DI INDONESIA
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Media Penyiaran Digital
DOSEN :
Dr. Muhammad Ansar Akil
DISUSUN OLEH :
Muhammad Arpin
NIM : 80800221010
Muhammad Usman
NIM : 80800221011
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan ke hadhirat Allah swt. yang atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya tulisan ini selesai disusun dengan baik. Shalawat
teriring salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan Nabi Besar Muhammad saw.
yang diutus sebagai teladan dan rahmat bagi sekalian alam. Tulisan ini berjudul
“Regulasi Media Penyiaran Di Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Media Penyiaran Digital
Tulisan ini dapat terselesaikan berkat arahan dan bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu penulis sampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada
mereka semua yang telah membantu dan memfasilitasi sehingga tulisan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Terutama kepada dosen pembina mata kuliah Media
Penyiaran Digital, Dr. Muhammad Ansar Akil
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Untuk itu, tegur sapa dan kritik yang membangun sangat Penulis
harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang. Akhirnya, hanya
kepada Allah-lah penulis memohon petunjuk dan pertolongan. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi segenap pembaca, terutama demi pengembangan ilmu
komunikasi di masa mendatang.
Penyusun
Muhammad Arpin
Muhammad Usman
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Dewasa ini, mungkin tidak ada hal yang punya dampak signifikan pada
masyarakat melebihi media massa. Media massa dan teknologi media telah
memberi dampak kepada individu dan masyarakat secara global dalam level yang
lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan. Efek yang timbul meliputi
beragam pengalaman yang dirasakan manusia, termasuk kasih sayang, kesadaran,
dan perilaku dalam aktivitas, peristiwa, dan interaksi bermasyarakat.
1
Lyytinen, Kalle, and Rudy Hirschheim. "Information systems as rational discourse: An
application of Habermas's theory of communicative action." Scandinavian Journal of
Management 4.1-2 (1988): 19-30
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Kegunaan
Regulasi media adalah kontrol dan pembinaan media massa oleh pemerintah
dan lembaga lainnya. Ini semua diatur di dalam Hukum yang memiliki aturan dan
prosedur untuk mencapai berbagai macam tujuan, misalnya dalam hal intervensi
dalam melindungi kepentingan umum yang dinyatakan di dalam regulasi media,
serta mendorong persaingan dan pasar media yang efektif, atau menetapkan standar
teknis umum5
2
KBBI, K. B. B. I. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kementerian Pendidikan Dan
Budaya, 2016
3
Ocktavia Gesti Paramitha, Regulasi Media di Indonesia, Jurnal 2018
4
Koop, Christel, and Martin Lodge. "What is regulation? An interdisciplinary concept
analysis." Regulation & Governance 11.1 (2017): 95-108.
5
Leicester: University of Leicester "What is media regulation?". Media Regulation.. 2019-
3
4
informasi yang berupa produk budaya maupun pesan yang mempengaruhi dan
mencerminkan budaya dalam masyarakat.6
Regulasi media di Indonesia sendiri bersumber pada UUD 1945 dan sosio
kultural masyarakat yang dirumuskan pada pasal 28 yang menyebutkan bahwa
adanya kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran secara lisan
maupun tulisan ditetapkan dengan undang-undang.
6
Morissan, M. A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi Ed.
Revisi. Prenada Media, 2018. H. 14
7
Paramitha Ocktavia Gesti, “Regulasi Media di Indonesia”, Jurnal Online : Kompasiana,
2018
8
Akil, M. Anshar A. Standarisasi Manajemen Penyiaran: Mewujudkan Profesionalisme
Radio & TV. Penerbit KPID Sulsel, Makassar. 2009. H. 44 – 49
9
UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Bagian empat pasal 14 ayat 1) PP No. 11 Tahun
2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik (Bab I Ketntuean Umum Pasal 1 ayat 2)
5
10
PP No. 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik
(pasal 4)
11
Ibid., h. 4
12
PP No. 11 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik (Bab II Sifat, Fungsi , Tujuan
dan Kegiatan. Pasal 4) h. 4
13
Ghazali, Effendi. "Interaksi politik dan media” (2004): 53-74
6
14
Presiden Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran". Bagian Kelima; Pasal 16 – 20
15
Peraturan Pemerintah. "Nomor 50 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Swasta". Diakses tanggal 21-Februari-2015.
16
Ibid, h. 3
17
Ibid. h. 3
7
Komunitas dilarang menerima bantuan dana awal mendirikan dan dana operasional
dari pihak asing. Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang melakukan siaran iklan
dan/atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.
18
PP. RI. No. 51 Tahun 2005, Tentang Penyelenggaran Penyiaran Lembaga Penyiaran
Komunitas, Bab I Ketentuan Umum Pasl 1 ayat 2
19
PP. RI. No. 52 Tahun 2005, Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Berlangganan, Bab I Ketentuen Umum Pasal 1 Ayat 2
8
Menurut Mike Feintuck seperti yang dikutip Muhamad Mufid, dewasa ini
regulasi penyiaran mencakup tiga hal,20 yakni :
20
Ibid. h.
9
3. Regulasi isi (content regulation) berisi batasan material siaran yang boleh
dan tidak untuk disiarkan.
secara profesional. Ada tiga alasan utama mengapa pemerintah membuat peraturan
langsung bagi Lembaga media21 yaitu :
2. Spektrum frekuensi radio dimiliki oleh publik. Ini berarti pengusaha atau
perusahaan media penyiaran sebenarnya meminjam frekuensi kepada
publikyang dipresentasikan oleh negara dan karenanya tidak bisa
diperjualbelikan dan diwariskan kepada anak cucunya.
Hingga saat ini di Indonesia, masih terdapat banyak kasus yang melanggar
aturan-aturan tentang penyiaran. Tayangan yang melanggar regulasi tersebut mulai
dari siaran program berita hingga program hiburan. Banyaknya pelanggaran ini
dikarenakan penggunaan rating sebagai angka kesuksesan sebuah program televisi.
Sehingga, stasiun televisi menayangkan apapun yang dapat menaikkan angka
rating program acara mereka. Walaupun harus menunjukkan unsur kekerasan atau
21
Rohim. M, Mengapa Kita Perlu Regulasi Penyiaran?, Media TOR Vol. 8 No. 2
Desember 2007
11
unsur lainnya yang tidak pantas untuk ditayangkan di televisi mereka akan tetap
menayangkannya.
Fenomena ini dapat dilihat dari perkembangan televisi saat ini dimana
program acara televisi yang mendidik atau dengan konsep program yang bagus
dapat dihitung dengan jari. Mereka tidak menampilkan apa yang dibutuhkan
masyarakat namun mereka menciptakan tayangan yang disukai masyarakat.
Seperti sinetron yang ditayangkan di televisi saat ini, membuat para permirsa tidak
memiliki pilihan untuk menonton acara televisi lainnya.
Dari sinilah mengapa regulasi media penting keberadaannya. Walaupun
terkadang regulasi media tidak jarang dianggap sebagai suatu aturan yang bersifat
membatasi, adanya kontrol penuh, bahkan dianggap sebagai penghalang atas
kebebasan berekspresi. Namun, harus diakui bahwa regulasi media sangat
diperlukan dalam situasi tertentu.
Berikut terdapat tiga alasan pentingnya regulasi media 22 yaitu :
Sumber dari regulasi media di Indonesia yaitu UUD 1945 dan sosiokultural
masyarakat, adapun regulasi itu mencakup UUD 1945, undang-undang, peraturan
22
Mufid, Muhamad. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group 2007, h. 48
12
23
Khusna, Regulasi Media di Indonesia (Kajian pada Keterbukaan Informasi Publik dan
Penyiaran) PROMEDIA, VOLUME I, NO 2, 2015
13
24
Khusna, Regulasi Media di Indonesia (Kajian pada Keterbukaan Informasi Publik dan
Penyiaran) PROMEDIA, VOLUME I, NO 2, 2015
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Jenis-jenis regulasi media di Indonesia ada tujuh dan regulator (pengawas dan
pelaksana regulasi media juga ada tujuh.
14
15
B. Implikasi
Abrar, Ana Nadya. 2008. Kebijakan Komunikasi: Konsep, Hakekat dan Praktek.
Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Akil, M. Anshar A. Standarisasi Manajemen Penyiaran: Mewujudkan
Profesionalisme Radio & TV. Penerbit KPID Sulsel, Makassar. 2009
Aisah, Siti. Implementasi Regulasi Penyiaran dalam Program Berita Kriminal
SERGAP di RCTI. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kementerian Pendidikan Dan Budaya,
2016
Khusna, Regulasi Media di Indonesia (Kajian pada Keterbukaan Informasi Publik
dan Penyiaran) PROMEDIA, VOLUME I, NO 2, 2015
Koop, Christel, and Martin Lodge. "What is regulation? An interdisciplinary
concept analysis." Regulation & Governance 11.1 (2017)
Leicester: University of Leicester "What is media regulation?". Media Regulation..
2019
Lyytinen, Kalle, and Rudy Hirschheim. "Information systems as rational discourse:
An application of Habermas's theory of communicative
action." Scandinavian Journal of Management 4.1-2 (1988):
Morisan. 2005. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Tangerang: Ramdina Prakarsa.
Mufid, Muhamad. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Rohim. M, Mengapa Kita Perlu Regulasi Penyiaran?, Media TOR Vol. 8 No. 2
Desember 2007
Ocktavia Gesti Paramitha, Regulasi Media di Indonesia, Jurnal 2018
PP No. 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Publik
Presiden Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran"
16
17