri yang
menjadi permasalahan pokok adanya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dK
dengan Termohon dK, penyebabnya adalah karena adanya sikap pemohon yang telah menjalin
hubungan dengan wanita lain nama XXXXXX tersebut ;
Menimbang, bahwa karena Pemohon telah jelas mengakui sendiri alasan penyebab
adanya perselisihan rumahtangganya dengan Termohon, pengakuan mana telah disebutkan
diatas, maka sesuai ketentuan pasal 174 HIR, cukup menjadi bukti untuk memberatkan orang
yang mengaku itu, baik yang diucapkannya sendiri, maupun dengan pertolongan orang lain,
yang istimewa dikuasakan untuk itu ;
Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian yang didalilkan oleh Pemohon dK
adalah adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus atau Pasal 19 huruf f PP No.
9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) KHI, maka untuk memenuhi ketentuan Pasal 22 ayat (2) PP
No. 9 Tahun 1975, Majelis Hakim telah memerintahkan Pemohon dK dan Termohon dK untuk
menghadirkan pihak keluarga atau orang dekat dari Pemohon dK dan Termohon dK untuk
didengar keterangannya;
Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai halangan sebagai saksi, mereka telah
menghadap di muka sidang, telah disumpah secara agama Islam dan telah memberikan
keterangan di depan sidang tentang apa yang mereka lihat, dengar dan saksikan, hal ini telah
sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 145 ayat (2) HIR ;
Menimbang, bahwa ke 3 (tiga) orang saksi yang dihadirkan Pemohon dK/Termohon dK
pada intinya menerangkan bahwa :
Menimbang, bahwa terkait dengan dalil permohonan Pemohon dK angka 1 telah diakui
oleh Termohon dK dan telah diperkuat oleh bukti surat dan saksi sehingga dengan demikian
menurut Majelis Hakim dalil permohonan Pemohon dK angka 1 telah terbukti bahwa Pemohon
dK dan Termohon dK adalah suami isteri sah serta pertimbangan atas hal yang sama telah pula
disampaikan pula oleh Majelis Hakim dalam pertimbangan mengenai legal standing Pemohon
dan Termohon dalam perkara a quo;
Menimbang, bahwa terkait dengan dalil permohonan Pemohon dK angka 2, diakui oleh
Termohon dK, dalil mana diperkuat pula oleh keterangan saksi-saksi sehingga dengan
demikian dalil permohonan Pemohon dK angka 2 tersebut telah terbukti;
Menimbang, bahwa terkait dengan dalil permohonan Pemohon dK angka 3 telah diakui
oleh Termohon dan diperkuat keterangan para saksi, sehingga dengan demikian telah terbukti
bahwa dari perkawinan Pemohon dK dan Termohon dK telah dikaruniai tiga orang anak
sebagaimana tersebut diatas;
Menimbang, bahwa Menurut Majelis sikap Termohon tersebut telah menujukan sikap
perhatian kepada Pemohon dan keluarga karena Termohon masih ingin mempertahankan
ikatan nikah, namun dari fakta yang lain Termohon bersikap yang membuat Pemohon
merasaTrauma atas peristiwa yang terjadi di Purwokerto tanggal 29 Januari 2016, adalah fakta
hukum yang tidak bisa dibantah bahwa Termohon juga tidak dapat mengendalikan diri dan
tindakannya, ucapannya yang menyebabkan Pemohon merasa trauma karenanya sehingga
terjadi perpisahan tempat tinggal karena Pemohon sudah tidak merasa nyaman lagi hidup
bersama dengan Termohon, Pemohon merasa sudah tidak dihargai lagi oleh Termohon ;
Menimbang, bahwa hal tersebut menurut Majelis Hakim sikap Termohon tidak feer, tidak
adil dalam menghargai sikap Pemohon, bahkan bisa memicu konplik yang lebih jauh lagi,
sehingga untuk tidak menimbulkan hal-hal yang lebih mudlarat lagi kondisi seperti ini harus
segara diakhiri dengan mempertimbangkan kondisi riil rumahtangganya dengan tidak
mempermaslahkan siapa dan apa yang mejadi penyebab dalam perselisihan dan pertengkaran
yang akhirnya berspisah selama kurang lebih 15 (lima belas )bulan ;
Menimbang, bahwa terkait dengan dalil permohonan Pemohon angka 6,7 dan 8,
dihubugkan dengan keterangan para saksi dari Termohon dan saksi dari Pemohon ternyata
telah terbukti bahwa Pemohon tetap tidak menghendaki bersatu lagi hidup bersama dengan
