Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PERUBAHAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Sejarah Hukum

Disusun Oleh

Nama : Rossy Novianty

NIM : 01659230065
KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan limpahan Rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat

waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan tugas karya tulisnya dengan tepat waktu, berikut

ini penulis mempersembahkan karya tulis nya dengan judul “ANALISIS PERUBAHAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN”,

yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon

permakluman bila mana isi karya tulis ini terdapat kekurangan dan terdapat tulisan yang kurang

tepat.

Dengan ini penulis mempersembahkan karya tulis dengan penuh rasa terima kasih dan semoga

Tuhan Yang Maha Esa memeberikan berkah bagi karya tulis ini sehingga dapat memberikan

manfaat.

Jakarta, 22 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau baik besar

maupun kecil yang berjumlah ribuan sehingga pantas untuk disebut sebagai salah satu

negara kepulauan terbesar di dunia. Negara yang terletak di Asia Tenggara ini

memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan bagi berkembangnya perdagangan di

dunia, dan dengan luas wilayah yang sebagian bersar adalah perairan maka

transportasi sangatlah penting untuk menghubungkan satu pula uke pulau lainnya dan

sebagai sarana pendukun bagi proses pemerataan pembangunan ekonomi di

Indonesia.1

Lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peranan yang penting dalam mendukung

pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan

kesejahteraan umum sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undangan

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Secara harfiah, istilah lalu lintas dapat diartikan sebagai gerak (bolak-balik)

manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan

sarana jalan umum.2 Menurut Suwadjoko lalu lintas dan angkutan merupakan dua hal

yang berbeda, namun tetap menjadi saatu kesatuan. Pengertian lalu lintas (traffic)

1
William K. Tabb, Tabir Politik Globalisasi, Cetakan Kedua, Lafad Pustaka, Yogyakarta, hlm. 12.
2
Abubakkar Iskandar, 1996, Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Departemen Perhubungan
Indonesia, Jakarta, hlm 11
adalah kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan, orang, atau hewan di jalanan.

Sedangkan yang dimaksud dengan angkutan (transport) adalah kegiatan perpindahan

orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan

sarana (kendaraan). Lalu lintas dan angkutan adalah dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, karena lalu lintas juga diakibatkan adanya kegiatan angkutan.3

Pengertian terkait lalu lintas dan angkutan juga diatur dalam Pasal 1 angka 2

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

yang dijelaskan bahwa, Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu

Lintas Jalan. Kemudian, berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, angkutan adalah perpindahan

orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan.

Terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan tersebut di Indonesia telah mengatur

peraturan perundang-undangan terkait lalu lintas dan angkutan jalan ini sudah banyak

dikeluarkan dari zaman Belanda terlebih dahulu. Adapun saat ini penulis akan

melakukan analisis terkait dengan perkembangan perubahan peraturan perundang-

undangan terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan.

3
Suwadjoko P. Warpani, 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, Bandung, hlm. 1
BAB II

PERMASALAHAN

1. Bagaimanakah perkembangan dan perubahan dari peraturan perundang-undangan

lalu lintas dan angkutan jalan tersebut?

2. Apakah peraturan perundang-undangan tentang lalu lintas dan angkutan jalan

tersebut sudah mengatur secara keseluruhan dan memenuhi kebutuhan di

Indonesia?
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Perkembangan dan Perubahan dari Peraturan Perundang-Undangan Terkait

dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

A. Sejarah Peraturan Lalu Lintas

Peraturan tentang lalu lintas pada zaman Belanda telah di atur dengan

Riejwielreglement (I.S.1910 No. 4465) dan Motoreglement (I.S.1917 No. 73)

yang kemudian dicabut dengan Wegverkeersordonnantie (Staatsblad 1933. No.

86) jo 249 yang kemudian dirubah Kembali menjadi UU No. 7 Tahun 1951 yang

merupakan peraturan perundang-undangan di bidang jalan raya pertama yang

dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.4

Pada tahun 1965, UU No. 7 tahun 1951 dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku dengan diundangkannya UU No. 3 Tahun 1965 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan Raya, yang diundangkan dalam Lembaran Negara No. 25

tertanggal 1 April 1965.

Kemudian, UU No.3 Tahun 1965 dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tahun

1993 dengan diundangkannya UU No.14 tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan yang diundangkan dalam Lembaga Negara No. 49 Tahun 1992.

UU No. 14 Tahun 1992 kemudian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,

semenjak diundangkannya UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan Lembaga Negara No. 96 Tahun 2009.

4
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana tertentu Di Indonesia, Eresco,Jakarta, 1980, hal. 265
Kini UU No.22 Tahun 2009 telah dirubah oleh Undang-Undang No. 11 Tahun

2020 tentang Cipta Kerja.

Perubahan-perubahan ini terjadi dikarenakan kebutuhan-kebutuhan akan

penyesuaian dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di Indonesia.

B. Perubahan Peraturan Perundang-undangan Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan.

Sebagaimana yang telah dipaparkan pada bagian di atas perubahan pada

peraturan perundang-undangan terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan kerap

terjadi hal ini sebagaimana disesuaikan dengan perkembangan zaman dan

kebutuhan. Perlu diketahui juga peraturan terkait dengan lalu lintas dan angkutan

jalan telah diatur dari zaman pemerintahan oleh Belanda.

Peraturan perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan yang

terakhir setelah pencabutan beberapa peraturan perundangan terdahulunya yaitu

Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang ini ditetapkan dalam Rapat Pripurnda DPR RI pada tanggal 22

juni 2009. Undang-undang ini adalah kelanjutan dari UndangUndang No. 14

Tahun 1992, terlihat bahwa kelanjutannya adalah merupakan pengembangan yang

signifikan dilihat dari jumlah klausul yang diaturnya yakni yang tadinya 16 bab

dan 74 Pasal, menjadi 22 bab dan 326 Pasal. Jika kita melihat Undang-Undang

sebelumnya yakni Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 menyebutkan untuk

mencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,

transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan


bangsa yang berwawasan lingkungan dan hak ini harus tercermin pada kebutuhan

monbilitas dari seluruh sektor dan wilayah. Berbeda dengan Undang-Undang No.

22 Tahun 2009, pada Undang-Undang ini melihat bahwa lalu lintas dan angkutan

jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi

nasional sebagi bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Selanjutnya

di dalam batang tubuh di jelaskan bahwa tujuan dari kehendak yang ingin dicapai

oleh Undang-Undang ini adalah:

1. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang

aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda

angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,

memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan

kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat

bangsa;

2. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi

Masyarakat.

Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lindas

dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancer melalui:

1. Kegiatan gerak pindah kendaraan,orang, dan/atau barang di

jalan;

2. Kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendukung lalu lintas dan angkutan jalan; dan


3. Kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor dan pengemudi, Pendidikan berlalu lintas,

manajemen dan rekayasa lalu litas, serta penegakan hukum lalu

lintas dan angkutan jalan.5

Selanjutnya Undang-Undang No.22 Tahun 2009 diubah dengan Undang-

Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Perubahan substansial dari

Undang-Undang No.22 Tahun 2009 ke Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 yaitu:

1. Perubahan pada Pasal 19 terkait dengan kelompok jalan yang

diatur dalam beberapa kelas;

2. Perubahan pada Pasal 36 terkait kendaraan bermotor umum

dalam trayek diwajbikan untuk singgah pada terminal yang

sudah ditentukan kecuali ditetap lain dalam trayek yang sudah

disetujui dalam perizinan berusaha;

3. Perubahan pada Pasal 38 terkait pengaturan bagi

penyelenggara terminal;

4. Perubahan pada Pasal 39 terkait lingkungan kerja terminal;

5. Perubahan pada Pasal 40 terkait pengaturan dari pembangunan

terminal;

6. Perubahan pada Pasal 43 terkait dengan pengaturan penyedia

fasilitas parkir untuk umum dan penyelenggaraannya;

5
Gurning, Edy Halomoan. “Implementasi Undang-Undang Nomo 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Raya”. https://bantuanhukum.or.id/implementasi-undang-undang-nomor-22-tahun-2009-tentang-lalu-lintas-
dan-angkutan-jalan-raya/ diakses pada 27 Februari 2024.
7. Perubahan pada Pasal 50 terkait dengan uji tipe dari kendaraan

bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan;

8. Perubahan pada Pasal 53 terkait uji berkala bagi mobil baik

bagi mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta

gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan berjalan;

9. Perubahan pada Pasal 60 terkait bengkel umul bagi kendaraan

bermotor;

10. Perubahan pada Pasal 78 terkait penyelenggaraan bagi

Lembaga Pendidikan dan pelatihan mengemudi;

11. Perubahan pada Pasal 99 terkait pengaturan kewajiban

melakukan analisis dampak lingkungan atau pengelolaan

dampak lingkungan baagi setiap rencana pembangunan pusat

kegiatan, ermukiman, dan infrastruktur yang akan

menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban,

dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan;

12. Pengahapusan Pasal 100;

13. Penghapusan Pasal 101;

14. Perubahan pada Pasal 126 terkait pengaturan larangan bagi

kendaraan bermotor umum;

15. Perubahan pada Pasal 162 terkait pengaturan kewajiban bagi

kendaraaan bermotor yang menganggut barang khusus;

16. Perubahan pada Pasal 165 terkait dengan angkutan umum;


17. Perubahan pada Pasal 170 terkait dengan penaturan alat

penimbangan;

