Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PROSES PERSIAPAN DASAR PROGRAM SIARAN

Dosen Pengampu :
Umar Abdur Rahim, SM, S.Sos.I, MA

Di Susun Oleh :
Badilah Elvita (1224032245)
Dede Sunarti (12240325579)
Muhamad Mukhlis (12240310314)
Nadiah Halwa (12240321724)
Zul Ihsan (12240311347)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita mampu menyusun makalah ini yang
Insya Allah dapat memberikan manfaat.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Baginda kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang ini, tanpa beliau dan tanpa izin Allah mungkin kita tidak mungkin
akan mengetahui tentang banyak nya Ilmu pengetahuan baik bersifat umum maupun
religi.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar
Penyiaran, yaitu Umar Abdur Rahim, SM, S.Sos.I, MA. yang telah membimbing
kami dalam menyusun makalah ini dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada keluarga, serta rekan-rekan yang ikut mendukung dalam penyusunan makalah
ini.
Dengan disusunnya makalah ini kami menyadari penyusunan masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami harap rekan-rekan sekalian dapat memberikan
kritikan serta masukan agar kedepannya kami dapat menyusun makalah lebih baik.

Pekanbaru, 29 Mei 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Sejarah Penyiaran......................................................................................... 3
2.2 Pengertian Penyiaran.................................................................................... 4
2.3 Ruang Lingkup Penyiaran............................................................................ 6
2.4 Tahapan Proses Persiapan Program Siaran..................................................
2.5 Proses Penyiaran.......................................................................................... 7
2.6 Program Penyiaran....................................................................................... 10
2.5.1 Program Informasi.................................................................... 10
2.5.2 Berita Keras............................................................................... 11
2.5.3 Straight News............................................................................
2.5.4 Feature.......................................................................................
2.5.5 Infotainment..............................................................................
2.5.6 Berita Lunak..............................................................................
2.5.7 Program Hiburan.......................................................................
2.6 Komisi Penyiaran di Indonesia....................................................................

iii
2.7 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002............................... 14

BAB III PENUTUP............................................................................................ 16


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 16
3.2 Saran-saran................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tulisan ini membahas tentang media dan politik. Sesuai dengan
perkembanganteknologi komunikasi, ilmu komunikasi saat ini lebih banyak
tertuju pada media massa, baikcetak seperti koran dan majalah, maupun
elektronik seperti televisi, radio, dan internet. Khusus pada media elektronik,
perkembangan yang sangat pesat ini berhubungan erat dengankomunikasi politik.
Komunikasi politik di sini mencakup masyaratak luas yang terlibat dalam bentuk
komunikasi antarpribadi dan kelompok.
Kesamaan utama antara politik dan media ada pada hubungannya dengan
orang banyak. Kedua ranah tersebut membutuhkan dan dibutuhkan oleh
masyarakat, yang anonim, dalam melakukan operasi-operasi rutinnya. Politik
berurusan dengan ideologi, dan topikideologi tentu saja menyangkut kehidupan
sosial rakyat. Sementara media adalah jembatanantara topik atau tema yang
diangkat dengan rakyat yang tersebar.
Secara keseluruhan, hubungan antara media massa dan politik adalah dinamis
dan kompleks. Media massa memiliki kekuatan yang signifikan dalam
membentuk pandangan politik dan mempengaruhi opini publik. Namun, juga
penting untuk mempertahankan kemerdekaan media dan kebebasan pers, serta
untuk mengembangkan kemampuan kritis dalam mengonsumsi informasi politik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Penyiaran?
2. Apa Pengertian Penyiaran?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Penyiaran?
4. Bagaimana Proses Penyiaran?
5. Bagaimana Program Penyiaran?
6. Bagaimana Komisi Penyiaran di Indonesia?
7. Bagaimana Undang-Undang KPI di Indonesia

1.3 Tujuan
1. Mampu Mengetahui Sejarah Penyiaran.
2. Mampu
3. Mampu mengetahui Bagaimana Tantangan dan Kontrovesi dalam
Hubungan Media Massa dan Politik.
4. Mampu mengetahui Hubungan Media dengan Politisi dan Kegiatan
Komunikasi Massa.
5. Mampu mengetahui Pemilihan Media Komunikasi Politik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penyiaran


Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sejarah
media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran
sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi
berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di eropa dan amerika.
Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan
penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para
penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum.
Pesawat radio yang pertama kali diciptakan memiliki bentuk yang besar dan
tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dan
baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu,
membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank
conrad di pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagaian dari
hobi, membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad
menyiarkan lagu-lagu mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan
menyiarkan instrumen musik yang dimanikan putranya sendiri. Dalam waktu
singkat, conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring dengan
meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun
conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat
ini, menajdikannya sebagai stasiun radio tertua di Anerika dan mungkin juga di
dunia.
Seiring munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media masaa
semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam memengaruhi
masyarakat.