Termohon sebagai suami isteri, adalah fakta hukum yang tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi
rumahtangga Pemohon dan Termohon benar-benar telah pecah yang sulit untuk dipersatukan
kembali, dengan demikian apa yang ditentukan pada pada pasal 39 ayat (1) dan( 2) Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974, jo. Pasal 19 huruf (f) PP No. 9 Tahun 1975 jis. Pasal 116 Huruf
(f) Kompilasi Hukum Islam, telah terpenuhi ;
1. Rumah tangga Pemohon dK dan Termohon dK semula sempat rukun di awal pernikahannya
hingga memperoleh tiga orang anak sebagaimana tersebut diatas, dan saat ini anak tersebut
dalam asuhan Termohon ;
2. Rumah tangga Pemohon dK dan Termohon dK sejak Juli tahun 2015 sering bertengkar dan
puncaknya sejak 15 (lima belas) bulan terakhir, sudah berpisah rumah sebagai akibat
adanya pihak ketiga (Wanita Idaman Lain) yang menyebabkan adanya perselisihan dan
pertengkaran, pengakuan mana Pemohon telah mempunyai wanita idaman lain dan sejak itu
masing-masing sudah tidak lagi melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai suami isteri ;
3. Pemohon sampai tahap kesimpulan menyatakan tetap ingin bercerai dengan Termohon,
sementara Termohon telah menyadari akan kondisi rumahtangganya sudah sulit untuk
dipertahankan dan disatukan kembali karenanya ia pasrah menerima kenyataan sikap
Pemohon ;
4. Keluarga sudah cukup memberikan nasehat dan saran namun kembali kepada sikap para
pihak untuk memutuskan apakah tetap dipertahankan atau putus secara baik-baik ;
Menimbang, bahwa berdasar fakta kejadian di atas, Majelis Hakim dapat menemukan
fakta hukum dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa dalam rumah tangga seharusnya terbangun sikap saling cinta-
mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir-bathin yang satu kepada
yang lain sebagaimana dikehendaki Pasal 33 UU No. 1 Tahun 1974 jo Pasal 77 ayat (2) KHI,
sementara dalam rumah tangga Pemohon dK dan Termohon dK suasana ini sudah sulit
terbangun karena sikap Pemohon dK yang selalu menyatakan tetap ingin bercerai dengan
Termohon dK ;
Menimbang, bahwa suatu rumah tangga akan bisa berlangsung dengan baik apabila
dikehendaki oleh kedua belah pihak suami-isteri, sementara dalam rumah tangga Pemohon
dengan Termohon kehendak bersama itu sudah tidak ada, karena sikap Pemohon yang tetap
ingin menceraikan Termohon. Dengan sikap yang seperti itu jelas apabila rumah tangga
Pemohon dan Termohon tetap dipertahankan maka tujuan pernikahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974, yakni: “… ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” atau tujuan pernikahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, yakni: “… untuk mewujudkan
kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah”, sudah tidak mungkin dapat
diwujudkan dalam rumah tangga Pemohon dK dan Termohon dK;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim sangat menghargai sikap dan keinginan Termohon
yang tetap ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Pemohon, akan tetapi keinginan
Termohon tersebut sudah sangat sulit diwujudkan karena sikap Pemohon sendiri yang sudah
tidak mau hidup bersama lagi dengan Termohon. Dan justru apabila kondisi seperti ini tetap
dipertahankan dalam arti didiamkan berlarut akan menimbulkan kemadaratan baik bagi
Termohon ataupun bagi Pemohon, padahal berdasarkan pemahaman Majelis Hakim dari
hadits nabi : رارQQرر وال ضQQ ال ضdalam hidup ini tidak boleh ada kemadaratan dan tidak boleh
membuat kemadaratan bagi diri, keluarga dan orang lain;
Menimbang, bahwa menurut ajaran luhur agama Islam yang Majelis Hakim pahami
dari beberapa ayat al-Quran atau hadits antara lain dari Surat Al-Baqarah ayat 229, sedapat
mungkin ikatan pernikahan yang suci itu dapat dipertahankan dan dibina secara makruf (baik),
akan tetapi manakala ikatan pernikahan yang suci itu mau dilepaskan melalui perceraian
hendaklah dilakukan secara baik ( ) أو تسريح بأحسانdalam arti jangan sampai akibat dari pelepasan
