Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PPKN

PELANGGARAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS YANG


MASIH SERING TERJADI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

1. AKBAR BIMA PRADANA (1)


2. BUDI DHANI RAHARJO (4)
3. FARIHAN DWI NUGROHO (11)
4. HANIF MAULANA (13)
5. ISMA ADITIYA SAPUTRO (15)
6. RISKI DIYANA SAPUTRA (27)

KELAS: XII TKJ C

SMK NEGERI 1 TULUNG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................


BAB I ...........................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN .................................................................................................................
D. MANFAAT ............................................................................................................
BAB II .....................................................................................................................................
PEMBAHASAN .................................................................................................................
A. PENGERTIAN LALU LINTAS ............................................................................
B. PELANGGARAN LALU LINTAS .......................................................................
C. FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN LALU LINTAS ................................
D. MACAM-MACAM PELANGGARAN LALU LINTAS ......................................
BAB III....................................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................................
A. KESIMPULAN ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk
problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal
tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus terjadi,
bahkan cenderung meningkat di setiap tahunya. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah jenis pelanggaran lalu lintas di wilayah Setempat yang berjumlah
23.304 dari semua jenis pelanggaran lalu lintas di tahun 2014 menjadi 23.773
pelanggaran di tahun 2015. Permasalahan tersebut seharusnya dapat ditekan
atau bahkan dihilangkan apabila ada kesadaran dari masyarakat, khususnya
pengemudi jalan raya. Kesadaran akan keselamatan seharusnya tidak hanya
untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk melindungi keselamatan bagi
orang lain.
Secara sederhana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat di definisikan
sebagai, satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan,
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta
pengelolaannya.
Pelanggaran adalah perbuatan (perkara) melanggar tindak pidana yang
lebih ringan dari pada kejahatan. Pelanggaran dalam pengertian yang lain
dapat di artikan sebagai suatu perbutan yang melanggar sesuatu dan 1 Data
dari SATLANTAS Polres Sragen 2 Undang-undang No 22 tahun 2009,
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 3 W. J. Poerwagamminto, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hal. 98. 1 2
berhubungan dengan hukum, yang berarti tidak lain dari pada perbuatan
melawan hukum.
Penjelasan tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa pelanggaran
lalu lintas merupakan pengabaian seseorang terhadap tata tertib lalu lintas
yang dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor, yang di mana akibat
pengabaian tersebut menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengguna jalan
lainnya, baik hilangnya nyawa maupun luka-luka.
Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas adalah
kurangnya kesadaran masyarakat dalam berkendara, misalnya tidak
memperhatikan dan menaati peraturan lalu lintas yang sudah ada, tidak
memiliki kesiapan mental pada saat mengemudi atau mengemudi dalam
kondisi kelelahan. Kondisi ketidaksiapan pengemudi dalam berkendara
memungkinkan terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan
keselamatan pengguna jalan lainnya, selain penyebab-penyebab kecelakaan
lalu lintas yang telah diuraikan di atas, terjadinya kecelakaan lalu lintas di
jalan raya juga dipengaruhi oleh faktor usia pengemudi itu sendiri.
Kenyataan yang sering ditemui sehari-hari adalah masih banyak
pengemudi yang belum siap mental. Pengemudi tersebut saling mendahului
tanpa memperdulikan keselamatan baik bagi dirinya sendiri maupun orang
lain. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada dasarnya dapat dihindari apabila
pengguna jalan mampu berperilaku disiplin, sopan dan saling menghormati
pada saat berkendara.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan permasalahan yang
akan diteliti, serta untuk mencapai tujuan penelitian yang lebih mendalam dan
terarah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi
menurut undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab masyarakat sragen tidak taat
pada aturan hukum berlalu lintas?
3. Upaya apa yang telah dilakukan oleh pihak polres sragen dalam rangka
penanggulangan pelanggaran lalu lintas agar tidak selalu meningkat
pertahunya
C. TUJUAN
Suatu kegiatan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas yang hendak
dicapai. Tujuan dalam suatu penelitian menunjukan kualitas dan nilai
penelitian tersebut. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering
terjadi menurut undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab masyarakat
sragen tidak taat pada aturan hukum berlalu lintas?
3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pihak polres
sragen dalam rangka penanggulangan pelanggaran lalu lintas agar tidak
selalu meningkat pertahunya?

