KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia kasih sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Walaupun belum sempurna , karena saya juga sendiri masih dalam tahap
pembelajaran.
Makalah ini adalah laporan tertulis Keselamatan Lalu Lintas. Tertib berlalu lintas
adalah budaya yang harus diterapkan sejak dini. Dengan kita tertib berlalu lintas
berarti kita sudah mencerminkan budaya tertib dan disiplin dalam berlalu lintas.
Dalam makalah saya ini saya mengambil judul Keselamatan Lalu Lintas. Tata
karma berlalu lintas itu berarti kelakuan tertib dan sopan santun dalam berlalu
lintas. Dengan saya mengambil judul ini dalam makalah saya mudah-mudahan
teman-teman dapat tertib dalam berlalu lintas.
Dengan adanya makalah ini saya berharap tidak hanya teman-teman
yang disiplin akan berlalulintas, begitu juga dengan masyarakat umum lainnya.
Dengan kita tertib berlalu lintas berarti kita telah menyayangi nyawa kita , karena
saat berkendara dijalan raya berarti kita membawa nyawa kita.
Saya menyadari makalah ini tidak lah luput dari segala kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu saya berharap kritik dan saran agar dapat membangun
makalah ini dengan baik. Terimakasih banyak
Herry Sulistiono
DAFTAR ISI
Kata
pengantar
i
Daftar
isi
ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar
belakang
. 1
B. Tujuan
masalah
.. 2
C. Rumusan
masalah
2
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian lalu
lintas....................................................................................................
3
B. Pengertian pelanggaran lalu
lintas............................................................................................. 3
C. Bentuk pelanggaran lalu
lintas................................................................................................... 4
D. Dampak akibat melanggar lalu
lintas......................................................................................... 5
E. Penyebab pelanggaran lalu
lintas................................................................................................ 6
F. Upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu
lintas.................................................... 8
Bab III. Penutup
Kesimpulan
...... 9
Kritik dan
saran..
..... 9
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah
masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka-angka kecelakaan
lalu lintas yang selalu meningkat. Keadaan ini merupakan salah satu perwujudan
dari perkembangan teknologi modern. Perkembangan lalu-lintas itu sendiri dapat
memberi pengaruh, baik yang bersifat negative maupun yang bersifat positif bagi
kehidupan masyarakat. Sebagaimana diketahui sejumlah kendaraan yang beredar
dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini nampak juga membawa pengaruh
terhadap keamanan lalu lintas yang semakin sering terjadi, pelanggaran lalu lintas
yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas. Kecelakaan lalu
lintas disebabkan oleh banyak faktor tidak sekedar oleh pengemudi kendaraan yang
buruk, pejalan kaki yang kurang hati-hati, kerusakan kendaraan, rancangan
kendaraan cacat pengemudi, rancangan jalan ,dan kurang mematuhinya rambu-
rambu lalu lintas ( Suwardjoko : 2005 :135) Lalu lintas dan pemakai jalan memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasai
oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk
mewujudkan lalu lintas dan pengguna jalan yang selamat, aman, cepat, lancar,
tertib, dan teratur. Pembinaan di bidang lalu lintas jalan yang meliputi aspek
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan lalu lintas harus ditujukan untuk
keselamatan ,keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas jalan.
Dalam rangka pembinaan lalu lintas jalan, sebagaimana tersebut diatas, diperlukan
penetapan suatu aturan umum yang bersifat seragam dan berlaku secara nasional
serta dengan mengingat ketentuan lalu lintas yang berlaku secara internasional.
B. Tujuan Masalah
Tujuan pembahasan makalah ini agar orang-orang sadar akan pentingnya
keselamatan diri saat berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran
lalu lintas, dan untuk menambah wawasan seputar pelanggaran lalu lintas yang
sering terjadi di sekitar kita. Dan agar orang-orang mengerti dampak dari perilaku
berkendara yang tidak sesuai aturan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lalu lintas?
2. Apa itu pelanggaran lalu lintas?
3. Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas?
4. Apa saja dampak akibat melanggar lalu lintas?
5. Apa yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas?
6. Apa saja upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lalu lintas
Lalu Lintas di dalam Undang-undang no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkurtan Jalan didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu
Lintas Jalan. Sedang Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan
bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan
fasilitas pendukung.
