Proposal
Oleh:
ANDI AKBAR RAMADHAN SALAMPE
NIM:10400119060
PENDAHULUAN
1
“UU 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”, jogloabang, 8 Sebtember
2019. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-22-2009-lalu-lintas-angkutan-jalan (9 Januari
2023)
2
Iwan Kurniawan, dkk, Implementasi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (studi kasus di SMA Negeri 4 Kota Malang), Jurnal Of Publick
Policy And Management Review, Volume 2, No.2, 2013, h. 2
2
3
Serta dalam agama islam juga menegaskan anjuran atau perintahkan taat
kepada pemimpin, sebagaimana yang terkandung dalam QS. An-Nisa/4:59.
ِ َّ ٱلرسُولَ َوأ ُ ْو ِلي أٱۡلَمأ ِر مِنكُمأۖۡ فَإ ِن تَنَزَ أعتُمأ فِي ش أَي ٖء فَ ُردُّوهُ ِإلَى
ٱَّلل َّ ْٱَّلل َوأَطِ يعُوا َ َّ ْيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ أ َطِ يعُوا
)٥٩( يًل س ُن ت أَأ ِو ا
َ ر َوأ َ أحٞ ٱَّلل َو أٱل َي أو ِم أٱۡلَٰٓخِ ِۚ ِر ذَلِكَ خ أَي
ِ َّ ٱلرسُو ِل ِإن كُنتُمأ ت ُ أؤ ِمنُو َن ِب
َّ َو
Terjemahanya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. 4
3
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pasal 27 angka 1.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: CV. Pustaka jaya. PT
4
pengembangan industri angkutan dan lalu lintas jalan, di bawah tanggung jawab
kementerian perindustrian, pengembangan teknologi lalu lintas dan angkutan
jalan, kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi, registrasi dan identifikasi
kendaraan dan pengemudi, penegakan hukum dan manajemen lalu lintas dan
operasi teknis, urusan pemerintahan polisi lalu lintas Negara Republik Indonesia,
seperti pelatihan.5
5
Penjelasan umum atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Andkutan jalan.
6
Eko Sutriyanto. “orlantas polri catat 94.617 kecelakaan pada Januari-September 2022.”
Kompas.com, 20 November 2022.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/20/15200561/korlantas-polri-catat-94617-kecelakaan-
pada-januari-september-2022, (9 Januari 2023)
5
helm yang telah sesuai dengan SNI sebanyak 2.152 pelanggar, tidak
menggunakan safety belt sebanyak 87 pelanggar, TNKB sebanyak 275 pelanggar,
tidak menggunakan knalpot standar sebanyak 157 pelanggar, berboncengan
melebihi dari 1 orang sebanyak 343 pelanggar, lawan arus sebanyak 116
pelanggar, serta tidak membawa Surat Izin Mengemudi (SIM) atau Surat Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sebanyak 1.57l pelanggar. 7
7
Hendra Cipto. “Operasi Patuh 2022, Ada 3.219 Kendaraan di Kota Makassar Didata dan
Ditegur.” Kompas.com, 27 Juni 2022. https://www.kompas.com/tag/Operasi-Patuh-2022, (9
Januari 2023)
6
yang kita inginkan serta dapat memperoleh informasi diseluruh dunia hanya
dengan waktu yang singkat atau dalam hitungan detik saja.8
Salah satu kasus yang telah terjadi di kota Makassar tepatnya di Perintis
Kemerdekaan KM 14 pada tanggal 25 oktober 2022, pengendara bermotor roda 2
bernama Amrianto meninggal dunia setelah menabrak mobil pick up yang sedang
parkir, di duga hal tersebut terjadi karena pengendara menggunakan smartphone
saat berkendara sehingga kehilangan konsentrasi10
8
Intan Trivena Maria Daeng, ddk, Penggunaan Smartphone Dalam Menunjang Aktivitas
Perkuliahan Oleh Mahasiswa Fispol Unsrat Manado, e-journal, Vol.VI, No. 1, Acta Diurna, 2017,
h. 2.