ikatan pernikahan tersebut memutuskan sillaturrahmi antara Pemohon dK dengan Termohon
dK dan dengan keluarga masing-masing;
Menimbang, bahwa atas dasar fakta hukum di atas, Majelis Hakim dalam
permusyawaratannya berkesimpulan bahwa dalam rumah tangga Pemohon dK dan Termohon
dK telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus tanpa perlu membahas lebih
lanjut apa dan siapa yang menjadi penyebab timbulnya perselisihan dan pertengkaran tersebut
(vide: Putusan Mahkamah Agung RI No. 38 K/AG/1990 tanggal 5 Oktober 1991 dan No. 90
K/AG/1993 tanggal 24 Juni 1994), sehingga dengan demikian menurut Majelis Hakim rumah
tangga Pemohon dK dan Termohon dK sudah dapat dikategorikan telah “PECAH” (broken
marriage) yang sulit untuk dipersatukan kembali, dan perceraian adalah solusi terbaik untuk
mengakhiri rumah tangga Pemohon dK dan Termohon dK;
Dalam Rekonvensi
1. Menolak membayar nafkah yang totalnya sebesar tersebut diatas karena sudah tidak wajar
dan keterlaluan ;
2. Tergugat dR hanya mampu dan bersedia memberikan kepada Penggugat biaya, berupa :
1. biaya hadlonah anak 3 orang sejumlah Rp.5.000.000.- (lima juta rupiah) perbulan hingga
anak-aak dewasa ;
2. nafkah iddah selama 3 bulan dan mut’ah untuk Penggugat sejumlah Rp.8.000.000.-
Menimbang, bahwa meskipun saat sekarang Penggugat dan Tergugat sedang berpisah
rumah, namun perpisahannya bukan atas dasar kehendak semata dari Penggugat, tapi
Tergugat sendiri yang sudah keluar rumah dan Penggugat tetap dalam rumah, hal ini
membuktikan bahwa sikapnya Penggugat yang tetap masih menerima/ berharap kehadiran
Tergugat. Dan seorang isteri yang ditalak harus menunggu masa iddah, tidak boleh menikah
dengan orang lain selama masa iddah tersebut, maka sebagai konsekuensi dari ketentuan
pasal 11 UU No.1 Tahun 1974 jo. pasal 39 ayat (1) huruf b) jis. Pasal149 huruf a) dan b)
Kompilasi Hukum Islam, Penggugat tetap memperoleh haknya sebagaimana ketentuan pasal
tersebut yang besarnya tetap mengacu pada penghasilan Tergugat (bukti T-4) pertimbangan
diatas dan akan ditetapkan sebagaimana amar tersebut dibawah ;
Menimbang, bahwa Tergugat sebagai Manejer PT. KAI Daop Bandung yang
pendapatannya sebagaimana bukti T-4, yaitu sejumlah Rp.15.931.018.- (lima belas juta
sembilan ratus tiga puluh satu ribu delapan belas rupiah). Hal ini menunjukkan bahwa secara
financial ia mampu memberikan kebutuhan pokok yang wajar sesuai kepatutan, dan standarnya
adalah bukti T-4 tersebut yang tetap dijadikan dasar petimbangan, maka hal tersebut menurut
Majelis adalah dalam batas cukup, sehingga untuk beban nafkah Iddah wajib dibebankan
kepada Tergugat selama 3 bulan setelah dijatuhkannya Talak ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti dan pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis
dapat menetapakan beban nafkah iddah kepada Tergugat setiap bulannya sebesar
Rp.2.000.000.- (dua juta rupiah). Jumlah tersebut atas dasar jumlah penghasilan Tergugat
Rp.15.931.018 dibagi 3 : 30 hari=Rp.177.011/perhari, sehingga jika digenapkan menjadi
Rp.200.000/hari, maka total nafkah iddah yang patut dibebankan kepada Tergugat adalah 3
bulan (90 hari) x Rp.200.000.- = Rp.18.000.000.(delapan belas juta rupiah);
Ad.Mut’ah
Menimbang, bahwa oleh karena telah ternyata antara Penggugat dR dan Tergugat dR
ba’da al-dukhul, dalam arti antara Penggugat dR dengan Tergugat dR telah menjalin hubungan
sebagai suami isteri, maka sesuai ketentuan Pasal 149 huruf a, Pasal 158 dan Pasal 160
Kompilasi Hukum Islam serta Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 184
K/AG/1995 tanggal 30 September 1996 dan Nomor 299 K/AG/2003 tanggal 23 Desember
2004, bekas suami (dalam hal ini Tergugat dR) berkewajiban memberikan mut’ah yang layak
kepada bekas isteri (dalam hal ini Penggugat dR) pada saat atau sebelum ikrar talak dijatuhkan
yang nilai/jumlahnya sebagaimana akan disebutkan di bawah ;
Menimbang, bahwa terkait gugatan mut’ah yang diajukan Penggugat dR (posita angka
3 (jawaban/rekonvensi) yaitu sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah), ternyata oleh
