Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal

Judul : Peranan Transportasi Dalam Pariwisata


Jurnal : Jurnal Transportasi
Vol. dan Halaman : Vol. 15 dan 8 halaman
Tahun : 2011
Penulis : Nyoman Budiartha R.M.
Reviewer : Satriadi / 1620121084 / Teknik Sipil 3

Pesatnya pertumbuhan pariwisata telah menarik perhatian sejumlah besar


daerah provinsi maupun kabupaten di Indonesia untuk menangkap porsi yang
lebih besar dari potensi pariwisata. Guna mendorong pertumbuhan ekonomi dari
sektor pariwisata dengan meningkatkan kunjungan wisatawan maka diperlukan
pembangunan infrastruktur transportasi seperti pelabuhan pariwisata, bandara,
jalan raya serta fasilitas pendukung lainnya Untuk menghindari local
optimatization yang tidak konstruktif, perlu memaksimalkan peranan transportasi
dalam menjamin keberlanjutan dan daya saing pariwisata Indonesia.
Bali sebagai salah satu destinasi wisata populer di Indonesia telah memiliki
sejarah panjang dalam hal pengelolaan pariwisata. Bali yang begitu kuat
menyuarakan pariwisata berbasis budaya (Hindu), dibangun di sebuah provinsi
seluas 5.632,86 km2 yang dikoordinasi sembilan kepala kabupaten/kota, dengan
koordinasi yang buruk dan ego sektoral yang keras. Kenyataan yang sudah buruk
itu dibuat rumit oleh instansi vertikal, seperti imigrasi, Angkasa pura, Garuda
Indonesia serta lembaga-lembaga lain termasuk lembaga adat, menambah runyam
Bali managemen wisata yang sudah runyam. Hal ini tercermin dari banyaknya
infrastruktur tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya seperti terminal
penumpang, pelabuhan dan bangunan pendukung lainnya. Dibutuhkan
pemahaman mengapa orang bepergian ke Bali dan faktor-faktor apa yang
mempengaruhi pilihan mereka agar dapat digunakan untuk memperbaiki keadaan
yang ada.
Tantangan utama dalam studi dampak infrastruktur transportasi yakni sulitnya
mengidentifikasi kaitan antara infrastruktur transportasi dan industri pariwisata
dan mengetahui derajat ketergantungan infrastruktur transportasi terhadap
industri-industri tersebut. Bagaimana suatu rancangan fasilitas transporttasi dapat
mendukung peningkatan wisatawan dan akses yang menjadikan suatu kawasan
destinasi yang memiliki daya tarik luar biasa dan menguntungkan dari segi
peningkatan keuangan dapat ditawarkan. Pendekatan perencanaan ini dibutuhkan
tidak hanya untuk alasan keindahan tetapi yang lebih penting untuk alasan
ekonomi. Pengaruh dari infrastruktur transportasi tidak hanya terbatas pada
identifikasi terhadap industri transportasi dan derajat ketergantungan infrastruktur
transportasi terhadap industri pariwisata, tetapi pada akhirnya pengembangan
untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia khususnya daerah Bali.
Destinasi atau daerah tujuan wisata (DTW) di Indonesia didefinisikan secara
tradisional sebagai suatu daerah geografi yang dirumuskan seperti Negara, pulau
atau sebuah kota. Departemen Perhubungan menyatakan bahwa destinasi adalah
bagian dari tata ruang wilayah yang ditunjuk berdasarkan potensi pariwisata
daerah tersebut yang dapat dikelompokkan kedalam lima faktor potensi, yaitu: (1)
akomodasi dan fasilitas meliputi komponen hotel , restoran, biro perjalanan,
pramuwisata, fasilitas rekreasi; (2) daya tarik wisata budaya meliputi komponen
peninggalan bersejarah dan kepurbakalaan, bahasa dan adat istiadat, seni lukis,
kerajinan dan ukir, hasil karya arsitektur dan lansekap, dan suku bangsa; (3) daya
tarik wisata alam meliputi komponen flora dan fauna, landsekap, gunung, danau,
sungai dan laut/pantai; (4) keadaan ekonomi meliputi komponen jumlah
penanaman modal dalam negeri dan asing serta perdagangan; (5) aksesibilitas
meliputi komponen jalan raya, jalan rel, pelabuhan, bandara. Keputusan
wisatawan dalam memilih destinasi adalah suatu keputusan yang komplek.
Maslow menyatakan bahwa setiap individu mempunyai sekumpulan kebutuhan,
yang sangat bervariasi sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga secara
sadar atau tidak, setiap individu akan memiliki peringkat tertentu atas
kebutuhannya. Maslow mengajukan seperangkat peringkat kebutuhan, yaitu
sebagai berikut: kebutuhan fisik, rasa aman, kasih sayang, penghargaan,
aktualisasi diri. Fungsi pelayanan transportasi adalah menyediakan akses dan
fasilitas tersebut, agar keinginan tersebut dapat terlaksana menjadi suatu aktivitas.
Bentuk aktivitas tersebut dapat tercermin pada maksud perjalanan dan pola
perjalanan. Oleh karena itulah dalam analisis transportasi informasi mengenai
maksud perjalanan dan pola perjalanan menjadi sangat penting.
Prinsip kerja Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP)
adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik,
dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Tujuan
ataupun fakor paling berpengaruh berada paling atas, kemudian kriteria,
subkriteria, dan alternatif-alternatif berada pada setiap tingkat yang dibawahnya
dari hirarki. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan sudah mempunyai
pengetahuan dan mengerti elemen-elemen tersebut. Elemen-elemen dalam setiap
level dibandingkan berpasangan dalam terminologi dari kepentingan elemen
paling atas. Dimulai dari atas dan bekerja kebawah, jumlah dari matrik kuadrat,
matrik preference, dibuat dalam proses dari elemen-elemen yang dibandingkan
pada satu level.
Komposisi kuesioener terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama meliputi 22
atribut yang dirancang untuk memahami motivasi wisatawan untuk bepergian ke
suatu destinasi. Survei dilakukan dengan menggunakan pendekatan sampling
dengan tetap memperhatikan kenyamanan para responden (wisatawan) selama
liburan akhir tahun bulan Desember 2009. Data dikumpulkan dari wisatawan yang
sedang berkumpul di lounge Bandara Ngurah Rai Internasional, hotel-hotel
internasional (hotel bintang) dan hotel-hotel lokal yang diusulkan oleh pemandu
wisata yang bekerja untuk agen-agen perjalanan wisata lokal yang
mengkhususkan diri dalam perjalanan wisatawan mancanegara. Orang orang dari
luar negeri yang telah menghabiskan lebih dari setahun di Bali tidak dianggap
wisatawan. Oleh karena itu, inbound pengunjung asing berlibur dan / atau bisnis
yang telah menghabiskan waktu luang mereka jalan-jalan selama kunjungan
mereka ke Bali dimasukkan sebagai populasi. Di antara orang-orang yang
mengetahui 47 destinasi dengan baik dan mampu mengingat dan membandingkan
secara tepat, dengan jumlah 28 (tingkat tanggapan 70%) menjawab kuesioner
dengan tatap muka wawancara. Peranan infrastruktur/fasilitas transportasi dalam
penelitian ini hanya menempati urutan ke 12, artinya infrastruktur transportasi
tidak terlalu dipikirkan/diperhitungkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Sebaliknya, mengunjungi teman dan / atau kerabat tampaknya menjadi faktor
penting dalam studi ini, terutama wisatawan Eropa, Australia, Jepang dan
Selandia Baru. Wisatawan. datang ke Bali untuk keperluan mengunjungi teman
teman yang telah mereka kenal atau sudah bertemu di masa lalu di negara lain
atau melalui internet dalam beberapa tahun terakhir. Dari 22 motif, harga adalah
faktor yang tidak begitu penting. Hal ini mungkin karena Bali mempunyai
pemandangan yang indah, mutu makanan, fasilitas akomodasi, budaya yang
berbeda, dan menemukan tempattempat baru faktor yang lebih penting daripada
harga ketika wisatawan berada pada tahap awal memilih tujuan untuk berlibur.

Pemilihan tema penelitian yang ada merupakan suatu hal yang menarik
dengan melihat keterkaitan masalah dan kajian yang tepat. Transportasi yang
kemudian di khususkan dalam infrastrukturnya pasi memiliki andil dalam
perkembangan kegiatan ekonomi apapun. Peneliti secara baik dapat melihat
perbedaan ketergantungan berbagai kegiatan ekonomi dengan transportasi yang
ada dan kemudian memilih pariwisata sebagai kajian. Penyampaian informasi
yang ada sangat baik dan terstruktur. Pemberian ilustrasi berupa diagram dan
penyajian data dalam tabel memberi nilai lebih mengenai pemaparan data yang
ada. Data data penunjang yang digunakan dalam penelitian mengacu pada data
yang tidak terlampau lama sehingga hasilnya masih relevan untuk dikaji. Peneliti
juga menggunakan hasil penelitian orang lain yang berkaitan yang sebelumnya
telah dilakukan sebagai bahan perbandingan. Hal ini tentu akan sangat baik dalam
melengkapi kajian yang dilakukan sehingga penelitian memiliki aspek waktu yang
lebih luas tidak hanya mengacu pada satu waktu. Perbandingan yang ada juga
dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan pariwisata yang ada.
Bali sebagai salah satu ikon pariwisata di Indonesia menjadi pilihan tepat bagi
kajian yang dilakukan. Pesatnya pertumbuhan kepariwisataan di Bali dapat
dijadikan role model bagi pariwisata di Indonesia sehingga nantinya hasil yang
ada dapat merepresentasikan realita yang ada di Indonesia.
Umumnya yang menjadi perhatian banyak orang mengenai suatu tempat
wisata adalah daya tarik internal dari tempat wisata tersebut, penulis mampu
mengaitkan faktor faktor lain baik internal maupun eksternal yang mencapai 22
faktor guna memperdalam analisis yang ada. Penggunaan teori teori para ahli
dalam penelitian yang ada memegang peranan penting dalam kredibilitas dan
kedalaman analisis yang ada. Pengumpulan data yang dilakukan sangat baik
dalam memilih responden yang ada sehingga representatif. Pemberian batasan
mengenai orang orang yang dapat disebut sebagai wisatawan memperkecil ruang
lingkup responden yang dapat diwawancarai sehingga hasil yang ada akan lebih
dapat dipertanggungjawabkan. Dari batasan wisatawan yang ada didapatkan
responden potensial yang dinilai sebagai wisatawan sebenarnya yang tujuan utama
pergi ke pulau Bali untuk berwisata.
Perhitungan yang dilakukan sebagai pengolah hasil wawancara dilakukan
dengan perhitungan matematis yang juga dijelaskan peneliti. Peneliti tidak hanya
menggunakan satu bentuk perhitungan namun beberapa perhitungan untuk
memperoleh hasil yang akurat.
Hasil penelitian yang diperoleh tampilanya mudah dipahami dan cukup jelas,
mampu menggambarkan secara baik hasil penelitian yang dimaksudkan, yakni
tingkat pengaruh transportasi dalam pariwisata yang ditampilkan dalam rangking
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai