TENTANG
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia kasih
sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Walaupun belum sempurna ,
karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran.
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian.
Tertib berlalu lintas adalah budaya yang harus diterapkan sejak dini. Dengan kita tertib berlalu
lintas berarti kita sudah mencerminkan budaya tertib dan disiplin dalam berlalu lintas. Dalam
makalah saya ini saya mengambil judul “UU no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan
angkutan jalan”. Tata karma berlalu lintas itu berarti kelakuan tertib dan sopan santun dalam
berlalu lintas. Dengan kami membuat makalah ini, mudah-mudahan pembaca dapat mengenal
lebih jauh mengenai undang-undang lalu lintas. Dan kami juga berusaha mengutip informasi
yang terbaru dan terpercaya dari berbagai media informasi.
Kami menyadari makalah ini tidak lah luput dari segala kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu saya berharap kritik dan saran agar dapat membangun makalah ini dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam
memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk
masyarakat maka sudah sepatutnya masyarakat berpartisipasi dalam menjaga ketertiban umum di
jalan. Timbulnya masalah lalu lintas merupakan salah satu masalah yang berkembang seirama
dengan perkembangan dan pembangunan masyarakat. Antara lain adalah masalah pelanggaran
lalu lintas yang cenderung mengakibatkan timbulnya ketidaktertiban dan kecelakaan dalam
masyarakat. Pelanggaran lalu lintas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseuaian
antara aturan dan pelaksanaan. Aturan dalam hal ini adalah piranti hukum yang telah ditetapkan
dan disepakati oleh negara sebagai undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan
pelaksanaannya adalah manusia atau masyarakat suatu negara yang terikat oleh piranti hukum
tersebut. Pelanggaran lalu lintas mayoritas berupa pelanggaran rambu-rambu lalu lintas dan
lampu pengatur lalu lintas, seperti larangan berhenti dan parkir di tempat-tempat tertentu,
menerobos lampu lalu lintas, dan lain-lain.
Pelanggaran lalu lintas tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sebagian besar kecelakaan
disebabkan karena terjadi pelanggaran lalu lintas. Penyebab kecelakaan lainnya adalah kondisi
jalan, infrastruktur yang kurang memadai, dan kurangnya kesadaran diri. Demi terciptanya
ketertiban dan kenyamanan berlalu lintas, diperlukan peraturan yang dapat mengatur ketertiban
berkendara. Karena itu, pengaturan lalu lintas mutlak perlu karena menyangkut keselamatan
masyarakat dan pengguna jalan. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah menyangkut setiap
pengguna jalan, dimana setiap individu diharapkan dapat melaksanakan peraturan dalam berlalu
lintas, tidak terkecuali siapapun mereka termasuk pejalan kaki, pengendara roda dua ataupun
pengendara roda empat. Selama mereka berada di jalan mereka tidak sekedar berjalan atau
mengemudi, tetapi juga memperhatikan adanya aturan dalam berlalu lintas guna kelancaran
bersama.Kebijakan yang telah ditetapkan adalah Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan, dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 26 mei 2009 yang
kemudian disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 22 juni 2009 yang merupakan lanjutan dari
Undang Undang Nomor 14 tahun 1992.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan
mobilitas sosial masyarakat. Sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya sesuai dengan
perkembangan zaman agar terjaganya hak-hak warga negara dalam kegiatan Lalu lintas dan
Angkutan Jalan. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) merupakan hal yang sangat dekat dekat
masyarakat. Setiap waktu masyayarkat terus bergulat dengan Angkutan Jalan dengan bermacam-
macam kepentingan. Oleh karena itu disini warga negara butuh agar hak-hak mereka dalam
berlalulintas di jamin dan dilindungi oleh Negara. Negara sebagai sebuah Organisasi Tertinggi
dari masyarakat berkewajiban menjamin dan melindungi hak-hak warga negaranya di Jalan.
Sejarah Laulintas dan Angkutan jalan di Indonesia telah melewati berbagai masa sejak
dari masa Pemerintahan Belanda sampai pada era refomasi pada saat ini. Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan pun telah melewati berbagai kondisi zaman dibarengi dengan berbagai
kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sampai perubahan pola tingkah Laku
masyarakat.