9
Herdi Muhardi, “Ponsel Jadi Penyebab Terbesar Kecelakaan Lalu Lintas”,
Liputan6.com, 22 februari 2018. https://www.liputan6.com/otomotif/read/3308171/ponsel-jadi-
penyebab-terbesar-kecelakaan-lalu-lintas (2 Mei 2023)
10
Andika Ramadhan, “Main HP, Pemotor di Makassar Tewas setelah Tabrak Mobil
Parkir”, kumparanNEWS.com, 25 oktober 2022. https://kumparan.com/kumparannews/main-hp-
pemotor-di-makassar-tewas-setelah-tabrak-mobil-parkir-1z7Ra8jTkQ9/full (2 mei 2023)
11
Stanly Ravel , “Pengemudi Main HP saat Berkendara, Nyawa Pejalan Kaki Melayang”,
Kompas.com, 31 maret 2020. (Republik, Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum, bab IX, pasal 106 angka 1, 2009) (Republik,
Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, bab XX, pasal 283, 2009) (Sobur, 2003) (13 mei 2023)
7
Maka dalam hal ini penguna jalan raya Kota Makassar yang menggunakan
smartphone saat berkendara dapat mengganggu konsentrasi penegemudi saat
berkendara sebagaimana telah dijelaskan dalam penjelasan umum pasal demi
pasal
12
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan, bab IX, pasal 106 angka 1.
13
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jala, pasal demi pasal, pasal 106, ayat 1.
8
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak
Rp750.000,00 terbilang (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).” 14
14
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan, bab XX, pasal 283.
15
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 445
9
283. Namun dalam hal ini masih banyak masyarakat yang kurang memahami
betul maksud dari pasal tersebut sehingga terkadang banyak masyarakat
memandang penggunaan Smartphone saat berkendara adalah hal yang wajar atau
biasa saja. Maka peneliti akan lebih fokus untuk mengkaji makna yang lebih
dalam tentang penggunaan Smartphone yang dapat menghilangkan konsentrasi
saat berkendara sebagaimana yang tercantum dalam pasal tersebut dengan lebih
lanjut mengetahui fakta penerapan yang terjadi di masyarakat khususnya di kota
makassar.
C. Rumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
Menurut kamus hukum, kata yuridis berasal dari kata Yuridisch yang
berarti menurut hukum atau dari segi hukum. Dapat disimpulkan tinjauan yuridis
berarti mempelajari dengan cermat, memeriksa (untuk memahami), suatu
pandangan atau pendapat dari segi hukum17
Yuridis adalah semua hal yang mempunyai arti hukum yang diakui sah
oleh pemerintah. Aturan ini bersifat baku dan mengikat semua orang di wilayah di
mana hukum tersebut berlaku, sehingga jika ada orang yang melanggar hukum
tersebut bisa dikenai hukuman. Yuridis merupakan suatu kaidah yang dianggap
hukum atau dimata hukum dibenarkan keberlakuannya, baik yang berupa
peraturan-peraturan, kebiasaan, etika bahkan moral yang menjadi dasar
penilaiannya 18. Menurut Prof. Dr.Van Kan, Hukum\Yuridis adalah keseluruhan
peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia
dalam masyarakat. Pidana juga terdapat beberapa pengertian menurut para ahli.
