Anda di halaman 1dari 14

Tugas Testruktur Dosen Pengampu

Teori Komunikasi Firdaus El Hadi. S.Sos., M.Soc.Sc.

EFEK TELEVISI

Oleh Kelompok 2 :

Kemala Hidayat Nadia


12040323796 12040320275

Syaddam Defrizal Winelia Becthi


12040313325 12040322333

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF QASIM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang berjudul “Efek Televisi”. Dan tidak lupa Sholawat beserta Salam
kami curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yakni agama
islam.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas Teori Komunikasi yang
diberikan oleh dosen pengampu Firdaus El Hadi. S.Sos., M.Soc.Sc. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Firdaus El Hadi. S.Sos., M.Soc.Sc. selaku dosen pengampu dan tidak lupa rekan-
rekan mahasiswa yang lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya


sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.

Aamiin ya rabbal ‘Alamin.

Peka
nbaru,

07 Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1Sejarah Perkembangan Televisi......................................................................................3
2.2Studi Kasus Efek Televisi...............................................................................................4
2.3Keterkaitan antara Studi Kasus dengan Teori Efek Media.............................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................10


3.1 Simpulan........................................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat teori komunikasi massa sangat mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
dan bergerak cepat. Dalam perkembangannya perubahan dalam pola telah
menghasilkan beberapa perkembangan teori komunikasi. Media massa sangat mudah
dalam mempengaruhi audiensi. Efek media massa terhadap individu atau kelompok
masyarakat dipengaruhi oleh faktor seperti pendidikan, kelas sosial, agama, dan
sebagainya. Pesan dan efek dalam komunikasi massa merupakan proses interaksi
antara media dan audiensi. Potensi efek juga ditentukan oleh peran audiensi apakah
mereka bersedia menerima atau menolaknya.
Perkembangan media komunikasi massa modern dewasa ini telah
memungkinkan orang diseluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Media
penyiaran, yaitu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang
efisien dalam mencapai audien dalam jumlah yang sangat banyak. Dengan adanya
media komunikasi massa modern ini terkhususnya televisi tentulah akan memiliki
efek-efek tertentu. Dengan demikian, disini pemakalah akan membahas dari efek
televisi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan topik yang penulis bahas, maka perlu diberikan rumusan masalah.
Hal ini agar memudahkan para pembaca dalam memahami pokok bahasan saat
membaca makalah ini. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan
terdapat beberapa rumusan masalah. Berikut rumusan masalah dari makalah ini.
1) Bagaimana sejarah perkembangan televisi?
2) Bagaimana studi kasus dari efek televisi?
3) Bagaimana keterkaitan antara studi kasus tersebut dengan teori efek
media?
2

1.3 Tujuan
Tujuan permasalahan ini sesuai dari rumusan masalah yang telah disampaikan.
Hal ini untuk membantu dalam menjawab rumusan masalah. Serta dapat
memudahkan penulis dalam membuat makalah ini. Berikut tujuan permasalahan dari
makalah ini.
1) Menjelaskan sejarah perkembangan televisi
2) Menjelaskan studi kasus efek televisi
3) Menjelaskan keterkaitan antara studi kasus dengan teori efek media
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Televisi


Pada abad ke-21 setelah penemuan radio, hadirlah televisi yang menghadirkan
audio dan visual. Terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat,
baik perorangan maupun badan usaha dalam penemuan dan perkembangan televisi.
Televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang
elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday 1831 yang
merupakan awal dari era komunikasi elektronik 1876. George Carey (1876) membuat
selenium camera yang bisa membuat seseorang melihat gelombang listrik yaang
disebut katoda. Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah
melalui mesin faksimile mekanik sederhana dan dikembangkan pada akhir abad ke-
19. Kemudian pada tahun 1881, pertama kali mengirim gambar menggunakan sistem
pemindaian gambar dengan menggunakan pantelegraf. Berlanjut juga muncul istilah
televisi oleh Constain Perskyl dari Rusia 1990). Sehingga pada tahun 1940
diciptakanlah televisi warna oleh Peter Goldmark.

Pengujicobaan penggunaan televisi pada awal 1950-an, saat Prancis dan


Inggris berhasil memanfaatkan untuk siaran berita dan hiburan. Lalu berkembang
menjadi media pendidikan dan pembentuk pendapat umum di Amerika Serikat pada
tahun 1961 pada saat Richard Nixon dan John F. Kennedy dalam acara debat calon
Presiden.