Lalu lintas dan Angkutan Jalan ketika pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda di atur
dalam Werverkeersordonnantie” (Staatsblad 1933 Nomor 86). Perkembangan selanjutnya
Weverkeersordonnantie tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan dirubah lagi dalam Staatsblad 1940
No. 72. Kemudian Weverordinantei dirubah lagi setelah Indonenesia tepatnya pada tahun 1951
dengan UU No. 3 Tahun 1951 Perubahan Dan Tambahan Undang Undang Lalu Lintas Jalan
(Wegverkeersordonnantie, Staatsblad 1933 no. 86). Kemudian Selang 15 Tahun kemudian dari
berlakunya UU no 15 Tahun 1951 Pemerintah Indonesua mengatur lagi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan kedalam Undang-Undang yang baru serta Mencabut peraturan sebelumnya
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Maka Lahirnya UU No. 3 Tahun 1965 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang pada waktu itu atas persetujuan bersama antara Presiden
Soekarno dengan DPR GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong).Undang-Undang No 3
Tahun 1965 ini bahwa ini adalah Undang-Undang pertama yang Mengatur LLAJ di Indonesia
setelah Indonesia Merdeka.
Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK pada 27 Tahun Kemudian diatur
kembali LLAJ di Indonesia dengan Undang-Undang yang baru yaitu Undang-Undang No 14
Tahun 1992. Ada hal yang menarik dari UU no 14 Tahun 1992 ini bahwa Undang-Undang ini
sempat ditangguhkan selama setahun melalui PERPU no 1 Tahun 1992 yang disahkan menjadi
Undang-Undang No 22 Tahun 1992.
Sebagaimana yang terdapat dalam Konsideran UU No. 22 Tahun 1992 poin c dikatakan bahwa
” Bahwa seiring dengan tujuan yang ingin diwujudkan sebagaimana tersbut diatas, dan setelah
mempertimbangkan segela sesuatunya dengan seksama, maka untuk menjaga agar
pelaksanaannya dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya dipandang perlu untuk
menangguhkan berlakunya Undnag-Undang tersebut guna memberi waktu yang lebih cukup lagi
untuk meningkatkan pemahaman, persiapan dan kesiapan segenap aparatur pemerintah yang
bersangkutan serta masyarakat pada umumnya mengenai Undang-Undang tersebut ”
Walau kita bicara dari hal mikro tetapi ini yang menjadi wajah dari masyarakat Indonesia dalam
tunduk akan kedaulatan hukumnya. Hukum adalah sebuah sarana untuk mengatur kehidupan
sosial masyarakat. Hukum hadir untuk melindungi dan menjamin hak-hak warga negara,
sehingga hukum bukannya menjadi momok bagi masyarakat..
Menurut teori Utalitarian sebagaiamana yang terdapat dalam buku Prof Abdul Manan
(2005:17) dikatakan bahwa hanya dalam ketertibanlah setiap orang akan mendapatkan
kesempatan untuk mewujudkan kebahagian terbanyak…, Jadi dalam wujud sehari-hari
masyarakat harus mencerminkan ketrtiban dalam berlalu lintas karea ketika tertib berlalu lintas
maka kita juga menjaga Hak orang lain sebagaimana Orang lain juga menjaga hak kita. Hukum
dibuat memiliki beberapa fungsi yang salah satu fungsinya adalah as a tool of social control
(hukum dibuat sebagai sarana atau alat untuk menugabh masyarakat ke arah yang lebih baik,
baik secara probadi maupun dalam hidup masyarakat. (Abdul Manan 2005:3) Undang-Undang
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus dapat menjadi alat merekayasa Masarakat untuk
berubah ke arah yang lebih baik sehingga semakin tertib masyarakat Indonesia maka semakin
besar peluang kita untuk maju. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang tertib adalah wajah Bangsa
kita. Sampai kapan kita terus membenarkan kebiasaan atau membiasakan yang benar.
Hukum itu dibuat bukan untuk merepotkan masyarkat UU No 22 Tahun 2009 di buat
bukan untuk merepotkan Masyarakat tetapi dalam upaya melindungi masyrakat untuk menjamin
dan melindungi hak warga negra selama berda di jalan. Pemerintah dan Masyarakat harus nya
peka terhapa hal ini. Jangan setiap hari kita mengingkari Undang-Undang yang telah di buat
walaupun itu hanya masalah Mikro tetapi seperti yang saya katakan di atas inilah yang menjadi
wajah Indonesia. Harus ada keseriusan dari kita mengenai hal ini. Karena LLAJ mengangkut
hajat hidup orang banyak, Keselamatan warga negara dan hal yang lain yang memang harus
dilindungi dan dijamin untuk kepentingan bersama.