Menurut Profesor Van Hamel pidana atau straf adalah suatu penderitaan yang
bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk
menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai tanggung jawab dari ketertiban
16
Surayin, Analisis Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: CV Yrama Widya,
Agustus 2013), h. 102
17
M Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, (Surabaya: reality publisher, 2009), h.651
18
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: CV.Maha
Karya Pustaka, A (Anonim, 2008)gustus 2019 )
12
hukum umum bagi seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebut
telah melanggar suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan oleh negara. 19
Inti dari tinjauan yuridis adalah tinjauan hukum pidana substantif, yaitu
dianggap setara dengan kegiatan. Pertimbangkan dengan cermat semua peraturan
dan ketentuan yang berlaku Ini memberikan informasi tentang tindakan mana
yang dapat dihukum dan kejahatan apa yang dilindungi. Apa yang terjadi atau
delik yang terpenuhi, unsur pidana yang terpenuhi, dan pelaku tindak pidana yang
bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya serta pemberian sanksi
kepada pelaku tindak pidana20
Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh hukum dan dapat
dikenai sanksi pidana. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
Istilah tindak pidana berasal dari bahasa Belanda, yaitu strafbaarfeit. Saat
merumuskan undang-undang, pembuat undang-undang menggunakan istilah
peristiwa pidana, perbuatan pidana, atau tindak pidana. 21 dalam KUHP maupun
UU 1/2023, tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai apa sebenarnya yang
dimaksud dengan strafbaar feit itu sendiri. Tindak pidana juga biasanya
disamakan dengan delik, yang berasal dari Bahasa Latin, yakni dari
kata delictum.22 Strafbaarfeit merupakan istilah dari tindak pidana di dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tanpa memberikan penjelasan tentang
apa yang dimaksud dengan perkataan strafbaarfeit, sehingga timbullah di dalam
doktrin berbagai pendapat tentang apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan
strafbaarfeit tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Hamel dan Pompe. Hamel
mengatakan bahwa Strafbaarfeit adalah kelakuan orang (menselijke gedraging)
19
P.A.F Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, (Bandung: Amrico,2002), h. 47
20
Isnina dkk, Pengantar Ilmu Hukum,(Medan: CV Umsu Press, November 2021), h.32
21
Ray Pratama Siadari, “Hukum pidana”, raypratama.blogspot.com, 4 juli 2020
https://raypratama.blogspot.com/2013/06/pengertia -hukum-pidana-unsur-unsur.html diakses pada
tanggal 21 Maret 2023
22
Aurelia Oktavira, “Mengenal Unsur Tindak Pidana dan Syarat Pemenuhannya”, Hukum
Online.com, 26 Januari 2023. https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-tindak-
pidana-dan-syarat-pemenuhannya-lt5236f79d8e4b4/ (13 april 2023)
13
yang dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana
(strafwaardig) dan dilakukan dengan kesalahan 23 Sedangkan pendapat Pompe
mengenai Strafbaarfeit yaitu dapat dirumuskan sebagai suatu pelanggaran norma
yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh pelaku”24
23
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h.38
24
Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), h.173
25
Kamus Hukum, (Bandung: Citra Umbara, 2008), h. 493
26
Desyi Cristin Natalia, Penerapan Pasal 106 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Terhadap Pengguna Sepeda Motor Di Wilayah
Kecamatan Merbau, JOM Fakultas Hukum, Vol. Vno. 2 Pekanbaru Riau, 2018, h.5,
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFHUKUM/article/view/21890, (diakses 17 maret 2023)
27
“Delik”, Badan Pengembangan dan pembinaan bahasa,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/delik, (22 mei 2023).
28
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 2005) h.20
14
29
R.Soersono, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung: Sinar Grafika, 1992), h.27
30
Sofyan, Andi, Buku Ajar Hukum Pidana, (Makassar: Pustaka Pena Pers,2016) hlm. 99
31
Amir Ilyas, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rangkang Education, 2012), h .14
32
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 2005) h.1
15
tindak pidana. Artinya, walaupun dalam perumusan delik tidak secara tegas
adanya unsur melawan hukum, namun delik tersebut selalu dianggap bersifat
melawan hukum. 33
Ada tiga hal yang berbeda atau tidak ditegaskan dalam Buku I KUHP
yakni definisi atau batasan yuridis tentang tindak pidana penegasan asas tiada
pidana/pertanggungjawaban pidana tanpa sifat melawan hukum, serta penegasan
asas mendahulukan keadilan daripada kepastian hukum. 34
33
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, (Jakarta; Kencana,
2011), h.83
34
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, (Jakarta; Kencana,
2011), h.85
35
Andi Hamzah, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2001), h. 22
36
Noor Camilla Jasmine, Pertanggungjawaban Pidana Kecelakaan Lalu Lintas Karena
Penggunaan Smartphone Saat Mengemud, Indonesian Journal of Criminal Law and Criminology,
Volume 1, No.1, 2020, h. 35
16
a. Perbuatan itu harus merupakan perbuatan manusia atau dapat diartikan sebagai
kelakuan dan akibat, yaitu perbuatan atau tindakan yang menyebabkan
terjadinya sesuatu yang berdampak bagi orang lain baik satu atau lebih.