3
Tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia-Belanda Prof. Komans dan Dr.
De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun
relai di Makassar, jawa barat, kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya
vatavia radio vereniging dan NIROM.
Masa penjajahan jepang tidak banyak catatan kegiatan amatir radio yang
dapat dihimpun. Kegiatan radio dilarang oleh pemerintah jajahan jepang, namun
banyak di 6 antaranya yang melakukan kegiatannya di bawah tanaha secara
sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan
indonesia.
Tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama gunawan berhasil
menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan indonesia dengan menggunakan
perangkat pemancar radio sederhana buatan sendiri. Akhir tahun 1945 sudah ada
sebuah organisasi menamakan dirinya PRAI (persatoean Radio Amatir
Indonesia). Pada 9 juli 1968, berdirilah Organisasi Rdio Amatir Republik
Indonesia (ORARI). Pada 11 september 1945 di enam kota berdirilah RRI (Radio
Republik Indonesia).
Dewasa ini RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran
khusu yang ditujukan ke luar negeri dalam 10 bahasa. Kecuali di jakarta, RRI di
daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu,
program dareah, kota, dan program III yang menyajikan berita dan informasi
kepada masayarakat luas.1

2.2 Pengertian Penyiaran


Penyiaran atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai broadcasting adalah
keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi
produksi, produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai
kepada penerimaan siaran tersebut oleh oleh pendengar/pemirsa di suatu tempat.

1
Morissan, manajemen media penyiaran. (Jakarta : Kencana prenada media group, 2008 ). Hlm. 1-9

4
Broadcasting adalah suatu proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara
bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan
lain sebagainya, dan bisa juga didefinisikan sebagai layanan server ke client yang
menyebarkan data kepada beberapa client sekaligus dengan cara paralel dengan
akses yang cukup cepat dari sumber video atau audio. Kalimat broadcasting
berlaku pada dunia pertelevisian dan radio. Dimana dunia broadcasting ini selalu
menarik perhatian bagi masyarakat khususnya untuk kalangan remaja. Jenis
produksi yang diproses oleh perusahaan broadcasting antara lain: Profile
Perusahaan (Corporate Profile), Program Televisi (TV Program), Musik Video
(Video Clip), Iklan Televisi (TV Comercial).2
Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga
memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Komunikasi
dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian ide, gagasan dan atau opini dari
seseorang yang disebut komunikator yang ditujukan kepada sejumlah sasaran
dalam hal ini adalah komunikan. ecara umum, broadcasting merupakan sajian
program acara dalam proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk menghibur dan mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi pihak penyiaran.

Berikut ini adalah beberapa pengertian Broadcasting (penyiaran):


1. Ben H. Henneke
Seorang ahli radio siaran mengartikan Broadcasting (Penyiaran)
adalah “Radio Announcing is nothing more than an attempt to
communicate information may reach millions, it is directed to to the
individual listener and the communication is complete only when the
listener hears, comprehends, is interested and then act upon what he hears”
(Penyiaran tidak lain adalah hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan
informasi untuk memberitahukan sesuatu. Meskipun informasi tersebut
2
Hidajanto Djamal, Dasar-Dasar Penyiaran. (Jakarta : Prenada Media Grup, 2011), hlm 43

5
dapat mencapai jutaan pendengar, namun ditujukannya pada pendengar
secara perorangan dan komunikasi tersebut sempurna bila pendengar
mendengarkan, mengerti, dan merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia
dengar itu).

2. J. B. Wahyudi (1996)
Menurut J.B.Wahyudi Broadcasting (penyiaran) adalah Proses
komunikasi suatu titik ke audiens, yaitu suatu proses pengiriman informasi
dari seseorang atau produser (profesi) kepada masyarakat melalui proses
pemancaran elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi. 
Penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting yaitu semua
kegiatan yang memungkinkan adanya siaran radio dan televisi yang
meliputi segi ideal, perangkat keras dan lunak yang menggunakan sarana
pemancaran atau transmisi, baik di darat maupun di antariksa dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik atau 8 gelombang yang lebih
tinggi untuk dipancarkanluaskan dan dapat diterima oleh khalayak melalui
pesawat penerima radio atau televisi dengan atau tanpa alat bantu.

3. Menurut Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2002


Penyiaran yang disebut broadacating memiliki pengertian sebagai
kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana
transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan menggunakan spectrum
frekwensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik
yang merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangakat penerima siaran.
Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Penyiaran
(Broadcasting) adalah proses pengiriman informasi atau pemancarluasan

6
siaran ke berbagai lokasi melalui proses pemancaran elektromagnetik,
untuk dapat diterima secara serentak oleh masyarakat (khalayak) dengan
meggunakan perangkat penerima siaran seperti radio, televisi, komunikasi
data pada jaringan dan media lainnya.
Dengan demikian menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat
mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Jika salah
satu syarat tidak ada maka tidak dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu
jika diurut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah
sebagai berikut:
a. Harus tersedia spektrum frekuensi radio.
b. Harus ada sarana pemancaran (transmisi)
c. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver).
d. Harus adanya siaran (program atau acara)
e. Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan

2.3 Ruang Lingkup Penyiaran


Ada beberapa Ruang lingkup dalam penyiaran, yaitu meliputi:
a. Presenter
b. Kameramen
c. Wartawan media
d. Dunia perfilman, seperti: sutradara, produser, editing dll.

Ada banyak sekali keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah


stasiun radio apalagi televisi. Beberapa profesi yang sangat popular adalah
penyiar radio, presenter televisi dan produser. Selebihnya mungkin masih
sangat jarang kita dengar sambil kita kuliah, ada baiknya mendekatkan diri ke
berbagai bisnis. Radio dan, khususnya televisi sangat membutuhkan orang-
orang yang kreatif, inovatif dan produktif.

7
2.4 Tahapan Proses Persiapan Program Siaran
Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut
Standart Operation Procedure (SOP), yaitu:3

1) Pra-produksi (Perencanaan dan Persiapan)


Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
(a) Penemuanide
Tahap ini dimulai ketika sorang produser menemukan ide, membuat
riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset
(b) Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, alokasi, dan crew. Selain estimasi
biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu
dibuat secara hati-hati danteliti.
(c) Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perijinan, dan surat-
suratnya. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang
sudahditetapkan.

2) Produksi(pelaksanaan)
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi
dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting
3
Ibid., hlm. 24

8
script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Selain
sutradara, penata cahaya dan suara juga mengatur dan bekerja agar gambar
dan suara bisa tayang denganbaik.

3) Pasca-produksi
Pada pasca produksi memiliki lima langkah utama, yaitu:
(a) Editing Offline dengan Teknik Analog
Setelah shootingselesai, penulis script membuat logging yaitu
mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan
gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit
frame, detik, menit dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil
pengambilan setiapshoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan, sutradara
akan membuat editing kasar yang disebut editing offline sesuai dengan
gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment.
Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung- sambung dalam
pita VHS. Sesudah editing kasar, hasilnya dilihat dalam screening. Setelah
hasil editing offline dirasa cukup, maka dibuat editing script. Didalam
naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk
memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah
editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.
(b) Editing Online dengan Teknik Analog
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungansambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
berdasarkan catatan timecode dalam naskah editing. Demikian pula sound
asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah
editing online sudah siap, proses berlanjut dengan mixing.
(c) Mixing (Percampuran Gambar dengan Suara)