Pelanggaran lalu lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran
terhadap Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59
mengenai muatan berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah
memasuki jalur lintas kendaraan.
Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat, dalam proses
tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan. Kemudian hakim akan
memanggil nama terdakwa satu persatu untuk membacakan denda. Setelah denda dibacakan
hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda keluarnya suatu putusan.
1. Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban atau
keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.
2. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin mengemudi
(SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai
peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah kadaluwarsa.
3. Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang tidak
memiliki SIM.
4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan tentang penomoran,
penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan syarat penggandengan dengan
kendaraan lain.
5. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda nomor kendaraan
yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.
6. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan, rambu-
rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan
7. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diijinkan, cara
menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan membongkar barang.
8. Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di jalan yang
ditentukan.
Tentunya dari permasalahan yang terjadi pada kondisi lalu lintas di Indonesia telah
menimbulkan berbagai masalah khususnya menyangkut permasalahan lalu lintas. Permasalahan
tersebut, seperti:
1.) Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas maupun pada
jalan raya;
2.) Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam;
3.) Kemacetan lalu lintas akibat dari masyarakat yang enggan untuk berjalan kaki atau
4.) Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudian menjadi budaya melanggar
peraturan.
G. Penyebab Terjadinya Pelanggaran
Hampir setiap hari di indonesi terjadi kecelakaan akibat kesalahan pengemudi, baik
kecelakaan tunggal hingga tabrakan beruntun. Hal ini bisa saja terjadi akibat kelalaian
pengemudi kendaraan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah ada demi keamanan,
kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. Oleh sebab itu, perlu diketahui mengapa di indonesia
tingkat kesadaran akan mamatuhi peraturan lalu lintas masih tergolong reandah. Barikut
beberapa hal yang mungkin menjwab penyebab rendahanya kesadaran akan mematuhi peraturan
lalu lintas:
2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya
sendiri. Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang
tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar.
3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi
Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang
pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu
lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut. Namun
bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.
Sering kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan. Akan
tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia, sehingga sangat
ingin menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat orang menjalankan ibadah
sesuai agamanya.
5. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain
"sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi."
"ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai alasan
yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal seperti ini.
Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar peraturan
atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan oleh
pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa "damai" di jalan, pasti nanti bisa coba
"damai" lagi sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak
kepolisian dengan segera.
Pertama-tama seorang petugas harus bertanya pada dirinya sendiri, siapakah pelanggar
peraturan lalu lintas tersebut. Hal ini bukanlah menyangkut apa pekerjaannya, siapa namanya,
dan seterusnya. Yang pokok disini adalah bahwa seorang yang melanggar peraturan lalu lintas,
bukanlah selalu seorang penjahat (walaupun kadang-kadang petugas berhadapan dengan
penjahat). Seorang pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas adalah seseorang yang lalai
di dalam membatasi penyalahgunaan hak-haknya.
Yang kedua adalah bahwa seorang petugas atau penegak hukum harus menyadari bahwa
dia adalah seseorang yang diberi kepercayaan oleh negara untuk menangani masalah-masalah
lalu lintas. Pakaian seragam maupun kendaraan dinasnya merupakan lambang dari kekuasaan
negara yang bertujuan untuk memelihara kedamaian di dalam pergaulan hidup masyarakat.
Seorang petugas yang emosional dan impulsif tidak saja akan merusak seluruh korps, walaupun
dia selalu disebut oknum apabila berbuat kesalahan. Penanganan terhadap para pelanggar,
memerlukan kemampuan dan ketrampilan professional. Oleh karena itu, maka para penegak
hukum harus mempunyai pendidikan formal dengan taraf tertentu, serta pengetahuan dan
pemahaman hukum yang cukup besar. Pengutamaan kekuatan fisik, bukanlah sikap professional
di dalam menangani masalah-masalah lalu lintas.
Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang disertai pertimbangan,
akan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemasangan rambu yang tepat untuk
memperingati pengemudi bahwa di mukanya terdapat tikungan yang berbahaya, misalnya, akan
dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Pemasangan rambu yang tidak wajar akan menyebabkan
terjadinya kebingungan pada diri pengemudi. Bentuk jalan raya, besar kecilnya bentuk huruf,
dan warna rambu lalu lintas, mempunyai pengaruh terhadap pengemudi.
Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku pengemudi.
Apabila lampu lalu lintas tersebut ditempatkan sejajar dengan garis berhenti, maka hal itu akan
menyebabkan pengemudi menghadapi masalah. Masalahnya adalah, untuk melihat lampu
dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh di belakang garis behenti. Apabila hal itu dilakukan,
maka dia akan dimaki-maki oleh pengemudi-pengemudi yang berada di belakangnya. Kalau dia
berhenti tepat di garis berhenti, maka agak sukar baginya untuk melihat lampu lalu lintas.
Pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan salah satu cara dalam menangani para
pelanggar lalu lintas. Pada masyarakat lain di luar Indonesia, sekolah mengemudi merupakan
suatu lembaga pendidikan yang tujuan utamanya adalah menghasilkan pengemudi-pengemudi
yang cakap dan terampil di dalam mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sekolah-sekolah
tersebut dikelola oleh para ahli, yang tidak hanya melingkupi mereka yang biasa menangani
masalah-masalah lalu lintas, akan tetapi kadang-kadang juga ada psikologinya maupun ahli ilmu-
ilmu sosial lainnya. Di dalam sekolah pendidikan pengemudi tersebut, yang paling pokok adalah
sikap dari instruktur. Instruktur harus mampu menciptakan suatu suasana dimana murid-
muridnya dengan konsentrasi penuh menerima pelajarannya. Seorang instruktur harus
mempunyai kemampuan untuk mendidik, kemampuan untuk mengajar saja tidaklah cukup.
Murid-murid harus diperlakukan sebagai orang dewasa, berilah kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mengambil keputusan, oleh karena di dalam mengendarai kendaraan yang terpenting
adalah dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Kalau tidak maka kemungkinan besar
akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerugian benda atau hilangnya nyawa seseorang.
Ketua RW 02 Rawa Buaya, Suntama mengatakan, peristiwa itu terjadi pukul 13.30 WIB,
ketika itu mobil Honda Accord B 1343 BAH yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah
Grogol oleng dan tergelincir ke bahu jalan. Mobil itu kemudian menabrak empat orang yang
tengah asik berbincang di belakang rumah dan terhenti di bagian belakang rumah yang dijadikan
bengkel cat. Pantauan di lokasi, bagian belakang rumah Sri itu telah ditutupi dengan terpal biru
lantaran telah hancur dihantam mobil. "Kalau siang, memang suka duduk-duduk disini kalau
siang," kata Suntama ditemui di lokasi, Jumat (7/12/2018).
Suntama menuturkan, keempat korban itu mengalami luka cukup parah dan langsung
dilarikan ke Rumah Sakit Hermina. Sedangkan pengendara beserta mobilnya sudah diamankan
petugas kepolisian. Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Barat, AKP Robiin menduga peristiwa itu
terjadi karena pengemudi mengantuk. Hal itu membuat mobil yang dikendarainya tergelincir
hingga menabrak empat warga sebelum akhirnya berhenti setelah menghantam tembok rumah.
"Pengendaranya itu sudah berumur 60 tahun. Dia lewat situ dari rumahnya mau ke
kantor, namun karena mengantuk kurang konsentrasi hingga akhirnya menabrak rumah warga,"
ucapnya. Robin mengatakan, pengendara tersebut saat ini masih menjalani pemeriksaan di
Kantor Laka Lantas Jakarta Barat. Selain itu, Intan mengaku siap bertanggung jawab untuk
mengganti seluruh biaya pengobatan dan ganti rugi terhadap para korban.
J. Pertanyaan
1). Pertanyaan teori
Pertanyaan :
No (1) :
Pada tanggal 22 juni 2009 telah disahkan undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalulintas
dan angkutan jalan.apa yang di maksud dengan lalu lintas dan angkutan jalan menurut undang-
undang no 22 tahun 2009 tersebut ?
Jawaban :
Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuansystem yang terdiri atas lalu lintas,angkutan
jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan,
pengemudi, pengguna jalan, serta pengelolaannya
No (2):
Menurut uu no 22 tahun 2009 jalan dikelompokkan dalam beberapa ruang kelas. Pengelompokan
jalan tersebut dilakukan dengan pertimbangan apa saja?
Jawaban :
a. .fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan
b. .daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan / dimensi kendaraan bermotor
No (3) :
Dalam menegemen dana preservasi jalan harus dilaksanakan dengan beberapa prinsip. Sebutkan
apa saja prinsip tersebut ?
Jawaban :
Prinsip berkelanjutan,prinsip akuntabilitas,transparansi,keseimbangan dan kesesuaian
No (4) :
Apakah terdapat standar emisi kendaraan bermotor? Bagaimana cara untuk mengawasi
kesesuaian standar emisi kendaraan bermotor?
Jawaban ;
Ada.karna setiap kendaraan yang keluar dari pabrik sudah dipastikan lolos uji emisi. Untuk tes
kesesuaiannya bisa di bengkel bengkel bersertifikat dan itu ada banyak tersebar di kota2 besar di
seluruh indonesia termasuk di bandung.
Dasar hukum pemeriksaan emisi :
1. Undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan
2. Undang-undang no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
3. Peraturan menteri lingkungan hidup no. 5/menlh/8/2006 tentang ambang batas emisi gas
buang kendaraan bermotor.
No (5) :
Apakah pihak kepolisian ri mendapatkan hak khusus untuk bebas melanggar peraturan lalu
lintas? Jika ada sebutkan dasar hukumnya !!
Jawaban :
Polri memiliki hak khusus (diskreisi) untuk melakukan kebebasan khususnya di jalanan.
Dasar hukumnya terdapat dalam pasal 18 ayat (1) uu 2/2002 tentang kepolisian negara republik
Indonesia
No. (2)
Jawaban:
Peristiwa itu terjadi pukul 13.30 WIB pada tanggal 12 Juli 2018, ketika itu mobil Honda Accord B 1343
BAH yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Grogol oleng dan tergelincir ke bahu jalan. Mobil itu
kemudian menabrak empat orang yang tengah asik berbincang di belakang rumah dan terhenti di bagian
belakang rumah yang dijadikan bengkel cat
No, (3)
Siapa saja yang menjadi korban dalam kecelakaan lalu lintas tersebut?
Jawaban:
Kejadian itu membuat pemilik rumah, Sri (60), anaknya, Opi (15), dan Asep (30), serta seorang adiknya
bernama Eneng (40) terluka parah.
No. (4)
Bagaimana respon warga sekitar dan kepolisian sekitar terkait dengan kejadian tersebut?
Jawaban:
keempat korban itu mengalami luka cukup parah dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Hermina.
Sedangkan pengendara beserta mobilnya sudah diamankan petugas kepolisian.
No. (5)
Bagaimana pertanggungjawaban pengendara yang terkait dalam kecelakaan lalu lintas tersebut
pada saat itu?
Jawaban:
Pengendara tersebut saat itu masih menjalani pemeriksaan di Kantor Laka Lantas Jakarta Barat. Selain
itu, Intan (Pengendara) mengaku siap bertanggung jawab untuk mengganti seluruh biaya pengobatan dan
ganti rugi terhadap para korban.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah
ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Mei 2009 yang kemudian disahkan
oleh Presiden RI pada tanggal 22 Juni 2009.
2. Undang-undang no 22 tahu 2009 bertujuan Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan
dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, Terwujudnya etika
berlalu lintas dan budaya bangsa; dan Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat.Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar
3. Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan kasus dalam
ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 1992, Hukum pidana
mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya
hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang
disebutkan dalam undang-undang pidana Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-nakuti
orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang yang pernah
melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima.
4. Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas diantaranya sebagai berikut:
Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban atau
keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.
Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin mengemudi
(SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai
peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah
kadaluwarsa.
Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang
tidak memiliki SIM.
Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan tentang
penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan syarat
penggandengan dengan kendaraan lain.
Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda nomor
kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.
Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan, rambu-
rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan
Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diijinkan, cara
menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan membongkar barang.
Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di jalan
yang ditentukan.
B. Saran
Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus mematuhi dan
melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke kiri ikuti lampu, dilarang
parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan. Kecepatan dalam mengendarai
kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut ramai atau sepi, waktu
pagi, siang, sore, ataupun malam. Untuk angkutan umum hendaknya tidak menaikkan atau
menurunkan penumpang sembarangan. Dalam memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa
bukan hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak
menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap orang berkewajiban
untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi peraturan lalu lintas yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
https://husnulkhotimahalpambangisi.blogspot.com/2016/10/makalah-uu-no-22-th-2009-civic-
education.html
http://syawitristar.blogspot.com/2014/06/kata-pengantar-segala-puji.html
http://andriyanaade.blogspot.com/2013/01/pelanggaran-lalu-lintas.html