Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“ Berdamai ketika melanggar aturan lalu lintas “


Dosen Pengampu: Ibu Indar Widowati, S.Kep,Ns,M.Kes

Disusun Oleh :

▪ Yoga Pratama : P1337420320114


▪ Okky Affri F. : P1337420320116
▪ Alviana Savitri: P1337420320123
▪ Alvi Reynaldi : P1337420320146

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
Jl. Perintis Kemerdekaan Pekalongan Telp. (0285) 421642-429373, Fax. (0285) 421642 Email :
d3keperawatan-pkl@poltekkes-smg.ac.id.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema “Korupsi” ini dengan
sebaik mungkin.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah “Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagaimana fenomena korupsi yang marak terjadi dan cara
menanggulanginya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indar Widowati, S.Kep,Ns,M.Kes. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi, yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa dan
semua pihak yang terlibat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Pemalang, 11 Agustus 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan alat transportasi mengalami perkembangan, terutama penggunaan
kendaraan roda dua dan roda empat. Hal ini mengakibatkan kepadatan lalu lintas, kemacetan,
dan kemungkinan dapat memicu untuk terjadinya kecelakaan lalu lintas, karena banyak
terjadi pelanggaran yang disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai
ditujuannya. Penyebab kecelakaan lalu lintas meliputi faktor kuantitas kendaraan yang
beroperasi di jalan, faktor jalan, faktor manusia. Faktor manusia, mempunyai peranan yang
sangat dominan karena kecelakaan lalu lintas terkait erat dengan perilaku manusia, dan
perilaku ini ada cukup banyak faktor yang mempengaruhi, seperti perasaan tergesa-gesa
sampai di tujuan, takut terlambat, saling serobot atau yang lain. Faktor jalan yang dilalui,
misalnya jalan tersebut berlubang yang dalam, jalannya bergelombang, tidak adanya marka
jalan. Sehingga banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap pengguna kendaraan
bermotor di jalan.
Penegakan peraturan lalu lintas sangat tergantung pada beberapa faktor yang selama
ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni: pemberian teladan kepatuhan hukum
dari para penegak hukum sendiri, sikap yang lugas dari para penegak hukum, penyesuaian
peraturan lalu lintas dengan memperhatikan usaha menanamkan pengertian tentang peraturan
lalu lintas, penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut, serta berinteraksi
kepada masyarakat guna membantu penegakan peraturan lalu lintas.
Undang-undang No 22 Tahun 2009 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 14
tahun 1992 tentang Lalu Lintas diantaranya bertujuan terciptanya ketertiban dan keamanan
jalan raya, maka salah satu substansi diatur tentang tindak pidana pelanggaran lalu lintas dan
angkutan jalan. Pengaturan mengenai ketentuan pidana lalu lintas dan angkutan jalan diatur
dalam Bab XIII dari pasal 54 sampai dengan pasal 67 UU No. 22 Tahun 2009 sebagai
pengganti UU No. 14 Tahun 1992.
Tujuan dari aturan tilang sejatinya untuk memberantas terjadinya “damai” atau
penyuapan terhadap petugas di lapangan. Penyelesaian atas pelanggaran lalu lintas ini
melibatkan aparat penegak hukum lainnya, seperti kejaksaan dan pengadilan. Untuk
mempermudah masyarakat dan mencegah kolusi aparat, maka sistem tilang memberi
sejumlah opsi bagi pelanggar. Mekanisme tilang pada saat ini, yang terlalu panjang dan
birokrasi, prosesnya panjang sehingga menimbulkan biaya tinggi . Kondisi tersebut kerap
memunculkan praktek-praktek korupsi yang dilakukan petugas di lapangan dengan
pelanggaran lalu lintas dengan istilah yang sering digunakan adalah “damai”. Akibatnya
denda tilang yang seharusnya masuk ke kas negara menjadi menguap karena praktek seperti
itu. Petugas cenderung bersepakat dengan pelanggar untuk membayar sejumlah uang di
bawah ketentuan hukum agar pelanggarannya tidak diproses, dan uang damai tersebut tentu
saja tidak masuk kas negara. Di pihak lain, citra polisi yang korup tersebut disebabkan pula
oleh sikap khalayak yang terlanjur tidak mau repot, karena selalu dibayangi oleh prosedur
hukum yang berbeli-belit sehingga mendorong khalayak untuk lebih memilih jalan pintas
dengan membayar denda damai.
Atas dasar uraian di atas, maka perlu dibuat suatu alternatif penyelesaian tilang yang
lebih singkat dan mudah tanpa melalui sidang pengadilan yang banyak memakan waktu,
biaya dan tenaga. Penyelesaian tilang inilah yang akan diangkat penulis dalam makalah yang
berjudul “Berdamai ketika melanggar aturan lalu lintas”, yang dimana tindakan tersebut
termasuk perilaku koruptif.

B. Rumusan Masalah

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalulintas?


2. Mengapa masyarakat lebih memilih “ berdamai “ ketika melakukan pelanggaran?
3. Bagaimana dampak perilaku koruptif bagi generasi penerus bangsa?
4. Bagaimana cara meghilangkan kebiasaan berdamai oleh masyarakat maupun petugas
lalulintas?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalulintas
2. Agar mengetahui dampak perilaku koruptif bagi generasi penerus bangsa
3. Agar mengetahui kenapa masyarakat lebih memilih “Berdamai” Ketika melakukan pelanggaran
4. Agar mengetahui bagaimana cara menghilangkan kebiasaan berdamai oleh masyarakat maupun
petugas lalulintas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Korupsi
Korupsi saat ini sudah menjadi masalah dunia, yang harus diberantas dan dijadikan
agenda pemerintahan untuk ditanggulangi secara serius dan mendesak, sebagai bagian dari
program untuk memulihkan kepercayaan rakyat dan dunia internasional dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Transparensy International
menggunakan definisi korupsi sebagai : “menyalahgunakan kekuasaan dan kepercayaan
publik untuk keuntungan pribadi” (Pope, 2003)

Dalam definisi tersebut, terdapat tiga unsur dari pengertian kurupsi, yaitu :

➢ Menyalahgunakan kekuasaan ;
➢ Kekuasaan yang dipercayakan (yaitu baik di sektor publik maupun disektor swasta),
memiliki akses bisnis atau keuntungan materi;
➢ Keuntungan pribadi (tidak selalu berarti hanya untuk pribadi orang yang
menyalahgunakan kekuasaan, tetapi juga anggota keluarganya dan teman-temannya).
Istilah korupsi berasal dari perkataan latin “coruptio” atau “corruptus” yang berarti
kerusakan atau kebobrokan (Focus Andrea dalam Prodjohamidjojo, 2001 )

Pada mulanya pemahaman masyarakat tentang Korupsi mempergunakan bahan


kamus, yang berasal dari bahasa Yunani Latin “corruptio” yang berarti perbuatan yang tidak
baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar
norma- norma agama materiil, mental dan hukum (Nurdjana, 1990 : 77) Pengertian tersebut
merupakan pengertian yang sangat sederhana, yang tidak dapat dijadikan tolak ukur atau
standart perbuatan KKN, sebagai tindak pidana korupsi oleh Lubis dan Scott ( 1993 : 19)
dalam pandangannya tentang korupsi disebutkan “dalam arti hukum, korupsi adalah tingkah
laku yang menguntungkan kepentingan diri sendiri dengan merugikan orang lain, oleh para
pejabat pemerintah yang langsung melanggar batas-batas hokum atas tingkah laku tersebut,
sedangkan menurut norma-norma pemerintah dapat dianggap korupsi apabila hukum
dilanggar atau tidak dalam bisnis tindakan tersebut adalah tercela”. Jadi pandangan tentang
Korupsi masih ambivalen hanya disebut dapat dihukum apa tidak dan sebagai perbuatan
tercela.
Kemudian pengertian korupsi dalam Pasal 2 UU No. 3 Tahun 1971 dan Pasal 2 dan 3
UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak pidana korupsi yang mencabut UU No.
3 Tahun 1971 di atas, disebutkan bahwa :

a) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
prekonomian Negara …..(Pasal 2 ayat (1)).
b) Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
prekonomian negara…… (Pasal 3).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalulintas:


1. Minimnya pengetahuan mengenai,peratutran,marka dan rambu lalu lintas

Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas,
arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran
untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah pada saat ujian
memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan instan daripada mengikuti
seluruh prosedur.
Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan Jalan atau di atas
permukaan Jalan yangmeliputi peralatan atau tanda yang membentuk garismembujur, garis
melintang, garis serong, serta lambangyang berfungsi untuk mengarahkan arus Lalu Lintas
danmembatasi daerah kepentingan Lalu Lintas.
2. Kesadaran Manusia itu Sendiri

Faktor utama penyebab terjadinya pelanggaran ialah manusia itu sendiri Mental dan
perilaku yang membudaya dari pengguna jalan merupakan salah satu faktor utama yang
sangat berpengaruh terhadap situasi lalu lintas. etika, toleransi antar pengguna jalan,
kematangan dalam pengendalian emosi serta kepedulian pengguna jalan di jalan raya akan
menimbulkan sebuah iteraksi yang dapat mewarnai situasi lalu lintas berupa hasil yang positif
seperti terciptanya keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas sehingga mentalitas
pengguna Jalan merupakan suatu hal yang pundamental dalam mewujudkan situasi lalu lintas
yang baik.
3. Kendaraan yang Digunakan Sudah Tidak Layak atau Melebihi Ketentuan Standar

Kendaraan merupakan salah satu faktor yang secara langsung terlibat dalam dinamika
lalu lintas jalan raya dengan dikendalikan oleh manusia, interaksi antara manusia dan
kendaraan dalam satu kesatuan gerak di jalan raya memerlukan penanganan khusus baik
terhadap mental, pengetahuan dan keterampilan pengemudi maupun kesiapan (laik jalan)
kendaraan tersebut untuk dioperasionalkan di jalan raya.
Faktor kendaraan merupakan hal yang tidak kalah penting di dalam berlalu lintas namun
terkadang masyarakat kurang mempunyai rasa kepedulian terhadap keamanan berkendara hal
ini terlihat dari bagai mana cara masyarakat merawat motor. Dari hasil operasi lalu lintas
yang dilakukan oleh satuan kami banyak di temukan banyak masyarakat yang
menggunakan motor tanpa melangkapi dengan komponen- komponen kelangkapan motor
seperti lampu rem, kaca sepion, ban yang tidak sesuai standar dan yang lainnya.
4. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya
sendiri.
Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang
tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar
sebagimana cara memberi hukuman kepada anak .
5. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi

Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang
pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu
lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut.
Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas pastinya berbeda dengan contoh
pelanggaran ham di keluarga.

B. Penyebab masyarakat lebih memilih “berdamai” ketika melakukan pelanggaran:

Kebiasaan penyelesaian pelanggaran lalu lintas secara damai semakin berkembang dalam
masyarakat saat ini, padahal masyarakat seharusnya diberi pengetahuan tentang aturan-aturan
dalam berlalu lintas dan memberi sanksi yang tegas kepada mereka yang tidak mengindahkan
aturan tersebut. Bukan hanya pengendara yang harus diberikan sanksi, melainkan juga polisi
lalu lintasharus mendapatkan sanksi serupa. Hal tersebut dikarenakan aparat penegak hukum
(polisi lalu lintas) diberikan amanat oleh undang-undang dan harus menjalankan amanat
tersebut sebaik mungkin, bukan membiarkan masyarakat hidup dalam lingkungan yang tidak
taat akan aturan dengan membuat kebiasaan menyelesaikan pelanggaran secara damai, tanpa
harus melalui prosedur yang ada. Dengan penegakan aturan yang baik dan benar diharapkan
masyarakat dapat mengerti akan ketertiban dalam berkendara agar terciptanya kehidupan
yang damai dan aman saat berada di jalan raya dan membuat masyarakat menjadi sadar akan
pentingnya kesadaran dalam berlalu lintas.
C. Dampak perilaku koruptif bagi generasi penerus bangsa:

Berikut 7 dampak korupsi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara


Merusak Kedisiplinan
Sebagai contoh korupsi merusak sikap disiplin misalnya orang tua menyogok sekolah agar
anaknya bisa sekolah di tempat yang dia inginkan, sehingga anaknya menjadi sombong dan
seenaknya dalam belajar dikarenakan semuanya bisa dibayar dengan uang.
Menghambat Profesionalisme
Korupsi bisa menghambat nilai profesionalisme. Misalnya, seorang staf perusahaan tidak
berprestasi, dengan sogokan bisa menempati posisi yang penting. Sementara itu, staf yang
berprestasi, jujur dan tidak mau menyogok karirnya “mentok” karena tidak mendapatkan
promosi yang profesional.
Biaya Ekonomi yang Tinggi
Korupsi dapat menyebabkan biaya tinggi contohnya biaya perijinan usaha yang birokratis
sehingga untuk mendapatkan izin, tiap meja harus mengeluarkan uang. Ada lagi kasus seperti
pembuatan SIM menjadi mahal tidak masuk akal. Semua tes dipersulit agar peserta bisa
melalui jalur pintas.
Merusak Tatanan Hukum
Minggu ini adalah pengumuman pembacaan keputusan sidang jaksa Pinangki. Jaksa muda
nan cantik ini sebagai contoh kekacauan hukum dikarenakan tindak korupsi. Kasarnya,
hukum bisa dibuat sesuai pesanan bandar yang mempunyai uang.
Kekacauan Politik
Pembuat aturan atau Undang-Undang kerap merugikan kepentingan masyarakat dikarenakan
kekuatan para pengusaha yang mempunyai kepentingan terhadap aturan tersebut.
Kebencian Sosial
Para koruptor akan diingat selamanya oleh masyarakat bahwa dia adalah pencuri uang rakyat
dan penjahat bangsa.
Murka Allah SWT
Sangat berbahayanya korupsi hingga Rasulullah memberi peringatan akan siksa Allah SWT
gang sangat Pedih. Sabdanya, “Laknat Allah untuk orang gang memberi suap dan yang
menerina Suap.”(H.R Ibnu Majah). Tidak dapat dipungkiri, betapa banyak pejabat di tanah
air ini yang mendadak kaya setelah beberapa waktu menempati posisi tertentu. Boleh dong
bertanya, apakah itu semua hasil korupsi? Wallahualam Bissawab.
D. Cara meghilangkan kebiasaan berdamai oleh masyarakat maupun petugas lalulintas
Pelanggaran lalulintas sudah menjadi kebiasaan masyarakat pengguna jalan, sehingga
tiap kali dilakukan operasi tertib lalulintas di jalan raya oleh pihak yang berwenang, kasus
pelanggaran lalulintas masih banyak terjadi dan pelanggaran tersebut kerap menimbulkan
kecelakaan lalulintas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah
menggunakan metode pendekatan normatif dan empiris. yaitu melakukan penelitian
kepustakaan dengan meneliti dan pengumpulan bahan-bahan kepustakaan yang khususnya
berkaitan dengan peraturan perundang-undangan dan buku-buku yang bekaitan tentang
hukum dan lalulintas, serta penelitian dilapangan yang dilakukan dengan pengamatan
observasi dan wawancara langsung dengan objek yang berkaitan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa bentuk pelanggaran lalulintas yang terjadi adalah
pengendara melanggar lampu rambu lalulintas, berkendara tidak memakai sistem pengaman
yang lengkap. Beberapa perbuatan dan sanksi pelanggaran yang dikategorikan sebagai
pelanggaran lalulintas yang diatur UU No. 22 Tahun 2009. Faktor kendala penanganan tindak
pidana pelanggaran lalulintas di Satlantas Polres Siantar, yaitu faktor manusia (Human Eror),
faktor sarana dan prasarana jalan yang kurang memadai menyebabkan pelanggaran lalulintas.
Upaya penanganan tindak pidana pelanggaran lalulintas di Satlantas Polres Siantar yaitu
upaya preventif dan upaya represif (penindakan) upaya penindakan dengan pemberian surat
teguran atau lisan, Penindakan dengan pemberian surat tilang.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa faktor yang
selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni: pemberian teladan kepatuhan
hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang lugas (zakelijk) dari para penegak
hukum, penyesuaian peraturan lalu lintas dengan memperhatikan usaha menanamkan
pengertian tentang peraturan lalu lintas, penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari
peraturan tersebut, serta appeal kepada masyarakat untuk membantu penegakan peraturan
lalu lintas.
Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit. Pertama-tama
penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya. Di lain
pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri untuk mengambil keputusan
yang bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan. Semenjak calon pengemudi menjalani ujian
untuk memperoleh surat izin mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut
tingkat kecerdasan pengemudi, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat, aspek
fisik pengemudi/calon pengemudi.

B. Saran

Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus mematuhi dan
melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke kiri ikuti lampu,
dilarang parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan. Kecepatan dalam
mengendarai kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut ramai
atau sepi, waktu pagi, siang, sore, ataupun malam. Untuk angkutan umum hendaknya tidak
menaikkan atau menurunkan penumpang sembarangan. Dalam memanfaatkan jalan, kita
harus menyadari bahwa bukan hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap
orang berhak menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap
orang berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi
peraturan lalu lintas yang ada.

Anda mungkin juga menyukai