9
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah
direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan
petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan
antara sound effect, suara asli,suara narasi dan musik harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.
Sesudah proses mixing dan secara menyeluruh produksi juga selesai,
biasanya diadakan preview.
(d) Editing Offline dengan Teknik digital ataunon-Linier
Merupakan editing yang menggunakan computer dengan peralatan
khusus untuk editing. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah
memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau
logging memperoleh OK, kedalam hardisk. Proses ini disebut capturing
atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar ke pita menjadi file.
Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak
harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Sesudah
tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot
yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render.
Setelah render, dapat dilakukan screening. Setelah semuanya dirasa
memuaskan, boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline dalam
computer langsung dibuat online.
(e) Editing Online dengan Teknik Digital
Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal
penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligusmixing
dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara (sound effect atau
narasi) yang harus dimasukkan.
Sesudah semua sempurna, hasil online kemudian dimasukkan kembali
dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas
broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan
pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian pekerjaan di stasiun televisi

10
2.5 Proses Penyiaran
Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat belakangan ini. Regulasi bidang penyiaran yang membawa berbagai
perubahan memerikan tantangan baru bagi pengelola media penyiaran. Berbagai
media penyiaransaat ini mulai dibuka. Industri penyiaran saat ini telah mencapai
tingkat persaingan yang tajam, sehingga dibutuhkan strategi yang baik untuk
memenangkan persaingan.
Keberhasilan media penyiaran ditopang oleh tiga pilar utama yaitu program,
pemasaran, dan teknik. Pengelola media media penyiaran tidak dapat
mengabaikan salah satu dari tiga pilar utama ini. Strategi pengelolaan yang baik
terhadap ketiga bidang tersebut akan membawa keberhasilan media penyiaran.
Pendidikan penyiaran di perguruan tinggi tidak harus memberikan
pengetahuan yang memadai pada ketiga pilar penyiaran ini. Pengetahuan
broadcasting tidak hanya sebatas pada pengetahuan jurnalistik atau pemberitaan
saja, tapi juga berhubungan dengan hukum, karena hal ini menyangkut segala
aspek baik mengenai pendirian, pemilikan maupun hal yang dibuat atau
prosesnya yang itu semua diatur dengan undang-undang.
Pengetahuan mengenai program, pemasaran dan teknik mutlak diperlukan
guna menunjang perkembangan media penyiaran. Kesulitannya adalah jarang
sekali ada orang yang sekaligus menguasai dan berpengalaman pada ketiga
bidang tersebut. Mereka hanya bekerja di bagian program atau pemasaran bahkan
jarang sekali merupakan orang-orang yang terdidik untuk bidang dimaksud.
Semuanya dipekerjakan begitu saja dengan cara learning by doing.4
Penyiaran dalam prosesnya tidak lepas dari sejarahnya, karena bermula dari
sanalah mulai dibentuk sistem kerja penyiaran yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga penyiaran sesuai dengan teknik dan media yang digunakan seperti radio
4
Morissan, Manajemen media penyiaran, (Jakarta : kencana), h.1

11
dan televisi. Radio pada awalnya cenderung diremehkan, dan perhatian kepada
penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat elektronik transmisi. Radio lebih
banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian
informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk
tujuan yang berkaitan dengan ideologi danpolitik secara umum. Sedangkan
kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga
televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk
disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan
dunia pertelevisian. Mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat.
Di Indonesia sendiri, siaran televisi dimulai pada tahun 1962. Kemudian
gerakan reformasi pada tahun 1998 memicu perkembangan industri media massa
khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi
juga semakin bertambah. Dan setelah Undang-Undang Penyiaran disahkan pada
tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus
bermunculan, khususnya didaerah, yang terbagi dalam empat kategori yaitu,
televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas. Hingga juli 2002 jumlah
orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia mencapai 25 juta. Kini
penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk
menikmati berbagai program televisi.
Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan
sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara sesama media
penyiaran, misalnya antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat.
Upaya menyampaikan informasi secara audio dan audiovisual, masing-masing
memiliki kelebihan tetapi juga kelemahan. Penyebabnya adalah sifat fisik
masing-masing jenis media seperti:5

5
Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama),
h.11

12
2.4.1 Radio
1. Dapat didengar ketika siaran diputar
2. Dapat didengar kembali bila diputar kembali
3. Daya rangsang rendah
4. Elektris
5. Relatif murah
6. Daya jangkau terbatas

2.4.1 Televisi
1. Dapat didengar dan dilihat jika ada siaran
2. Dapat dilihat dan didengar kembali, jika diputar Kembali
3. Daya rangsang sangat tinggi
4. Elektris
5. Mahal
6. Daya jangkau besar
Televisi dan radio dapat dikelompokkan bagai media yang menguasai
ruang tetapi tidak menguasai waktu. Artinya, siaran dari suatu media
televisi maupun radio dapat diterima

2.6 Program Penyiaran


Berbagai jenis program siaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu Program Informasi (berita) dan Program Hiburan
(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera
disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta,
gosip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar,
yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.6
6
Edwin T. Vane, Programming for TV, Radio and Cable (Boston, London : Focal Press), h.208

13
2.5.1 Program Informasi
Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahun yang besar.
Mereka ingin tahu apa yang terjadi ditengah masyarakat. Programmer
dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu orang ini untuk menarik
sebanyak mungkin audien. Program informasi di televisi, sesuai
dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa
ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah
segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan
pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program
ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien.
Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program
berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala
bentuk penyajian informasi termasuk juga seperti talk show
(perbincangan), misalnya wawancara dengan figur-figur masyarakat,
artis, tokoh, orang terkenal atau siapa saja. Program informasi dapat
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan
berita lunak (soft news).

2.5.2 Berita Keras


Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting
dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran
karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui
khalayak audien secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard
news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Media
penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita
kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi

14
menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan
televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan.
Pada umumnya stasiun televisi menginvestasikan dana dalam jumlah
yang cukup besar untuk kegiatan pemberitaan dalam porsi waktu
siaran yang cukup besar.
Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi
mulai dari beberapa menit saja hingga program berita yang berdurasi
tiga puluh (30) menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri
atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program berita
14 merupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras
dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news,
feature, dan infotainment7.

2.5.3 Straight News


Straight news berarti lansung, maksudnya suatu berita yang
singkat (tidak detail) denganhanya menyajikan informasi terpenting
saja mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why ,dan how)
terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat
terikat waktu(deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika
terlambat disampaikan kepada audien.

2.5.4 Feature
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik
disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan
kekaguman, dan sebagainya. Namun adakalanya suatu feature terkait
dengan suatu peristiwa penting, atau dengan kata lain terikat dengan

7
Joseph R. Dominick, The Dynamic of mass communication, media in the digital age, Seventh edition
(Boston, 2002). h.3

15
waktu, dan karena itu harus segera disiarkan dalam suatu program
berita.

2.5.5 Infotainment
Infotainment disini bukanlah diartikan sebagai berita hiburan atau
berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang
menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal
masyarakat (celeberity), dan karena sebagian besar dari mereka
bekerja pada industri hiburan, pemain film, penyanyi dan sebagainya,
maka berita mengenai mereka disebut juga dengan infotainment.
Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat
informasi yang harus segera ditayangkan.

2.5.6 Berita Lunak


Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting
dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun
tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang yang masuk
kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program
berita.

2.5.7 Program Hiburan


Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan.
Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama,
permainan (game), musik, dan pertunjukan. Di kalangan masyarakat,
melihat maupun mendengarkan hiburan dimedia massa merupakan
penghibur lara. Dimana ketika keadaan atau suasana sedang tidak baik,
maka menyaksikan hiburan adalah solusi yang ampuh untuk
menghilangkan rasa jenuh.

16
2.6 Komisi Penyiaran di Indonesia
Keberadaan KPI adalah bagian dari wujud peran serta masyarakat dalam hal
penyiaran, baik sebagai wadah aspirasi maupun mewakili kepentingan
masyarakat. Yang menarik adalah kedudukan lembaga KPI baik dari sisi Hukum
maupun politik, dimana KPI diposisi dan didudukkan sebagai lembaga kuasa
negara atau auxilarry stateinstitution. Posisi tersebut menyetarakan posisi KPI
dengan lembaga-lembaga lainnya seperti KPK, Lembaga Arbitrase, BPSK,
ataupun KPPU.8
Dalam rangka menjalankan fungsinya KPI memiliki kewenangan menyusun
dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara
lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. Pengaturan ini mencakup semua
daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, operasionalisasi,
pertanggungjawaban dan evaluasi. Dalam melakukan kesemua ini, KPI
berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya, karena spektrum
pengaturannya yang saling berkaitan. Ini misalnya terkait dengan kewenangan
yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran yang oleh UU Penyiaran
dikategorikan sebagai tindak pidana. Selain itu, KPI juga berhubungan dengan
masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti segenap bentuk apresiasi
masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia penyiaran pada
umumnya. Dengan demikian KPI berhak mengeluarkan sebuah pengaturan yang
berkaitan dengan kegiatan penyiaran sebagaimana ditegaskan dalam Undang-
undang Penyiaran bahwa KPI berhak mengeluarkan Strandar Program Penyiaran
dan Pedoman Perilaku Penyiaran.

2.7 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002


8
Rocky Marbun, Peran Komisi penyiaran Indonesia, Website

17
Secara Undang-undang bahwa KPI diatur dalam Undang-Undang nomor 32
tahun 2002 tentang penyiaran, dimana eksistensi KPI sekaligus termasuk yang
didaerahnya atau disingkat dengan KPID diatur dalam Undang-undang ini.

Pasal 1 angka (13)


“Komisi Penyiaran Indonesia adalah lembaga negara yang bersifat independen
yang ada dipusat dan di daerah yang tugas dan wewenangnya diatur dalam
Undang-undang ini sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran.”

Pasal 6 ayat (4)


“Untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk sebuah komisi penyiaran Pasal 7”
1. Komisi Penyiaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (4) disebut
Komisi Penyiaran Indonesia, disingkat KPI.
2. KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur hal-hal
mengenaipenyiaran.
3. KPI terdiri atas KPI Pusat dibentuk di tingkat pusat dan KPI Daerah
dibentuk di tingkatprovinsi.
4. Dalam menjalankan fungsi, tugas, wewenang dan kewajibannya, KPI
Pusat diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan
KPI Daerah diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.9

BAB III
PENUTUP
9
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

18
3.1 Kesimpulan
Media massa memiliki peran yang signifikan dalam politik, karena mereka
berfungsi sebagai penyedia informasi kepada masyarakat dan pengawas
kekuasaan politik. Namun, terdapat risiko bahwa media massa dapat
dimanipulasi atau dikendalikan oleh kepentingan politik tertentu, yang dapat
mempengaruhi pemberitaan dan opini publik.
Media juga merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah
danmemberikan dorongan terhadap perubahan sosial. Media mempunyai peran
dalamkehidupan manusia termasuk dalam kegiatan politik.
Hubungan antara media massa dan politik adalah saling terkait dan saling
mempengaruhi. Politik membutuhkan media massa untuk menyampaikan pesan
dan mempengaruhi opini publik, sementara media massa membutuhkan politik
sebagai sumber berita dan konten yang menarik bagi audiens.
Transformasi digital dan perkembangan teknologi telah mengubah lanskap
media massa dan politik secara signifikan. Platform media sosial dan internet
telah memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam politik dan menyebarkan informasi. Namun, mereka juga membawa
tantangan baru, termasuk penyebaran berita palsu (hoaks) dan risiko privasi.
Pentingnya media massa yang independen, pluralis, dan bertanggung jawab
menjadi fokus dalam menghadapi tantangan saat ini. Masyarakat perlu
mendorong transparansi dalam kepemilikan media, menghargai kebebasan pers,
dan melibatkan diri secara aktif dalam memeriksa informasi yang diterima dari
berbagai sumber.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah Komunikasi Massa tentang Media Massa Dan
Politik, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian-kajian Media

19
Massa Dan Politik dengan membaca buku atau jurnal jurnal nya karena disini
penulis hanya mengambil garis besar dari bahasan Konsep Media Massa Dan
Politik.
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kritik maupun saran yang membangun untuk penulisan
makalah selanjutnya sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk pembaca khusunya untuk penulis.

DAFTAR PUSTAKA

20
Edwin T. Vane, Programming for TV, Radio and Cable (Boston, London : Focal
Press), h.208

Hidajanto Djamal, Dasar-Dasar Penyiaran. (Jakarta : Prenada Media Grup, 2011),


hlm 43

Ibid., hlm. 24

Joseph R. Dominick, The Dynamic of mass communication, media in the digital age,
Seventh edition

Morissan, manajemen media penyiaran. (Jakarta : Kencana prenada media group,


2008 ). Hlm. 1-9

Morissan, Manajemen media penyiaran, (Jakarta : kencana), h.1

Rocky Marbun, Peran Komisi penyiaran Indonesia, Website

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama), h.11 (Boston, 2002). h.11

21

Anda mungkin juga menyukai