b. Perihal keadaan yang menyertai perbuatan, artinya perbuatan yang dilakukan
di depan umum dengan menyertai perbuatan tersebut.
c. Perbuatan itu bertentangan dengan undang-undang, artinya adalah tanpa suatu
keadaan tambahan tertentu seorang terdakwa telah dapat dianggap melakukan
perbuatan pidana yang dapat dijatuhi pidana, tetapi dengan keadaan tambahan
tadi ancaman pidananya lalu diberatkan.
d. Unsur Melawan Hukum yang Objektif. Unsur melawan hukum yang
menunjuk kepada keadaan lahir atau objektif yang menyertai perbuatan.
e. Unsur melawan hukum terletak di dalam hati seseorang pelaku kejahatan itu
sendiri.
37
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung; Sinar Baru, 1984)
h.180
38
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (J akarta: Bina Aksara, 2005) h.69
39
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h.56
17
a. Unsur Subyektif, yaitu hal-hal yang melekat pada diri si pelaku atau
berhubungan dengan si pelaku, yang terpenting adalah yang bersangkutan
dengan batinnya. Unsur subyektif tindak pidana meliputi Kesengajaan (dolus)
atau kealpaan (culpa), niat atau maksud dengan segala bentuknya, ada atau
tidaknya perencanaan.
b. Unsur Objektif merupakan hal-hal yang berhubungan dengan keadaan lahiriah
yaitu dalam keadaan mana tindak pidana itu dilakukan dan berada di luar batin
si pelaku seperti memenuhi rumusan undang-undang, sifat melawan hukum,
kualitas si pelaku, kausalitas yaitu yang berhubungan antara penyebab
tindakan dengan akibatnya.
a. Unsur tingkah laku, tindak pidana adalah mengenai larangan berbuat, oleh
karena itu perbuatan atau tingkah laku harus disebutkan dalam rumusan.
Tingkah laku adalah unsur mutlak tindak pidana. Tingkah laku dalam tindak
pidana terdiri dari tingkah laku aktif atau positif (handelen) juga dapat disebut
perbuatan materiil (materiil feit) dan tingkah laku pasif atau negatif (natalen).
Tingkah laku aktif adalah suatu bentuk tingkah laku untuk mewujudkannya
atau melakukannya diperlukan wujud gerak atau gerakan-gerakan dari tubuh
atau bagian dari tubuh, sedangkan tingkah laku pasif adalah berupa tingkah
laku yang tidak melakukan aktivitas tertentu tubuh atau bagian tubuh yang
seharusnya seseorang itu dalam keadaan tertentu, harus melakukan perbuatan
aktif, dan dengan tidak berbuat demikian seseorang itu disalahkan karena
melaksanakan kewajiban hukumnya.
b. Unsur sifat melawan hukum, melawan hukum adalah suatu sifat tercelanya
atau terlarangnya dari suatu perbuatan, yang sifatnya bersumber pada undang-
undang (melawan hukum formil) dan dapat bersumber dari masyarakat
(melawan hukum materiil).