Tergugat dR dalam repliknya secara tegas menolaknya namun dalam kesimpulan ia bersedia
memberikan mut’ah sebesar Rp.4.000.000.-(empat juta rupiah);
Menimbang, bahwa berdasarkan pemahaman Majelis Hakim dari Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah ayat 241 :ا على المتقينQQالمعروف حقQQاع بQQ( وللمطلقت متDan bagi perempuan-perempuan yang
diceraikan hendaklah diberi mut’ah menurut cara yang patut, sebagai suatu kewajiban bagi
orang yang bertaqwa), mut’ah adalah pemberian yang menyenangkan dari mantan suami
kepada mantan isterinya sebagai imbalan atas perceraian serta hiburan atas kesedihan akibat
talak yang dialami mantan isteri, karenanya menurut Majelis Hakim pemberian mut’ah yang
hanya sekali seumur hidup kepada seorang wanita yang telah mendampingi Pemohon dalam
suka dan duka selama kurang lebih 18 tahun hidup bersama sampai keadaannya Pemohon
seperti sekarang, adalah wajar dan merupakan suatu kebajikan dan simbol harga diri bagi
seorang suami apabila ia mampu memberikan mut’ah yang layak dan pantas kepada seorang
isteri yang akan diceraikannya;
Menimbang, bahwa sesuai bukti T-4 (bukti dK) dan bukti tersebut menjadi bukti
Penggugat dR, Tergugat dR bekerja di PT. XXXXXX(KAI) sebagai Manejer dengan
penghasilan sejumlah Rp.15.931.000/ bulan, sesuai bukti T-4; Dengan mempertimbangkan
pengeluaran Kantor (bukti T-4) sejumlah Rp.3.629.644.- dan potongan lainnya, seperti
angsuran Mobil di BRI (bukti P- 4) sejumlah Rp. 5.051.000,- sampai dengan Januari 2017,
diluar biaya anak selama ini yang diberikan oleh Tergugat. Dengan memperhatikan usia
perkawinan antara Tergugat dR dengan Penggugat dR sudah berlangsung selama 18 (delapan)
tahun, menurut Majelis Hakim adalah wajar, pantas dan memenuhi rasa keadilan apabila
Tergugat dR dihukum menyerahkan mut’ah kepada Penggugat berupa uang sejumlah
Rp.2.500.000.- x 10=Rp.25.000.000- (dua puluh lima juta rupiah) yang harus diberikan sebelum
penjatuhan ikrar talak;
Menimbang, bahwa terhadap ketiga anak-anak Penggugat dan Tergugat yang saat ini
dalam pemeliharaan Penggugat ia tetap dalam pemeliharaannya kecuali ada alasan hukum
bahwa Penggugat tidak berhak lagi berdasarkan hukum untuk memeliharanya dengan tidak
mengurangi hak Tergugat selaku bapaknya untuk memberikan baik materil maupun non materil
(kasih sayangnya) dengan tidak dibatasi waktu dan keadaan sepanjang untuk kepentingan
anak samata ;
Menimbang, bahwa hal-hal lain yang tidak dipertimbangkan dalam putusan ini, harus
dinyatakan dikesampingkan ;
MENGADILI
Dalam Eksepsi
Dalam Konvensi
2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap
Termohon
penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan
Banjar Kabupaten Pandeglang Jawa Barat, atau kepada Kantor Urusan Agama dimana
Pemohon dan Termohon saat ini berdomisili, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan
untuk itu;
Dalam Rekonvensi
1. mut’ah berupa uang sejumlah Rp. 25.000.000.- (dua puluh lima juta rupiah) ;
3. Menghukum Tergugat menyerahkan nafkah setiap bulan untuk tiga orang anaknya, yaitu :
Minimal sebesar Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah) setiap bulannya sampai anak-
anaknya dewasa diluar biaya pendidikan dan kesehatan;
Dalam Konvensi/Rekonvensi
hari Kamis tanggal 13 Oktober 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Muharram 1438 H.,
oleh kami Drs. H. Komarudin, MH. sebagai Ketua Majelis serta Drs. Ahmad Juaeni dan Dr. H.
Kamaludin, MH. masing-masing sebagai Hakim Anggota, sesuai Penetapan Ketua Pengadilan
dibacakan/ diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum
dengan dihadiri oleh para hakim Anggota serta Gun Gun Gunawan, SH. sebagai panitera
Ketua Majelis
Ttd.
Ttd. Ttd.
Panitera Pengganti,
Ttd.
Rincian Biaya :
Dicatat disini:
- Putusan ini belum berkekuatan hukum tetap;
- Putusan ini dimohonkan banding oleh Termohon pada tanggal: 14-10-2016;
- Salinan putusan ini diterbitkan untuk melengkapi berkas bundel B;
Untuk salinan
Wakil Panitera