B. Pengertian Pelanggaran Lalu lintas
Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan
kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun
1992 (www. transparansi. or. id, 2009). Hukum pidana mengatur perbuatan-
perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya
hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur
perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana (www.id.wikipedia.org,
2009). Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-nakuti orang agar tidak
melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang yang pernah
melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima (Irawan,
2009.).
Pelanggaran lalu lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah
pelanggaran terhadap Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan
STNK serta Pasal 59 mengenai muatan berlebihan truk angkutan kemudian
pelanggaran Pasal 61 seperti salah memasuki jalur lintas kendaraan (Sebayang,
2009).
Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat, dalam
proses tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan.
Kemudian hakim akan memanggil nama terdakwa satu persatu untuk membacakan
denda. Setelah denda dibacakan hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda
keluarnya suatu putusan (www.transparansi. or. id, 2009).
2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang
tuanya sendiri.
Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila
orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga
melanggar.
3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi
Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil
contoh, seorang pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang
sedang mengatur arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga
di pos dekat simpang tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung
tancap gas.
DAFTAR PUSTAKA
http://umum.kompasiana.com/2010/03/04/masalah-pelanggaran-lalu-lintas
http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/17/penanaman-budaya-%E2%80%9Crikuh
%E2%80%9D-dalam-berlalu-lintas-di-indonesia-2/
http://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.html
Latar belakang penulisan makalah ini didasarkan pada kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa
yang dilakukan oleh masyarakat ataupun penegak aturan dalam berkendara yang tidak tertib
pada aturan dan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa baik luka
maupun kemaian. Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
- Faktor internal kecelakaan lalu lintas yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri karena
kurangnya kesadaran akan tertib hukum dan aturan lalulintas dalam berkendara
- Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri sendiri contohnya adanya jalan yang
hancur yang mengakibatkan lalu lintas menjadi sulit terutama jika turun hujan, faktor iklim dan
cuaca selain itu faktor eksternal lainnya seperti keterbatasan sarana dan prasarana.
Karena dalam berkendara sangat rawan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas maka seharusnya
keselamatan akan berkendara lebih ditingkatkan guna mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.
Untuk itu perlu diadakan kerjasama yang saling mendukung antara masyarakat dan penegak
aturan berkendara ( dalam hal ini yaitu polisi) dan pemerintah dalam menciptakan keamanan,
ketertiban dan keselamatan dalam berkendara.
Maksud dan tujuan penulisan makalah dengan tema keselamatan lalulintas ini adalah:
1. Menjadikan masyarakat tertib lalulintas
2. Memperbaiki etika dalam berkendara
3. Meningkatkan kesadaran masyarakan akan keselamatan berkendara
4. Mengupayakan pelaksanaan Undang-undang yang lebih baik
5. Menyempurnakan tatanan hukum dalam berkendara
6. Memperbaiki moral masyarakat dalam berkendara dan juga moral para penegak tatanan hukum
dan aturan dalam berlalu lintas
7. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan penegak tatanan hukum lalu lintas guna
menciptakan keamanan, ketertiban dan keselamatan lalu lintas.
Sejak 28 Noveber 2013 sebanyak 64331 kendaraan ditilang polisi dalam operai zebra. Dalam
operasi tersebut kebanyakan pengendara bermotor yang paling banyak melanggar aturan, dapat
dikatakan bahwa sepeda motor paling banyak menyumbangkan angka pada tingkat kecelakaan di
Indonesia.
Sementara itu Angka kecelakaan dari tahun ketahun telah memakan korban jiwa yang banyak.
Pada tahun 2010 sebesar 31.244 jiwa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, sementara itu pada
tahun 2011 korban jiwa mencapai 32.657 dan pada tahun 2012 korban meninggal dunia
mencapai 27441 jiwa, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 25157 jiwa.
Keselamatan berkendara seharusnya sudah menjadi kebutuhan rakyat. Dalam mewujudkannya
dibutuhkan suatu kerjasama antara masyarakat dengan pengak hukum dalam berkendara, hal ini
dilakukan supaya kejadian-kejadian atau perristiwa tidak tertib hukum dapat dihindar
Upaya-upaya dibawah ini merupakan cara untuk mengatasi hal-hal seperti yang dicantumkan
diatas. Upaya tersebut harus dilaksanakan oleh masyarakat dan penegak hukum aturan lalu lintas
(polisi) serta pemerintah
Upaya yang harus ditempuh oleh masyarakat seperti:
Undang-undang yang dibuat oleh pemerintah misalnya UU nomor 14 tahun 1992 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan dan Undang-undang lalu lintas yang baru yaitu UU nomor 22 tahun
2009 yang lebih menekankan kepada sanksi yang lebih berat bagi pelanggarnya dibandingkan
dengan UU no 14 tahun 1992. Dibawah ini merupakan peraturan serta sanksi dari UU nomor 22
tahun 2009:
- Bagi pengendara sepeda motor yang menggunakan helm catok atau tidak menggunakan helm
Standar Nasional Indonesia (SNI) maka dikenai sanksi berupa
pidana kurungan penjara paling lama satu bulan atau
denda paling banyak Rp 250.000
Aturan ini selain berlaku untuk pengendara juga berlaku untuk penumpang yang diboonceng.
Aturan mngenai penggunaan helm SNI ini tercantum dalam pasal 57 ayat 2 dan pasal 106 ayat
8 serta pasal 291
- Dalm pasal 57 ayat 3 menjelaskan bahwa perlengkapan berkendara harus komplet sekurang-
kurangnya harus tersedia sabuk keselamatan, ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak,
pembuka roda, helm dan rompi pemantul cahaya bagi pengemudi kendaraan bermotor roda
empat/lebih yang tak memiloki rumah-ruah dan perrlengkapan P3K. Krena jika aturan ini
dilanggar maka sanksi yang akan diterima adalah:
pidana kurungan paling lama satu bulan
denda paling banyak Rp. 250.000 (pasal 278)
- Jika tidak punya SIM maka akan denda 1 juta rupiah atau kurungan penjara paling lama 4 bulan
- Pengendara wajib menunjukan SIM yang sah karena jika tidak maka akan dikenai sanksi
berupa hukuman kurungan penjara paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000
- Perlengkapan kendaraan bagi sepeda motor seperti spion, klakson, rem lampu penunjuk,
knalpot, ban dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis. Jika melanggar maka akan dikenai
sanksi pidana kurungan penjara paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000
- Perlengkapan kendaraan bagi roda empat seperti spion, klakson, lampu utama, kealaman ban,
rem lampu mundur dan sebagainya harus memenuhi peersyaratan teknis. Bagi yang melanggar
akan dikenai sanksi berupa denda sesesar Rp 500.000 atau kurungan penjara paling lama dua
bulan
- Pengemudi dan penumpang tanpa sabuk pengaman akan dikenai sanksi hal ini diatur dalam
pasal 289. Sanksi tersebut berupa pidana penjara paling lama satu bulan atau denda paling
banyak Rp 250.000
- Wajib menyalakan lampu pada malam hari, karena jika tidak maka akan dikenai sanksi pidana
paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000 selain itu wajib pula menyalakan
lampu pada siang hari karena bagi pelanggarnya akan dikenai sanksi pidana kurungan paling
lama 15 hari atau denda psling banyak Rp 100.000
Etika dalam berkendara itu mutlak diperlukan terutama dalam menggunakan sepeda motor
karena hal itu bertujuan untuk menghormati, menghargai dan menjaga keselamatan diri sendiri
dan orang lain. Pengemudi kendaraan terutama sepeda motor kebanyakan memiliki prinsip
kalau belum kena akibat ya belum jera, sehingga etika berkendara mereka (orang yang
mlanggar hukum) bisa dibilang masih kurang terbentuk.
Kegiatan ini diarahkan untuk menyelenggaran dan memberikan penyuluhan pelatihan aman
berkendara.
Pembinaan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan
masyarakat dalam berkendara dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakan akan
keamanan dalam berkendaraPembagian brosur aman dan tertib berkendara.
Kesimpulan
Dalam menciptakan keselamatan dalam berkendara di jalan diperlukan kerjasama yang nyata
antara masyarakat, polisi maupun pemerintah.
Saran
Tidak ada gunanya jika kita melanggar lalu lintas maka marilah kita budayakan tertib lalulintas
berkendara agar tercipta keamanan dan keselamatan dalam berkendara dijalan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.5. Tujuan
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat Indonesia tentang cara berkendara
yang baik untuk meminimalisir kematian akibat kecelakaan di jalan raya.
2. Memberi pengetahuan kepada pengendara kendaraan tentang rambu-rambu
lalu lintas.
3. Mendukung program pemerintah yaitu safety riding dan safety driving sebagai
upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas.
1.6. Manfaat
1. Sebagai bentuk pembelajaran bagi masyarakat Indonesia untuk lebih disiplin
dan berpikir matang apabila akan mengendarai kendaraan.
2. Diharapkan masyarakat Indonesia mendapatkan informasi yang relevan
dengan judul karya tulis ini.
B. Safety Driving
1. Pengertian
Sama halnya dengan safety riding, safety driving juga mengacu pada keamanan
saat berkendara di jalan raya, sehingga menekan jumlah kematian akibat
kecelakaan. Safety driving dikhususkan untuk para pengguna mobil, sedangkan
safety riding dikhususkan untuk pengguna motor. Safety driving dianggap sebagai
metode aman berkendara di jalan raya bagi para pemula.
Manfaat dari training safety driving yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya sopan santun berlalu-lintas
di jalan raya, khususnya yang mengendarai mobil roda empat.
2. Mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan kecelakaan lalu-lintas serta
bagaimana mencegahnya.
3. Mengerti tata cara mengendarai kendaraan di jalan tol.
Apabila pengemudi sadar akan bahaya yang bisa terjadi sewaktu-waktu ketika
pengemudi sedang mengendarai mobil di jalan raya, maka kecelakaan dapat
diminimalisir. Kesadaran itulah yang harus dimiliki oleh setiap pengemudi.
Pengetahuan safety driving berkaitan dengan prinsip dasar dari safety driving yang
terdiri dari menguasai cara berkendara dengan baik, mengenali karakter
berkendara dengan baik di semua kondisi jalan, memahami rambu-rambu lalu
lintas, memahami peraturan dan etika berlalu lintas serta mengutamakan
keselamatan berkendara baik keselamatan pengendara, penumpang maupun
pengendara lain.
2. Remaja Sebagai Pengguna Jalan
Remaja identik mengikuti hal-hal yang sedang menjadi tren saat ini. Mobil
merupakan salah satu tren yang sedang digemari remaja, dengan ruangan dalam
mobil yang cukup nyaman digunakan ketika berkendara di jalanan, serta biaya
mobil yang terbilang mahal, menuntut mereka untuk tampil menarik di depan
teman-teman mereka. Sehingga mereka lebih percaya diri apabila berangkat ke
sekolah dengan menggunakan mobil pribadi. Oleh karena itu, mereka harus
memiliki SIM A. Untuk mendapatkan SIM A tidak semudah membalikkan telapak
tangan.
Membuat SIM A memerlukan kesiapan dan kematangan dalam mengendarai mobil,
karena kedua hal itu akan diujikan dalam tes praktek, selain terdapat tes teori.
Namun, banyak remaja yang ingin mendapatkan SIM secara mudah tanpa melalui
tes tersebut. Mereka bahkan memberi sogokkan kepada aparat yang bertugas di
pembuatan SIM, parahnya lagi aparat yang bersangkutan menerima sogokkan
tersebut. Akibatnya ketidakmatangan remaja dalam berkendara menyebabkan
kecelakaan lalu lintas terjadi di mana-mana.
B. Saran
1. Safety riding dan safety driving yang merupakan program pemerintah harus
lebih disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya remaja agar remaja memiliki
rasa aman dalam berkendara di jalan raya.
2. Rambu-rambu lalu lintas seharusnya lebih diperjelas untuk mempermudah
pengemudi dalam membaca atau melihat rambu tersebut.
3. Kesiapan dan kematangan berkendara mutlak diperlukan remaja apabila akan
membuat SIM. Hal itu bertujuan agar remaja tidak terkejut lagi ketika berkendara di
jalanan bebas.