40
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), h.126
18
c. Unsur kesalahan, kesalahan atau schuld adalah unsur mengenai keadaan atau
gambaran batin orang sebelum atau pada saat memulai perbuatan, karena itu
unsur ini selalu melekat pada diri pelaku dan bersifat subyektif.
d. Unsur akibat konstitutif, unsur akibat konstitutif ini terdapat pada tindak
pidana materiil (materiel delicten) atau tindak pidana di mana akibat menjadi
syarat selesainya tindak pidana; tindak pidana yang mengandung unsur akibat
sebagai syarat pemberat pidana, tindak pidana di mana akibat merupakan
syarat dipidananya pembuat.
e. Unsur keadaan yang menyertai, unsur keadaan yang menyertai adalah unsur
tindak pidana yang berupa semua keadaan yang ada dan berlaku dalam mana
perbuatan dilakukan. Unsur keadaan yang menyertai ini dalam kenyataan
rumusan tindak pidana dapat mengenai cara melakukan perbuatan, mengenai
cara untuk dapatnya dilakukan perbuatan, mengenai obyek tindak pidana,
mengenai subyek tindak pidana, mengenai tempat dilakukannya tindak pidana,
dan mengenai waktu dilakukannya tindak pidana.
f. Unsur syarat tambahan untuk dapat dituntut pidana,unsur ini hanya terdapat
pada tindak pidana aduan yaitu tindak pidana yang hanya dapat dituntut
pidana jika adanya pengaduan dari yang berhak mengadu.
g. Syarat tambahan untuk memperbesar pidana, unsur syarat ini bukan
merupakan unsur pokok tindak pidana yang bersangkutan, artinya tindak
pidana tersebut dapat terjadi tanpa adanya unsur ini.
h. Unsur syarat tambahan untuk dapatnya dipidana, unsur ini berupa keadaan-
keadaan tertentu yang timbul setelah perbuatan dilakukan, artinya bila setelah
perbuatan dilakukan keadaan ini tidak timbul, maka terhadap perbuatan itu
tidak bersifat melawan hukum dan si pembuat tidak dapat dipidana.
1) Kejahatan (crime)
41
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung; Sinar Baru, 1984)
h.183
42
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung; Sinar Baru, 1984)
h.184
43
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 2005), h.40
20
Menurut KUHP yang berlaku sekarang, peristiwa pidana itu ada dalam dua
jenis saja yaitu “misdrijf” ( kejahatan) dan “overtreding” (pelanggaran).
KUHP tidak memberikan ketentuan syarat-syarat untuk membedakan
kejahatan dan pelanggaran. KUHP hanya menentukan semua yang terdapat
dalam buku II adalah kejahatan, sedangkan semua yang terdapat dalam buku
III adalah pelangaran.44
Jenis tidak pidana dibagi atas 2 tindak pidana formil (formeel delicten) dan
tindak pidana materiil (materieel delicten):45
44
C.S.T Kansil, Christine S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia,( jakarta: Rineka
Cipta , 2011), h.41
45
P.A.F. Lamintang, Dasar – dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar baru,
1984), h. 27
46
Ilham, “TINDAK PIDANA DELIK”, satreskrimpolresmaros.com, November 2011,
http://www.satreskrimpolresmaros.com/2011/12/tindak-pidana-delik.html (10 agustus 2023)
21
2) tindak pidana pasif (delicta omissionis), dalam tindak pidana pasif, ada
suatu kondisi dan atau keadaan tertentu yang mewajibkan seseorang
dibebani kewajiban hukum untuk berbuat tertentu, yang apabila tidak
dilakukan (aktif) perbuatan itu, dia telah melanggar kewajiban hukumnya
d. Berdasarkan saat dan jangka waktu terjadinya
Maka dapat dibedakan antara tindak pidana terjadi seketika dan tindak
pidana terjadi dalam waktu lama atau berlangsung lama / berlangsung terus.
Tindak pidana yang terjadi dalam waktu yang seketika disebut juga dengan
aflopende delicten, Sebaliknya, tindak pidana yang terjadinya berlangsung
lama disebut juga dengan voortderende delicten yitu tindak pidana yang
berlangsung bulanan bahkan hungga tahunan. 47
e. Berdasarkan kesalahannya
f. Berdasarkan sumbernya
Tindak pidana umum atau Generic crime adalah istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu tindak “pidana yang berdiri sendiri” atau independent
crimes, seperti pencurian, pembunuhan, penganiayaan, dan tindak pidana
lainnya yang dinyatakan sebagai tindak pidana karena sudah dipositifkan
sebagai tindak pidana dalam undang-undang pidana. Tindak pidana umum
adalah tindak pidana yang diatur dalam KUHP dan merupakan perbuatan-
perbuatan yang bersifat umum, di mana sumber hukumnya bermuara pada
47
Moeljatno. Azas-Azas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1983), h.126
48
Moeljatno. Azas-Azas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1983), h.97
22
KUHP sebagai sumber hukum materil dan KUHAP sebagai sumber hukum
formil. 49
Tindak pidana khusus adalah jika tindak pidana khusus itu mencakup
unsur-unsur yang ada pada tindak pidana umum, akan tetapi pidananya masih
ada unsur ke khususanya. Contohnya adalah korupsi, pelanggaran HAM yang
berat, terorisme, perdagangan orang, dan PKDRT. Tindak pidana khusus
adalah tindak pidana yang perundang-undangannya diatur secara khusus
artinya dalam undang-undang yang bersangkutan dimuat antara hukum pidana
materil dan hukum acara pidana (hukum pidana formil) 50
Jika dilihat dari sudut subjek hukumnya, tindak pidana itu dapat dibedakan
antara tindak pidana yang dapat dilakukan oleh semua orang
(delictacommunia) dan tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang yang mempunyai kualitas tertentu, seperti delik jabatan, delik militer,
(delictapropria). Pada umumnya, itu dibentuk untuk berlaku kepada semua
orang. Akan tetapi, ada perbuatan-perbuatan tertentu yang hanya dapat
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi tertentu atau khusus .51
Dapat dibedakan antara tindak pidana biasa (gewone delicten) dan tindak
pidana aduan ( klacht delicten) yaitu,tindak pidana biasa adalah tindak pidana
yang untuk dilakukannya penuntutan pidana tidak disyaratkan adanya aduan
dari yang berhak. Sedangkan delik aduan adalah tindak pidana yang untuk
dilakukannya penuntutan pidana disyaratkan adanya aduan dari yang berhak.
49
Babakan Bapas Jaksel, “Tindak Pidana Umum”, Official Website Balai
Pemasyarakatan Kelas I Jakarta Selatan,
https://bapasjaksel.kemenkumham.go.id/glosarium/tindak-pidana-umum/ (13 agustus 2023)
50
Willa Wahyuni, “Memahami Pengertian Tindak Pidana Khusus”, hukumonline.com
(September 2022), https://www.hukumonline.com/berita/a/memahami-pengertian-tindak-pidana-
khusus-lt632846554090f/ (di akses 15 agustus 2023)
51
Moeljatno. Azas-Azas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1983), h.128
23
52
Rukman Tea, dkk, Implementasi Penyuluhan Keselamatan Lalulintas, (Bandung: CV
cendekia press, Desember 2021), h,2.
53
Supiyono, Keselamatan Lalu Lintas, (Malang: Polinema Press, September 2018), h,3
54
Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, pasal 93.
55
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan, pasal 1.
24
2) Kecelakaan Luka Berat, Korban luka berat adalah korban yang karena
luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu
lebih dari 30 hari sejak terjadinya kecelakaan. Yang dimaksud cacat tetap
adalah apabila sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan
sama sekali dan tidak dapat sembuh/pulih untuk selama-lamanya.
56
Agus Surya Wedasana, “Analisis Daerah Rawan Kecelekaaan dan Penyusunan
Database Berbasis Sistem Informasi Geografis (STUDI KASUS KOTA DENPASAR)”, Thesis
(Denpasar: Fakultas Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, 2011),
h.7-10.
25
1) Jenis Hari
2) Waktu
Kecelakaan dapat juga didasarkan atas jumlah kendaraan yang terlibat baik
itu kecelakaan tunggal yang dilakukan oleh satu kendaraan, kecelakaan ganda
yang dilakukan oleh dua kendaraan maupun kecelakaan beruntun yang dilakukan
oleh lebih dari dua kendaraan.
s
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
57
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2004), h.170
58
Zainul Ali, Metode Penulisan Hukum,(Cet. IV; Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.18.
59
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji. Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013), h.13
60
Amiruddin dan H Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), h.118
61
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007),
h.35.
28
setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. 62 Atau dengan
kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau
keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan
menemukan fakta fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan
terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya
menuju pada penyelesaian masalah.63
B. Lokasi Penelitian
penelitian ini sebagai bahan utama dalam penelitian ini ataupun Kata-kata dan
tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama
yang kemudian dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video dan
65
pengambilan foto. Dalam hal ini pengendara Kota Makassar dengan
menggunakan beberapa sampel tertentu.
2. Data Sekunder
65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 157
66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h.61.
67
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.128
30
D. Metode Pendekatan
68
Jhony Ibrahim. Teori dan Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2006), h.295.
31
1. Data primer
Data yang diperoleh melalui studi lapangan yaitu dengan cara menggunakan
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian
ini sebagai bahan utama dalam penelitian ini. Sebagai berikut:
a. Observasi
pengetahuan yang hanya dapat bekerja berdasarkan data yang berupa fakta
Marshall melalui observasi peneliti dapat belajar mengenai perilaku dan makna
dari perilaku tersebut69
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
langsung dan biasanya penulis sebagai partisipan dalam mengamati suatu objek
b. Wawancara
Wawancara ini dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang
70
memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam penelitian ini wawancara
69
Firdaus dan Fakhry Zamzam, Aplikasi Metodologi Penelitian ( Yogyakarta:
Deepublish, 2018), h.10
70
Irwan Misbach, Pengantar Statistik Sosial, (Makassar: Alauddin University Pres,
2014), h. 20
32
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
berbentuk tulisan, gambar, surat, catatan harian, laporan, artefak, atau karya
monumental dari seseorang. Sifat utama data ini tidak terbatas ruang dan waktu
sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadi di waktu silam. Penggalian sumber data melalui dokumentasi ini menjadi
pelengkap bagi proses penelitian kualitatif, yang semuanya itu memberikan
informasi bagi proses penelitian71
Dalam hal ini penulis berharap dengan menggunakan metode tersebut
dapat mengumpulkan informasi yang benar-benar akurat.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan (Library Research) yaitu
dengan cara mengumpulkan semua peraturan perundang-undangan,
dokumendokumen, buku-buku ilmiah, hasil-hasil penelitian, makalah-
makalah seminar, serta literatur-literatur yang berkaitan dengan
permasalahan. Selanjutnya peraturan perundang-undangan maupun
dokumen-dokumen yang terkait akan diambil pengertian pokok atau kaidah
hukumnya dari masing-masing isi pasalnya yang terkait dengan
permasalahan. Untuk buku-buku ilmiah, makalah, serta literatur yang terkait
akan diambil teori maupun pernyataan yang sesuai dengan topik penelitian,
yang pada akhirnya semua data tersebut akan disusun secara sistematis agar
memudahkan proses analisis.
71
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik ( Jakarta: Bumi Aksara,
2015), 143-178.
33
Data (bahan hukum) yang telah diperoleh, baik data sekunder maupun data
primer dalam penelitian ini kemudian akan dianalisis secara Deskriptif-Kualitatif,
yaitu menganalisa hasil penelitian dengan memilah dan memilih, menggolongkan,
serta menghubungkan kenyataan-kenyataan yang terjadi dilapangan dengan
permasalahan yang diteliti, sehingga memberikan suatu gambaran yang jelas
mengenai apa yang terjadi dilapangan sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
"Delik". (n.d.). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Retrieved Mei 22, 2023,
from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/delik
34
Agama, K. (n.d.). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: CV. Pustaka Jaya, PT.Karya
Alkamar.
Andi, S. (2016). Buku Ajar Hukum Pidana. Makassar: Pustaka Pena Pers.
C.S.T Kansil, C. S. (2011). Pengantar Ilmu Hukum Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Cipto, H. (2022, Juni 27). Operasi Patuh 2022, Ada 3.219 Kendaraan di Kota Makassar
Didata dan Ditegur. Retrieved Januari 9, 2023, from Kompas.com:
https://www.kompas.com/tag/Operasi-Patuh-2022,
Hamzah, A. (2001). Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana. Jakarta: Ghalia
Indonesia,.
Ilham. (2011, November). TINDAK PIDANA DELIK. Retrieved Agustus 10, 2023, from
satreskrimpolresmaros.com:
http://www.satreskrimpolresmaros.com/2011/12/tindak-pidana-delik.html
Indonesia, R. (1945). Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pasal 27, angka I. Republik
Indonesia. Jakarta: Sekretariat Negara.
Isnina dkk. (2021). Pengantar Ilmu Hukum. Medan: CV. Umsu Press.
Muhammad, A. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. Bsndung: Citra Aditya Bakti.
Muhardi, H. (2018, Februari 22). Ponsel Jadi Penyebab Terbesar Kecelakaan Lalu Lintas.
Retrieved Mei 2, 2023, from Liputan6.com:
https://www.liputan6.com/otomotif/read/3308171/ponsel-jadi-penyebab-
terbesar-kecelakaan-lalu-lintas
Oktavira, A. (2023, Januari 26). Mengenal Unsur Tindak Pidana dan Syarat
Pemenuhannya”. Retrieved April 13, 2023, from Hukum Online.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-tindak-pidana-dan-
syarat-pemenuhannya-lt5236f79d8e4b4/
Ramadhan, A. (2022, Oktober 25). Main HP, Pemudan di Makassar Tewas Setelah
Tabrak Mobil Parkir. Retrieved Mei 2, 2023, from JumparanNews.com:
https://kumparan.com/kumparannews/main-hp-pemotor-di-makassar-tewas-
setelah-tabrak-mobil-parkir-1z7Ra8jTkQ9/full
Ravel, S. (2020, Maret 31). Pengemudi Main HP Saat Berkendara Nyawa Pejalan Kaki
Melayang. Retrieved Mei 13, 2023, from Kompas.com:
https://kmp.im/app6https://otomotif.kompas.com/
36
read/2020/03/31/130100615/pengemudimaat-berkendara-nyawa-pejalan-kaki-
melayang.
Republik, I. (2009, Juni 22). Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bab XX, pasal 283. Transportasi
Darat/Laut/Udara. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
Republik, I. (2009, Juni 22). Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum, bab IX, pasal 106 angka 1. Transportasi
Darat/Laut/Udara. Jakarta: Sekeretariat Negara.
Siadari, R. P. (2020, Juli 4). Hukum Pidana. Retrieved Maret 21, 2023, from
raypratama.bogspot.com: https://raypratama.blogspot.com/2013/06/pengertia
-hukum-pidana-unsur-unsur.html
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surayin. (2013). Analisis Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: CV.Yrama Widya.
Sutriyanto, E. (2022, November 20). Orlantas Polri Catat 94.617 Kecelakaan pada
Januari-September 2022. Retrieved Januari 9, 2023, from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/20/15200561/korlantas-polri-
catat-94617-kecelakaan-pada-januari-september-2022
Lampiran I
PERTANYAAN-PERTANYAAN
37