D. MANFAAT
Berdasarkan permasalahan yang disampaikan di atas, manfaat yang ingin
dicapai oleh penulis dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum di indonesia dan khususnya
hukum pidana, terutama mengenai problematika pelanggaran lalu lintas
dan upaya-upaya penanggulanganya oleh kepolisian.
2. Manfaat Praktis
• Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang di peroleh.
• Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta berusaha untuk
memberikan masukan dalam bentuk pemikiran mengenai
penanggulangan pelanggaran lalu lintas
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LALU LINTAS


Pengertian lalu lintas menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak
kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sebagai prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang
berupa jalan dengan fasilitas pendukungnya. Menurut Muhammad Ali, lalu
lintas adalah berjalan, bolak balik, perjalanan di jalan. Ramdlon Naning juga
menguraikan pengertian tentang lalu lintas yaitu gerak pindah manusia dengan
atau tanpa alat penggerak dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan menurut
Poerwodarminto1 bahwa lalu lintas adalah :
1. Perjalanan bolak-balik
2. Perihal perjalanan di jalan dan sebagainya
3. Berhubungan antara sebuah tempat
Berdasarkan pengertian dan definisi-definisi di atas dapat diartikan bahwa
lalu lintas ialah setiap hal yang berhubungan dengan sarana jalan umum
sebagai sarana utama untuk tujuan yang ingin dicapai. Lalu lintas juga dapat
diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan atau tanpa disertai alat
penggerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan
sebagai ruang geraknya.
B. PELANGGARAN LALU LINTAS
Pengertian lalu lintas dalam kaitannya dengan lalu lintas jalan, Ramdlon
Naning menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas
jalan adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas.2 Pelanggaran yang
dimaksud di atas adalah pelanggaran yang sebagaimana diatur dalam Pasal
105 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 yang berbunyi :
1. Berperilaku tertib dan
2. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan atau yang dapat menimbulkan
kerusakan jalan.
Untuk memahami tentang pelanggaran lalu lintas lebih terperinci, maka
perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai pelanggaran itu sendiri. Dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindak pidana dibagi atas
kejahatan (misdrijve) dan pelanggaran (overtredingen). Mengenai kejahatan
itu sendiri di dalam KUHP diatur di dalam Buku II yaitu tentang Kejahatan.
Sedangkan pelanggaran diatur pada Buku III yaitu tentang Pelanggaran.
Dalam hukum pidana terdapat dua pandangan mengenai kriteria
pembagian tindak pidana kejahatan dan pelanggaran, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. 2 Ramdlon Naning, 1983, Menggairahkan Kesadaran Hukum
Masyarakat dan Disiplin Penegak Hukum dalan Lalu Lintas, Surabaya, Bina
Ilmu, hlm. 57 Menurut pandangan yang bersifat kualitatif didefinisikan bahwa
suatu perbuatan dipandang sebagai tindak pidana setelah adanya
undangundang yang mengatur sebagai tindak pidana. Sedangkan kejahatan
bersifat recht delicten yang berarti sesuatu yang dipandang sebagai perbuatan
yang bertentangan dengan keadilan, terlepas apakah perbuatan itu diancam
pidana dalan suatu peraturan undang-undang atau tidak. Menurut pandangan
yang bersifat kualitatif bahwa terdapat ancaman pidana pelanggaran lebih
ringan dari kejahatan
C. FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN LALU LINTAS
1. Faktor Manusia
Biasanya disebabkan oleh pemakai jalan yang kurang disiplin dan
memperhatikan kesadaran hukum, baik sebagai pengemudi, pemilik
kendaraan, pejalan kaki, maupun pencari nafkah (supir). Adanya tingkah
lalu sebagian dari pengemudi yang tidak takut melakukan pelanggaran
karena adanya faktor-faktor yang menjaminnya seperti diselesaikan dengan
jalan “atur damai” membuat para pelanggaran lalu lintas menyepelekan
peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan lalu lintas.
2. Faktor Kendaraan
Kendaraan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya pelanggaran
lalu lintas berkaitan erat dengan adanya perkembangan jenis kendaraan
yang semakin pesat bersamaan dengan perkembangan teknologi
pembuatan kendaraan, sehingga berbagai jenis dan jumlah kendaraan
mampu diproduksi dalam jangka waktu yang relativ singkat.
Pekembangan kendaraan yang semakin pesat ini apabila tidak
diimbangi dengan perkembangan sarana jalan yang memadai, maka dapat
menyebabkan kemacetan lalu lintas. Arus lalu lintas yang padat dapat
menyebabkan terjadinya kejahatan seperti penjambretan, penodongan,
pencopetan dan lain sebagainya. Pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi
dari faktor kendaraan adalah antara lain ban motor yang sudah gundul,
lampu weser yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan lain
sebagainya.
3. Faktor keadaan alam
Pelanggaran lalu lintas yang disebabkan karena faktor keadaan alam
atau lingkungan biasanya terjadi dalam keadaan yang tidak terduga.
Ketika hujan turun, maka pada umumnya semua kendaraan akan
menambah laju kendaraannya sehingga pelanggaran lalu lintas akan sangat
mungkin terjadi. Misalnya seseorang pengendara motor yang takut terkena
air hujan sehingga tidak segan-seganmemilih jalan pintas baik dengan
melanggar rambu lalu lintas atau tetap mematuhi peraturan yang ada.

D. MACAM-MACAM PELANGGARAN LALU LINTAS


Sebagai negara hukum tentunya setiap warga negara Indonesia hendaklan
patuh dan taat pada peraturan perundang-undangan yang ada dan terikat
sebagai aturan yang semestinya untuk dipatuhi dan ditaati. Dalam hal demikin
jika peraturan tersebut tidak dipatuhi maka dapat diartikan bahwa yang
bersangkutan tersebut telah melakukan pelanggaran. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa macam pelanggaran lali lintas yang meliputi sebagai
berikut :
1. Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi dan
membahayakan pengguna jalan lain;
2. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan fungsi lambu
lalu lintas, marka dan lain-lain (Pasal 275 Undang-Undang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan);
3. Mengemudikan kendaraan bermotor umum dalam trayek tidak
singgah di terminal (Pasal 276 Undang-Undang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan);
4. Mengemudikan kendaraan bermotor tidak dilengkapi peralatan
berupa ban cadangan, pertolongan pertama pada kecelakaan dan lain-
lain (Pasal 278 Undang-Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan);
5. Mengemudi kendaraan bermotor yang dipasangi perlengkapan yang
dapat mengganggu keselamatan berlalu lintas (Pasal 279
UndangUndang lalu Lintas Dan Angkutan Jalan);
6. Mengemudikan kendaraan bermotor tidak dipasangi tanda nomor
ditetapkan Kepolisian Republik Indonesia (Pasal 280 Undang-Undang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan);
7. Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa menggunakan Surat Izin
Mengemudi (Pasal 281 Undang-Undang lalu Lintas dan Angkutan
Jalan);
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor
merupakan tugas dan fungsi dari kepolisian lalu lintas. Berbagai upaya telah
di lakukan dalam rangka penanggulangan agar pelanggaran lalu lintas dapat di
minimalisir,akan tetapi dalam pelaksanaan terdapat beberapa hambatan baik
kendala dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur maupun
kendala yang terjadi wilayah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/23174/BAB%20
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y

http://eprints.ums.ac.id/46360/3/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai