Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SOSIOLOGI EKONOMI
POLA HIDUP DAN SOSIAL EKONOMI
Dosen Pengampu : KAMSIDIK S.Kom., M.M

Kelompok 5 :
Arian Nurfaizi 201010500595
Artha Amelia 201010500621
Doffa Wardana 201010504371
Fadia Nurul Rafiqah 201010500620
Jemi Gustriansyah 201010500570
Rizki Mauludy 201010500458

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga makalah
dengan judul POLA HIDUP DAN SOSIAL EKONOMI dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam tidak lupa dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta para
keluarga, sahabat dan umat pengikutnya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SOSIOLOGI
EKONOMI pada Program Studi Manajemen S1 2022. Kelompok kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kelompok kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tangerang Selatan, 14 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Kasus / Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Status Ekonomi .............................................................................. 4
2.2 Pengertian Gaya Hidup .................................................................................... 4
2.3 Pengertian Remaja Dan Karakteristiknya ........................................................ 5
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 5
2.5 Aspek Aspek Status Sosial Ekonomi ................................................................ 6
2.6 Klasifikasi Status Sosial Ekonomi ................................................................... 7
2.7 Tingkat Status Sosial Ekonomi ......................................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status sosial ekonomi merupakan suatu tingkatan atau kedudukan seseorang di dalam
masyarakat yang dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, tingkat penghasilan
dan kekayaan serta pengeluarannya. Pada dasarnya gaya hidup seseorang
menggambarkan jiwa seseorang dan perilaku seseorang . Ekonomi merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Ekonomi yang baik
maupun buruk dapat memengaruhi gaya hidup sesorang secara drastis. Contohnya,
ketika seseorang yang dulunya hidup sederhana dan ketika sukses dia menjadi gemar
foya – foya atau yang pada saat ini biasa kita sebut dengan gayahidup headon.
Sebaliknya, jika biasanya ada seseorang yang kaya lalu mengalami masalah berat pada
ekonominya biasanya orang tersebut akan mengalami depresi dan akan mempengaruhi
mental orang tersebut. Pada saat ini , saya akan mengkaji mengenai keselarasa n status
ekonomi terhadap gaya hidup seseorang.

1.2 Kasus / Masalah


Pada 2018 lalu, peristiwa yang dialami Adelina Sau, buruh migran asal Nusa
Tenggara Timur (NTT) menjadi sebuah kisah pilu bagi Indonesia. Ia dikabarkan
meninggal karena malnutrisi dan mendapat perlakuan keji dari majikannya di Malaysia.
Kasus Adelina ini tak hanya menunjukkan buruknya tata kelola ketenagakerjaan di
Indonesia, namun pada hakekatnya menjadi gambaran tentang parahnya ketimpangan
di negara ini. Bila ditelusuri, Adelina adalah warga yang menemui kesulitan dalam
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, sehingga terpaksa keluar dari daerahnya untuk
mengadu nasib di negara lain yang lebih maju.

1.3 Tinjauan Pustaka


Status ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status
social ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau masyarakat yang
ditinjau dari segi social ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan,
dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar pembentuk gaya hidup keluarga
(Soetjiningsingsih,2004).

1
2

1. Klasifikasi status ekonomi (Supariasa, 2002: 178) :


a. Pekerjaan (pekerjaan utama misalnya pekerjaan pertanian dan pekerjaan
tambahan misalnya pekerjaan musiman).
b. Pekerjaan (pekerjaan utama misalnya pekerjaan pertanian dan pekerjaan
tambahan misalnya pekerjaan musiman).
c. Kekayaan yang telihat seperti tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit,
kendaraan, radio, TV, dll.
d. Pengeluaran atau anggaran (pengeluaran untuk makan, pakaian, menyewa,
minyak atau bahan bakar, listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi,
hadiah/persembahan).
e. Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musiman.
2. Menurut Friedman 2004 faktor yang mempengaruhi ekonomi seseorang yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita cita tertentu. Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah memperoleh
perkerjaan, sehingga makin banyak pula hasil yang diperoleh. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai
yang baru dikenal.
b. Perkerjaan
Perkerjaan adalah symbol status seseorang dalam masyarakat. Perkerjaan
adalah jembatan untuk memperoleh uang dalam memenuhi kebutuhan hidup
dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang diinginkan.
c. Keadaan ekonomi
Kondisi ekonomi yang rendah tidak dapat mendorong seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya .
d. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah
dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang
atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan lebih tinggi
akan memperhatikan gaya hidup yang mewah misalnya lebih konsumtif
karna mampu membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan
status ekonomi yang ke bawah .
3

Gaya hidup merupakan kata lain dari Life Style, yang didefinisikan sebagai bagian
dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah sesuai zaman atau keinginan
seseorang untuk berubah gaya hidupnya. Gaya hidup dapat diketahui dari cara
berpakaian, kebiasaan, dan lain sebagainya. Gaya hidup ini berhubungan dengan
perkembangan zaman dan juga teknologi. Gaya hidup adalah usaha seseorang untuk
membuat dirinya eksis dengan cara tertentu dan tidak sama dari kelompok lain .
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2008 gaya hidup adalah pola tingkah
laku sehari - hari segolongan manusia dalam masyarakat .
Gaya hidup berkembang karena ada kebutuhan, tuntutan dan penguatan, adalah
mahzab behavioristik yang menyatakan bahwa suatu perilaku akan diulangi bila
perilaku tersebut membawa kepuasan atau kenikmatan dan tidak ada hukuman yang
menyertainya. Gaya hidup menurut Kotler (2009) adalah pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut
Assael (1984), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people
spend their time (activities), what they consider important in their environment
(interest), and what they think of themselvesand the world around them (opinions)”.
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang 10 dikenali dengan
bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang
pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri
sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2000), gaya
hidup menunjukkan bagaimana seseorang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya,
dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi
yang berinteraksi dengan lingkungan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang tentang bagaimana mereka
menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap paling penting bagi diri mereka
dalam kehidupan sehari - hari dan bagaimana pandangan mereka tentang diri mereka
ataupun tentang dunia luar sekitar mereka.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Status Ekonomi


Tingkat ekonomi seseorang berhubungan erat dengan berbagai masalah kesehatan
Orang dengan tingkat ekonomi rendah akan lebih berkosentrasi terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Sebaliknya orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan mempunyai kesempatan lebih
besar dalam menempuh pendidikan dimana orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan
lebih mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sehingga akan
memperhatikan kesehatan diri dan keluarga.
Status sosial ekonomi adalah tinggi rendahnya prestise yang dimiliki seseorang
berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat berdasarkan pada
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya atau keadaan yang menggambarkan posisi
atau kedudukan suatu keluarga masyarakat berdasarkan kepemilikan materi. Status
sosial ekonomi seseorang dapat didasarkan pada beberapa unsur kepentingan manusia
dalam kehidupannya, status dalam kehidupan masyarakat, yaitu status pekerjaan, status
dalam sistem kekerabatan, status jabatan dan status agama yang dianut.

2.2 Pengertian Gaya Hidup


Gaya hidup (lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa
berubah sesuai zaman atau keinginan seseorang untuk berubah gaya hidupnya. Gaya
hidup dapat diketahui dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain sebagainya. Dan juga,
gaya hidup dapat dinilai relatif bergantung dari penilaian orang lain .
Pengertian lain dari gaya hidup yaitu gambaran perbuatan, pola dan cara hidup yang
ditunjukkan bagaimana kegiatan seseorang, minat dan ketertarikan dan juga apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri menjadikan perbedaan statusnya dari orang
lain dan lingkungan melalui lambang sosial yang mereka miliki.
Gaya hidup juga diartikan sebagai seni yang dibudidayakan masing masing orang.
Gaya hidup ini berhubungan dengan perkembangan zaman dan juga teknologi. Gaya
hidup adalah usaha seseraogn untuk membuat dirinya eksis dengan cara tertetntu dan
tidak sama dari kelompok lain.

4
5

Gaya Hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah
bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah
gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler dan Ferdinand the
Bull, pada tahun 1929.

2.3 Pengertian Remaja dan Karakteristiknya


Remaja dalam bahasa latin disebut “adolescere” yang artinya tumbuh atau tumbuh
untuk mencapai kematangan (Hurlock, 1980). Menurut Santrock (2003) masa remaja
merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan desawa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (early
adolescent) usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan (middle adolescent) usia 15-18
tahun, dan masa remaja akhir (late adolescent) usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002).
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi
seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia &
Olds, 2001). Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman
sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak
melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan
bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup
kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai
untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku
banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya
diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang
perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia &
Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa
kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal
persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman
menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang
menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.

2.4 Kerangka Berpikir


Remaja saat ini sudah bergantung dengan teknologi, Perkembangan teknologi ini pun
tampaknya semakin memudahkan kita dalam berbagai bidang terlebih dalam bidang
6

telekomunikasi yang sering disebut dengan gadget. Sudah banyak sekarang kita
temukan gadget-gadget yang sangat menarik baik dari, smartphone, tablet, dan laptop,
dengan fasilitas yang tersedia pada gadget mereka, pengguna gadget dapat menemukan
banyak sekali alternatif dan pilihan informasi yang diperlukannya. Di sisi lain, pengguna
gadget pun tak jarang mengakses berbagai sajian hiburan melalui gadget mereka dengan
akses internet, yang terdiri dari permainan virtual game online, serta wahana hiburan
lain berbentuk video, musik, dan gambar.
Remaja menggunakan gadget dalam berbagai aktivitas salah satunya media sosial
yang menjadi tren dikalangan remaja. Sesuai yang dimuat dalam Bertuahpos.com
penggunaan gadget pada remaja di Pekanbaru sebagian besar waktunya dipakai untuk
mengontrol sosial media. Mungkin hanya untuk sekedar mengungkapkan status, posting
foto, atau chatting bersama teman. Proses konsumsi dan pemanfaatan teknologi secara
terus-menerus, lama-kelamaan akan membentuk suatu pola tingkah-laku yang menjadi
gaya hidup. Dimana gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.
Aktivitas remaja yang semakin banyak dari waktu ke waktu membuat pola hidup
mereka berubah, dengan adanya gadget aktivitas tersebut lebih mudah teratasi, gadget
secara tidak langsung ikut terlibat dalam perubahan gaya hidup pada remaja. Seperti
yang dikatakan oleh filsuf Baudrillard, gaya hidup manusia jaman kini dibentuk oleh
pabrik-pabrik imajinasi seperti fashion, komputer, HP, dll, dengan demikian peneliti
ingin mendeskripsikan bagaimana remaja dalam aktifitas, ketertarikan ataupun
pendapatnya dalam menggunakan gadget tersebut.

2.5 Aspek Aspek Status Sosial Ekonomi


Menurut Talcon Parsons (dalam Taufik Rahman: 2008), berpendapat bahwa
beberapa indikator tentang penilaian seseorang mengenai kedudukan seseorang dalam
lapisan sosial di masyarakat antara lain (a) bentuk ukuran rumah, keadaan perawatan,
tata kebun, dan sebagainya, (b) wilayah tempat tinggal, apakah bertempat di kawasan
elite atau kumuh, (c) pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang, (d) sumber
pendapatan. Total penghasilan, pengeluaran, simpanan dan kepemilikan harta yang
bernilai ekonomis merupakan indikator untuk menentukan tingkat kondisi ekonomi
seseorang (Abdulsyani, 2008). Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator dari status sosial
ekonomi antara lain adalah:
7

1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Pendapatan
4. Status kepemilikan
5. tanggungan
6. Jenis tempat tinggal
7. Menu makanan sehari hari
8. Status dalam masyarakat
9. Partisipasi dalam masyarakat

2.6 Klasifikasi Status Sosial Ekonomi


Klasifikasi status sosial ekonomi menurut Coleman dan Cressey dalam Sumardi (2004)
adalah:
a. Status sosial ekonomi atas
Status sosial ekonomi atas merupakan kelas sosial yang berada paling atas dari
tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya seperti kalangan
konglomerat, mereka sering menempati posisi teratas dari kekuasaan. Sedangkan
Sitorus (2000) menyatakan bahwa status sosial ekonomi atas yaitu status atau
kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan
menurut harta kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata
masyarakat pada umumnya dan dapat memenuh kebutuhan hidupnya dengan baik.
Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992), masyarakat dengan status sosial
atas yaitu sekelompok keluarga dalam masyarakat yang jumlahnya relatif sedikit
dan tinggal di kawasan elit perkotaan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa status
sosial ekonomi atas adalah status sosial atau kedudukan seseorang di masyarakat
yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta yang
dimiliki ada di atas rata-rata masyarakat pada umumnya dan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan baik.
b. Status sosial ekonomi bawah
Menurut Sitorus (2000) status sosial ekonomi bawah adalah kedudukan
seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut
kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan
dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi
8

kebutuhan hidup sehari-hari.


Sedangkan menurut Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992)
mengemukakan masyarakat dengan status sosial ekonomi bawah adalah
masyarakat dalam jumlah keluarga yang cukup besar dan juga pada umumnya
cenderung selalu konflik dengan aparat hukum.

2.7 Tingkat Status Sosial Ekonomi


Ada beraneka ragam masyarakat yang kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat diantaranya ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang berada pada
tingkat pendidikan yang tinggi ada pula yang belum bisa mengenyam dunia
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat dimanapun
berada pasti menunjukkan adanya strata sosial karena terdapat perbedaan tingkat
ekonomi, pendidikan, status sosial, kekuasaan dan sebagainya.
Sistem pelapisan masyarakat ini biasa dikenal dengan stratifikasi sosial.
stratifikasi sosial menurut Pitirim A Sorokin yaitu perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarkis) (Wahyu,
1986:98). Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan
penggolongan orang-orang yang masuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam
lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previlese, dan prestise (Abubakar,
2010:373) cuber mengartikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan
di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Sejumlah ilmuan sosial membedakan antara tiga lapisan atau lebih. Warner
membagi tingkat status sosial ekonomi orang tua dalam 6 kelas, yaitu kelas atas atas
(upper-upper), atas bawah (lower upper), menengah atas (upper middle), menengah
bawah (lower middle), bawah atas (upper lower), dan bawah bawah (lower lower)
(Sunarto, 2004:88).
Secara garis besar perbedaan yang ada dalam masyarakat berdasarkan materi yang
dimiliki seseorang yang disebut sebagai kelas sosial (social class). M. Arifin Noor
membagi kelas sosial dalam tiga golongan, yaitu:
a. Kelas atas (upper class)
Upper class berasal dari golongan kaya raya seperti golongankonglomerat,
kelompok eksekutif, dan sebagainya. Pada kelas ini segala kebutuhan hidup
dapat terpenuhi dengan mudah, sehingga pendidikan anak memperoleh prioritas
utama, karena anak yang hidup pada kelas ini memiliki sarana dan prasarana
9

yang memadai dalam belajarnya dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan


pendidikan tambahan sangat besar. Kondisi demikian tentu akan
membangkitkan semangat anak untuk belajar karena fasilitas mereka dapat
dipenuhi oleh orang tua mereka
b. Kelas menengah (middle class)
Kelas menengah biasanya diidentikkan oleh kaum profesional dan para
pemilik toko dan bisnis yang lebih kecil. Biasanya ditempati oleh orang-orang
yang kebanyakan berada pada tingkat yang sedang-sedang saja.
Kedudukan orang tua dalam masyarakat terpandang, perhatian mereka
terhadap pendidikan anak-anak terpenuhi dan mereka tidak merasa khawatir
akan kekurangan pada kelas ini, walaupun penghasilan yangmereka peroleh
tidaklah berlebihan tetapi mereka mempunyai sarana belajar yang cukup dan
waktu yang banyak untuk belajar.
c. Kelas bawah (lower class)
Menurut Mulyanto Sumardi kelas bawah adalah golongan yang memperoleh
pendapatan atau penerimaan sebagai imbalan terhadap kerja mereka yang
jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya
(Sumardi, 1982:80-81). Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah
sebagai orang miskin dan kehilangan amnisi dalam merengkuh keberhasilan
yang lebih tinggi. Golongan ini antara lain pembantu rumah tangga, pengangkut
sampah dan lain-lain. Penghargaan mereka terhadap kehidupan dan pendidikan
anak sangat kecil dan sering kali diabaikan, karena ini sangat membebankan
mereka. Perhatian mereka terhadap keluarga pun tidak ada, karena mereka tidak
mempunyai waktu luang untuk berkumpul dan berhubungan antar anggota
keluarga kurang akrab. Disini keinginan-keinginan yang dimiliki upper class itu
kurang terpenuhi karena alasan-alasan ekonomi dan sosial.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Status ekonomi berpengaruh dengan gaya hidup seseorang. Gaya hidup seseorang
merupakan kebiasaan kita dalam memenuhi kebutuhan hidup. Jika seseorang
berpenghasilan yang tinggi maka, keadaan tersebut akan mendorong individu untuk
bergaya hidup yang tinggi. Sebaliknya, jika seseorang berpenghasilan atau berstatus
ekonomi rendah maka, gaya hidup yang diterapkan rendah pula.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup
kuat. Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan
seorang remaja tentang perilakunya. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber
informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film
apa yang bagus, dan sebagainya

10
DAFTAR PUSTAKA

Spengetahuan. 2018. Pengertian Gaya Hidup, Jenis, Indikator, Faktor Yang


Mempengaruhi. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/06/pengertian-gayahidup-
jenis-jenis-indikator-faktor-yangmempengaruhi.html . 25 Januari 2021 (16.33)
Daniel, Joseph Robert. 2019. Gaya hidup konsumtif akibat majunya perekonomian
Indonesia semakin menyisihkan orang miskin. https://theconversation.com/gaya-hidup-
konsumtif-akibat-majunyaperekonomian-indonesia-semakinmenyisihkan-orang-miskin-
109334 25 Januari 2021 (14.49)
Riadi, Muchlisin. 2018.Pengertian, Jenis, Indikator dan Faktor yang Mempengaruhi
Gaya Hidup. https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-jenis-indikator-dan-
faktoryang-mempengaruhi-gaya-hidup.html . 25 Januari 2021 (16.38)
Studyofhealth23. 2015. Konsep Dasar Status Ekonomi.
http://studyofhealth23.blogspot.com/2015/04/konsep-dasar-status-
ekonomi.html#:~:text=Status%20ekonomi%20adalah%20kedudukan%20atau,pendidikan
%2C%20pendapatan%2C%20dan%20sebagainya 25 Januari 2021 (16.41)
Wikipedia. 2020. Gaya Hidup. https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup . 25 Januari
2021 (17.51)
Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018). Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan Di Lahan Praktik.
Tule, A. R., Siyoto, S., Dwianngimawati, M. S., & Sodik, M. A. (2018). The Analysis
Factors Affecting Interest In Medication Of Receipt Help Aid Bpjs Participant In Balowerti
Public Health Center Kediri City. Journal of Global Research in Publich Health, 3(1), 68-
75.
Hidajaturrokhmah, N. Y., Nurikasari, M., Retnaningtyas, E., Siwi, R. P. Y., Sari, N.,
& Sodik, M. A. (2018). Effectiveness of health education using audio visual with lectures
and poster with lectures of changes in behavior selection of snacks. Indian Journal of
Physiotherapy and Occupational Therapy-An International Journal, 12(4), 220-224.
Sodik, M. A., Astikasari, N. D., Fazrin, I., Chusnatayaini, A., & Peristiowati, Y.
(2018). Dental health child with retardation mental and parents behavior. Indian Journal of
Physiotherapy and Occupational Therapy-An International Journal, 12(4), 278-282.
Sodik, M. A., & Salam, D. M. (2020). Analysis Of Android-Based Online Message
Gateway Towards The Use Of Plastic Bags. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), 1657-
1664.

11
Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion And
Family Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In Following Family Planning
Program In Health. Journal of Global Research in Public Health, 2(2), 82-89.
Siyoto, S., Dwianggimawati, M. S., Sari, D. K., Mufida, R. T., & Sodik, M. A.
(2018). The Effect of Pornography Accessity to Influence Sexual Behavior. Indian Journal
of Public Health Research & Development, 9(12).
Sodik, M. A., Yudhana, A., & Dwianggimawati, M. S. (2018). Nutritional status and
anemia in islamic boarding school adolescent in Kediri City East Java Indonesia. Indonesian
Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(3), 172-176.
Al Annas, S. N. N., Indasah, I., Yudhana, A., & Sodik, M. A. (2018). Analysis of
Using Basic Material and Process on Organoleptic Result of Tempe Chips in Ngantru
Trenggalek. Indonesian Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(1), 46-55.
Sari, N., Yudhana, A., Wahyuni, C., Rusmawati, A., & Sodik, M. A. (2018). Family
support as a determinant safety riding student behavior in SMKN 2 Kediri. Indian Journal
of Physiotherapy and Occupational Therapy-An International Journal, 12(4), 230-234.

12

Anda mungkin juga menyukai