Pada awal 1960-an banyak negara yang negara berkembang membangun


stasiun televisi yang memiliki potensi menghasilakan dan menyebarkan informasi,
sosialisasi, diskusi, motivasi, perdebatan, pendidikan, dan hiburan. Adanya daya tarik
televisi ini, telah memengaruhi pikiran pengambil kebijakan di Indonesia sehingga
timbul adanya keinginan membangun stasiun televisi. Maka dibangunlah stasiun
televsis pertama di Indonesia. siaran uji cobanya dimulai pada 17 Agustus 1962, yang
kemudian diberi nama TVRI (Televisi Republik Indonesia). Dengan tujuan awal
4

untuk mendukung pelaksanaan Pesta Olahraga Asian Games IV yang dilaksanakan di


Jakarta. Setelah itu TVRI menjadi media pemerintah dalam mempercepat
penyebaram informasi dan mendorong percepatan pembangunan.

Pada masa orde baru, dibangunlah stasiun televisi daerah dimulai dari DI
Yogyakarta, Sumatera, disusul jaringan televisi sampai Irian. Untuk memperluas
jaringan siaran televisi pemerintah Indonesia memberi prioritas dalam pembangunan
Satelit Komunikasi Domestik yang diberi nama “Palapa”, berhasil diluncurkan pada 6
Juni 1976.

Sampai pertengahan 2003 tercatat sudah 32 stasiun televisi yang memancarkan


siarannya di Indonesia, di antara 32 stasiun, ada TVRI, Andalas Televisi, Indosiar,
TPI, RCTI, SCTV, MetroTV, TransTV, Trans7,Lativi, Makassar TV, dan Fajar TV.

2.2 Studi Kasus Efek Televisi


Dalam jurnal “ Studi Dampak Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan
Perilaku Sosial Anak” merupakan studi yang dilakukan berkenaan dengan dampak
tayangan televisi sinetron terhadap perkembangan perilaku sosial anak usia 5 tahun di
Perumahan Pondok Padalarang Indah Blok B3 No 28 RT 05 RW 22. Penelitian ini
dilatar belakangi berdasarkan temuan peneliti mengenai perilaku sosial anak yang
memiliki perilaku sosial kurang sesuai dengan tahap perkembangannya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui profil perilaku sosial anak, kebiasaan anak
dalam menonton televisi, peran orangtua dalam mendampingi anak menonton televisi
dan dampak dari tayangan televisi sinetron terhadap perilaku sosial anak.
Dalam penelitian ini di temukan beberapa dampak tayangan sinetron bagi perilaku
sosial anak, perilaku sosial anak yang difokuskan dalam penelitian ini adalah :
a. Perilaku Imitasi Anak
Melalui penelitian yang dilakukan terihat sekali dampak dari tayangan televisi
terhadap perilaku imitasi anak terutama pada subjek yang diteliti , perilaku imitasi
ini merupakan pola perilaku sosial pertama yang dilakukan anak setelah menonton
tayangan televisi terutama tayangan sinetron yang kemudian membentuk anak
5

menjadi sebuah kebiasaan yang terusmenerus dilakukan oleh anak. Perilaku imitasi
ini sangat berdampak kurang baik ketika anak melakukan peniruan terhadap
perilaku yang tidak baik. Beberapa peniruan yang dilakukan oleh anak setelah
menonton tayangan televisi sinetron diantaranya adalah :
1) Menirukan perilaku yang dilakukan oleh model dalam tayangan sinetron
2) Menirukan sikap perilaku yang dilakukan oleh model dalam tayangan sinetron
3) Menirukan dalam bentuk gerakan fisik
4) Menirukan dalam bentuk Bahasa tubuh
5) Menirukan dalam bentuk verbal
Berdasarkan banyaknya peniruan yang dilakukan subjek, peniruan yang ditemukan
dalam penelitian kebanyakan adalah perilaku yang melebihi batas anak usia 5 tahun,
anak terlihat lebih matang dan dewasa sebelum waktunya, bahkan anak melakukan
peniruan yang dilakukan orang dewasa seperti adegan- adegan percintaan yang
seharunya anak usia 5 tahun belum pantas untuk mengetahui bahkan untuk
menirunya. Jika subjek dibiarkan terus menerus mengimitasi modelling yang tidak
baik dari televisi tanpa pemberian arahan maka akan berdampak pada jangka panjang
yang dapat merusak perilaku sosial serta moral subjek saat dewasa. Hal ini sejalan
pula dengan yang dikemukakan oleh Monstessori (2008, hlm. 280) yang
mengungkapkan bahwa perilaku terutama manusia idealnya adalah mengimitasi
model yang memberikan modelling, hal ini nampak pada penelitian yang dilakukan
yakni dimana subjek melakukan proses imitasi ketika menonton tayangan televisi,
imitasi tersebut menjadi awal bagi subjek dalam memproduksi perilaku dalam proses
beriteraksi dan besosialisi. Maka dari itu disini subjek membutuhkan model yang baik
untuk ditiru agar subjek mampu memproduksi perilaku- perilaku positif sesuai
dengan tahapan perkembanganya.
b. Perilaku Sosial Terhadap Teman Sebaya
Melalui hasil pengamatan yang intensif terhadap subjek nampak beberapa
perilaku sosial anak yang terpengaruhi oleh sinetron terhadap teman sebayanya, anak
cenderung egois, melakukan permainan- permainan dengan menirukan adegan-
adegan yang ada di televisi seperti percintaan, berkelahi, mengejek, persaingan yang
6

tidak sehat dan perilaku buruk lainnya. Setelah melalui pengamatan terlihat
bagaimana anak sangat terpengaruh dengan sinetron sehingga memberikan dampak
terhadap pergaulannya di lingkungan sosial terutama kepada teman sebayanya,
beberapa hasil yang di temukan sebagai berikut :
1) Anak kurang mampu bermain dengan teman sebaya sesuai dengan
konteks bermain anak.
2) Anak kurang mampu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan
konteks pembicaraan anak.
3) Anak kurang mampu berperilaku sesuai dengan usianya dengan
teman sebayanya
4) Anak Kurang mampu menegelola hubungan baik dengan teman
sebayanya
Beberapa temuan yang lainnya adalah anak yang secara berlebih menonton
sinetron menyebabkan hubungan dengan teman sebaya menjadi kurang sehat, dimana
anak menjadi lebih matang dari umur yang seharusnya, sedangkan seharusnya anak
bisa bergaul dengan temannya sesuai dengan usia 5 tahun. Anak menjadi terlihat
lebih dewasa dan kurang wajar dalam pergaulan teman sebaya.
c. Perilaku Sosial Terhadap Orang Tua (Orang Dewasa Sekitarnya)
Melalui hasil penelitian, perilaku subjek yang intens dalam menonton sinetron
mendapatkan pengaruh pengaruh negatif yang kurang baik terhadap perilaku sosial
anak terutama dalam berinteraksi dengan orang dewasa sekitarnya termasuk dengan
orang tua. Subjek melakukan peniruan yang diterima melalui tayangan televisi
sinetron dan memproduksi perilaku tersebut dalam pergaulan terutama dalam
berinteraksi dengan orang tua, anak cenderung tidak sopan dan lebih dewasa
dibandingkan usianya. Beberapa perilaku sosial yang tidak sesuai sebagai hasil
peniruan sinetron di antaranya adalah :
1) Anak kurang mampu berinteraski baik dengan orang tua
2) Anak kurang mampu menujukkan perilaku yang santun terhadap orang tua.
3) Anak kurang mamp u berkomunikasi dengan baik kepada orang tua sesuai
dengan konteks percakapan anak terhadap orang tua.
7

4) Anak kurang mampu menunjukkan perilaku positif terhadap orang tua sesuai
dengan konteks perilaku anak terhadap orang tua.
Melihat pemaparan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa perilaku subjek tidak
sesuai dengan perilaku anak usia 5 tahun yang seharusnya. Hal ini dapat dilihat dari
Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Usia 5 sampai
2.3 Keterkaitan antara Studi Kasus dengan Teori Efek Media
Di dalam teori efek media yang telah dipelajari pada pembahasan kelompok
8, di sana terdapat teori kultivasi. Dimana Teori ini dikemukakan oleh George
Gebner. Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul atas dasar pandangan
tentang efek media yang lebih kuat.
Teori Kultivasi adalah teori yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media
komunikasi (dalam hal ini televisi) dengan keyakinan serta sikap tentang dunia
(tindak kekerasan). Lebih jelasnya, Gabner dalam teori ini menyatakan bahwa
melalui paparan televisi yang berulang-ulang dan berat, orang mulai memandang
dunia sama dengan dunia televisi (Littlejohn & Foss, 2009, 634)
Asumsi Teori Kultivasi pertama Televisi merupakan suatu kekuatan yang secara
dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern. Asumsi kedua menyatakan bahwa
penonton yang telah menjadi pecandu (penonton berat/heavy viewers) televisi
membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu sangat menakutkan” . Hal
tersebut disebabkan keyakinan mereka bahwa “apa yang mereka lihat di televisi”
yang cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah “apa yang mereka yakini
terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari”. Asumsi ketiga kekerasan menurut Gerbner
merupakan cara yang paling sederhana dan paling murah untuk menunjukkan
bagaimana seseorang berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Asumsi keempat,
televisi memberikan pelajaran berharga bagi para penontonnya tentang berbagai
‘kenyataan hidup’, yang cenderung dipenuhi berbagai tindakan kekerasan. (Little
John & Foss 2009, 635).
Dari asumsi dasar teori kultivasi menurut George Gerbner ini setidaknya ada tiga hal
yang menjadi objek utama pembahasan antara lain; faktor keberadaan televisi, faktor
menonton tayangan televisi, dan efek kultivasi.
8

a) Faktor Keberadaan Televisi


Keberadaan televisi tentunya menjadi fokus utama dalam pembahasan analisis
kultivasi. Berbagai macam dan jenis televisi merupakan medium yang khas dalam
penyampaian isi siaran, baik film, sinetron, berita, maupun olah raga. Setidaknya ada
tiga hal yang kejadian media televisi memiliki kekuatan sebagai salah satu media
mainstream yang mampu mengubah tatanan sosial budaya masyarakat yaitu; televisi
bisa dengan sangat mudah ditemukan keberadaaannya, televisi sangat mudah diakses
oleh siapapun tanpa memandang usia, sifat televisi yang begitu koheren melalui
program siarannya mampu mengirimkan pesanpesan secara serentak tanpa dibatasi
ruang dan waktu.
b) Faktor Menonton Televisi
Gerbner perbendapat bahwa masyarakat pada unumnya menonton televisi tanpa
mengenal batasan waktu. Teori kultivasi yang dikemukakannya meyakini bahwa
seseorang menonton televevisi bukan berdasarkan pilihannya akan tetapi masyarakat
menonton berdasarkan apa yang disajikan oleh stasiun televisi dan hal ini terjadi
secara berulang-ulang.
c) Efek Kultivasi
Teori kultivasi juga menyatakan bahwa televisi menanamkan cara pandang
masyarakat kepada dunia melalui program-program yang disiarkan. Efek penanaman
realitas yang meyakini bahwa televisi mampu meciptakan seperangkat kepercayaan
atau nilai-nilai baru tentang realitas yang ditampilkan dalam jangka waktu yang
panjang. Persepsi tentang dunia yang diciptakan oleh televisi terbentuk melalui
lingkungan yang simbolis.
Teori Kultivasi Gerbner menyoroti efek televisi yang kumulatif dan akhirnya
membentuk sebuah realitas baru sesuai citra realitas yang ditanpilkan televisi.
Artinya, kita memandang dunia di mana kita tinggal sesuai dengan citra yang
ditampilkan melalui televisi. Dengan kata lain, teori kultivasi menekankan pengaruh
televisi yang sangat kuat terhadap pembentukan persepsi publik yang pada akhirnya
melahirkan konstruksi sosial (Miller, 2002:270).
9

Keterkaitan antara studi kasus efek televisi yang telah dibahas mengenai “Studi
Dampak Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Perilaku Sosial Anak”
merupakan studi yang dilakukan berkenaan dengan dampak tayangan televisi sinetron
terhadap perkembangan perilaku sosial anak usia 5 tahun di Perumahan Pondok
Padalarang Indah Blok B3 No 28 RT 05 RW 22.
Dalam penelitian ini di temukan beberapa dampak tayangan sinetron bagi perilaku
sosial anak, perilaku sosial anak yang difokuskan dalam penelitian ini adalah :
a. Perilaku Imitasi Anak
Dimana perilaku imitasi ini sangat berdampak kurang baik ketika anak
melakukan peniruan terhadap perilaku yang tidak baik.
b. Sosial Terhadap Teman Sebaya
Dimana anak yang secara berlebih menonton sinetron menyebabkan hubungan
dengan teman sebaya menjadi kurang sehat, dimana anak menjadi lebih matang
dari umur yang seharusnya, sedangkan seharusnya anak bisa bergaul dengan
temannya sesuai dengan usia 5 tahun. Anak menjadi terlihat lebih dewasa dan
kurang wajar dalam pergaulan teman sebaya.
c. Sosial Terhadap Orang Tua (Orang Dewasa Sekitarnya)
Subjek melakukan peniruan yang diterima melalui tayangan televisi sinetron dan
memproduksi perilaku tersebut dalam pergaulan terutama dalam berinteraksi
dengan orang tua, anak cenderung tidak sopan dan lebih dewasa dibandingkan
usianya. Dimana terlihat bahwa perilaku subjek tidak sesuai dengan perilaku
anak usia 5 tahun yang seharusnya.
Jadi, kaitannya antara kasus tersebut dengan teori efek media yakni ada hubungan
yang bersifat timbal balik antara media dengan kasus. Hal ini dapat dikatakan bahwa
tayangan televisi seperti sinetron dapat memberikan pengaruh yang tidak baik
terhadap perkembangan perilaku sosial anak usia 5 tahun. Yang mana hal ini
berkaitan dengan asumsi asumsi pada teori kultivasi bahwa televisi merupakan suatu
kekuatan yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern (anak usia 5
tahun tadi).
10

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Televisi di ciptakan pada abad-21 setelah penemuan radio, Gambar pertama
yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik
sederhana dan dikembangkan pada akhir abad ke-19. Kemudian pada tahun 1881,
pertama kali mengirim gambar menggunakan sistem pemindaian gambar dengan
menggunakan pantelegraf. Berlanjut juga muncul istilah televisi oleh Constain
Perskyl dari Rusia 1990). Sehingga pada tahun 1940 diciptakanlah televisi warna
oleh Peter Goldmark. Dan di kembangkan Pengujicobaan penggunaan televisi pada
awal 1950-an, saat Prancis dan Inggris berhasil memanfaatkan untuk siaran berita dan
hiburan. Lalu berkembang menjadi media pendidikan dan pembentuk pendapat
umum di Amerika Serikat pada tahun 1961 pada saat Richard Nixon dan John F.
Kennedy dalam acara debat calon Presiden.
Pada awal 1960-an banyak negara yang negara berkembang membangun stasiun
televisi yang memiliki potensi menghasilakan dan menyebarkan informasi,
sosialisasi, diskusi, motivasi, perdebatan, pendidikan, dan hiburan.
Media televisi telah membawa implikasi yang signifikan terhadap kehidupan
manusia. Banyak pengaruh yang positif dan negatif yang ditimbulkan oleh media ini
tanpa dibayangkan sebelumnya oleh khalayaknya. Melalui teori kultivasi yang
dikemukakan oleh Gerbner ini telah memberikan dan menyadarkan khalayak untuk
mewaspadai pengaruh yang diakibatkan oleh keseringan menonton televisi.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas pada makalah ini. Pemakalah memiliki beberapa saran
atau rekomendasi kepada pembaca atau penulis lainnya yang berkeinginan untuk
melajutkan pembahasan atau mengembangkan tentang materi ini secara mendalam.
Semoga dengan saran yang diberikan menjadi bermanfaat bagi kita semua.
11

DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, U.A. (2014). Televisi dan Masyarakat Pluralistik Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Morrisan. (2013). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa Edisi Pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Morrisan. (2013). Managemen Media Penyiaran Strategy Mengelola Radio dan


Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Astarini, Novita. (2017) Studi Dampak Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan


Perilaku Sosial Anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,8(1).

Musfialdy dan Ine Anggraini. (2020). Kajian Sejarah dan Perkembangan Teori Efek
Media. Jurnal : Komunikasi dan Bisnis. Vol. 8 (1). hlm.1-37.
Miller, Katherine. 2002. Communication Theories, Prepektives, And Contexts. The
McGraw-Hill Cmpanies. Inc.
surahman. (n.d.). NEWS MEDIA PHENOMENON OF VIOLENCE IN
TELEVISION (Cultivation Theory Perspective). FENOMENA BERITA
KEKERASAN di MEDIA TELEVISI (Perspektif Teori Kultivasi), 34 - 36.

Anda mungkin juga menyukai