18. Perubahan pada Pasal 173 terkait dengan penyelenggaraan

Perusahaan angkut umum;

19. Pengahapusan Pasal 174;

20. Pengahapusan Pasal 175;

21. Pengahapusan Pasal 176;

22. Pengahapusan Pasal 177;

23. Pengahapusan Pasal 178;

24. Perubahan pada Pasal 179 terkait dengan penyelenggaraan bagi

angkutan orang tidak dalam trayek;

25. Perubahan pada Pasal 185 terkait dengan subsidi angkutan

yang diberikan oleh pemerintah pusat dan atau pemerintah

daerah;

26. Perubahan pada Pasal 199 terkait dengan pelanggaran dan

sanksi administratif;

27. Perubahan pada Pasal 220 terkait dengan rancang bangun

kendaraan bermortor;

28. Perubahan pada Pasal 222 terkait dengan kewajiban

pengembangan industri teknologi prasanana yang menjamin

keselamatan, ketertiba, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan

jalan; dan

29. Pengahapusan Pasal 308.


3.2. Pengaturan Peraturan Perundang-Undangan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

di Indonesia

Sebagai negara dengan populasi yang besar dan kepadatan lalu lintas yang tinggi,

Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan regulasi dan penegakan hukum terkait

lalu lintas dan angkutan jalan. Salah satu langkah penting adalah penerapan Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Namun,

menyadari adanya kebutuhan akan perubahan dan peningkatan, pemerintah

kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 yang

menggantikan undang-undang sebelumnya.

Undang-undang terbaru ini didesain untuk lebih mengakomodasi perkembangan

teknologi dan kebutuhan masyarakat modern dalam mobilitas. Salah satu fokus

utamanya adalah keselamatan jalan, dengan menguatkan aturan terkait penggunaan

helm, penggunaan sabuk pengaman, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran

seperti penggunaan handphone saat mengemudi.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 juga menyoroti aspek

transportasi umum dengan memberikan dorongan bagi pengembangan sistem

transportasi massal yang lebih efisien dan berkelanjutan. Pemerintah berkomitmen

untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi umum guna mengurangi

ketergantungan pada kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan di jalan.

Perubahan substansial dalam undang-undang tersebut juga mencakup sanksi yang

lebih tegas bagi pelanggar lalu lintas, termasuk peningkatan denda dan sanksi
administratif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap aturan lalu

lintas serta memberikan efek jera bagi pelanggar.

Dalam penerapannya, pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk

kepolisian, lembaga transportasi, dan masyarakat umum, untuk memastikan

kepatuhan terhadap undang-undang tersebut. Upaya ini meliputi penyuluhan,

sosialisasi aturan baru, dan penegakan hukum yang konsisten.

Meskipun tantangan masih ada dalam menerapkan undang-undang tersebut secara

menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia yang luas dan beragam, langkah-langkah

ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan keselamatan dan

keteraturan lalu lintas serta transportasi untuk kepentingan bersama. Dengan

demikian, diharapkan bahwa penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020

akan membawa dampak positif bagi mobilitas dan keselamatan masyarakat

Indonesia.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Perkembangan Regulasi Lalu Lintas: Sejak zaman kolonial Belanda, regulasi

lalu lintas di Indonesia telah mengalami serangkaian perubahan hingga saat ini.

Mulai dari peraturan-peraturan seperti Riejwielreglement pada tahun 1910 hingga

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, perubahan tersebut

mencerminkan adaptasi terhadap kondisi dan kebutuhan yang berkembang di

Indonesia.

2. Signifikansi Undang-Undang Terbaru: Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020

tentang Cipta Kerja menandai langkah penting dalam upaya menghadapi

tantangan modernisasi dan teknologi dalam mobilitas. Dengan fokus pada

keselamatan jalan, efisiensi transportasi umum, dan penegakan hukum yang tegas,

undang-undang ini dirancang untuk mengakomodasi perkembangan zaman dan

kebutuhan masyarakat.

3. Peran Strategis Transportasi: Undang-Undang terbaru menggarisbawahi peran

strategis lalu lintas dan angkutan jalan dalam mendukung pembangunan dan

integrasi nasional serta meningkatkan kesejahteraan umum. Ini menunjukkan

kesadaran akan pentingnya sistem transportasi yang efisien dan berkelanjutan

dalam pembangunan bangsa.


4. Komitmen Pemerintah dan Tantangan Implementasi: Meskipun pemerintah

menunjukkan komitmen dalam meningkatkan keselamatan dan keteraturan lalu

lintas melalui undang-undang baru, tantangan dalam implementasi masih ada.

Upaya penyuluhan, sosialisasi, dan penegakan hukum yang konsisten menjadi

kunci dalam memastikan keberhasilan penerapan undang-undang tersebut di

seluruh wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai